Makalah Masalah Ekonomi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Masalah Ekonomi ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Masalah Ekonomi ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Masalah Ekonomi ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Masalah Ekonomi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, Maret 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan manusia tidak terbatas atau melebihi barang pemuas kebutuhan yang tersedia. Keadaan inilah yang menjadi inti masalah ekonomi, yakni bagaimana memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber daya ekonomi yang terbatas. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu berusaha menghasilkan atau memproduksi barang-barang pemuas kebutuhan sehingga diharapkan mampu mengimbangi kebutuhan manusia. Upaya inilah yang menjadi akar masalah pokok ekonomi, di mana selalu menjadi bahan pemikiran banyak orang.

Pada dasarnya masalah pokok dalam ekonomi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan akan selalu dihadapi setiap masyarakat. Baik itu masyarakat suatu negara industri, satu suku tertentu di pedalaman atau daerah terpencil, ataupun negara berkembang akan menghadapi tiga masalah pokok ekonomi. Ketiga masalah yang saling terkait itu adalah, barang apa yang akan diproduksi, bagaimana cara memproduksi, dan untuk siapa barang tersebut diproduksi.

Setiap negara menghadapi tiga masalah pokok dalam ekonomi seperti sudah diuraikan terdahulu. Cara masing-masing negara untuk menghadapi ketiga masalah tersebut berbeda-beda, tergantung pada sistem ekonomi yang digunakan oleh negara yang bersangkutan. Sistem ekonomi merupakan cara suatu bangsa (masyarakat dan pemerintah) mengatur kehidupan ekonominya. Dengan perkataan lain, sistem ekonomi merupakan jaringan organisasi dan kebijakan yang ditetapkan suatu pemerintahan negara dalam mengatasi masalah ekonomi.

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Masalah Ekonomi  ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa saja jenis-jenis kebutuhan manusia?
  2. Bagaimana faktor produksi sebagai sumber ekonomi?
  3. Apa saja macam-macam barang atau benda sebagai alat pemuas kebutuhan?
  4. Apa kegunaan barang pemuas kebutuhan?
  5. Apa masalah pokok ekonomi yang dihadapi?
  6. Bagaimana biaya peluang atau biaya ekonomi?
  7. Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Masalah Ekonomi  ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui kebutuhan manusia.
  2. Untuk mengetahui faktor produksi sebagai sumber ekonomi.
  3. Untuk mengetahui macam-macam barang atau benda sebagai alat pemuas kebutuhan.
  4. Untuk mengetahui kegunaan barang pemuas kebutuhan.
  5. Untuk mengetahui masalah pokok ekonomi yang dihadapi.
  6. Untuk mengetahui biaya peluang atau biaya ekonomi.
  7. Untuk mengetahui sistem ekonomi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Manusia

Pada dasarnya kebutuhan manusia itu berkaitan dengan kelangsungan hidup dan kepuasan yang diinginkan. Kelangsungan hidup manusia merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan beragamnya kepuasan yang diinginkan menjadikan kebutuhan manusia menjadi tidak terbatas. Seseorang apabila sudah terpenuhi kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan (perumahan) akan berpikir untuk memenuhi kebutuhan lain. Misalnya, keinginan memiliki radio, televisi, sepeda motor, mobil dan sebagainya. Kebutuhan manusia ternyata tidak hanya bersifat konkret (nyata) saja, melainkan juga bersifat abstrak (tidak nyata) misalnya rasa aman dan tenteram, ingin dihargai atau dihormati, dan sebagainya. Penyebab tidak terbatasnya kebutuhan manusia itu antara lain sebagai berikut.

  1. Semakin bertambah jumlah penduduk.
  2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  3. Taraf hidup semakin meningkat.
  4. Lingkungan pergaulan atau tempat tinggal.
  5. Tingkat kebudayaan manusia semakin maju.

Keanekaragaman kebutuhan manusia itu dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu berdasarkan intensitas kegunaan, waktu, sosio budaya, sifat, dan subjek yang membutuhkan.

