Makalah Pengolahan dan Kewirausahaan Bahan Nabati Menjadi Makanan Khas Daerah

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Pengolahan dan Kewirausahaan Bahan Nabati Menjadi Makanan Khas Daerah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Pengolahan dan Kewirausahaan Bahan Nabati Menjadi Makanan Khas Daerah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Pengolahan dan Kewirausahaan Bahan Nabati Menjadi Makanan Khas Daerah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Pengolahan dan Kewirausahaan Bahan Nabati Menjadi Makanan Khas Daerah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, November 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan hasil alam. Berbagai jenis tanaman dan hewan yang dapat kita jadikan sebagai bahan pangan nabati dan hewani bisa dengan mudah kita temui di sekitar kita. Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan hendaknya senantiasa bersyukur atas limpahan nikmat yang tidak putus-putusnya diberikan kepada kita. Tuhan telah memberikan karunia-Nya kepada manusia berupa akal pikiran dan kemampuan berpikir melebihi makhluk ciptaan-Nya yang lain. Dengan akal dan pikiran kita dapat memanfaatkan bahan nabati dan hewani menjadi produk yang beraneka ragam. Salah satunya adalah produk makanan khas daerah.

Pada awalnya kita hanya bisa menemukan makanan-makanan khas daerah di tempat asalnya saja, namun seiring dengan berkembangnya zaman, kini kita dapat menemukan makanan khas daerah di berbagai macam tempat, tidak hanya di daerah asalnya saja. Contohnya: pempek dan tekwan adalah makanan khas Palembang, kita bisa menemukan penjual pempek dan tekwan di berbagai daerah, bahkan di mancanegara. Hal ini merupakan peluang usaha yang potensial bagi para wirausahawan kuliner dalam memulai bisnisnya. Peluang dalam bahasa Inggris adalah opportunity yang berarti kesempatan yang muncul dari sebuah kejadian atau momen. Jadi, peluang usaha makanan khas daerah merupakan kesempatan yang muncul dan menjadi inspirasi (ide) bagi seseorang dalam melakukan usaha kuliner makanan khas daerah.

Kegiatan pengolahan produk makanan daerah saat ini merupakan salah satu usaha yang sangat menjanjikan bagi masyarakat oleh karena potensi sumber daya alam di Indonesia cukup potensial untuk diolah menjadi makanan khas daerah, seperti di provinsi Banten yang memiliki potensi hasil budidaya perikanan yang dimanfaatkan menjadi makanan khas daerah, seperti sate bandeng, sehingga meningkatkan perekonomian daerah tersebut, untuk itu kita harus selalu bersyukur atas karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Pengolahan dan Kewirausahaan Bahan Nabati Menjadi Makanan Khas Daerah ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana perencanaan usaha makanan khas daerah?
  2. Bagaimana perencanaan pemasaran usaha makanan khas daerah?
  3. Bagaimana cara penyusunan proposal makanan khas daerah?
  4. Bagaimana penerapan sistem produksi makanan khas daerah berdasarkan daya dukung daerah?
  5. Bagaimana cara menghitung titik impas (break even point) usaha makanan khas daerah?
  6. Bagaimana cara promosi produk hasil usaha makanan khas daerah?
  7. Bagaimana cara membuat laporan kegiatan usaha makanan khas daerah?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Pengolahan dan Kewirausahaan Bahan Nabati Menjadi Makanan Khas Daerah ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui perencanaan usaha makanan khas daerah.
  2. Untuk mengetahui perencanaan pemasaran usaha makanan khas daerah.
  3. Untuk mengetahui cara penyusunan proposal makanan khas daerah.
  4. Untuk mengetahui penerapan sistem produksi makanan khas daerah berdasarkan daya dukung daerah.
  5. Untuk mengetahui cara menghitung titik impas (break even point) usaha makanan khas daerah.
  6. Untuk mengetahui cara promosi produk hasil usaha makanan khas daerah.
  7. Untuk mengetahui cara membuat laporan kegiatan usaha makanan khas daerah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perencanaan Usaha Makanan Khas Daerah

Dalam menciptakan peluang usaha pengolahan makanan khas daerah banyak faktor yang mempengaruhinya, di antaranya:

1. Ide Usaha

Beberapa faktor yang dapat memunculkan ide usaha adalah faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri, antara lain:

  • Pengetahuan yang dimiliki;
  • Pengalaman yang pernah dilalui;
  • Kemampuan untuk melihat dan menjadikan pengalaman orang lain sebagai pelajaran;
  • Intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu hal-hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi bisnis, antara lain:

  • Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan;
  • Kesulitan yang dihadapi sehari-hari.
  • Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain;
  • Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.

2. Risiko Usaha

Risiko usaha yaitu kegagalan atau ketidakberhasilan dalam menangkap peluang usaha. Dalam usaha makanan khas daerah, resiko untuk mengalami kerugian bahkan kebangkrutan terbuka lebar. Oleh karena itu sebelum memulai usaha, kita harus menganalisa risiko yang ada. Risiko usaha dapat ditimbulkan karena:

  1. Permintaan (perubahan mode, selera, dan daya beli);
  2. Perubahan konjungtur (perubahan kondisi perekonomian yang pasang surut);
  3. Persaingan;
  4. Akibat lain, seperti bencana alam, perubahan aturan, perubahan teknologi, dan lain-lain.

Namun sesungguhnya ada berapa unsur yang dapat dilakukan dalam mengurangi risiko usaha yaitu:

  1. Adanya kesadaran dalam kemampuan mengelola usaha, peluang, dan kekuatan perusahaan;
  2. Adanya keinginan kuat untuk berprestasi, dorongan berinisiatif, dan motivasi untuk melaksanakan strategi usaha;
  3. Adanya kemampuan merencanakan strategi untuk mewujudkan perubahan di dalam lingkungan usahanya;
  4. Adanya kreativitas dan inovatif dalam menerapkan cara mengolah modal usaha untuk memperoleh keuntungan.

