Makalah Hakikat Ilmu Geografi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Hakikat Ilmu Geografi ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Hakikat Ilmu Geografi ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Hakikat Ilmu Geografi ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Hakikat Ilmu Geografi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, November 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan manusia mengenai Bumi, sesungguhnya telah lama mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini disebabkan, planet Bumi merupakan ruang tempat hidup manusia yang senantiasa berinteraksi dalam memanfaatkan potensi Bumi dari lingkungan sekitarnya. Contohnya, sewaktu kita menghirup udara (O2) dalam proses pernapasan. Disadari atau tidak, kita telah melakukan interaksi dengan lingkungan begitu pula sebaliknya. Oksigen yang dikeluarkan oleh tumbuhan setiap hari kita hirup dan karbon dioksida yang kita keluarkan akan diserap oleh tumbuhan sebagai sumber tenaga dalam pengolahan makanan bagi tumbuhan.

Selain itu, dalam kehidupan keseharian sangatlah mudah ditemukan berbagai ketampakan dan gejala di muka Bumi yang tanpa disadari mengajak setiap individu untuk merenung dan berpikir. Misalnya mengapa permukaan Bumi ini tidak rata dan bervariasi, tetapi ada bagian yang tinggi seperti dataran tinggi, bukit, gunung, atau pegunungan serta ada pula bagian-bagian yang rendah seperti lembah, palung, atau ngarai sehingga terdapat berbagai kawasan muka Bumi yang berbeda karakteristiknya? Bagaimana fenomena alam tersebut dapat terjadi? Mengapa suhu udara di wilayah pantai sangat panas sedangkan di pegunungan dingin? Mengapa daerah A memiliki curah hujan tinggi sehingga berbagai jenis tumbuhan dapat tumbuh dengan subur, sedangkan daerah B kondisinya sangat gersang? Apa yang menyebabkan daerah dataran rendah sangat sesuai untuk ditanami kelapa atau padi sawah, sedangkan di dataran tinggi sesuai untuk sayur-mayur? Pada hakikatnya pertanyaan-pertanyaan tersebut telah menuntun ke arah pemahaman akan konsep-konsep geografi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Hakikat Ilmu Geografi ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa pengertian geografi?
  2. Bagaimana definisi geografi menurut para ahli?
  3. Bagaimana sejarah perkembangan geografi?
  4. Bagaimana objek studi geografi?
  5. Apa saja konsep-konsep geografi?
  6. Apa saja pendekatan-pendekatan geografi?
  7. Apa saja prinsip-prinsip geografi?
  8. Apa saja aspek-aspek geografi?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Hakikat Ilmu Geografi ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui pengertian geografi.
  2. Untuk mengetahui definisi geografi menurut para ahli.
  3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan geografi.
  4. Untuk mengetahui objek studi geografi.
  5. Untuk mengetahui konsep-konsep geografi.
  6. Untuk mengetahui pendekatan geografi.
  7. Untuk mengetahui prinsip-prinsip geografi.
  8. Untuk mengetahui aspek-aspek geografi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Geografi

Dalam kepustakaan, diketahui geografi termasuk pengetahuan yang sudah tua. Akan tetapi struktur kelimuannya selalu dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Di Indonesia, penyebutan geografi sebagai sebuah bidang kajian ilmu dikenal dengan berbagai istilah. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan Ardrijkskunde dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan Geography. Dalam bahasa Indonesia sendiri dulu dikenal dengan istilah Ilmu Bumi. Pemakaian istilah Ilmu Bumi di Indonesia ternyata dinilai kurang begitu cocok, karena dikhawatirkan akan mengaburkan dua bidang ilmu berbeda yaitu antara Geografi dan Geologi.