1. Kebutuhan Manusia Menurut Intensitas Kegunaan atau Menurut Tingkatannya

Berdasarkan intensitas kegunaannya, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.

a. Kebutuhan Primer

Kebutuhan primer disebut juga kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi karena sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan ini meliputi makanan, pakaian, dan perumahan (pangan, sandang dan papan). Agar tetap hidup manusia membutuhkan makan setiap hari, berpakaian yang layak, dan mempunyai tempat tinggal untuk menghindari sengatan matahari, siraman air hujan, dan pengaruh udara. Kebutuhan primer disebut juga kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi karena sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Apabila kebutuhan primer ini tidak terpenuhi, maka manusia sulit untuk melangsungkan kehidupan dan mewujudkan jati diri sesuai dengan kodratnya.

b. Kebutuhan Sekunder

Kebutuhan sekunder antara lain radio, televisi, meja dan kursi, tempat tidur, dan sebagainya. Kebutuhan ini timbul setelah manusia dapat memenuhi kebutuhan primer. Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya mempunyai kebutuhan yang berkembang seiring dengan tuntutan kepuasan yang diinginkan. Kebutuhan sekunder sebenarnya tidak begitu penting untuk diwujudkan, karena tanpa pemenuhan kebutuhan inipun manusia dapat tetap hidup.

c. Kebutuhan Tersier (Lux)

Kebutuhan tersier atau kebutuhan akan barang mewah antara lain villa, mobil mewah/kapal pesiar dan kebutuhan mewah lainnya. Setelah manusia mampu memenuhi kebutuhan primer dan kebutuhan sekundernya maka akan timbul kebutuhan yang lain. Kebutuhan tersier timbul setelah kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan tersier ini pada dasarnya berkenaan dengan status atau prestise seseorang, agar lebih dihargai oleh orang lain dan lebih terpandang.

2. Kebutuhan Manusia Menurut Waktu

Berdasarkan waktunya, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan sekarang, kebutuhan mendesak, dan kebutuhan yang akan datang.

a. Kebutuhan Sekarang

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini atau tidak dapat ditunda, misalnya kebutuhan pokok (makanan di waktu lapar) dan kesehatan (obat untuk orang sakit).

b. Kebutuhan Mendesak

Merupakan kebutuhan yang sangat kritis (tiba-tiba) dan sifatnya insidental. Misalnya, bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah atau bencana alam, kebutuhan konsultasi kesehatan atau pengacara.

c. Kebutuhan yang Akan Datang

Kebutuhan ini lebih mengarah pada persiapan-persiapan guna menghadapi kebutuhan pada waktu yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Meskipun dapat ditunda, kebutuhan ini termasuk hal yang penting, sebab dengan memenuhi kebutuhan ini manusia akan mempunyai jaminan bagi hidupnya di masa yang akan datang. Misalnya menabung di bank, asuransi, dan tabungan hari tua bagi orang yang akan pensiun.

3. Kebutuhan Manusia Menurut Sosio-Budaya

Pada dasarnya kebutuhan ini berkaitan erat dengan lingkungan dan tradisi masyarakat sekaligus sifat-sifat psikologis manusia. Berkenaan dengan hal tersebut maka kebutuhan ini meliputi kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologis.

a. Kebutuhan Sosial

Dalam hidup bermasyarakat manusia biasanya mempunyai status atau kedudukan tertentu yang mengharuskan seseorang untuk mempunyai atau melaksanakan berbagai hal supaya dipandang layak atau pantas. Misalnya pakaian dinas bagi seorang pegawai negeri atau memberikan sumbangan pada yang membutuhkan. Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan yang timbul berkenaan dengan tuntutan pergaulan atau hidup bersama dalam masyarakat.

b. Kebutuhan Psikologis

Kebutuhan ini berkenaan dengan sifat rohani manusia sehingga tidak bersifat ekonomis dan tidak semuanya dapat dipenuhi dengan usaha ekonomi. Misalnya kebutuhan akan rasa aman, kebahagiaan, ketenteraman, dan kebebasan. Meskipun kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak bersifat ekonomis (tidak dapat dibeli dengan uang), tetap saja ada segi ekonominya atau sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang di bidang ekonomi. Misalnya kebutuhan untuk membentuk rumah tangga atau keluarga memerlukan perlengkapan rumah tangga dan uang yang tidak sedikit.