Selain unsur-unsur tersebut di atas kemampuan seorang wirausahawan dalam pengambilan resiko dapat meminimalisir risiko usaha tersebut. Tugas seorang wirausaha di dalam pengambilan risiko adalah sebagai berikut:

  1. Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu sekarang;
  2. Membeli alat-alat produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen;
  3. Menyewakan alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan konsumen;
  4. Memberikan kepercayaan kepada pembuat produk yang lebih kecil;
  5. Mengumpulkan informasi usaha;
  6. Mengurangi resiko usaha.

3. Keberhasilan dan Kegagalan dalam Berwirausaha Pengolahan Makanan Khas Daerah

Dalam melakukan usaha ada dua kemungkinan yang dapat terjadi yaitu kegagalan dan keberhasilan. Setiap orang pada umumnya tidak mau menerima kegagalan. Hanya sedikit orang yang mau memahami bahwa sesungguhnya kegagalan itu hanya sementara saja karena kegagalan merupakan awal dari keberhasilan. Jika seseorang mempunyai mental dan pribadi wirausaha, dia tidak akan putus asa bila mengalami kegagalan. Ia akan berusaha bangkit lagi sampai ia berhasil memperoleh apa yang menjadi harapannya. Seorang wirausahawan yang tangguh akan menggunakan kegagalannya sebagai pengalaman dan tidak akan mengulangi kegagalan serupa.

Demikian pula dengan keberhasilan. Jangan sampai keberhasilan yang diperoleh membuat kita terlena sehingga tidak mau lagi melakukan inovasi-inovasi untuk meningkatkan keberhasilan usaha. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seorang wirausahawan itu dikatakan berhasil atau gagal. Sebagai seorang wirausahawan, keberhasilan dan kegagalan merupakan dua sisi mata uang, ini berarti bahwa sewaktu-waktu ia dapat mencapai hasil yang baik, tetapi di waktu yang lain ia kurang berhasil. Untuk itu perlu diidentifikasi faktor apa saja yang menyebabkan ia gagal atau berhasil. Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya dipengaruhi oleh berbagai hal, di antaranya sebagai berikut:

  1. Keyakinan yang kuat dalam berusaha;
  2. Sikap mental yang positif dalam berusaha;
  3. Percaya diri dan keyakinan terhadap diri sendiri;
  4. Tingkah laku yang bertanggungjawab;
  5. Inovatif dan kreatif;
  6. Keunggulan dalam menjalankan usaha;
  7. Sasaran yang tepat dalam memulai usaha;
  8. Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien;
  9. Pengembangan diri;
  10. Selalu mengadakan evaluasi atas usaha yang dijalankan.

Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan usaha adalah sebagai berikut:

  1. Tidak ada tujuan tertentu dalam usaha;
  2. Kurang berambisi;
  3. Tidak disiplin;
  4. Pendidikan yang tidak cukup;
  5. Sikap selalu menunda-nunda;
  6. Kesehatan terganggu;
  7. Kurang tekun;
  8. Kepribadian yang negatif;
  9. Tidak jujur;
  10. Tidak dapat bekerja sama dengan orang lain.

Selanjutnya faktor non teknis yang menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu usaha makanan khas daerah di antaranya:

  1. Perencanaan usaha makanan khas daerah harus dibuat dengan perencanaan yang sangat matang. Rencanakan jenis makanan, lokasi usaha, penyedia bahan makanan, alat yang dibutuhkan, dan lain-lain.
  2. Menetapkan tujuan pengolahan makanan khas daerah harus jelas, apakah usaha makanan khas daerah yang dilakukan hanya untuk hobi atau untuk mendapatkan profit (keuntungan).
  3. Adaptasi terhadap tantangan dan persaingan dalam bisnis usaha makanan tidak ada habisnya. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk beradaptasi dalam mengatasi tantangan-tantangan. Kemampuan seorang wirausahawan dalam menghadapi tantangan dapat menentukan apakah usaha bisa bertahan atau tidak.
  4. Inovasi merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlanjutan usaha makanan khas daerah. Seorang wirausahawan makanan khas daerah harus terus-menerus fokus untuk selalu melakukan inovasi dan peningkatan mutu agar pelanggan selalu merasa terikat dengan usaha makanan yang dirintis baik dalam hal rasa, bentuk maupun pelayanan.
  5. Memasarkan merupakan kunci keberhasilan suatu usaha tidak terkecuali usaha makanan khas daerah. Walaupun produk makanan khas daerah yang kita hasilkan memiliki cita rasa yang enak dengan kualitas yang prima, namun jika pemasaran terhadap barang yang kita produksi buruk maka usaha yang kita jalani tidak akan berlanjut.
  6. Jangan mengeluh dan jangan menyerah merupakan kunci utama suatu usaha.

4. Pemetaan Peluang Usaha

Ancaman dan peluang akan selalu ada dari suatu usaha, oleh sebab itu penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan yang terjadi dan kemampuan dalam beradaptasi dari suatu usaha agar bisa tumbuh dan bertahan dalam ketatnya persaingan. Oleh karena itu sebelum melakukan usaha, seorang wirausahawan harus melakukan pemetaan peluang usaha. Pemetaan peluang usaha dilakukan untuk menemukan peluang usaha dengan memanfaatkan potensi yang ada. Pemetaan usaha juga dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi usaha yang ada dan berapa lama suatu usaha dapat bertahan.

Pemetaan potensi usaha dapat didasarkan pada sektor unggulan daerah demi mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengedepankan kewilayahan dan pemerataan. Terdapat beberapa cara atau metode dalam melakukan pemetaan potensi usaha, baik secara kuantitatif maupun kualitatif di antaranya adalah dengan melakukan analisa SWOT.

