KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Wirausaha Budidaya Unggas Pedaging ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Prakarya dan Kewirausahaan yang berjudul Makalah Wirausaha Budidaya Unggas Pedaging ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Wirausaha Budidaya Unggas Pedaging ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Wirausaha Budidaya Unggas Pedaging ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, November 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah satu negara yang berpenduduk besar sehingga kebutuhan pangan pun tinggi. Usaha pemenuhan kebutuhan pangan menjadi persoalan penting bagi Bangsa Indonesia. Kebutuhan pangan akan meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk. Usaha pemenuhan pangan harus dilakukan secara serius sehingga ketahanan pangan bagi bangsa Indonesia dapat terwujud. Menurut Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan bahwa ketahanan pangan adalah suatu kondisi di mana setiap individu dan rumah tangga memiliki akses secara fisik, ekonomi, dan ketersediaan pangan yang cukup, aman, serta bergizi untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan seleranya bagi kehidupan yang aktif dan sehat. Terdapat tiga pilar utama dalam ketahanan pangan, yaitu: ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, distribusi pangan yang lancar dan merata, serta konsumsi pangan yang aman dan berkecukupan gizi bagi seluruh individu masyarakat.
Agar kebutuhan pangan bagi individu atau keluarga dapat terpenuhi maka pangan harus tersedia dan terdistribusi dengan baik dari produsen hingga ke pasar konsumen menjadi persyaratan yang utama untuk ketercapaian ketahanan pangan. Di antara ketiga pilar ketahanan pangan, usaha untuk meningkatkan produksi pangan mendapat perhatian lebih banyak. Setelah dapat meningkatkan produksi pangan, maka tahap berikutnya adalah mendistribusikan pangan yang dihasilkan. Sebaran wilayah produksi pangan dan wilayah konsumsi sangat luas sehingga distribusi pangan sangat penting agar pangan dapat diperoleh oleh konsumen. Distribusi pangan tidak terlepas dari aspek pemasaran.
Bahan pangan penting selain makanan pokok sumber karbohidrat adalah ikan, daging, telur, dan susu yang merupakan sumber protein hewani bagi manusia. Total jumlah bahan pangan sumber protein hewani yang dikonsumsi masyarakat masih berfluktuasi pada 2011-2013. Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah bahan pangan hewani yang dikonsumsi masyarakat adalah ketersediaan dan harga bahan pangan. Harga bahan pangan akan semakin mahal jika ketersediaan semakin terbatas. Konsumsi protein hewani dalam jumlah yang cukup sangat penting untuk tumbuh kembang tubuh dan kecerdasan manusia, terutama anak-anak.
Budidaya adalah tindakan mengelola sumber daya nabati untuk diambil hasilnya. Budidaya juga diartikan sebagai usaha memelihara tanaman atau ternak mulai dari menyiapkan benih atau bibit untuk dipanen hasilnya. Budidaya ternak adalah satu usaha untuk mendapatkan hasil dari peternakan. Salah satu usaha budidaya peternakan adalah budidaya ternak unggas pedaging atau petelur yang ditujukan untuk memproduksi daging atau telur serta produk sekunder lainnya untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Usaha budidaya ternak unggas yang intensif sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi pangan daging dan telur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Wirausaha Produk Budidaya Unggas Pedaging ini adalah sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud kewirausahaan bidang budidaya unggas?
- Apa saja jenis-jenis unggas pedaging?
- Apa saja produk budidaya ternak unggas pedaging?
- Apa saja sarana dan peralatan budidaya unggas pedaging?
- Bagaimana bibit dan pakan budidaya unggas pedaging?
- Bagaimana obat-obatan, vitamin, dan hormon pertumbuhan unggas pedaging?
- Bagaimana cara memelihara unggas pedaging?
- Bagaimana teknik budidaya unggas pedaging?
- Bagaimana perencanaan wirausaha budidaya unggas pedaging?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Wirausaha Produk Budidaya Unggas Pedaging ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui kewirausahaan bidang budidaya unggas.
- Untuk mengetahui jenis-jenis unggas pedaging.
- Untuk mengetahui produk budidaya ternak unggas pedaging.
- Untuk mengetahui sarana dan peralatan budidaya unggas pedaging.
- Untuk mengetahui bibit dan pakan budidaya unggas pedaging.
- Untuk mengetahui obat-obatan, vitamin, dan hormon pertumbuhan unggas pedaging.
- Untuk mengetahui cara memelihara unggas pedaging.
- Untuk mengetahui teknik budidaya unggas pedaging.
- Untuk mengetahui perencanaan wirausaha budidaya unggas pedaging.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kewirausahaan Bidang Budidaya Unggas
Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan memiliki sumber daya alam dan sumber pangan yang beragam, Indonesia seharusnya mampu memenuhi kebutuhan pangannya secara berdaulat dan mandiri.
