Makalah Filsafat Pendidikan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Filsafat Pendidikan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Filsafat Pendidikan ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Filsafat Pendidikan ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Filsafat Pendidikan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, Oktober 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pendidikan adalah proses perkembangan yang bertujuan. Tujuan proses perkembangan itu secara alamiah adalah kedewasaan, sebab potensi manusia yang paling alamiah adalah bertumbuh menuju tingkat kedewasaan dan kematangan. Potensi ini akan dapat terwujud apabila prakondisi alamiah dan sosial manusia bersangkutan memungkinkan untuk perkembangan tersebut, misalnya iklim, makanan, kesehatan, dan keamanan, relatif sesuai dengan kebutuhan manusia.

Filsafat bertumpu pada kemampuan nalar atau rasio manusia, Kebenaran hakiki yang dicari adalah sejauh yang dapat dijangkau oleh akal manusia, Sebagai kegiatan berpikir, filsafat menghasilkan gambaran pemikiran secara menyeluruh dan komprehensif. Pemikiran filsafat bersifat spekulatif, artinya merenung, memikirkan sesuatu sedalam-dalamnya, tanpa keharusan ada kontak langsung degan objek yang dipikirkan.

Ilmu pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus manusia untuk menyingkapkan realitas, supaya memungkinkan manusia berkomunikasi satu sama lain, membangun dialog dengan mengakui yang lain, dan meningkatkan harkat kemanusiaannya. Selanjutnya manusia juga mengalami kebutuhan yang lebih mendalam, yaitu untuk menemukan tata susunan yang sesungguhnya dalam kenyataannya. Berbeda dengan makhluk yang lain yang hubungannya dengan alam bersifat alamiah dan berupa ketundukan mutlak, hubungan manusia dengan alam mengandung unsur ikhtiar, atau upaya untuk hidup secara manusiawi.

Ini menunjukkan bahwa dalam berpikir, manusia terlihat dari aspek kemanusiaannya jika dia memikirkan kemajuannya., dan kemajuan-kemajuan inilah salah satu isyarat bahwa dalam proses berpikir manusia senantiasa berupaya berbenah diri untuk hari esok lebih baik dari hari ini, demikian pula pendidikan. Pendidikan tidak akan selangkah lebih maju jika hanya diterima apa adanya, namun perlu adanya perbaikan dalam bentuk suatu upaya untuk proses berpikir secara mendalam.

Oleh karenanya dengan memahami filsafat dengan baik maka orang akan dapat mengembangkan secara konsisten ilmu-ilmu pengetahuan yang dipelajari. Filsafat mengkaji dan memikirkan tentang hakikat segala sesuatu secara menyeluruh, sistematis, terpadu, universal dan radikal yang hasilnya menjadi pedoman dan arah dari perkembangan ilmu-ilmu yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Filsafat Pendidikan ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa pengertian filsafat pendidikan?
  2. Bagaimana sistematika filsafat pendidikan?
  3. Apa tujuan filsafat pendidikan?
  4. Bagaimana hubungan filsafat dan filsafat pendidikan?
  5. Apa peranan filsafat pendidikan?
  6. Apa peranan filsafat pendidikan di sekolah?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Filsafat Pendidikan ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui pengertian filsafat pendidikan
  2. Untuk mengetahui sistematika filsafat pendidikan
  3. Untuk mengetahui tujuan filsafat pendidikan
  4. Untuk mengetahui hubungan filsafat dan filsafat pendidikan
  5. Untuk mengetahui peranan filsafat pendidikan
  6. Untuk mengetahui peranan filsafat pendidikan di sekolah.

BAB II
KAJIAN MATERI

A. Pengertian Filsafat Pendidikan

Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut data pikir maupun daya perasaan, menuju tabiat manusia. Sementara menurut Thompson, filsafat artinya melihat suatu masalah secara total dengan tanpa ada batas atau implikasinya, ia tidak hanya melihat tujuan, metode atau alat-alatnya. Tapi juga meneliti dengan seksama, hal-hal yang dimaksud. Keseluruhan masalah yang dipikirkan oleh filosof tersebut merupakan suatu upaya untuk menemukan hakikat masalah, sedangkan suatu hakikat itu dapat dibakukan melalui proses kompromi. (Arifin: 1993)

Usaha untuk mendapatkan pengertian filsafat pendidikan yang lebih sempurna ada baiknya melihat beberapa konsep mengenai pengertian pendidikan itu sendiri. Pendidikan adalah bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan ideal. Kepribadian yang ideal adalah kepribadian yang memiliki kesadaran modal dan sikap mental secara teguh dan sungguh-sungguh memegang dan melaksanakan ajaran atau prinsip-prinsip nilai yang menjadi pandangan hidup secara individu, masyarakat maupun filsafat bangsa dan negara.