Secara etimologis kedua bidang ilmu tersebut berkaitan dengan pengetahuan tentang Bumi. Apabila dilihat dari objek sudut pandang keilmuannya akan terlihat perbedaan yang sangat mencolok. Apabila dilihat dari akar katanya, istilah Geografi berasal dari dua kata yaitu geos artinya Bumi atau Earth dan Graphein yang artinya to describe atau pencitraan. Penggabungan dua kata tersebut menghasilkan pengertian dari geografi itu sendiri, yaitu ilmu yang mencitrakan atau menggambarkan keadaan Bumi.

B. Definisi Geografi Menurut Para Ahli

Definisi mengenai geografi banyak dikemukakan oleh berbagai ahli, antara lain sebagai berikut.

1. Karl Ritter (1779–1859)

Geografi merupakan suatu studi atau telaah mengenai Bumi sebagai tempat hidup manusia. Bidang kajian geografi adalah semua gejala di permukaan Bumi kajian baik alam organik maupun anorganik yang berkaitan dengan kehidupan manusia.

2. Ferdinand Von Richtoffen (1838–1905)

Geografi merupakan suatu studi tentang gejala dan sifat-sifat permukaan Bumi dan penduduknya yang disusun berdasarkan letaknya, serta mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antargejala dan sifat-sifat tersebut.

3. Paul Vidal de La Blache (1845–1919)

Geografi merupakan ilmu pengetahuan tentang berbagai tempat atau wilayah yang berhubungan dengan kualitas dan potensialitas wilayah-wilayah tersebut.

4. Elsworth Huntington (1876–1947)

Geografi merupakan suatu studi tentang alam dan persebarannya, melalui relasi antara lingkungan dengan aktivitas atau kualitas manusia.

5. Richard Hartshorne (1939)

Geografi merupakan ilmu tentang tempat-tempat yang berhubungan dengan kualitas dan potensialitas dari suatu daerah. Sifat khas daerah tersebut dinyatakan dari totalitas (keseluruhan) sifat daerah yang bersangkutan. Keragaman sosialnya berasosiasi dengan keragaman tempat.

6. Prof. Bintarto

Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat Bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur Bumi dalam ruang dan waktu.

7. Prof. Soetanto

Geografi sebagai geosfer yang merupakan substansi geografi juga dipelajari oleh bidang ilmu lain. Oleh karena itu, geosfer tidak mencirikan ilmu yang disebut geografi. Kajian geografi lebih dicirikan oleh sudut pandang atau cara penjelasannya di dalam mengkaji geosfer tersebut. Dengan demikian, ada beda jenis antara beberapa ilmu lain dengan geografi, meskipun kajiannya sama dan serupa.

Dari hasil seminar dan Lokakarya Geografi di Semarang pada 1988, telah dirumuskan suatu definisi geografi yang ditujukan untuk penyeragaman definisi geografi di Indonesia yaitu geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala geosfer dengan sudut pandang lingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

Dari berbagai pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari keragaman ruang permukaan Bumi sebagai tempat hidup manusia dengan aspek-aspek alamiah dan sosialnya, serta interelasi di antara aspek-aspek tersebut.

C. Sejarah Perkembangan Geografi

Istilah geografi kali pertama diperkenalkan seorang ahli filsafat dan astronomi terkenal yang bernama Eratosthenes (276–194 SM). Menurutnya, geografi berasal dari kata Geographika yang berarti tulisan atau deskripsi tentang Bumi. Pada masa itu, ilmu geografi pada umumnya menceritakan berbagai tempat di permukaan Bumi sebagai hasil penjelajahan ke berbagai penjuru dunia yang dikenal dengan aliran Logografi. Selain memperkenalkan istilah Geographika, Eratosthenes juga merupakan orang pertama yang berhasil menghitung keliling Bumi secara matematis. Hal tersebut dilakukan dengan membandingkan panjang busur dua kota di Mesir, yaitu Alexandria (Iskandariyah) dan Seyne (Aswan) dengan panjang keliling Bumi secara keseluruhan. Adapun dari hasil pengamatannya, Eratosthenes memperkirakan panjang keliling Bumi adalah 252.000 stadia (1 stadia = 157 meter). Hasil pengukuran Eratosthenes ini pada akhirnya menjadi dasar dalam pembuatan globe pertama yang dikembangkan Crates (150 SM). Bentuk globe pertama buatan Crates tentunya masih sangat sederhana.