5. Sumber Daya yang Dibutuhkan dalam Usaha Makanan Khas Daerah

Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan kuliner sangat luar biasa baik ragam maupun cita rasanya. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki makanan khas. Dari yang diolah secara tradisional hingga modern. Bahkan berbagai varian baru muncul sebagai hasil eksperimen dan modifikasi. Makanan khas daerah tersebut menggunakan bahan pangan nabati dan hewani yang menjadi potensi dan unggulan daerah. Beberapa daerah bahkan memiliki lebih dari satu makanan khas.

Sebagai contoh Jawa Barat dengan bahan baku utama singkong, diolah makanan yang menjadi makanan khas daerah berupa tape, suwar-suwir (dodol tape), proll tape dan juga brownis tape. Rasanya pun sangat variatif. Hal itu menunjukkan bahwa usaha makanan khas daerah memanfaatkan sumber daya alam. Namun untuk membuat sebuah produk makanan khas daerah, bukan hanya sumber daya alam saja yang dibutuhkan. Sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat usaha makanan khas daerah adalah man (manusia), money (uang), material (bahan), machine (peralatan), method (cara kerja), dan market (pasar).

B. Perencanaan Pemasaran Usaha Makanan Khas Daerah

Dalam menjalankan usaha makanan khas daerah, bukan cuma modal dan produk berkualitas saja yang dibutuhkan, tetapi aspek pemasaran juga sangat dibutuhkan agar bisnis yang dijalankan dapat menghasilkan omset sesuai target yang telah ditetapkan. Usaha makanan khas daerah merupakan salah satu usaha yang memiliki potensi cukup besar. Sudah banyak pelaku usaha yang berhasil menggeluti usaha ini. Namun tidak sedikit pula pelaku usaha makanan yang gagal karena strategi pemasaran yang digunakan kurang tepat. Oleh karena itu untuk menghindari risiko bangkrut harus direncanakan strategi pemasaran usaha makanan yang tepat. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah:

1. Membuat Nama untuk Bisnis Makanan Semenarik Mungkin

Nama usaha akan menjadi image yang akan tertanam pada konsumen, sehingga mereka mudah untuk mengingat usaha makanan yang dibuat. Oleh karena itu sebelum membuka usaha makanan, siapkanlah nama usaha makanan yang menarik, unik, dan mudah diingat oleh para konsumen. Di samping itu sesuaikan nama dengan usaha yang dijalankan dengan daerah asal makanan. Nama usaha dapat ditempatkan di depan lokasi usaha dengan menggunakan neonbox ataupun x-baner dengan ukuran yang besar dan mudah terlihat agar konsumen yang kebetulan lewat, tertarik untuk mampir membeli produk makanan yang ditawarkan.

2. Memperkenalkan Usaha Olahan Makanan kepada Masyarakat

Mulailah pemasaran dengan mengenalkan makanan khas daerah yang dibuat kepada masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat acara dan mengundang masyarakat luas untuk berkunjung ke lokasi usaha. Selain itu pemasaran juga bisa dilakukan dengan mengambil karyawan yang bertempat tinggal di sekitar lokasi. Secara tidak langsung karyawan tersebut akan mempromosikan tempat kerja mereka kepada kerabat serta rekan mereka. Pada kesempatan tersebut dapat juga dilakukan survei untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan produk dari pendapat konsumen secara langsung melalui angket. Dengan demikian kita dapat selalu mengadakan perbaikan produk sesuai dengan keinginan konsumen.

3. Potongan Harga untuk Acara Tertentu

Selain itu dapat juga memberikan paket harga khusus pada saat hari-hari tertentu, misalnya memberikan harga paket keluarga di hari raya seperti lebaran atau tahun baru. Potongan harga atau harga paket khusus akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen untuk berkunjung ke tempat usaha. Gunakanlah brosur, pamflet, atau pun spanduk untuk mempromosikan hal tersebut.

4. Membangun Jaringan dengan Usaha Lain yang Dapat Mendukung Usaha Makanan yang Dibuat

Jaringan merupakan pemasaran yang sangat efektif. Mulailah dengan membuat jaringan usaha dengan rekan maupun kerabat dekat yang memang bisa membantu untuk mengembangkan bisnis. Cara membangun jaringan bisa dilakukan dengan memberikan tes produk pada rekan atau kerabat, misalnya dengan mengajak rekan dan kerabat untuk berkunjung mencicipi makanan yang dibuat. Jika rekan dan kerabat tertarik dengan produk tersebut, mereka akan senang jika diajak untuk bekerja sama dengan usaha yang sudah dibuat. Begitu banyak peluang yang akan muncul, bila memiliki jaringan usaha yang cukup luas.

5. Menciptakan Inovasi pada Menu-menu yang Ditawarkan

Untuk menghindari kejenuhan konsumen, ciptakan inovasi pada menu-menu yang ditawarkan minimal 6 bulan sekali. Banyaknya variasi menu yang ditawarkan, akan menjadi daya tarik tersendiri. Misalnya usaha bakso, malang bisa diberikan inovasi dengan menambah menu bakso isi keju, bakso isi telur, bakso isi buah, hingga bakso ikan dan bakso udang. Menu yang bervariasi akan menarik minat masyarakat untuk mengunjungi warung usaha bakso yang sudah dirintis.

6. Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Dalam memberikan pelayanan bagi para konsumen, perhatikan waktu penyajian makanan, kualitas cita rasa makanan serta kebersihan dan keamanan tempat usaha. Konsumen akan merasa tidak nyaman jika menunggu penyajian makanan yang terlalu lama, untuk itu usahakan untuk tepat waktu dalam memberikan pelayanan. Selain itu jaga kualitas cita rasa makanan yang diproduksi, sehingga konsumen tidak kecewa jika makanan yang mereka pesan ternyata tidak enak. Jagalah kebersihan serta keamanan lokasi usaha makanan khas daerah yang dibuka, sehingga konsumen yang makan merasa nyaman dan senang untuk berkunjung kembali ke lokasi usaha.