4. Kebutuhan Manusia Menurut Sifat

Berdasarkan sifatnya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.

a. Kebutuhan Jasmani atau Material

Kebutuhan ini berkenaan dengan tuntutan fisik. Misalnya kebutuhan akan minuman, makanan, dan pakaian yang cukup. Sekarang ini khususnya di daerah perkotaan sudah semakin berkembang tempat-tempat untuk kegiatan kebugaran jasmani yang pada dasarnya merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kebutuhan jasmani (material) merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk memelihara badannya.

b. Kebutuhan Rohani (Non-Material)

Kebutuhan ini berkenaan dengan tuntutan rohani sehingga sifatnya tidak berwujud. Kebutuhan rohani berkaitan dengan tuntutan perasaan, etika, dan keyakinan seseorang demi terpenuhinya kepuasan batin. Misalnya kebutuhan orang akan rasa aman dan kebutuhan meyakini suatu agama atau kepercayaan tertentu. Kebutuhan untuk memeluk agama atau kepercayaan tertentu menjadikan seseorang merasa tenteram dan mempunyai pegangan atau pedoman dalam hidupnya. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan kebutuhan ini semakin penting dirasakan manusia baik dalam kedudukannya sebagai makhluk pribadi maupun sebagai makhluk sosial. Misalnya, untuk menenangkan pikiran dari kesibukan kerja sehari-hari, seseorang atau sekelompok berdarmawisata ke pantai atau ke tempat wisata Kopeng Salatiga.

5. Kebutuhan Manusia Menurut Subjek yang Membutuhkan

Berdasarkan subjek yang membutuhkan, kebutuhan manusia dibedakan menjadi kebutuhan individual dan kebutuhan kelompok atau kolektif.

a. Kebutuhan Individual

Kebutuhan ini berhubungan langsung atau diperuntukkan bagi perseorangan. Manusia sebagai makhluk pribadi, mempunyai kepentingan atau kebutuhannya yang berbeda-beda. Misalnya kebutuhan pakaian seorang guru berbeda dengan seorang petani atau buruh pabrik.

b. Kebutuhan Kelompok atau Kolektif

Kebutuhan yang dimanfaatkan atau dirasakan secara bersama-sama dalam masyarakat disebut kebutuhan kelompok (kolektif). Misalnya kebutuhan adanya pasar, jalan, jembatan, listrik, dan rumah sakit.

B. Faktor Produksi sebagai Sumber Ekonomi

Beragamnya kebutuhan hidup dan terbatasnya sumber ekonomi atau barang dan jasa menjadikan manusia harus berusaha mencari jalan keluar. Barang dan jasa merupakan sumber daya ekonomi yang jumlahnya terbatas atau langka. Langka berarti jumlahnya relatif sedikit dibanding dengan jumlah yang dibutuhkan manusia. Untuk menghasilkan barang dan jasa diperlukan usaha yang disebut produksi. Usaha produksi memerlukan sumber daya produksi. Sumber daya-sumber daya terdiri dari sumber-sumber alam (tanah, air, hutan, bahan-bahan tambang, dan sebagainya), sumber daya nara atau manusia (pengusaha, modal dan segala macam alat buatan manusia yang membantu dalam proses produksi). Sumber-sumber daya ini disebut faktor-faktor produksi karena diperlukan dalam proses produksi yang menghasilkan barang dan jasa.

Terbatasnya sumber ekonomi membuat manusia melakukan segala usaha bahkan jika perlu dengan pengorbanan tertentu misalnya menghabiskan dana, tenaga, dan pikiran yang tidak sedikit, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Adapun penyebab kelangkaan sumber ekonomi itu, antara lain, kelangkaan sumber alam, tenaga kerja, serta modal dan teknologi.

1. Kelangkaan Sumber Alam

Tidak semua negara di dunia memiliki sumber alam yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan manusia. Bagi negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Belanda, dan negara maju lain, biasanya mengalami kelangkaan sumber alam berupa bahan mentah, misalnya minyak bumi, rempah-rempah, hasil hutan, dan hasil penangkapan dari laut. Sumber alami yang lain dan dianggap langka juga termasuk kategori sumber ekonomi, misalnya besi, perak, nikel, emas, tembaga, dan barang galian lainnya. Sumber ekonomi ini dapat diperjualbelikan dan tidak semua tanah di muka bumi ini mengandung bahan tersebut.

2. Kelangkaan Tenaga Keria

Indonesia dengan jumlah penduduk 210 juta jiwa sebenarnya sangat potensial, apabila dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan. Hanya saja ada permasalahan mengenai tenaga kerja yang potensial sekaligus produktif. Permasalahan ketenagakerjaan di negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia, Brasil, Kolombia, India, dan negara berkembang lain adalah di satu sisi jumlahnya besar tetapi pada sisi lain masih kurang produktif. Artinya, mayoritas tenaga kerja yang ada di negara-negara itu memiliki sifat: (a) kurang terdidik (tingkat pendidikan rendah), (b) kurang terlatih, (c) kurang pengalaman, (d) kurang terampil, (e) kurang memiliki jiwa wiraswasta, dan (f) kurang kreatif.