Pengertian geografi ini terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu seiring dengan kemajuan pemikiran, pemahaman, dan penelaahan manusia. Seorang ahli astronomi dan matematika bernama Claudius Ptolemaeus (87–150 M) dalam bukunya yang berjudul Geograpike Unphegesis mengemukakan bahwa geografi merupakan suatu penyajian melalui peta dari sebagian wilayah permukaan Bumi yang menunjukkan ketampakan secara umum.

Menurut Ptolemaeus geografi berbeda dengan Chorografi, karena chorografi lebih mengutamakan ketampakan asli dari suatu wilayah bukan terletak pada ukurannya (bersifat kualitatif), sedangkan geografi lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat kuantitatif. Sumbangan Ptolemaeus yang sangat berharga bagi perkembangan ilmu geografi yaitu dalam bidang pemetaan (kartografi). Selain itu Ptoleumaeus dianggap sebagai peletak dasar ilmu geografi.

Tokoh lain yang sangat dalam pengembangan kajian ilmu geografi adalah Bernhardus Varenius (1622–1650). Dalam bukunya yang berjudul Geographia Generalis, Varenius mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya bidang kajian geografi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.

1. Geografi Umum

  • Bagian terestrial, yaitu pengetahuan tentang Bumi sebagai keseluruhan bentuk dan ukurannya.
  • Bagian falakiah, yaitu bagian yang menelaah relasi Bumi dengan planet serta bintang-bintang di jagat raya.
  • Bidang komparatif, yaitu deskripsi mengenai Bumi secara lengkap. Dalam hal ini meliputi letak relatif dari berbagai tempat di permukaan Bumi serta prinsip-prinsip pelayaran samudra.

2. Geografi Khusus

  • Aspek langit, yaitu aspek yang secara khusus mempelajari keadaan iklim.
  • Aspek permukaan Bumi, (litosfer) yaitu aspek yang mempelajari mengenai relief atau bentuk muka bumi, flora serta fauna di berbagai wilayah di permukaan Bumi.
  • Aspek manusia, yaitu aspek yang mempelajari aspek penduduk, perdagangan, dan pemerintahan di berbagai wilayah.

Geografi khusus ini kemudian berkembang menjadi geografi regional yang membahas berbagai wilayah di permukaan Bumi.

Perkembangan ilmu geografi juga dipengaruhi oleh adanya pemikiran yang beraliran fisis determinis. Kelompok ini berpendapat bahwa keadaan alam suatu wilayah sangat menentukan sifat, karakter, dan pola hidup penduduk yang menempati daerah tersebut. Beberapa ahli geografi yang beraliran fisis determinis antara lain Karl Ritter, Friederich Ratzel, dan Elsworth Huntington.

Paham determinis banyak dipengaruhi oleh pemikiran Darwin dengan teori evolusi biologi dalam perkembangan makhluk hidup. Sebagai contoh, Ratzel (Jerman) menganggap negara sebagai organisasi hidup (makhluk hidup) yang dalam perkembangannya memerlukan makanan, minuman, dan ruang bagi kehidupan. Untuk memenuhi kebutuhan, suatu negara pada umumnya akan mencari dan menguasai wilayah-wilayah lain di sekitarnya, terutama wilayah yang lemah. Huntington (USA) berpendapat bahwa kondisi iklim suatu wilayah sangat menentukan tingkat kemajuan sosial budaya penduduknya.

Paham fisis determinis ini banyak ditentang oleh kelompok yang beraliran Posibilisme. Menurut kelompok posibilisme, yang sangat menentukan kemajuan suatu wilayah adalah tingkat kemampuan penduduk, sedangkan alam hanya memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk diolah dan dimanfaatkan bagi kehidupan manusia. Tokoh utama aliran ini adalah Paul Vidal de La Blache (Prancis).

