Makalah Pendapatan Nasional

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Pendapatan Nasional ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Pendapatan Nasional ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Pendapatan Nasional ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Pendapatan Nasional ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, Maret 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendapatan nasional merupakan inti dari teori dan kebijakan ekonomi makro. Tingkat pendapatan nasional, selain memberikan informasi produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara, juga sebagai gambaran awal atas masalah-masalah fundamental (mendasar) yang dihadapi dalam suatu perekonomian. Dengan demikian, analisis atas pendapatan nasional sangat diperlukan dalam menghadapi berbagai masalah pokok yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi. Data pendapatan nasional membantu para perumus kebijakan (pemerintah) untuk menjalankan roda perekonomian menuju tercapainya sasaran atau tujuan nasional.

Salah satu tolok ukur keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur dari pendapatan nasionalnya. Meskipun bukan merupakan satu-satunya ukuran untuk menilai keberhasilan perekonomian suatu negara, namun cukup representatif dan lazim digunakan. Pendapatan nasional bukan hanya berguna untuk menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu, tetapi juga dapat digunakan untuk membandingkannya dengan negara lain. Dari rincian secara sektoral dan angka pendapatan nasional dapat diterangkan struktur perekonomian negara yang bersangkutan, pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan per kapita.

Aktivitas ekonomi seperti produksi di pabrik dalam sebuah negara atau wilayah akan menyumbang pada pendapatan nasional. Pendapatan nasional merupakan masalah pokok yang sangat penting dalam pembahasan ekonomi makro. Dengan mengetahui besarnya pendapatan nasional, Anda bisa mengetahui seberapa efisien sumber daya atau faktor produksi digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Dan yang terakhir, pendapatan nasional merupakan gambaran tentang masalah-masalah yang sedang dihadapi suatu perekonomian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Pendapatan Nasional ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa pengertian pendapatan nasional?
  2. Bagaimana konsep pendapatan nasional?
  3. Bagaimana metode perhitungan pendapatan nasional?
  4. Apa saja manfaat penghitungan pendapatan nasional?
  5. Apa yang dimaksud dengan indikator ketimpangan distribusi pendapatan?
  6. Bagaimana perbandingan pendapatan nasional Indonesia dengan negara lain?
  7. Bagaimana upaya meningkatkan pendapatan nasional?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Pendapatan Nasional ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk menjelaskan pengertian pendapatan nasional.
  2. Untuk menjelaskan konsep pendapatan nasional.
  3. Untuk menjelaskan metode perhitungan pendapatan nasional.
  4. Untuk menjelaskan manfaat penghitungan pendapatan nasional.
  5. Untuk menjelaskan indikator ketimpangan distribusi pendapatan.
  6. Untuk menjelaskan perbandingan pendapatan nasional dengan negara lain.
  7. Untuk menjelaskan upaya meningkatkan pendapatan nasional.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan menurut KBBI adalah hasil kerja (usaha). Bila dihubungkan dengan ilmu ekonomi, pendapatan adalah sesuatu yang diterima seseorang sebagai hasil kerja (usaha) dan imbalan atas penyediaan faktor-faktor produksi yang dapat berupa gaji, upah, sewa, bunga, atau laba. Bila setiap individu, keluarga atau perusahaan mempunyai pendapatan, negara juga memiliki pendapatan, yang dikenal dengan istilah pendapatan nasional. Besarnya pendapatan nasional yang diperoleh pemerintah digunakan sebagai alat ukur kemakmuran negara tersebut dari waktu ke waktu. Selain itu, pendapatan nasional juga dapat digunakan sebagai pembanding tingkat perekonomian dengan negara lain.

Pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam kurun waktu satu tahun tertentu. Dengan demikian pendapatan nasional mempunyai peran penting dalam menggambarkan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai serta perubahan dan pertumbuhannya dari tahun ke tahun. Kegiatan perekonomian negara dalam menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Aktivitas tersebut melibatkan individu, keseluruhan masyarakat baik pemerintah, swasta, dan rumah tangga. Setiap negara akan mengumpulkan berbagai informasi mengenai kegiatan ekonominya agar secara kontinu dapat diperhatikan perubahan-perubahan tingkat dan corak kegiatan ekonomi yang berlaku.