Sebagai contoh, konsumsi daging ayam pada tahun 2012 mencapai 53%dari konsumsi daging di Indonesia, sedangkan sisanya berasal dari sapi, domba, kelinci, dan ternak lainnya. Konsumsi daging diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Peningkatan konsumsi daging unggas juga didorong oleh harga daging unggas yang lebih terjangkau, disukai konsumen semua umur, mudah didapat, penyerbarannya mencakup seluruh wilayah Indonesia, serta dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan.
Peluang wirausaha di bidang budidaya ternak unggas pedaging sangat besar karena kebutuhan daging unggas untuk memenuhi nutrisi masyarakat sangat tinggi. Hal ini menjadikan wirausaha di bidang budidaya ternak unggas pedaging sangat menarik. Agar kamu dapat melakukan wirausaha di bidang usaha ternak unggas pedaging, maka terlebih dahulu kamu harus mengenal jenis unggas dan teknik budidaya unggas pedaging. Dalam berwirausaha, hal penting yang harus diperhatikan adalah pemasaran produk yang dihasilkan. Sebelum memulai wirausaha, terlebih dahulu kamu harus memahami pemasaran produk budidaya yang dihasilkan.
Tantangan dalam berwirausaha adalah pemasaran produk yang dihasilkan. Keberhasilan wirausaha sangat ditentukan oleh peluang pasar dari produk yang hasilkan. Sebelum memulai wirausaha terlebih dahulu pelajarilah produk sejenis yang sudah ada di pasar. Supaya produk yang kamu hasilkan dapat diterima oleh pasar, buatlah produk budidaya yang kamu hasilkan lebih baik dari produk sejenis yang sudah ada, misalnya dari sisi kebersihan produk budidaya.
B. Jenis-jenis Unggas Pedaging
Unggas pedaging adalah unggas yang dipelihara untuk menghasilkan daging. Jenis unggas pedaging antara lain adalah ayam, bebek, itik, entog, angsa, dan burung puyuh. Hewan unggas merupakan sumber protein dan lemak untuk memenuhi kebutuhan gizi manusia. Unggas adalah hewan ternak yang memiliki bulu di seluruh tubuhnya dan kaki yang bersisik. Unggas adalah jenis hewan yang termasuk ke dalam kelompok burung-burungan. Ciri-ciri lain dari unggas adalah memiliki sayap dan paruh serta bulu pada tubuh permukaan tubuhnya. Berdasarkan produk yang dihasilkan, unggas dibagi menjadi unggas pedaging, unggas petelur, serta unggas pedaging-petelur.
1. Ayam
Ayam adalah jenis unggas pedaging yang paling diminati oleh masyarakat. Ayam pedaging memiliki ciri-ciri sebagai berikut: ukuran badan besar, pertumbuhan cepat, berdaging, memiliki temperamen tenang dan lamban, serta kaki berbulu. Jenis ayam pedaging terdiri dari ayam ras pedaging (Broiler), ayam ras petelur afkir, ayam jantan ras petelur, ayam induk petelur, ayam induk pedaging, dan ayam bukan ras.
2. Ayam Bukan Ras
Ayam bukan ras disebut juga ayam kampung yang tersebar di wilayah Indonesia sehingga namanya memakai nama suatu daerah, misal ayam kedu, ayam nunukan, atau ayam sentul. Ayam kampung merupakan hasil domestikasi ayam hutan.
3. Ayam Ras Pedaging (Broiler)
Ayam ras pedaging merupakan ayam pedaging yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Ayam ras pedaging memiliki jaringan ikat yang lunak dan berwarna putih. Ayam ini dipelihara selama 5 – 7 minggu lalu dipotong. Ukuran ayam ras pedaging berkisar antara 1,3 – 1,5 kg/ekor.
4. Ayam Ras Petelur Afkir
Ayam ras petelur afkir adalah ayam petelur yang sudah habis masa bertelurnya. Ayam ras afkir petelur berumur sekitar 20 bulan dengan berat 2,0 – 2,5 kg/ekor. Kepadatan jaringan ikat ayam ini tergolong baik, namun memiliki kualitas daging yang rendah karena kandungan lemak yang tinggi. Ayam ras petelur dapat berasal dari tipe ringan atau tipe medium.
5. Ayam Jantan Ras Petelur
Jenis ayam jantan ras petelur adalah ayam petelur yang berkelamin jantan. Ayam jantan ras petelur dipelihara untuk diambil dagingnya. Harga bibit ayam jangan ras petelur lebih murah dan pertumbuhannya tergolong cepat.
6. Ayam Induk Petelur
Ayam induk petelur adalah ayam ras betina dan jantan penghasil telur bibit untuk ditetaskan menjadi bibit ayam. Karkas yang dihasilkan oleh ayam induk petelur keras, kulit kuat, mengandung banyak lemak di bawah kulit.