3. Kelangkaan Modal

Kekurangan modal berupa uang untuk membiayai kegiatan produksi biasanya dihadapi negara miskin dan negara yang sedang berkembang, misalnya kendala modal untuk pengadaan bahan mentah, membayar gaji, dan pembayaran lainnya.

4. Kelangkaan Teknologi

Bagi negara yang sedang berkembang, teknologi dapat dikatakan masih langka sehingga perlu didatangkan dari negara maju. Teknologi dalam hal ini berupa alat produksi, yang lebih produktif dan lebih canggih. Sebenarnya di negara yang sedang berkembang teknologi itu ada, tetapi masih tradisional sehingga tingkat produksinya sangat terbatas, sedangkan yang dibutuhkan adalah teknologi yang produktivitasnya tinggi. Contohnya kita membeli mesin tenun dari Cina yang mampu berproduksi dengan cepat untuk menggantikan mesin tenun tradisional yang lebih lambat.

C. Macam-macam Barang atau Benda sebagai Alat Pemuas Kebutuhan

Keanekaragaman kebutuhan manusia terjadi demi kelangsungan hidup dan kepuasan. Untuk memenuhi kebutuhan yang beragam itu, manusia memerlukan alat pemuas kebutuhan. Alat-alat tersebut berupa barang dan jasa. Barang atau benda merupakan pemuas kebutuhan yang berwujud. Jasa merupakan pemuas kebutuhan manusia yang tidak berwujud. Macam-macam barang atau benda dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Menurut Cara Memperoleh

Berdasarkan cara memperolehnya, barang dibedakan menjadi barang ekonomi dan barang bebas.

a. Barang atau Benda Ekonomi

Rumah, pakaian, makanan dan minuman, dan kendaraan merupakan barang ekonomi. Barang ekonomi merupakan barang pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas, tidak sebanding dengan yang dibutuhkan masyarakat. Karena sangat terbatas jumlahnya, maka diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya.

b. Barang atau Benda Bebas

Barang bebas merupakan barang pemuas kebutuhan yang jumlahnya tidak terbatas sehingga untuk mendapatkannya tidak perlu mengeluarkan biaya atau pengorbanan. Barang ini tersedia dalam jumlah yang melebihi dan merupakan pemberian alam, seperti air laut, sinar matahari, udara, pasir di padang pasir.

2. Menurut Kegunaannya

Berdasarkan kegunaannya, barang dibedakan menjadi barang konsumsi dan barang produksi.

a. Barang Konsumsi

Barang konsumsi merupakan barang yang dapat digunakan atau dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup. Barang ini sering disebut barang jadi atau barang siap pakai. Misalnya sepatu, jam tangan, roti, minuman kaleng, perabot rumah tangga, dan lain-lain. Barang konsumsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu barang konsumsi tidak tahan lama dan barang konsumsi tahan lama. Barang konsumsi tidak tahan lama merupakan barang yang dipakai sekaligus habis, misalnya roti, teh botol, makanan dan minuman lainnya. Barang konsumsi tahan lama merupakan barang yang tidak sekali habis dipakai, misalnya pakaian, sepatu dan perabot rumah tangga.

b. Barang Produksi

Bahan mentah, benang untuk pabrik kain akan habis dalam sekali produksi, sedang mesin-mesin, alat-alat kantor, dan gedung tidak akan habis dalam sekali produksi termasuk barang produksi. Barang produksi merupakan barang yang digunakan dalam proses produksi. Barang ini disebut juga barang modal. Artinya barang yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang lain. Barang produksi ada yang satu kali habis pakai dan ada yang tidak habis dalam satu proses produksi.

3. Menurut Proses Pembuatannya

Berdasarkan proses pembuatannya, benda dibedakan menjadi bahan mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi.

a. Bahan Mentah (Bahan Baku)

Bahan mentah merupakan bahan dasar atau barang yang belum mengalami proses produksi. Misalnya kapas, kayu, rotan, padi, tembakau, kulit.

b. Barang Setengah Jadi

Barang setengah jadi merupakan barang yang sudah diproses tetapi belum siap pakai. Misalnya benang dari kapas untuk membuat kain (tekstil) dan kopra dari kelapa untuk membuat minyak goreng.

c. Barang Jadi

Barang jadi merupakan barang yang sudah diproses produksi dan siap pakai untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya sepatu, pakaian, minuman dalam kaleng, atau buah-buahan dalam kaleng.