B. Sistematika Filsafat Pendidikan

Sistematika filsafat pendidikan menjelaskan berbagai teori mulai dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Menurut Amka, dalam bukunya Filsafat Pendidikan menjelaskan sistematika filsafat pendidikan sebagai berikut.

  1. Ontologi Filsafat Pendidikan

Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari metafisika, dan metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat. Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya.

  1. Epistemologi Filsafat Pendidikan

 Terjadi perdebatan filosofis yang sengit di sekitar pengetahuan manusia, yang menduduki pusat permasalahan di dalam filsafat, terutama filsafat modern. Pengetahuan manusia adalah titik tolak kemajuan filsafat, untuk membina filsafat yang kukuh tentang semesta (universe) dan dunia. Maka sumber-sumber pemikiran manusia, kriteria-kriteria, dan nilai-nilainya tidak ditetapkan, tidaklah mungkin melakukan studi apa pun, bagaimanapun bentuknya. Salah satu perdebatan besar itu adalah diskusi yang mempersoalkan sumber-sumber dan asal-usul pengetahuan dengan meneliti, mempelajari dan mencoba mengungkapkan prinsip-prinsip primer kekuatan struktur pikiran yang dianugerahkan kepada manusia.

  1. Aksiologi Filsafat Pendidikan

Ilmu selalu merupakan berkat dan penyelamat bagi manusia. Seperti mempelajari atom kita bisa memanfaatkan wujud tersebut sebagai sumber energi bagi keselamatan manusia, tetapi dipihak lain hal ini bisa juga berakibat sebaliknya, yakni membawa manusia kepada penciptaan bom atom yang menimbulkan malapetaka. Jadi yang menjadi landasan dalam tataran aksiologi adalah untuk apa pengetahuan itu digunakan? Bagaimana hubungan penggunaan ilmiah dengan moral etika? Bagaimana penentuan obyek yang diteliti secara moral? Bagaimana kaitan prosedur ilmiah dan metode ilmiah dengan kaidah moral?

C. Tujuan Filsafat Pendidikan

Tujuan filsafat pendidikan di antaranya, yaitu:

  1. Dengan berpikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik, dan membangun diri sendiri.
  2. Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berpikir sendiri.
  3. Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangan yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan.
  4. Hidup seseorang dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut, sebab itu mengetahui pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup diri sendiri.
  5. Bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia, seperti misalnya ilmu mendidik. Tujuan filsafat pendidikan juga dapat dilihat dari beberapa aliran filsafat pendidikan yang dapat mengembangkan pendidikan itu sendiri, yaitu idealisme realisme pragmatisme humanisme behaviorisme, dan konstruktivisme. (Amka: 2019).

D. Hubungan Filsafat dan Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan sesuai dengan peranannya merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijakan dan pelaksanaan pendidikan. Sedangkan filsafat, dengan cara kerjanya yang bersifat sistematis, universal dan radikal yang mengupas dan menganalisis sesuatu secara mendalam ternyata sangat relevan dengan problematika hidup dan kehidupan manusia dan mampu menjadi perekat kembali antara berbagai macam disiplin ilmu yang berkembang saat ini. Sehingga filsafat pendidikan akan menemukan relevansinya dengan hidup dan kehidupan masyarakat dan akan lebih mampu lagi meningkatkan fungsinya bagi kesejahteraan hidup manusia.

Dengan demikian hubungan filsafat dan filsafat pendidikan menjadi begitu penting karena masalah pendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan kehidupan manusia. Dalam konteks ini, filsafat pendidikan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, menyangkut seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia.

Sedangkan filsafat dan pendidikan keduanya merupakan semacam usaha yang sama, berfilsafat ialah mencari nilai-nilai ide yang lebih baik. Sedangkan pendidikan menyatakan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan pribadi manusia. Pendidikan bertindak mencari arah yang terbaik, sedangkan filsafat dapat memberikan latihan yang pada dasarnya diberikan kepada anak. Hal ini bertujuan untuk membina manusia dalam membangun nilai-nilai yang kritis dalam watak mereka.

E. Peranan Filsafat Pendidikan

Peranan filsafat pendidikan itu sendiri adalah memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik. Hubungan antara filsafat dan ilmu, suatu ilmu baru muncul setelah terjadi pengkajian dalam filsafat. Filsafat merupakan tempat berpijak bagi kegiatan pembentukan ilmu itu. Karena itu filsafat dikatakan sebagai induk dari semua bidang ilmu. Bagi filsafat pendidikan berkepentingan untuk membangun filsafat hidup agar bisa dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari, dan untuk selanjutnya, kehidupan sehari-hari tersebut selalu dalam keteraturan. Jadi untuk pendidikan, filsafat memberikan sumbangan berupa kesadaran menyeluruh tentang asal mula, eksistensi, dan tujuan kehidupan manusia.