D. Objek Studi Geografi

Seperti halnya ilmu-ilmu pengetahuan lain, geografi memiliki objek studi dan ruang lingkup kajian tersendiri yang berbeda dari disiplin ilmu lainnya. Objek studi tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal. Beberapa disiplin ilmu dapat memiliki objek material yang sama dalam bidang kajiannya, tetapi akan berbeda dalam hal objek formalnya. Contoh objek material antara ilmu geografi, geologi, dan geofisika adalah sama, yaitu planet Bumi tetapi berbeda dalam kajian formal ketiga cabang ilmu kebumian tersebut.

Dari penjelasan tersebut jelas bahwa objek kajian geografi terdiri atas dua objek, yaitu sebagai berikut.

1. Objek Material

Objek material geografi adalah fenomena geosfer (permukaan Bumi) yang meliputi atmosfer (lapisan udara), litosfer dan pedosfer (lapisan batuan dan tanah), hidrosfer (bentang perairan), biosfer (dunia tumbuhan dan hewan), dan antroposfer (manusia). Biosfer tersebut membentuk lingkungan geografi yang terdiri atas komponen abiotik seperti udara, tanah, air, barang tambang, dan sebagainya. Kompenen biotik meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Dengan demikian, apabila sebuah fenomena ditinjau dari sudut pandang geografi akan selalu diintegrasikan dengan ilmu-ilmu yang lainnya.

2. Objek Formal

Objek formal dalam geografi merupakan suatu cara pandang keruangan yang dituangkan dalam konsep-konsep geografi. Jadi, yang menjadi objek bukan benda atau material tetapi fenomena keruangan.

Di dalam menelaah fenomena muka Bumi, studi geografi senantiasa menganalisis lokasi, persebarannya di permukaan Bumi, dan saling keterkaitan (interrelasi dan interaksi) antara satu fenomena dengan fenomena lainnya. Sebagai contoh ketika meneliti masalah kemiskinan, beberapa hal yang dapat dikaji, yaitu sebagai berikut.

  • Di mana lokasi kemiskinan tersebut. Apakah di wilayah perkotaan atau perdesaan? Apakah di kawasan industri, pertambangan, atau wilayah pertanian? Apakah terjadi di negara berkembang atau negara maju?
  • Bagaimana pola persebarannya? Apakah tersebar di seluruh wilayah atau hanya di daerah-daerah tertentu saja?
  • Bagaimana relasi atau keterkaitan antara masalah kemiskinan dengan aspek-aspek alamiah dan sosial lainnya di wilayah tersebut? Misalnya, ketersediaan sumber daya alam, kualitas penduduk seperti tingkat pendidikan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kesehatan, adat istiadat setempat, prasarana dan sarana transportasi yang menghubungkan dengan wilayah lain di sekitarnya.

Rhoad Murphey dalam bukunya berjudul The Scope of Geography mengemukakan tiga pokok ruang lingkup studi geografi, yaitu sebagai berikut.

  • Persebaran dan keterkaitan penduduk di muka bumi dengan sejumlah aspek-aspek keruangan dan bagaimana manusia memanfaatkannya.
  • Interaksi antara manusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu bagian dari keragaman wilayah.
  • Kerangka kerja regional dan analisis terhadap region-region khusus.

E. Konsep-konsep Geografi

Objek formal studi geografi adalah cara pandang keruangan yang dituangkan dalam konsep-konsep geografi. Konsep geografi sangat banyak dan beragam, salah satunya dikemukakan oleh Henry J. Warman. Henry J. Warman mengemukakan 15 konsep dasar dalam geografi, yaitu sebagai berikut.