Salah satu informasi penting yang akan dikumpulkan adalah data mengenai pendapatan nasionalnya. Setiap negara akan mewujudkan suatu sistem penghitungan pendapatan nasional yang dinamakan national income accounting system atau sistem penghitungan pendapatan nasional.

B. Konsep Pendapatan Nasional

Dalam menjelaskan konsep pendapatan nasional akan ditemui beberapa istilah yang dianggap sama meskipun sebenarnya tidak demikian. Istilah yang paling dominan tentang pendapatan nasional antara lain istilah PDB, GNP, dan NNI, kemudian istilah lain yang sekarang ini sering muncul adalah PDRB. Keempatnya merupakan istilah yang menunjukkan pendapatan nasional suatu negara, namun demikian instrumen yang digunakan untuk masing-masing negara berbeda sehingga akan memiliki arti yang berbeda pula untuk penggunaan istilah-istilah tersebut. Selain istilah di atas, ada istilah lain yang merupakan penggambaran konsep pendapatan nasional, antara lain NNP, PI, dan DI. Ada perbedaan yang mendasar dari istilah-istilah tersebut di atas. Di bawah ini akan dibahas tentang perbedaan di antara istilah-istilah pendapatan nasional, sebagai berikut.

1. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah jumlah dari seluruh produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama satu tahun termasuk di dalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh orang asing dan perusahaan asing yang beroperasi di dalam negeri. Tetapi tidak termasuk hasil barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang bekerja di luar negeri (misal untuk Indonesia TKI atau TKW yang bekerja di Luar negeri). Ada sembilan lapangan usaha yang masuk dalam perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB), antara lain:

  1. Pertanian;
  2. Pertambangan dan penggalian;
  3. Industri;
  4. Listrik, gas, dan air bersih;
  5. Bangunan atau konstruksi;
  6. Perdagangan, hotel, dan restoran;
  7. Pengangkutan dan komunikasi;
  8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan;
  9. Jasa-jasa lainnya, misalkan jasa konsultan, pengacara, dll.

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang ada di daerah selama 1 (satu) tahun. Dalam perhitungan PDRB ini juga termasuk produk yang dihasilkan oleh perusahaan asing yang beroperasi di daerah tersebut. Keberadaan perusahaan-perusahaan baik nasional maupun multi nasional yang menghasilkan nilai barang/jasa akhir secara tidak langsung juga akan membawa pengaruh bagi perolehan pendapatan suatu daerah. Struktur perekonomian suatu daerah baik provinsi atau kabupaten akan mempengaruhi atau juga dipengaruhi oleh jumlah perusahaan-perusahaan yang beroperasi di daerah yang bersangkutan.

Semakin tinggi nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan perusahaan-perusahaan yang ada di daerah-daerah provinsi atau kabupaten maka akan semakin tinggi pula perolehan PDRB-nya dan nantinya pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga akan mengalami peningkatan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan PDRB akan memacu peningkatan pertumbuhan perekonomian nasional.

3. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)

Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama satu tahun termasuk di dalamnya jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat Negara tersebut yang bekerja di luar negeri tetapi tidak diperhitungkan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat asing yang bekerja di dalam negeri. Jika dirumuskan sebagai berikut:

GNP = GDP – Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri

Ada tingkat perbandingan yang bisa dilakukan antara GDP dan GNP untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu negara, antara lain:

  1. Bila GDP lebih besar dari GNP menunjukkan bahwa perekonomian negara tersebut belum maju, karena akan terjadi net factor income to abroud (pendapatan neto ke luar negeri) artinya investasi negara tersebut di luar negeri lebih kecil dari pada investasi asing di dalam negeri.
  2. Bila GDP lebih kecil dari pada GNP menunjukkan bahwa perekonomian negara tersebut sudah maju, karena negara tersebut mampu menanamkan investasinya di luar negeri lebih besar dibandingkan investasi asing di dalam negeri.

4. Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP)

Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP) adalah produksi nasional kotor (GNP) dikurangi penyusutan barang-barang modal. NNP ini sama dengan pendapatan nasional (PN) atau national income (NI). NNP dan NI ini dihitung berdasarkan harga pasar yang sering dirumuskan:

NNP = GNP – Penyusutan Barang – Barang Modal

5. Pendapatan Nasional Neto (PNN) atau Net National Income (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (PNN) atau Net National Income (NNI) adalah produksi nasional neto dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung merupakan unsur pembentuk harga pasar, tetapi tidak termasuk dalam biaya faktor produksi. Pajak ini dapat dialihkan kepada pihak lain, yang termasuk dalam kategori pajak tidak langsung adalah pajak penjualan , PPN, bea masuk, dan cukai.

NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung

6. Pendapatan Perseorangan (PI) atau Personal Income (PI)

Pendapatan Perseorangan (PI) atau Personal Income (PI) adalah Pendapatan yang berhak diterima oleh seseorang sebagai bentuk balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses produksi. Tidak semua pendapatan ini sampai ke tangan pemilik faktor produksi (perseorangan) , karena masih dikurangi laba yang tidak dibagikan, pajak perseorangan, asuransi, jaminan sosial dan ditambah dengan pindahan atau transfer (transfer payment) misalnya dana pensiun, iuran sosial, tunjangan bekas pejuang, bantuan korban bencana, bea siswa, subsidi pemerintah atau bantuan pada panti asuhan dan sebagainya. Pendapatan ini dirumuskan sebagai berikut:

PI = (NNI + Transfer Payment) – (Laba yang Tidak Dibagikan + Pajak Perseroan + Asuransi + Jaminan Sosial)

7. Pendapatan Bebas (PB) atau Disposible Income (DI)

Pendapatan Bebas (PB) atau Disposible Income (DI) adalah pendapatan dari seseorang yang siap digunakan baik untuk keperluan konsumsi maupun untuk ditabung Pendapatan bebas (DI) secara langsung akan mempengaruhi permintaan karena sebagian digunakan untuk konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk tabungan sebagai unsur pembentuk modal. Besarnya pendapatan bebas ini adalah pendapatan perseorangan dikurangi dengan pajak langsung (misal pajak penghasilan). Pendapatan ini dirumuskan sebagai berikut:

DI = PI – Pajak Langsung

C. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

Berdasarkan arus kegiatan ekonomi negara, penghitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga (3) metode pendekatan, antara lain.

1. Metode Pendekatan Pendapatan

Dalam metode ini cara yang dilakukan adalah dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor produksi atas penyerahan faktor produksinya kepada perusahaan.

Faktor ProduksiPendapatanSimbol
TanahSewar (rent)
Tenaga kerjaUpah/gajiw (wages)
ModalBungai (interest)
SkillLabap (profit)

Untuk mencari besarnya pendapatan nasional dirumuskan:

Y = r + w + i + p

2. Metode Pendekatan Produksi

Perhitungan pendapatan nasional dengan metode produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) yang diwujudkan oleh berbagai sektor dalam perekonomian, antara lain:

  1. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan;
  2. Pertambangan dan penggalian;
  3. Industri pengolahan;
  4. Listrik, gas, dan air bersih;
  5. Bangunan;
  6. Perdagangan, restoran, dan hotel;
  7. Pengangkutan dan komunikasi;
  8. Keuangan, persewaan bangunan, dan jasa perusahaan; serta
  9. Jasa-jasa.

Sebagai contoh, untuk memproduksi kemeja harus diproduksi terlebih dahulu kain, benang, dan kapas. Jika menjumlahkan nilai akhir produksi tiap-tiap komponen maka akan terjadi penghitungan ganda (double accounting). Hal ini disebabkan karena dalam nilai akhir kemeja sudah terkandung nilai kain, dalam nilai akhir kain sudah terkandung nilai akhir benang, dan seterusnya. Oleh karena itulah untuk memperoleh total produk yang dihasilkan suatu negara harus dilihat dari nilai tambahnya. Dengan adanya perhitungan nilai tambah tersebut maka akan terhindar dari adanya perhitungan ganda. Dengan demikian metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = NTB1 + NTB2 + NTB3 + ……… NTBn

Keterangan:

Y = Pendapatan nasional

NTB = Nilai tambah dari tiap-tiap sektor ekonomi

3. Metode Pendekatan Pengeluaran

Untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional dengan metode ini maka dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran masyarakat dari tiap-tiap rumah tangga yang ada. Adapun pengeluaran yang dihitung bukan berasal dari nilai transaksi barang jadi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari perhitungan ganda. Empat sektor Rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang digunakan sebagai acuan dalam menghitung pengeluaran adalah:

a. Rumah Tangga Konsumen

Nilai belanja atau pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen untuk membeli berbagai jenis kebutuhan dalam satu tahun tertentu disebut pengeluaran konsumsi rumah tangga dan ditulis dengan huruf C (consumption).

b. Rumah Tangga Produsen atau Perusahaan

Pengeluaran pada rumah tangga ini dilakukan sebagai pembentukan barang dan jasa yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa lebih lanjut atau yang diistilahkan dengan investasi (I).

c. Rumah Tangga Pemerintah

Pengeluaran investasi oleh pemerintah maupun swasta nantinya oleh pemerintah dimasukkan dalam komponen pembentukan modal tetap domestik bruto dan komponen perubahan stok yang diistilahkan goverment expenditure (G).

d. Rumah Tangga Luar Negeri/Ekspor Bersih

Pengeluaran untuk rumah tangga ini merupakan selisih dari nilai ekspor terhadap nilai impor yang dilakukan oleh suatu negara dalam kegiatan perdagangan internasional atau ekspor-impor (X-M).

Pengeluaran-pengeluaran dari keempat sektor perekonomian itulah yang merupakan komponen pendapatan nasional. Sehingga perhitungan pendapatan nasional ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = C + I + G + (X – M)

Keterangan:

Y = Pendapatan nasional

C = Konsumsi

I = Investasi

G = Pengeluaran pemerintah (government expenditure)

X = Ekspor

M = Impor

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Pendapatan Nasional

Komponen pendapatan nasional sebagai unsur pembentuk pendapatan nasional dilihat dari sumbernya terdiri dari konsumsi (C) dan Investasi (I) sehingga persamaan matematiknya Y = C + I. Sedangkan dilihat dari penggunaannya komponen pendapatan nasional terdiri konsumsi (C) dan tabungan (S) dan persamaan matematisnya Y = C + S.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Konsumsi

Komponen konsumsi dipengaruhi oleh:

  • Besarnya pendapatan bersih atau neto.
  • Tingkat komposisi rumah tangga (usia dan jumlah).
  • Tuntutan lingkungan (geografis dan sosial).
  • Dugaan untuk masa depan (naik turunnya harga).
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Tabungan

Komponen tabungan dipengaruhi oleh:

  • Tingkat pendapatan dan tingkat konsumsi masyarakat.
  • Motif berjaga-jaga dari masyarakat untuk waktu yang akan datang.
  • Tingkat suku bunga bank untuk tabungan.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komponen Investasi

Komponen investasi dipengaruhi oleh:

  • Tingkat suku bunga bank untuk modal.
  • Kekuatan permintaan di pasar terhadap barang dan jasa.
  • Tingkat perkembangan teknologi yang mampu menjamin efisiensi produksi.

D. Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional

Penghitungan pendapatan nasional bertujuan mendapatkan taksiran yang akurat mengenai nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama satu tahun. Manfaat-manfaat dilakukannya penghitungan pendapatan nasional itu, antara lain sebagai berikut.

1. Menjadi Sumber Informasi bagi Pemerintah

a. Data Pendapatan Nasional

Data pendapatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk menilai efektivitas kebijakan-kebijakan yang telah diambil. Misalnya, untuk menilai pengaruh kebijakan perubahan tingkat pajak terhadap pengeluaran masyarakat suatu negara.

b. Kecenderungan (Trend) Perkembangan Pendapatan Nasional

Kecenderungan (trend) perkembangan pendapatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan program untuk menanggulangi masalah tersebut. Misalnya, kenaikan pendapatan nasional diikuti dengan peningkatan keinginan masyarakat untuk membeli lebih banyak mobil pribadi. Kenaikan jumlah mobil pribadi akan menimbulkan masalah berupa tidak memadainya lagi lebar jalan raya yang tersedia. Oleh karena itu, pemerintah perlu merencanakan program pelebaran jalan lebih dini.