4. Menurut Hubungannya dengan Benda Lain

Berdasarkan hubungannya dengan barang lain, benda dibedakan menjadi barang substitusi dan barang komplementer.

a. Barang Substitusi

Barang substitusi merupakan barang pemuas kebutuhan yang pemakaiannya dapat saling mengganti. Misalnya, beras dengan jagung, tidak ada kain wol dapat diganti dengan wol sintetis, mentega dengan margarin, dan sebagainya.

b. Barang Komplementer

Barang komplementer atau barang pelengkap merupakan barang pemuas kebutuhan yang dalam penggunaannya saling melengkapi. Barang ini baru dirasakan manfaatnya jika dipakai bersama dengan barang pemuas kebutuhan yang lain. Misalnya tinta dengan pulpen, kamera dengan filmnya, bensin dengan kendaraan, atau kopi dengan gula.

D. Kegunaan Barang Pemuas Kebutuhan

Barang akan bermanfaat apabila dapat memuaskan kebutuhan manusia atau pada saat barang itu mempunyai nilai guna (utility). Nilai guna barang ada beberapa macam, yaitu kegunaan bentuk, kegunaan dasar, kegunaan tempat, kegunaan pemilikan, dan kegunaan waktu.

1. Kegunaan Bentuk (Form Utility)

Barang atau benda itu mempunyai nilai guna setelah diubah terlebih dahulu dari bentuk aslinya. Kayu gelondongan akan mempunyai nilai guna yang lebih tinggi apabila diubah bentuknya menjadi meja, kursi, lemari, dan bentuk lainnya.

2. Kegunaan Dasar (Elementary Utility)

Kegunaan macam ini merupakan peningkatan dari bahan dasar menjadi barang jadi yang mempunyai nilai guna lebih tinggi daripada barang atau bahan asalnya. Misalnya, kapas sebagai bahan dasar benang, benang sebagai bahan dasar untuk membuat kain/tekstil, kain/tekstil merupakan bahan dasar untuk membuat pakaian.

3. Kegunaan Tempat (Utility of Place)

Ada kalanya barang menjadi lebih berguna jika dipindahkan ke tempat lain. Misalnya, pasir yang ada di sungai atau di daerah gunung berapi (bekas letusan gunung berapi) akan sangat berguna setelah diangkut ke tempat-tempat lain sebagai bahan bangunan.

4. Kegunaan Pemilikan (Ownership Utility)

Suatu barang akan menjadi lebih berguna apabila barang tersebut telah dimiliki. Kegunaan pemilikan ini menunjuk pada pertambahan nilai guna barang pemuas kebutuhan, sesudah barang itu dimiliki. Misalnya, mesin ketik yang dipajang di toko akan mempunyai nilai guna lebih jika sudah dimiliki oleh seseorang (wartawan, pengarang, dan mahasiswa). Cangkul atau alat pertanian lainnya akan bertambah kegunaannya, jika dimiliki oleh petani dibandingkan jika masih berada di pasar atau di toko.

5. Kegunaan Waktu (Time Utility)

Kegunaan macam ini lebih menunjukkan, bahwa barang pemuas kebutuhan akan menjadi lebih berguna pada saat barang tersebut dimanfaatkan atau digunakan. Misalnya jas hujan dan payung akan besar manfaatnya pada musim penghujan.

E. Masalah Pokok Ekonomi yang Dihadapi

1. Barang Apa yang Akan Diproduksi dan Berapa Banyak (What)

Setiap masyarakat akan menghadapi beberapa pilihan berkenaan dengan menentukan barang atau jasa yang akan dihasilkan atau diproduksi dan berapa banyak barang atau jasa tersebut harus diproduksi. Misalnya, apakah tanah yang tersedia akan dimanfaatkan untuk menanam padi, kopi, atau untuk perumahan, pabrik maupun perkantoran? Pada perkembangannya, permasalahan produk apa yang harus dihasilkan dan berapa banyaknya tidak berhenti pada tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saja, tetapi juga untuk memperoleh keuntungan maksimal.