1. Konsep Regional (Kewilayahan)

Konsep regional didasarkan atas pengertian region yaitu suatu wilayah di muka Bumi yang memiliki karakteristik khas atau khusus, sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Kekhususan dari sebuah region dapat berupa keadaan alam maupun kondisi sosial. Beberapa contoh region dengan kekhususan berupa kondisi alamiah antara lain region kutub, gurun, hutan hujan tropis, kawasan pantai, dataran rendah, dan pegunungan. Adapun contoh region dengan kekhasan keadaan sosial-budaya antara lain wilayah perkotaan, pedesaan, daerah pertanian lahan basah, hortikultura, wilayah Amerika Latin, ASEAN, dan Timur Tengah.

2. Konsep Batas Kehidupan

Konsep batas kehidupan memiliki pengertian bahwa permukaan Bumi sebagai ruang yang diperuntukkan bagi manusia dan makhluk-makhluk lain pada kenyataannya tidak seluruhnya dapat dihuni dan dimanfaatkan bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Hal tersebut sangat berhubungan dengan persyaratan hidup, ketersediaan sumber daya, dan kemampuan manusia dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

3. Konsep Manusia sebagai Pemberi Pengaruh yang Dominan terhadap Lingkungan

Inti dari konsep manusia sebagai pemberi pengaruh yang dominan terhadap lingkungan adalah bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan dianugerahi akal pikiran untuk menciptakan sesuatu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya. Melalui akalnya, manusia mampu mengubah Bumi sebagai lingkungan hidup. Pengertian mengubah lingkungan hidup ini tentunya memiliki makna ganda, yaitu meningkatkan kualitas atau bahkan merusak lingkungan.

4. Konsep Globalisme

Konsep globalisme mengandung pengertian bahwa seluruh wilayah pada dasarnya merupakan suatu kesatuan global. Apabila terjadi perubahan dalam satu bagian wilayah, akan berpengaruh terhadap keseluruhan wilayah. Pada saat ini konsep globalisme dipakai terutama dalam persebaran informasi. Informasi dapat tersebar ke seluruh dunia dengan cepat tanpa terhalang oleh batas wilayah, batas negara, bahkan beberapa batas alam. Contohnya, kita bisa menonton peristiwa dunia dengan cepat, bisa mengirim berita melalui telepon ke seluruh penjuru dunia.

5. Konsep Interaksi Keruangan

Konsep interaksi keruangan memberikan gambaran mengenai adanya kondisi saling mempengaruhi dan ketergantungan antarkomponen ruang muka Bumi, baik antara faktor alami, faktor alam dengan manusia, alam dengan kondisi sosial-budaya, maupun antarfaktor sosial.

6. Konsep Hubungan Timbal Balik Antarwilayah

Konsep hubungan timbal balik antarwilayah memberikan gambaran mengenai jalinan hubungan timbal balik antarwilayah (areal relationship) yang disebabkan oleh faktor alam dan manusia.

7. Konsep Kesamaan Wilayah

Ada kalanya dua wilayah atau lebih di muka bumi ini memiliki persamaan gejala atau karakteristik alamiah maupun sosial.

8. Konsep Perbedaan Wilayah

Kebalikan dari konsep yang ketujuh adalah perbedaan wilayah di muka bumi.

9. Konsep Keunikan Wilayah

Konsep keunikan wilayah didasari pengertian region yang memandang suatu daerah dengan kekhasan atau keunikan tersendiri dibandingkan dengan wilayah lain di sekitarnya. Akibat dari adanya konsep region ini, timbullah wilayah-wilayah yang sangat unik.

10. Konsep Persebaran Wilayah

Konsep persebaran wilayah menjelaskan bahwa keberadaan fakta, gejala, dan fenomena geografi tersebar secara tidak merata di muka bumi.

11. Konsep Lokasi Relatif

Lokasi relatif menggambarkan posisi suatu tempat di muka bumi ditinjau dari sudut pandang daerah-daerah di sekitarnya. Misalnya posisi relatif Indonesia adalah antara dua benua (Asia di sebelah utara dan Australia di selatan) dan dua samudra (Hindia di sebelah barat dan Pasifik di sebelah timur).