2. Mengetahui Struktur Perekonomian

Dari penghitungan PNB, dapat diketahui struktur perekonomian suatu negara. Misalnya, jika sumbangan terhadap pendapatan nasional lebih besar daripada sektor industri, struktur perekonomian negara tersebut bergerak ke negara industri.

3. Mengetahui Perekonomian Antardaerah

Dengan membandingkan produksi pendapatan daerah dan jumlah penduduk daerah masing-masing, akan diketahui kehidupan ekonomi daerah yang satu berbeda dengan daerah lainnya.

4. Memperkirakan Perubahan Pendapatan Riil

Penghitungan pendapatan nasional memungkinkan suatu negara mengetahui perubahan pendapatan riil penduduknya.

5. Membandingkan Kemajuan Ekonomi Antarnegara

Perhitungan pendapatan nasional memungkinkan dilakukannya perbandingan kemajuan ekonomi antarnegara. Perbandingan itu bisa dilaksanakan berdasarkan wilayah, misalnya antarnegara ASEAN, antarnegara maju, atau antarnegara berkembang.

E. Indikator Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Cara distribusi pendapatan nasional akan menentukan bagaimana tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan mampu menciptakan perbaikan masyarakat, seperti mengurangi kemiskinan, pengangguran dan keterbelakangan. Pendistribusian pendapat yang tidak merata justru akan menciptakan kemakmuran golongan masyarakat tertentu saja. Indikator yang digunakan untuk mengetahui adanya ketimpangan distribusi pendapatan nasional adalah dengan koefisien gini (Gini Ratio).

Dalam Kurva Lorenz, Garis Diagonal OE merupakan garis kemerataan sempurna karena setiap titik pada garis tersebut menunjukkan persentase penduduk yang sama dengan persentase penerimaan pendapatan. Koefisien Gini adalah perbandingan antara luas bidang A dan ruas segitiga OPE. Semakin jauh jarak garis Kurva Lorenz dari garis kemerataan sempurna, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya, dan sebaliknya. Pada kasus ekstrem, jika pendapatan didistribusikan secara merata, semua titik akan terletak pada garis diagonal dan daerah A akan bernilai nol (0). Sebaliknya pada ekstrem lain, bila hanya satu pihak saja yang menerima seluruh pendapatan, luas A akan sama dengan luas segitiga sehingga angka koefisien Gininya adalah satu (1). Jadi suatu distribusi pendapatan makin merata jika nilai koefisien Gini mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan dikatakan makin tidak merata jika nilai koefisien Gininya mendekati satu.

Tabel berikut ini memperlihatkan patokan yang mengategorikan ketimpangan distribusi berdasarkan nilai koefisien Gini.

Nilai Koefisien GiniDistribusi Pendapatan
…. < 0,4Tingkat ketimpangan rendah
0,4 < 0,5Tingkat ketimpangan sedang
…. > 0,5Tingkat ketimpangan tinggi

F. Perbandingan Pendapatan Nasional Indonesia dengan Negara Lain

Adanya kenaikan dalam pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita biasanya dipakai sebagai indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. Baik PDB maupun pendapatan per kapita sebenarnya bukan merupakan ukuran yang ideal. Michael P. Todaro, seorang profesor ekonomi dari Universitas New York menyatakan bahwa pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita meru pakan indeks kesejahteraan dan pembangunan yang bias. Pendapatan per kapita misalnya, hanya merupakan konsep rata-rata, karena sama sekali tidak memberi indikasi bagaimana pendapatan nasional sebuah negara dibagikan kepada masyarakat secara keseluruhan. Dengan kata lain, baik pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita tidak memiliki pengaruh apapun terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.

Walaupun demikian, kenaikan dalam pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita tetap merupakan unsur penting dalam setiap program pembangunan dalam usaha meningkatkan taraf hidup rakyat. Kenaikan pendapatan per kapita dan tingginya kesejahteraan rakyat bukan merupakan tujuan pembangunan yang harus dipisahkan, karena keduanya bisa diwujudkan secara bersama-sama.