C. Penyusunan Proposal Makanan Khas Daerah

Dewasa ini jumlah pengangguran semakin meningkat. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah kurangnya pengetahuan masyarakat untuk memanfaatkan peluang bisnis dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Hal ini menyebabkan semakin meningkatnya krisis ekonomi di masyarakat. Padahal sesungguhnya pemanfaatan sumber daya alam dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru jika dijadikan usaha salah satu contohnya usaha makanan khas daerah yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan perekonomian bagi keluarga dan masyarakat.

Banyak jenis makanan khas daerah yang bisa dibuat dan memiliki daya jual yang cukup tinggi. Seseorang yang akan memulai usaha makanan khas daerah sebaiknya membuat perencanaan yang disusun dalam sebuah proposal. Isi proposal meliputi penjelasan tentang visi dan misi, tujuan kegiatan usaha, maksud kegiatan usaha, dan pemasaran.

D. Penerapan Sistem Produksi Makanan Khas Daerah Berdasarkan Daya Dukung Daerah

1. Pengertian Makanan Khas Daerah

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa di mana memiliki keanekaragaman olahan masakan yang menjadi ciri khas daerah tersebut atau sering disebut makanan khas daerah. Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa di konsumsi di suatu daerah. Karakter masakan di suatu daerah biasanya mencerminkan karakter masyarakatnya. Di daerah pegunungan karena iklim pegunungan yang dingin dan menghasilkan bahan pangan berupa sayur-mayur, umumnya olahan masakannya berbahan dasar sayur yang disajikan dalam suhu panas dengan rasa pedas, dengan tujuan untuk menghangatkan badan. Di daerah pantai maka olahan makanannya banyak menggunakan hasil laut. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kontak dengan orang dari luar daerah semakin tinggi sehingga melahirkan banyak masakan campuran yang ikut memperkaya produk makanan khas daerah.

Makanan khas daerah memiliki kandungan gizi dan manfaat yang beragam, sesuai dengan bahan baku, bahan tambahan, dan teknik pengolahan yang digunakan. Bahan utama produk makanan khas daerah adalah bahan nabati/hewani, kandungan nutrisi utamanya adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Jumlah komponen-komponen tersebut berbeda-beda pada masing-masing bahan, tergantung pada susunan, kekerasan, tekstur, cita rasa, dan warna.

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia, umumnya terdapat pada bahan pangan golongan serelalia seperti; beras, gandum, dan umbi-umbian. Contoh makanan khas daerah yang mengandung karbohidrat adalah nasi liwet, nasi jamblang, getuk, dan lain-lain. Protein memiliki fungsi utama sebagai zat pembangun. Umumnya terdapat pada hasil hewani seperti; daging, ikan, telur, susu, dan hasil nabati seperti kacang-kacangan dan hasil olahannya. Contoh makanan khas daerah yang banyak mengandung protein adalah telur asin, ayam betutu, bebek songkem, ayam lodho, dan lain sebagainya. Lemak merupakan sumber tenaga kedua setelah karbohidrat dan dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan K. Lemak dibedakan menjadi lemak yang dapat dilihat dan lemak yang tidak dapat dilihat. Lemak yang dapat dilihat seperti mentega, margarin, minyak goreng. Sedangkan minyak yang tidak dapat dilihat seperti lemak dari kacang tanah, lemak kemiri, kuning telur, susu.

Contoh makanan khas daerah yang banyak mengandung lemak adalah; rendang daging, bika ambon, karena pada proses pembuatannya menggunakan santan kental. Vitamin berfungsi untuk kelancaran metabolisme, menjadi daya tahan dan kekebalan tubuh. Sumber vitamin dan mineral yang terdapat pada hasil hewani seperti; daging, susu, telur, dan sumber vitamin dari hasil nabati seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Contoh makanan khas daerah yang mengandung vitamin adalah karedok, gado-gado, keripik pisang, keripik sanjay, dan lain sebagainya.

2. Karakteristik Makanan Khas Daerah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku dengan kebudayaan yang sangat beragam. Demikian pula dengan hasil alam yang dijadikan sebagai bahan pangan. Umumnya bahan pangan berasal dari dua sumber yaitu bahan pangan nabati dan bahan pangan hewani. Bahan makanan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan serealia. Bahan makanan hewani adalah makanan yang berasal dari hewan, seperti telur ,ayam, daging, ikan, dan susu.

Perbedaan budaya dan bahan pangan yang tersedia membuat pengolahan produk makanan khas berbeda di setiap daerah sehingga menghasilkan aneka jenis produk makanan yang beraneka ragam dengan karakter yang berbeda pula. Masakan khas daerah memiliki ciri khas dan karakter tertentu, seperti:

a. Karakteristik Masakan Jawa Barat

Jawa Barat merupakan daerah pegunungan yang banyak menghasilkan berbagai jenis sayur mayur. Masyarakat Jawa Barat lebih suka makan sayur-mayur muda yang masih mentah secara langsung dalam bentuk lalap mentah yang disantap bersama sambal. Olahan sayuran yang masih mentah disebut karedok. Sedangkan yang matang disebut gado-gado. Banyaknya masakan yang terbuat dari ikan, dibuat pepes.

b. Karakteristik Masakan Jawa Tengah

Masyarakat Jawa Tengah banyak menggunakan bawang putih sebagai bumbu dominan. Dan lebih menyukai rasa manis dibandingkan rasa yang lain. Di daerah ini banyak ditemukan masakan bersantan. Contoh makanan khas dari Jawa Tengah adalah gudeg

c. Karakteristik Masakan Jawa Timur

Masakan olahan masyarakat Jawa Timur banyak menggunakan terasi dan petis sebagai pemberi rasa pada masakan. Dengan rasa yang sedikit pedas, masakan Jawa Timur banyak dimatangkan dengan cara direbus, digoreng, dipepes, dan dibakar. Contoh makanan khas dari Jawa Timur adalah rujak cingur, tahu tek, dan lain-lain

d. Karakteristik Masakan Sumatera

Masakan olahan daerah Sumatra menggunakan banyak bumbu. Sumatra Barat menggunakan banyak cabai hingga rasanya relatif pedas dan santan kental. Daerah Sumatera Selatan sangat suka masakan yang asam rasanya. Olahan makanannya banyak dimatangkan dengan cara direbus, dibakar, dan digoreng dengan waktu memasak yang relatif lama. Masakan dari sayur-mayur tidak banyak jumlahnya. Kalau pun ada jenis sayurnya tidak bervariasi. Sayur yang sering dipakai antara lain daun singkong, kacang panjang, buncis, dan nangka muda. Contoh makanan khas dari Sumatera adalah rendang, mpe-mpe, tempoyak, keripik sanjay, dan lain-lain.