2. Bagaimana Cara Memproduksi (How)

Setelah ada pilihan yang pasti mengenai jenis dan jumlah barang atau jasa, selanjutnya harus dirancang mengenai cara dan langkah memproduksinya. Pertanyaan tentang bagaimana proses produksi pada umumnya akan dilakukan, apakah dengan cara produksi massal yang padat modal (intensifikasi modal) atau padat karya (intensifikasi tenaga) harus dijawab dalam usaha manusia memenuhi kebutuhannya.

3. Untuk Siapa Barang Tersebut Diproduksi (For Whom)

Persoalan yang muncul di sini adalah siapa yang akan menikmati dan memperoleh manfaat dari adanya barang atau jasa? Apakah barang yang dihasilkan dapat sampai ke tangan masyarakat dan dimanfaatkan? Bagaimana hasil produksi didistribusikan kepada masyarakat? Dalam lingkup ini diperlukan langkah-langkah agar hasil produksi dapat tersalur ke tangan masyarakat dan dapat digunakan, sehingga tidak terpendam di pihak produsen.

F. Biaya Peluang atau Biaya Ekonomi (Opportunity Cost)

Biaya peluang atau biaya ekonomi adalah suatu ukuran dari biaya ekonomi yang harus dikeluarkan dalam rangka memproduksi suatu barang atau jasa tertentu dalam kaitannya dengan alternatif lain yang harus dikorbankan. Misalnya, jika lebih banyak sumber daya digunakan untuk memproduksi makanan, akan lebih sedikit sumber daya yang digunakan untuk memproduksi minuman. Gambar di bawah ini memperlihatkan hubungan kuantitas makanan dan minuman yang dapat diproduksi dengan sumber-sumber daya masyarakat.

Dalam praktik tidak semua sumber daya dapat dipindahkan dengan segera dari satu alternatif produksi ke alternatif produksi yang lain. Sebagai contoh suatu jenis perusahaan yang memproduksi tekstil sudah tidak produktif lagi sehingga pengusaha mengalihkannya ke produk lain, misalnya minyak goreng. Dalam hal ini, tidak semua faktor produksi langsung dapat dipergunakan, melainkan ada mesin-mesin yang tidak dapat digunakan, atau tidak dapat dijual dengan mudah. Faktor produksi yang tidak dapat lagi memberikan kontribusi kepada perusahaan tersebut diperhitungkan sebagai biaya bagi produk penggantinya. Biaya tersebut disebut dengan biaya tenggelam (sunk cost).

G. Sistem Ekonomi

Ada tiga macam sistem ekonomi, sebagai upaya mengatasi masalah pokok dalam ekonomi.

1. Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi dasar, dan masih menggunakan kebiasaan masyarakat yang berpola dari nilai budaya. Sistem ini ditandai dengan tingkat produktivitas masyarakat yang masih rendah atau pola pemikiran di dalam mengolah faktor-faktor produksi masih terbatas, termasuk teknologi produksinya masih sederhana, dan diatur menurut kebiasaan turun temurun.

2. Sistem Ekonomi Komando

Pada sistem ini, seluruh kegiatan ekonomi diatur dan ditentukan oleh pemerintah. Oleh karena proses ekonomi berjalan secara komando dari pusat, dan semua keputusan berada di tangan pemerintah pusat, maka sistem ini dinamakan sistem ekonomi komando (sistem ekonomi terpusat). Keputusan mengenai produksi, distribusi, dan konsumsi sepenuhnya berada di tangan pemerintah. Masyarakat tidak diberi kebebasan dan kesempatan berusaha. Sistem ekonomi ini disebut juga sistem ekonomi kolektif.

3. Sistem Ekonomi Pasar/Liberal

Sistem ini tumbuh bersamaan dengan kapitalisme, sehingga merupakan sistem perekonomian kapitalis bebas berusaha. Sistem pasar (liberal) memberikan kebebasan secara penuh kepada anggota masyarakat (produsen dan konsumen) untuk menentukan kegiatan ekonomi yang ingin mereka lakukan. Setiap individu memiliki kebebasan dalam berusaha dan memiliki benda, baik berupa modal maupun benda-benda konsumsi. Pemerintah tidak campur tangan dan tidak berusaha memengaruhi kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat. Sistem ekonomi yang memberikan kebebasan sepenuhnya pada masyarakat untuk menentukan kegiatan ekonomi yang akan dilakukan disebut sebagailaissez Iaire (bahasa Prancis) yang artinya ‘biarkanlah’. Tokoh aliran ini di antaranya adalah Adam Smith.