Peran filsafat pendidikan bagi guru, dengan filsafat metafisika guru mengetahui hakikat manusia, khususnya anak sehingga tahu bagaimana cara memperlakukannya dan berguna untuk mengetahui tujuan pendidikan. Dengan filsafat epistemologi guru mengetahui apa yang harus diberikan kepada siswa, bagaimana cara memperoleh pengetahuan, dan bagaimana cara menyampaikan pengetahuan tersebut. Dengan filsafat aksiologi guru memahami yang harus diperoleh siswa tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas kehidupan karena pengetahuan tersebut. Yang menentukan filsafat pendidikan seorang guru adalah seperangkat keyakinan yang dimiliki dan berhubungan kuat dengan perilaku guru, yaitu keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran, siswa, pengetahuan, dan apa yang perlu diketahui.

Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seorang guru mengenai pendidikan, atau merupakan kumpulan prinsip yang membimbing tindakan profesional guru. Setiap guru baik mengetahui atau tidak memiliki suatu filsafat pendidikan, yaitu seperangkat keyakinan mengenai bagaimana manusia belajar dan tumbuh serta apa yang harus manusia pelajari agar dapat tinggal dalam kehidupan yang baik. (Amka: 2019) Filsafat pendidikan secara vital juga berhubungan dengan pengembangan semua aspek pengajaran. Dengan menempatkan filsafat pendidikan pada tataran praktis, para guru dapat menemukan berbagai pemecahan permasalahan pendidikan.

F. Peranan Filsafat Pendidikan di Sekolah

Sesuai yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Usaha di sini berarti kegiatan atau perbuatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud. Sadar adalah insaf, yakin, tahu, dan mengerti. Sedangkan terencana adalah menyusun sistem dengan landasan tertentu untuk kemudian dilaksanakan. Perencanaan pendidikan secara sengaja dan sungguh-sungguh ini tentunya dilakukan oleh insan pendidikan yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyeluruh terhadap keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah. Dan penerapan filsafat pendidikan di dalamnya merupakan faktor yang ikut menentukan dan membantu para pelaku pendidikan tersebut.

Filsafat sebagai teori umum pendidikan dapat diterapkan dalam penentuan kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan dan peran guru atau pendidik juga anak didiknya. Adanya berbagai aliran dalam filsafat pendidikan juga menyebabkan berbeda-bedanya kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan guru dan siswa tersebut dalam struktur pendidikan. Semuanya tergantung pada mazhab apa yang diterapkan atau dianut oleh para pelakunya. Hanya saja, dalam hal ini mereka dituntut untuk memiliki kurikulum yang relevan dengan pendidikan ideal, juga disesuaikan dengan perkembangan jaman dan menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal.

Metode pendidikan juga harus mengandung nilai-nilai intrinsik dan ekstrinsik yang sejalan dengan mata pelajaran dan secara fungsional dapat direalisasikan dalam kehidupan. Selain itu, tujuan pendidikan tidak hanya terpaku pada salah satu pihak semata, melainkan untuk seluruh pihak yang terlibat dalam pendidikan. Kedudukan guru dan siswa harus benar-benar dimengerti oleh keduanya sehingga dapat menjalankan peranannya masing-masing dengan baik.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pembahasan dalam makalah ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.

Sistematika filsafat pendidikan menjelaskan berbagai teori mulai dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

Tujuan filsafat pendidikan adalah memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal.

Hubungan filsafat dan filsafat pendidikan menjadi begitu penting karena masalah pendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan kehidupan manusia.

Peranan filsafat pendidikan adalah memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik.

B. Saran

Menyadari peran penting pendidikan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami terlebih dahulu filsafat dan hakikat filsafat pendidikan. Pemahaman tersebut akan menyebabkan kita memahami peran, mendudukkannya, dan menilai pendidikan secara proporsional.

DAFTAR PUSTAKA

 Amka, A. 2019. Filsafat Pendidikan. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Arifin, H.M. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Garrison, J. 2012. John Dewey’s Philosophy of Education. Berlin: Springer.

Poerwakatja, Soegarda. 1982. Ensiklopedia Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.

Safuddin, A.M. 1991. Desekularisasi Pemikiran. Bandung: Mizan.

Download Contoh Makalah Filsafat Pendidikan.docx