e. Karakteristik Masakan Sulawesi

Masakan olahan daerah Sulawesi banyak menggunakan ikan dengan rasa asam pedas. Contoh makanan khas Sulawesi adalah bubur jagung, kaledo, palumara, uvempoi, uta kelo, dan lain sebagainya.

3. Teknik Pengolahan Makanan Khas Daerah

Manusia mulai memasak makanannya setelah menemukan dan mengenal kegunaan api. Makanan itu dimasak dalam sebuah lubang yang digali di tanah. Lubang itu kemudian ditutupi tanah liat. Setelah itu diisi air dan ke dalam api itu dilemparkan batu-batu panas hingga air mendidih. Air mendidih ini digunakan untuk merebus sayuran, ikan atau daging. Cara memanggang makanan di atas bara api dilakukan dengan cara daging atau ikan ditusuk dengan sepotong kayu dan diletakkan di atas api tersebut.

Merebus dan membakar makanan merupakan teknik-teknik pengolahan yang pertama dikenal. Kemajuan dibidang industri pembuatan alat memasak mengembangkan teknik-teknik mengolah makanan. Dengan menguasai teknik mengolah makanan, kita dapat menciptakan bermacam-macam resep masakan yang lezat. Pada hakikatnya memasak adalah suatu proses pemanasan bahan makanan. Guna pemanasan tersebut adalah untuk meningkatkan rasa, memudahkan pencernaan, memperbaiki tekstur, meningkatkan penampilan dan mematikan kuman. Dengan menguasai teknik memasak, kita dapat memilih cara memasak yang sesuai dengan bahan makanan yang akan dimasak sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Perambatan panas dari suatu sumber panas ke dalam makanan yang dimasak dapat melalui tiga cara yaitu:

  1. Konduksi yaitu perambatan panas melalui benda perantara yang saling bersentuhan dengan bahan makanan yang akan dimasak. Misalnya merebus sayuran, di mana air dan bahan makanan saling menyatu;
  2. Konveksi yaitu perambatan panas melalui benda perantara di mana panas dari benda perantara tersebut ikut berpindah. Misalnya menggunakan oven, terjadi sirkulasi uap panas;
  3. Radiasi yaitu perambatan panas melalui pancaran panas langsung dari sumber panas ke bahan makanan yang dimasak. Panas langsung ke bagian dalam bahan makanan kemudian menyebar ke seluruh bagian makanan. Misalnya memanaskan makanan dingin dari lemari es. Dengan menggunakan oven microwave makanan tersebut akan cepat panas pada bagian luar maupun dalam.

Dalam mengolah makanan ada tiga teknik pengolahan untuk membuat makanan khas daerah yaitu:

a. Teknik Memasak Basah
1) Merebus

Merebus (boiling) adalah memasak bahan makanan di dalam cairan (air, susu atau kaldu) mendidih (kurang lebih 100 OC) sehingga gelembung udara pecah di permukaan cairan. Alat yang digunakan ialah panci dengan tutup. Banyak sedikitnya air serta lamanya merebus tergantung pada bahan makan yang direbus. Perlu diingat sifat-sifat zat makanan yang terdapat di dalam bahan makanan agar vitamin tidak banyak terbuang. Contoh masakan demikian adalah urap sayuran, kentang rebus, dan lain-lain. Teknik merebus dibagi menjadi dua yaitu:

  • Simmering adalah merebus bahan makanan sampai titik didih (kurang lebih 100 OC) kemudian api dikecilkan (kurang dari 100 OC), proses merebus masih terus berlangsung. Contoh adalah membuat kaldu (stock). Teknik ini di Indonesia dikenal dengan menyemur.
  • Poaching ialah merebus bahan makan di dalam air yang sedikit dengan api kecil, temperatur kurang dari 100 O Proses poaching terjadi perlahan lahan dan sesuai untuk bahan makanan yang mudah dimasak dengan tekstur yang lembut, misalnya telur, ikan, buah-buahan.
2) Menyetup

Menyetup (stewing) ialah memasak bahan makanan di dalam cairan (air, kaldu atau saus) dalam jumlah yang hampir sama dengan bahan yang dimasak. Proses menyetup terjadi perlahan lahan agar bahan makanan dapat lunak. Daging yang dimasak dengan cara ini biasanya dipotong agak kecil. Contoh masakan ini adalah opor ayam, gulai kambing, dan lain-lain. Menyetup juga dapat dilakukan pada buah-buahan, dengan menggunakan air gula dan kadang-kadang diberi aroma dari cengkeh atau kayu manis.

3) Braising

Braising adalah metode memasak bahan makanan dengan menggunakan sedikit air atau kaldu. Braising cocok untuk memasak bahan makanan yang agak keras dan diiris tipis-tipis untuk melembutkan serat seratnya. Bahan makanan yang dapat dimasak secara braising antara lain daging sapi, ayam atau itik dan juga sayur sayuran. Contoh masakan braising antara lain, ayam goreng kecap. Cara membuat ayam braising adalah sebagai berikut. Pertama, ayam setelah dibersihkan dipotong potong sesuai selera dan digoreng dengan sedikit minyak sampai berwarna coklat. Kedua, masukan ayam goreng tersebut dalam panci dan tambahkan sedikit air atau kaldu, kemudian panaskan di atas api kecil atau di dalam oven. Pada waktu memanaskan, hendaknya panci dalam keadaan tertutup.