12. Konsep Transformasi Bentuk Bumi yang Bulat ke dalam Bidang Datar

Konsep ini sangat berhubungan dengan peta. Pada dasarnya, peta merupakan hasil upaya manusia dalam mentransformasikan bentuk Bumi bulat dengan semua fenomena yang ada ke dalam bidang datar atau bidang yang dapat didatarkan. Untuk dapat mentransformasi bidang lengkung ke bidang datar diperlukan sistem proyeksi. Dalam kartografi (ilmu perpetaan), dikenal tiga bidang proyeksi peta, yaitu silinder, kerucut, dan azimutal.

13. Konsep Eksploitasi dan Optimalisasi Sumber Daya dibatasi oleh Perkembangan Budaya

Konsep ini memberikan gambaran mengenai tingkat optimalisasi pengolahan dan pemanfaatan sumber daya yang berbeda pada setiap wilayah. Perbedaan ini sangat bergantung pada adat istiadat, budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki penduduk setempat. Setiap tempat mengembangkan metode berbeda yang sesuai dengan kondisi daerahnya untuk mengeksploitasi sumber daya alam.

14. Konsep Keuntungan Secara Komparatif

Konsep keuntungan secara komparatif adalah membandingkan berbagai wilayah di muka Bumi dengan komponen-komponennya baik unsur alamiah maupun sosial. Melalui konsep tersebut dapat diketahui kelebihan dan kekurangan masing-masing wilayah. Dengan demikian kita dapat menentukan kebijakan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing wilayah.

15. Konsep Transformasi Berkesinambungan

Konsep transformasi berkesinambungan menjelaskan bahwa unsur-unsur geografi pada suatu wilayah senantiasa berkembang dan mengalami proses transformasi secara terus menerus dan berkesinambungan sejalan dengan dimensi ruang dan waktu dalam kehidupan.

F. Pendekatan Geografi

Di dalam pengkajian geografi secara terintegrasi, terdapat tiga pendekatan utama dalam kajian ilmu geografi, yaitu sebagai berikut.

1. Pendekatan Spasial (Keruangan)

Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka Bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka Bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interrelasi, serta interaksinya.

2. Pendekatan Ekologi (Lingkungan)

Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip dalam disiplin ilmu biologi, yaitu interrelasi yang menonjol antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan, geografi menelaah gejala interaksi dan interrelasi antara komponen fisikal (alamiah) dengan non-fisik (sosial). Pendekatan ekologi melakukan analisis dengan melihat perubahan komponen biotik dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.

3. Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)

Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka Bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif. Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa.

G. Prinsip-prinsip Geografi

Di dalam studi geografi dikenal empat prinsip utama, yaitu prinsip persebaran, interrelasi, deskripsi, dan korologi. Keempat prinsip tersebut merupakan dasar dalam uraian, pengkajian, dan pengungkapan gejala, variabel, faktor, dan masalah geografi.

1. Prinsip Persebaran

Artinya bahwa gejala, ketampakan, dan masalah yang terdapat di ruang muka bumi persebarannya sangat bervariasi. Ada yang tersebar secara merata, bergerombol di wilayah-wilayah tertentu, ataupun sama sekali tidak merata.

2. Prinsip Interrelasi

Artinya bahwa antara komponen atau aspek-aspek lingkungan geografi senantiasa terdapat hubungan timbal balik atau saling keterkaitan dengan yang lainnya.

3. Prinsip Deskripsi

Cara pemaparan hasil penelaahan studi geografi terhadap gejala, fenomena, atau masalah yang ada. Penjelasan atau deskripsi hasil penelaah tersebut dapat berupa uraian, peta, diagram, tabel, grafik, citra, atau media lainnya.

4. Prinsip Korologi

Gabungan atau perpaduan dari ketiga prinsip tersebut. Dalam prinsip ini gejala dan permasalahan geografi dianalisis persebaran, interaksi, dan interrelasinya dari berbagai aspek yang mempengaruhinya.

