KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Ikan Lele ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Prakarya dan Kewirausahaan yang berjudul Makalah Ikan Lele ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Ikan Lele ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Ikan Lele ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, Oktober 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan lele adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang mudah hidup dan beradaptasi serta dikembangbiakkan di berbagai kondisi. Ikan dengan nama latin Oreochromis mossambicus ini mampu bertahan hidup di rentang habitat yang luas, yaitu pada kondisi air berkadar garam tinggi hingga tingkat salinitas rendah. Ikan lele merupakan salah satu ikan yang diminati untuk kegiatan budidaya karena memiliki daya serap pasar yang tinggi, gizi yang cukup, dan pemeliharaan yang relatif mudah. Kegiatan pemeliharaan akan sukses jika memperhatikan indukan, pemberian pakan yang cukup, kualitas air yang sesuai, dan aspek reproduksi induk. Reproduksi induk yang baik dapat menghasilkan benih yang sehat. Aspek reproduksi dapat dilihat dari tingkat kematangan gonad induk dan penetasan telur. Benih yang baik dapat dilihat dari pertumbuhan dan kelangsungan hidup.
Kandungan gizinya yang tinggi protein dan rendah kolesterol membuat banyak masyarakat menjadikannya sebagai lauk terlebih karena harganya yang relatif murah menjadikannya favorit bagi masyarakat mulai dari kelas bawah sampai atas. Umumnya ikan lele dapat ditemukan di perairan yang berarus kecil seperti rawa dan waduk, bahkan perairan yang tercemar. Lele juga dapat hidup dengan padat penebaran tinggi maupun dalam kolam yang kadar oksigennya rendah, karena mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut organ arborescent yang memungkinkan lele mengambil oksigen langsung dari udara untuk pernapasan. Ikan lele merupakan salah satu jenis budidaya ikan yang memiliki banyak kelebihan, di antaranya karena pertumbuhannya yang cepat dan memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat bagus terhadap lingkungan yang ekstrem.
Perkembangbiakan ikan lele tergolong cepat jika dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lain sehingga menjadi komoditas budidaya perikanan yang banyak digeluti. Selain ketersediaan melimpah, nilai gizi lele juga cukup tinggi sehingga mendorong masyarakat memilih ikan ini dijadikan menu makanan sehari-hari.
Ikan lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan pertama kali di Indonesia ditemukan oleh bapak Lele di muara sungai Serang pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan lele mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinitas. Jenis ikan ini mempunyai kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan lele adalah 40 cm.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian ikan lele?
- Bagaimana klasifikasi ikan lele?
- Bagaimana morfologi ikan lele?
- Bagaimana habitat dan kebiasaan hidup ikan lele?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian ikan lele.
- Untuk mengetahui klasifikasi ikan lele.
- Untuk mengetahui morfologi ikan lele.
- Untuk mengetahui habitat dan kebiasaan hidup ikan lele.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ikan Lele
Ikan lele adalah marga (genus) ikan yang hidup di air tawar. Ikan ini mempunyai ciri-ciri khas dengan tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang serta memiliki sejenis kumis yang panjang, mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Ikan ini sebenarnya terdiri atas berbagai jenis (spesies). Sedikitnya terdapat 55 jenis ikan lele di seluruh dunia. Ikan- ikan marga Clarias ini dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak diujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam pada sirip-sirip dadanya.
Ikan lele mempunyai organ insang tambahan yang memungkinkan ikan ini mengambil oksigen pernapasannya dari udara di luar air. Karena itu ikan lele tahan hidup di perairan yang airnya mengandung sedikit oksigen. Ikan lele ini relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan organik. Oleh karena itu ikan lele tahan hidup di comberan yang airnya kotor. Ikan lele hidup dengan baik di dataran rendah sampai daerah perbukitan yang tidak terlalu tinggi. Apabila suhu tempat hidupnya terlalu dingin, misalnya di bawah 20 C, pertumbuhannya agak lambat. Di daerah pegunungan dengan ketinggian di atas 700 meter, pertumbuhan ikan lele kurang begitu baik. Lele tidak pernah ditemukan hidup di air payau atau asin.
Lele, secara ilmiah, terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan kalang (Sumatra Barat), ikan maut (Gayo dan Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia). Sedang di negara Inggris dikenal dengan nama catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti „lincah‟, „kuat‟, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air. Ikan lele mencapai kedewasaan setelah mencapai ukuran 100 gram atau lebih. Jika sudah masanya berkembangbiak, ikan jantan dan betina berpasangan. Pasangan itu lalu mencari tempat, yakni lubang yang teduh dan aman untuk bersarang. Lubang sarang ikan lele terdapat kira-kira 20-30 cm di bawah permukaan air. Ikan lele tidak membuat sarang dari suatu bahan (jerami atau rumput-rumputan) seperti ikan gurame, melainkan hanya meletakkan telurnya di atas lubang sarangnya itu.
B. Klasifikasi Ikan Lele
Ikan Lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk ke dalam ordo Siluriformes dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Jenis ikan lele jawa (Clarias Batrachus) juga dalam tingkatan produktivitasnya sangat tinggi yang sudah dibudidayakan secara luas di negara Indonesia ini. Teknologi yang digunakan juga sudah pada tingkatan cukup tinggi.
Secara anatomi ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan (arborescent organ) yang terletak di bagian depan rongga insang, yang memungkinkan ikan untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Alat pernapasan ini berwarna kemerahan dan berbentuk seperti tajuk pohon rimbun yang penuh kapiler-kapiler darah. Oleh karena itu, ikan lele dapat hidup dalam kondisi perairan yang mengandung sedikit kadar oksigen.