4) Mengukus

Mengukus (steaming) ialah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Alat yang digunakan ialah risopan, dandang dengan kukusan, langseng dan soblungan atau klakat. Cara ini lebih baik daripada merebus. Contoh masakan ini adalah nasi kukus dan puding kukus (steamed pudding).

5) Mentim

Mentim (au bain marie) ialah memasak bahan makanan dengan menggunakan panci tim atau dua panci, yang satu lebih kecil sehingga dapat dimasukkan ke dalam panci yang lain. Cara ini memerlukan waktu lama. Contoh masakan ini adalah nasi tim dan puding roti.

6) Memblansir

Memblasir (blanching) ialah merebus sebentar bahan makanan dalam air mendidih, dengan maksud untuk mengurangi rasa dan bau, misalnya lobak, isi perut, rebung, dan tulang untuk kaldu. Bahan makanan yang akan diawetkan perlu diblansir supaya warnanya tetap baik, misalnya CABAI merah.

b. Teknik Memasak Kering
1) Memanggang

Memanggang ialah memasak bahan makanan di atas api terbuka. Api tersebut diletakkan di bawah bahan makanan yang dimasak, sehingga menimbulkan aroma yang sedap. Api tidak boleh terlalu besar agar bahan makanan tidak hangus. Bahan makanan yang dipanggang biasanya dalam bentuk kecil. Ada 2 macam cara memanggang yaitu griddling atau pan broiling dan roasting.

2) Mengepan atau Mengoven

Mengepan atau mengoven (baking) ialah memasak bahan makanan di dalam oven dengan panas dari segala jurusan. Mengepan lebih tepat untuk memasak adonan roti dan kue. Contoh masakan ini adalah macam-macam roti dan macam-macam kue.

3) Menggongseng atau Menyangan

Menyangan atau mengoseng ialah memasak bahan makanan tanpa minyak. Selain membuat masak bahan makanan, juga membuat aroma yang sedap. Alat yang digunakan adalah wajan berdasarkan tebal atau kuali dari tanah liat. Seringkali digunakan pasir sebagai pengganti minyak agar panasnya rata. Bahan makanan yang disangrai misalnya kacang tanah, ketumbar dan kemiri.

c. Teknik Memasak dengan Minyak
1) Menumis

Menumis (sautéing, shallow frying) ialah memasak bahan makanan dengan minyak atau lemak sedikit sambil diaduk. Bumbu yang ditumis akan mengeluarkan aroma yang sedap, sayuran terasa lebih gurih dan lebih enak. Bahan makanan yang ditumis adalah bahan makanan dengan tekstur lembut. Contoh masakan ini adalah tumis kangkung.

2) Menggoreng

Menggoreng (frying) ialah memasak bahan makanan di dalam minyak. Ada 2 macam menggoreng, yaitu menggoreng di dalam minyak sedikit (pan frying) dan menggoreng di dalam minyak banyak (deep frying). Sebagai contoh menggoreng di dalam minyak sedikit adalah menggoreng ayam, ikan, tahu, tempe. Adapun contoh menggoreng di dalam minyak banyak adalah menggoreng kentang, kerupuk, dan sejenisnya. Bahan makanan yang akan digoreng dapat diberi lapisan ataupun tanpa lapisan.

4. Jenis Bahan Kemas Olahan Makanan Khas Daerah

Kemasan merupakan tahapan akhir dari sebuah produksi dan memegang peranan penting dalam usaha pengolahan makanan. Makanan dengan penampilan menarik akan menggugah selera, karena untuk mengonsumsi makanan pertama-tama pandangan mata yang bekerja, kemudian diikuti indra penciuman untuk aroma, baru kemudian lidah memberi indra rasa bekerja menghasilkan rasa nikmat. Penyajian ataupun kemasan akan menjadi daya tarik konsumen untuk membelinya dan memakannya, oleh karena itu jenis, bentuk, warna, dan dekorasi kemasan perlu diperhatikan agar dapat memberikan tampilan unik, menarik, dan berkarakter pada penyajian dan kemasan produknya.

Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya. Makanan khas daerah pada masa lampau biasanya dikemas dengan menggunakan kemasan tradisional seperti kendil dari tanah liat, anyaman daun pisang, daun kelapa, daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/enau (aren), daun jambu air, daun jati.dll. Sesuai dengan kemajuan zaman teknologi dan kebutuhan manusia, produk kemasanpun berkembang terus menerus. Saat ini, makanan khas daerah banyak dikemas menggunakan kertas, plastik, kaca/gelas, aluminium foil, dan ada pula yang dikombinasikan dengan kemasan tradisional.

Pengemasan dilakukan untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan agar mempunyai bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Oleh karena itu bentuk, warna, dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya. Kriteria- kriteria tertentu juga harus diperhatikan dalam pemilihan wadah penyajian/kemasan, yaitu antara lain:

  1. Bahan kemasan atau wadah penyajian mampu melindungi isinya dari berbagai resiko dari luar.
  2. Bahan kemasan tidak berbau.
  3. Bahan kemasan atau wadah penyajian memiliki daya tarik terhadap konsumen.
  4. Bahan kemasan atau wadah penyajian mudah didapat.
  5. Dalam kemasan atau wadah disertakan label yang memuat nama produk, tanggal, nama produsen, berat bersih, komposisi, merek dagang, tanggal kadaluwarsa, efek samping.