4. Sistem Ekonomi Campuran

Dalam sistem ekonomi campuran, sektor swasta dan pemerintah sama-sama diakui keberadaannya. Di samping sektor swasta terdapat pula semacam badan perencanaan negara (untuk di negara kita disebut Bappenas) yang merencanakan arah dan perkembangan ekonomi, supaya sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Pemecahan masalah perekonomian mengenai barang apa yang akan diproduksi, dan berapa banyaknya, bagaimana cara memproduksi, dan untuk siapa barang tersebut diproduksi, ditangani bersama-sama antara pemerintah dan swasta. Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem liberal (pasar) dan sistem komando (terpusat). Penerapan masing-masing negara yang memakai sistem ini bervariasi, karena dipengaruhi oleh potensi dan kondisi ekonomi masing-masing negara, termasuk aspirasi dari masyarakat.

5. Sistem Ekonomi Indonesia

Sistem ekonomi yang digunakan di Indonesia disebut demokrasi ekonomi atau ekonomi Pancasila. Dalam demokrasi ekonomi, produksi dilakukan sebagai usaha bersama untuk kepentingan bersama. Demokrasi ekonomi mengutamakan peranan aktif masyarakat dalam kaitannya dengan kegiatan pembangunan. Pemerintah berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha. Sedangkan dunia usaha berkewajiban memberi tanggapan yang positif terhadap pengarahan, bimbingan, dan berusaha menciptakan iklim yang sehat dalam kegiatan yang dilakukan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebutuhan manusia tidak terbatas, sebaliknya tersedianya barang dan jasa sebagai alat pemuas kebutuhan sangat terbatas. Hal tersebut menyebabkan kelangkaan yang merupakan masalah pokok ilmu ekonomi. Kebutuhan manusia dapat dibedakan berdasarkan intensitas kegunaan, waktu, sosial-budaya, sifat, dan subjek yang membutuhkan. Tersedianya barang dan jasa dalam jumlah yang terbatas disebabkan kelangkaan sumber alam, tenaga kerja, modal, dan teknologi.

Barang sebagai alat pemuas kebutuhan manusia dapat dibedakan menurut cara memperoleh, kegunaan, proses pembuatan, dan hubungannya dengan barang lain. Sebuah barang akan bermanfaat sebagai alat pemuas kebutuhan apabila memiliki guna, bentuk, guna dasar, guna tempat, guna waktu, atau guna pemilikan. Masalah ekonomi dapat dijelaskan melalui pertanyaan-pertanyaan what, how, dan whom?

Biaya peluang ekonomi adalah suatu ukuran dari biaya ekonomi yang harus dikeluarkan dalam rangka memproduksi suatu barang atau jasa tertentu dalam kaitannya dengan alternatif lain yang harus dikorbankan. Masalah ekonomi dapat dipecahkan melalui sistem ekonomi yang dianut masyarakat dan negara. Adapun macam-macam sistem ekonomi adalah sistem ekonomi tradisional, terpusat, pasar, campuran. Sistem ekonomi negara Indonesia tercantum dalam UUD 1945 Pasal 33.

B. Saran

Makalah ini diharapkan mampu memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas, kelangkaan sumber ekonomi, dan sistem ekonomi untuk memecahkan masalah ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hasan. 1982. Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan. Jakarta: Pradnya Paramita.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi Kurikulum 2006 Mata Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA). Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Habibie, H. Maksum, dkk. 1995. Ekonomi SMU Kelas 2. Jakarta: Widya Press.

Hutabarat, Delina dkk. 1995. Ekonomi SMU Kelas 2. Jakarta: Erlangga.

Nasution, Anwar. 1990. Tinjauan Ekonomi atas Dampak Paket Deregulasi Tahun 1988 pada Sistem Keuangan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Partadiradja, Ace. 1990. Pengantar Ekonomika. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.

Rahardja, Prathama. 1995. Ekonomi 2. Klaten: PT Intan Pariwara.

Rasjidin, Rusjdin dkk. 1995. Ekonomi untuk Kelas 2. Jakarta: Yudhistira.

Sumardjo, Jacob. 2001. Menjadi Manusia. Bandung: Rosdakarya.

Download Contoh Makalah Masalah Ekonomi.docx