Sebagai alat bantu renang, lele memiliki tiga buah sirip tunggal yaitu sirip punggung, sirip ekor, sirip dubur. Lele juga memiliki sirip berpasangan yaitu sirip dada dan sirip perut. Sirip dada dilengkapi dengan sirip yang keras dan runcing yang disebut dengan patil. Patil ini berguna sebagai senjata dan alat bantu untuk bergerak.
C. Morfologi Ikan Lele
Menurut dari Puspowardoyo dan Djarijah, 2002 mengatakan bahwa ikan lele lokal (Clarias Batrachus) ini memiliki morfologi yang sangat mirip dengan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Bentuk tubuh yang memanjang, bulat, kepala yang agak melebar, tidak memiliki sisik, memiliki kulit yang licin, warna kulit terdapat bercak-bercak berwarna keputihan hingga kecokelatan abu-abu. Tengah badanya mempunyai potongan membulat, dengan kepala pipih ke bawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih ke samping (compressed), jadi lele ditemukan tiga bentuk potongan melintang (pipih ke bawah, bulat dan pipih ke samping).
Kepala bagian atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga di atas insang. Di sinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan keempat. Mulut berada diujung moncong (terminal), dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek berada di belakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi orbital yang bebas.
Sirip ekor membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam/patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun terutama pada ikan-ikan remaja, sedangkan pada ikan yang tua sudah agak berkurang racunnya.
Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua Daun lubang penciuman yang terletak di belakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm.
D. Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Lele
Habitat ikan lele adalah semua perairan air tawar, misalnya di sungai yang airnya tidak terlalu deras atau di perairan yang tenang (danau, waduk, rawa-rawa) dan genangan-genangan air lainnya (kolam dan air comberan). Di sungai, ikan lele ini lebih banyak dijumpai pada tempat-tempat yang alirannya tidak terlalu deras. Pada tempat kelokan aliran sungai yang arusnya lambat, ikan lele sering kali tertangkap. Ikan ini tidak menyukai tempat-tempat yang tertutup rapat oleh tanaman air, tetapi lebih menyukai tempat yang terbuka. Ini mungkin berhubungan dengan sifatnya yang sewaktu-waktu dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Lele mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut arborecent organ, yaitu alat pernapasan tambahan yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah, yang terletak di bagian atas lengkung insang kedua dan ketiga, serta berbentuk mirip dengan pohon atau bunga-bunga. Oleh karena itu, lele dapat mengambil oksigen langsung dari udara dengan cara menyembul ke permukaan air. Kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan lele adalah suhu yang berkisar antara 20-30oC, akan tetapi suhu optimalnya adalah 27oC, kandungan oksigen terlarut > 3 ppm, pH 6.5-8 dan NH3 sebesar 0.05 ppm.
Faktor yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup ikan lele yang perlu diperhatikan adalah padat tebar, pemberian pakan, penyakit, dan kualitas air. Meskipun ikan lele bisa bertahan pada kolam yang sempit dengan padat tebar yang tinggi tapi dengan batas tertentu. Begitu juga pakan yang diberikan kualitasnya harus memenuhi kebutuhan nutrisi ikan dan kuantitasnya disesuaikan dengan jumlah ikan yang ditebar. Penyakit yang menyerang biasanya berkaitan dengan kualitas air, sehingga kualitas air yang baik akan mengurangi resiko ikan terserang penyakit dan ikan dapat bertahan hidup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lele adalah suatu keluarga ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki “kumis” yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Ikan ini banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak jika dimasak dan biasanya digoreng atau dibakar. Lele, secara ilmiah terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan limbek (Sumatera Barat), ikan kalang (Sumatera Selatan), ikan maut (Gayo), ikan seungko (Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia), ikan ‘keli’ untuk lele yang tidak berpatil sedangkan disebut ‘penang’ untuk yang memiliki patil (Kalimantan Timur).
Ikan-ikan keluarga Clariidae dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu dengan sirip ekor. Lele memiliki tubuh yang lonjong seperti torpedo atau sangat panjang seperti sidat pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Beberapa spesies lele tidak bisa melihat.
Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya yang memungkinkan sebagian lele bertahan di darat. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Ada yang mengatakan, bahwa patil ini tidak hanya tajam tetapi juga beracun dan mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terkena patil tersebut.
B. Saran
Seringkali lele ditaruh di tempat-tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh di tempat-tempat yang kotor harus diberok terlebih dahulu sebelum siap untuk dikonsumsi. Diberok maksudnya adalah dipelihara pada air yang mengalir selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkan saluran pencernaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti, Tri. 1996. Pengaruh Pemberian Bungkil Kelapa Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias Sp). Yogyakarta: UGM.
Ichsan, M. 1997. Biologi Perikanan. Bogor: Pustaka Nusantara.
Najiyati, Sri. 1992. Memelihara Ikan Lele Dumbo di Kolam Taman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rukmana, Rakhmat. 2003. Lele Dumbo Budi Daya dan Pasca Panen. Semarang: Aneka.
Santoso, Budi. 1994. Petunjuk Praktis Budidaya Lele Dumbo (Clarias geriepinus) dan Lokal. Yogyakarta: Kanisius.
Soenanto, Hardi. 2004. Budidaya Lele Dumbo (Clarias geriepinus). Surakarta: Cendrawasih.
Soetomo, Much. 2003. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo (Clarias geriepinus). Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset.
Suyanto, Rakhmatun. 2001. Budidaya Ikan Lele. Jakarta: Penebar Swadaya.