H. Aspek-aspek Geografi

Komponen lingkungan geografi terdiri atas lingkungan fisikal dan nonfisik. Komponen yang termasuk ke dalam lingkungan fisikal antara lain aspek topologi, abiotik (nonbiotik), dan biotik. Adapun lingkungan nonfisik antara lain aspek sosial, ekonomi, budaya, dan politik.

  1. Aspek Ekonomi, meliputi unsur pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan, transportasi, dan pasar.
  2. Aspek Topologi, meliputi unsur letak, batas, luas, dan bentuk (morfologi) wilayah.
  3. Aspek Nonbiotik, meliputi unsur kondisi tanah, hidrologi (tata air), dan kondisi iklim.
  4. Aspek Biotik, meliputi unsur vegetasi (tetumbuhan), hewan, dan penduduk.
  5. Aspek Sosial, meliputi unsur tradisi, adat-istiadat, komunitas, kelompok masyarakat, dan lembaga-lembaga sosial.
  6. Aspek Budaya, meliputi unsur pendidikan, agama, bahasa, dan kesenian.
  7. Aspek Politik, meliputi unsur pemerintahan dan kepartaian.

Komponen lingkungan geografi baik yang termasuk ke dalam lingkungan fisikal maupun nonfisik mempengaruhi kehidupan manusia di permukaan Bumi. Bumi memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan hidup manusia. Namun, diperlukan langkah yang bijaksana dalam mengolah alam sesuai dengan pendekatan dan konsep dalam kajian disiplin ilmu geografi dalam konteks keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Geografi adalah ilmu yang mempelajari keragaman ruang permukaan Bumi sebagai tempat hidup manusia dengan aspek-aspek alamiah dan sosialnya, serta interrelasi di antara aspek-aspek tersebut. Erasthosthenes, Claudius Ptolemaeus, Bernhardus Varenius, Karl Ritter, Friedrich Ratzel, Elsworth Huntington, dan Paul Vidal de la Blache adalah tokoh-tokoh penting yang memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan geografi sebagai sebuah disiplin ilmu.

Objek kajian geografi terdiri atas objek material berupa geosfer (atmosfer, litosfer, pedosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer) dan objek formal berupa cara pandang kewilayahan. Henry J. Warman mengemukakan 15 konsep dasar dalam geografi, yaitu konsep regional, batas kehidupan, manusia sebagai pemberi pengaruh yang dominan terhadap lingkungan, globalisme, interaksi keruangan, hubungan timbal balik antarwilayah, kesamaan wilayah, perbedaan wilayah, keunikan wilayah, persebaran wilayah, lokasi relatif, transformasi Bumi yang bulat ke bidang datar, eksploitasi dan optimalisasi sumber daya dibatasi oleh perkembangan budaya, kemiringan secara komparatif, dan transformasi berkesinambungan.

B. Saran

Dengan membaca makalah ini diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami hakikat geografi sebagai ilmu yang mempelajari fenomena fisik, sosial, dan budaya melalui sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

DAFTAR PUSTAKA

Daldjoeni. 1987. Pokok-pokok Geografi Manusia. Bandung: Alumni.

Djamari. 1985. Beberapa Konsep Dasar Geografi (Hidrologi 2). Bandung: Suplemen Perkuliahan Geografi Umum di Jurusan Radis Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati.

Marbun. 2004. Ensiklopedia Geografi. Bogor: Yudhistira Ghalia Indonesia.

Pasya, Gurniwan Kamil. 2001. Geografi Pengantar ke Arah Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung: Buana Nusa.

Sandy, I Made. 1985. Geografi Regional Republik Indonesia. Jakarta: Jurusan Geografi FMIPA-UI.

Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.

Utoyo, Bambang. 2009. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Download Contoh Makalah Hakikat Ilmu Geografi.docx