5. Teknik Pengemasan Makanan Khas Daerah

Pengemasan yang pertama yang diketahui adalah menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia pada saat itu di antaranya adalah keranjang dari alang-alang, kantong kulit (bola tas), kotak kayu, vas tembikar, keramik amphorae, tong kayu, tas anyaman, dll. Makanan tradisional suatu daerah mungkin berbeda pada daerah lain, misalnya produk fermentasi dari ubi kayu di Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal sebagai tape, sementara di Jawa Barat disebut sebagai Peuyeum. Perbedaan sebutan/nama terhadap produk pangan tradisional serupa di berbagai daerah juga diikuti dengan perbedaan penggunaan kemasan untuk produk dimaksud. Ragam kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai seperti kemasan dengan menggunakan daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa atau enau (aren), daun jambu air dan daun jati.

E. Menghitung Titik Impas (Break Even Point) Usaha Makanan Khas Daerah

1. Pengertian Break Even Point

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan di mana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.

BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian, di antara manfaat BEP adalah:

  1. Alat perencanaan untuk hasilkan laba.
  2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
  3. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
  4. Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.

2. Strategi Menetapkan Harga Jual Makanan Khas Daerah

Menentukan harga jual produk yang paling sesuai dan tepat tidaklah mudah untuk wirausahawan yang baru memulai usahanya. Harga jual sangat berkaitan dengan tingkat penjualan dan tingkat keuntungan yang ditetapkan. Jika menetapkan harga terlalu mahal, dikhawatirkan pelanggan akan tidak jadi membeli produk. Sedangkan jika menjual produk terlalu murah, maka akan menghasilkan laba dengan tingkat yang rendah. Menentukan harga jual yang asal-asalan akan meningkatkan resiko kerugian. Oleh karena itu, ketika akan menetapkan harga jual produk perlu melakukan suatu perhitungan yang matang.

3. Menghitung BEP

Dalam menghitung Break Even Point diperlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini:

a. Fixed Cost

Komponen ini merupakan biaya tetap atau konstan ada walaupun tidak ada kegiatan produksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.

b. Variable Cost

Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variable cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.

c. Selling Price

Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.

F. Promosi Produk Hasil Usaha Makanan Khas Daerah

Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup usaha serta meningkatkan kualitas penjualan yang secara tidak langsung akan meningkatkan kegiatan pemasaran dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Pemasaran tidak hanya berhubungan dengan produk, harga produk, dan pendistribusian produk, tetapi berkait pula dengan mengkomunikasikan produk ini kepada konsumen agar produk dikenal dan pada akhirnya dibeli. Untuk mengkomunikasikan produk ini perlu disusun strategi yang disebut dengan strategi promosi, yang terdiri dari empat komponen utama yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan tatap muka.

1. Tujuan Promosi

Dalam memasarkan sebuah produk, tak jarang para pelaku usaha mengadakan acara khusus untuk mempromosikan produk unggulannya kepada masyarakat. Kegiatan tersebut sengaja dilakukan untuk mendukung strategi pemasaran mereka sehingga produk yang dimilikinya semakin dikenal luas oleh semua lapisan masyarakat. Berbagai macam strategi promosi pun dilakukan para pelaku usaha untuk menarik minat calon konsumennya dan meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap brand image produknya. Misalnya saja promosi besar-besaran melalui potongan harga (diskon khusus), memberikan sampel gratis untuk produk-produk terbaru, atau sekedar memberikan pelayanan khusus bagi para konsumen yang membeli produk dalam jumlah yang cukup banyak. Namun, sebelum merencanakan dan menjalankan strategi promosi penjualan, sebaiknya tentukan terlebih dahulu tujuan promosi yang ingin dicapai. Hal ini penting agar program promosi yang direncanakan bisa sesuai dengan tujuan utama yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Manfaat Promosi

Promosi perusahaan memang sangat penting karena mempengaruhi hasil penjualan suatu produk atau barang, dan tentunya itu sangat berdampak besar terhadap berlangsungnya kreativitas suatu perusahaan. Strategi promosi perusahaan sering digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan permintaan atau penjualan produk yang ditawarkan, sehingga dapat meningkatkan laba yang diperoleh. Selain itu kegiatan promosi juga memberikan kemudahan dalam merencanakan strategi pemasaran selanjutnya, karena biasanya kegiatan promosi dijadikan sebagai cara berkomunikasi langsung dengan calon konsumen. Sehingga kita dapat memperoleh informasi akurat dari para konsumen, mengenai respons produk yang kita tawarkan.

3. Sasaran Promosi

Mempromosikan rumah makan adalah suatu tahapan yang cukup menantang bagi pemilik restoran atau warung makan. Promosi yang dilakukan haruslah tepat sasaran. Siapa yang akan menjadi konsumen utama produk makanan khas daerah yang kita buat, apakah anak-anak, remaja, atau orang dewasa. Tentunya kita tidak ingin menghambur-hamburkan uang untuk melakukan promosi yang kurang tepat sasaran.

4. Teknik Promosi

Promosi penjualan (sales promotion) merupakan kegiatan yang sangat penting dan merupakan bagian integral dari proses pemasaran. Berbagai cara dilakukan untuk mempromosikan produk yang dibuat. Lingkungan bisnis makanan khas daerah saat ini telah menjadi sangat kompetitif karena meningkatnya jumlah warung makan atau restoran yang menawarkan produk mereka. Seorang wirausahawan harus mengetahui beberapa strategi penjualan untuk meningkatkan popularitas produk yang dihasilkan.

G. Laporan Kegiatan Usaha Makanan Khas Daerah

Membuat laporan kerap kali dilakukan dalam mengerjakan tugas laporan prakerin atau laporan kegiatan yang ditugaskan oleh guru di sekolah. Laporan harus mempunyai format penulisan yang baik. Selain itu, isi yang mudah dipahami sudah menjadi keharusan agar pembaca mengerti apa yang dimaksud dalam isi laporan tersebut, sehingga pembaca akan antusias membacanya.