Strategi pembangunan yang memadukan antara pertumbuhan dan pemerataan dalam distribusi pendapatan (redistribution with growth) pernah direkomendasikan oleh Bank Dunia pada era 1970-an terhadap negara-negara sedang berkembang. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi (antara 7%-8% per tahun) dan rata-rata pendapatan per kapita yang meningkat setiap tahun. Indonesia pada masa Orde Baru pernah diprediksikan sebagai salah satu calon negara industri baru. Akan tetapi, akibat krisis ekonomi sejak pertengahan tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia terus memburuk dan mengalami kemunduran.

Sebagai perbandingan, tabel di bawah menjelaskan perkembangan pendapatan nasional Indonesia dan beberapa negara di kawasan Asia lainnya, sebelum dan pada masa krisis ekonomi.

NegaraProduk Domestik Bruto (dalam Miliar Dolar AS)
199519981999
Cina700,2946,3991,2
Filipina74,165,175,3
Indonesia202,194,2141,0
Korea Selatan489,3317,1406,9
Malaysia87,372,574,6
Singapura83,782,884,9
Thailand168,0112,1123,9
Vietnam20,227,228,6

Sumber: Bank Dunia (dikutip dari Tambunan, 2001)

G. Usaha Meningkatkan Pendapatan Nasional

Usaha yang sesuai untuk meningkatkan pendapatan nasional, yaitu dengan beberapa cara yang dianggap cocok antara lain sebagai berikut:

  1. Meningkatkan pembangunan nasional di segala bidang, khususnya sektor ekonomi tanpa harus meninggalkan aspek-aspek kepribadian bangsa.
  2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan nasional dan pemberian pelatihan-pelatihan.
  3. Memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan swasta untuk bisa mengembangkan usahanya bagi terciptanya kemajuan ekonomi.
  4. Mendorong dan meningkatkan perkembangan industri kecil dan rumah tangga sebagai penopang sekaligus mitra bagi pergerakan industri menengah dan industri besar.
  5. Membuka dan meningkatkan kesempatan untuk berinvestasi bagi para pemilik modal baik lewat PMDN maupun lewat PMA.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendapatan nasional dapat dihitung baik dengan pendekatan atau metode produksi, yaitu menghitung jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu. Pendekatan atau metode pengeluaran, yaitu dengan menghitung jumlah pengeluaran seluruh pelaku ekonomi di suatu negara selama periode tertentu, ataupun pendekatan atau metode pendapatan dengan menghitung jumlah pendapatan yang diterima seluruh pemilik faktor produksi di suatu negara selama periode tertentu.

Product Domestic Buto (PDB atau GDP) adalah jumlah dari seluruh produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu Negara selama satu tahun termasuk di dalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh orang asing dan perusahaan asing yang beroperasi di dalam negeri. Produksi Nasional Kotor atau Gross National Product (GNP) adalah jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama satu tahun termasuk di dalamnya jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat Negara tersebut yang bekerja di luar negeri tetapi tidak diperhitungkan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat asing yang bekerja di dalam negeri.

Produksi nasional neto atau Net National Product (NNP) adalah produksi nasional kotor (GNP) dikurangi penyusutan barang-barang modal. Pendapatan nasional bersih atau Net National Income (NNI) adalah produksi nasional neto dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pendapatan perseorangan (PI) adalah Pendapatan yang berhak diterima oleh seseorang sebagai bentuk balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses produksi. Pendapatan bebas (DI) adalah pendapatan dari seseorang yang siap digunakan baik untuk keperluan konsumsi maupun untuk ditabung.

B. Saran

Terdapat permasalahan, seperti inflasi dan ketimpangan distribusi pendapatan, yang harus selalu diperhatikan pemerintah dalam kaitan untuk meningkatkan level pendapatan nasional negaranya.

DAFTAR PUSTAKA

Gilarso, T. (1991). Pendapatan Nasional. Yogyakarta: Kanisius.

Partadiredja, Ace. (1985). Perhitungan Pendapatan Nasional. Jakarta: LP3ES.

Sudiyono. (1992). Ekonomi Makro (Pengantar Analisa Pendapatan Nasional). Yogyakarta: Liberty.

Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sulistyo. (1999). Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: Universitas Terbuka.

Supriyanto, Ali Muhson. (2009). Ekonomi 1: Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Suryana.. (2002). Ekonomi Pembangunan, Problematika, dan Pendekatan. Bandung: Salemba Empat.

Download Contoh Makalah Pendapatan Nasional.docx