Laporan adalah segala sesuatu, baik itu peristiwa atapun kegiatan yang dilaporkan dan dapat berbentuk lisan ataupun tertulis berdasarkan fakta atau peristiwa yang terjadi. Laporan memiliki berbagai jenis, seperti laporan perjalanan, laporan penelitian, dan laporan perjalanan. Pada hakikatnya, laporan perjalanan adalah cerita tentang perjalanan yang kita lakukan dan termasuk laporan nonformal karena tidak menggunakan sistematika standar laporan resmi. Laporan kegiatan makanan khas daerah dibuat dalam bentuk proposal. Proposal ini yang dibuat bermanfaat untuk:

  1. Membantu wirausaha untuk mengembang kan usaha dan menguji strategi dan hasil yang di harap kan dari sudut pandang pihak lain (investor).
  2. Membantu wirausaha untuk berpikir kritis dan obyektif atas bidang usaha yang akan dijalankan.
  3. Sebagai alat komunikasi dalam memaparkan dan meyakinkan gagasan kepada pihak lain.
  4. Membantu meningkat kan keberhasilan para wirausaha.

Laporan adalah alat pemberitahuan atau pertanggungjawaban dari suatu tim kerja yang disusun secara lengkap, sistematis, dan kronologis. Laporan merupakan suatu keterangan mengenai suatu peristiwa atau perihal yang ditulis berdasarkan berbagai data, fakta, dan keterangan yang melingkupi peristiwa atau perihal tersebut. Laporan mengenai peristiwa atau perihal yang bersifat penting atau resmi biasanya disampaikan dalam bentuk tulisan.

Menganalisis laporan berarti melakukan suatu kajian atau penelitian terhadap suatu laporan. Hal yang dianalisis dalam laporan dapat meliputi isi peristiwa, kronologi waktu, kelengkapan data, kebahasaan, dan bentuk laporan. Dalam menganalisis laporan yang perlu diperhatikan hal-hal berikut.

  1. Menyimak laporan dengan saksama, sehingga dapat menangkap informasi yang disampaikan secara utuh dan lengkap serta terperinci.
  2. Memahami isi laporan dari bentuk, isi, maupun kebahasaan.
  3. Menguraikan secara detail atau rinci pokok-pokok isi laporan.
  4. Melakukan pengecekan terhadap setiap hal yang dilaporkan secara detail dan cermat.
  5. Tidak mencampuradukkan antara fakta (yang bersifat objektif) dan opini atau pendapat (yang cenderung bersifat subjektif).
  6. Melakukan kajian terhadap kebenaran atau ketepatan hasil laporan tersebut.
  7. Memberikan suatu pandangan atau pendapat terhadap laporan berdasarkan suatu teori atau definisi (referensi).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Makanan khas daerah memiliki kandungan gizi dan manfaat yang beragam, sesuai dengan bahan baku, bahan tambahan, dan teknik pengolahan yang digunakan. Bahan utama produk makanan khas daerah adalah bahan nabati atau hewani, kandungan nutrisi utamanya adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Jumlah komponen-komponen tersebut berbeda-beda pada masing-masing bahan, tergantung pada susunan, kekerasan, tekstur, cita rasa, dan warna.

Dalam menjalankan usaha makanan khas daerah, bukan cuma modal dan produk berkualitas saja yang dibutuhkan, tetapi aspek pemasaran juga sangat dibutuhkan agar bisnis yang dijalankan dapat menghasilkan omset sesuai target yang telah ditetapkan. Usaha makanan khas daerah merupakan salah satu usaha yang memiliki potensi cukup besar. Sudah banyak pelaku usaha yang berhasil menggeluti usaha ini. Namun tidak sedikit pula pelaku usaha makanan yang gagal karena strategi pemasaran yang digunakan kurang tepat. Oleh karena itu untuk menghindari risiko bangkrut harus direncanakan strategi pemasaran usaha makanan yang tepat.

Merebus dan membakar makanan merupakan teknik-teknik pengolahan yang pertama dikenal. Kemajuan dibidang industri pembuatan alat memasak mengembangkan teknik-teknik mengolah makanan. Dengan menguasai teknik mengolah makanan, kita dapat menciptakan bermacam-macam resep masakan yang lezat. Pada hakikatnya memasak adalah suatu proses pemanasan bahan makanan. Guna pemanasan tersebut adalah untuk meningkatkan rasa, memudahkan pencernaan, memperbaiki tekstur, meningkatkan penampilan dan mematikan kuman. Dengan menguasai teknik memasak, kita dapat memilih cara memasak yang sesuai dengan bahan makanan yang akan dimasak sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.

B. Saran

Dalam melakukan usaha, sebaiknya kita memiliki etika bisnis yang sesuai dengan aturan agama yang berdasarkan iman kepada Tuhan YME sebagai tanda syukur atas nikmat yang diberikan. Selain itu, usaha tidak hanya mengejar keuntungan saja, tetapi juga harus memberikan dampak yang positif bagi lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Dannys, Tamtomo, dkk. 2011. 57 Resep Masakan Sumatera dan Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dwiari, Sri Rini, dkk. 2008. Teknologi Pangan. Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Paputungan, Ettin Manoppo dan Muhantoyo. 1984. Pengolahan, Penyajian Makanan dan Minuman untuk sekolah SMTK/SMKK. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Saripah, Liliek dan Maria Giovani. 1984. Pengetahuan Pengolahan dan Penyajian Makanan Indonesia untuk SMTK. Jakarta: Alam Mekar Jelita.

Sudjaja, Budiharti. 1991. Teknik Mengolah dan Menyajikan Hidangan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sutomo, Budi. 2013. Rahasia Sukses Membuat Masakan Praktis dan Lezat untuk Pemula. Jakarta: NS Books.

Suyanto, M. .2008. Muhammad Businees Strategy and Ethis. Yogyakarta: Andi Offset.

Tim Penyusun. 1980. Pengetahuan Pengolahan dan Penyajian Makanan Kontinental Amerika dan Oriental. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tuti Soenardi & Tim Yayasan Gizi Kuliner. 2013. Teori Dasar Kuliner. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Download Contoh Makalah Pengolahan dan Kewirausahaan Bahan Nabati Menjadi Makanan Khas Daerah.docx