7. Ayam Induk Pedaging
Ayam induk pedaging adalah ayam induk yang menghasilkan telur untuk ditetaskan menjadi ayam pedaging. Ayam ini terdiri atas ayam induk betina dan ayam induk jantan. Ayam induk pedaging mengandung banyak lemak di bawah kulit.
8. Itik
Itik merupakan unggas yang hidup di air. Itik memiliki pertumbuhan yang cepat dan badan berukuran besar. Terdapat tiga jenis itik pedaging sudah dikenal masyarakat, yaitu: itik Alabio, itik Mojosari, itik Bali, dan entok
9. Itik Alabio
Itik alabio yang dijadikan pedaging dapat berkelamin betina atau jantan. Berat badan dewasa untuk betina adalah 1,4 kg dan jantan 1,5 kg.
10. Itik Mojosari
Itik pedaging Mojosari dapat berkelamin jantan atau betina. Berat badan itik dewasa dapat mencapai 1,4 – 1,5 kg
11. Itik Bali
Itik Bali memiliki leher lebih pendek. Bobot itik Bali jantan dan betina dapat mencapai 1,5 kg.
12. Itik Manila (Entok)
Entok ditandai oleh gerakan yang lamban, posisi badan mendatar, sayap lebar sehingga dapat terbang. Entok memiliki berat badan yang mencapai 4 kg.
13. Burung Puyuh
Salah satu jenis burung yang banyak diternakkan untuk komersial untuk diambil dagingnya adalah burung puyuh. Burung puyuh memiliki bulu yang berwarna coklat bercak-bercak hitam putih. Burung puyuh terlihat pendek dan gemuk.
C. Produk Budidaya Ternak Unggas Pedaging
Budidaya ternak unggas pedaging merupakan kegiatan untuk menghasilkan produk budidaya ternak berupa daging sehingga dikenal daging ayam, daging bebek, atau daging burung puyuh. Produk budidaya unggas pedaging dapat dikonsumsi dengan cara digoreng, digulai, dan dipanggang atau diolah menjadi berbagai bahan cepat saji atau dicampur dengan bahan makanan lainnya. Contoh bahan makanan cepat saji yang menggunakan daging ayam sebagai bahan baku adalah sosis, nugget, burger, dan rolade.
Ayam adalah unggas utama sebagai pedaging. Hasil budidaya ayam pedaging terdiri atas karkas dan non karkas. Karkas adalah tubuh ayam setelah dipotong dikurangi dengan kepala, kaki, darah, bulu, dan organ dalam, sedangkan non karkas (offal) adalah bagian tubuh ayam yang layak dan tidak layak dimakan. Bagian darah dan bulu ayam biasanya dibuang, namun saat ini dapat diolah menjadi pakan atau pupuk.
Ayam pedaging dapat dipasarkan dalam bentuk:
- Ayam utuh, ayam yang telah dipotong dan dipisahkan kepala, kaki, darah, bulu, dan organ dalamnya
- ayam potong, ayam utuh yang dipotong sesuai dengan bagian tubuh ayam.
- Ayam tanpa tulang, daging ayam sudah dipisahkan dari tulangnya, seperti ayam fillet dan ayam giling fillet. Harga ayam yang difillet dan digiling lebih mahal daripada harga ayam utuh.
Potongan ayam terdiri atas:
- Kepala, nilai ekonomis bagian kepala rendah. banyak digunakan untuk membuat hidangan di restoran, misalnya sop.
- Sayap, banyak digunakan oleh restoran cepat saji. Pada bagian sayap, lebih banyak mengandung tulang daripada daging, namun harganya murah dan mudah menyajikannya maka sangat disukai oleh konsumen.
- Dada, terdiri atas dada tanpa tulang dan fillet serta kandungan proteinnya sangat tinggi. Bagian fillet lebih mahal daripada dada tanpa tulang.
- Paha, terdiri dari paha atas dan paha bawah. Sangat diminati oleh konsumen
- Kaki, banyak digunakan untuk membuat sop.
- Punggung, bagian ini lebih banyak mengandung tulang sehingga cocok untuk dijadikan sop atau bahan pembuat kaldu untuk dicampur dengan bahan makanan lainnya.
Kadang-kadang ayam pedaging potong dipasarkan berdasarkan bagian tubuh ayam, misalnya bagian paha, bagian dada, bagian sayap, atau bagian kepala. Selain produk utama, dihasilkan produk sampingan dari ayam pedaging, seperti kepala, ceker, hati-ampela-usus ayam, dan kulit ayam. Semua jenis produk sampingan dapat dijual bersama dengan produk utama atau dijual terpisah. Selain itu, produk sampingan ayam pedaging adalah berupa kotoran ayam yang dapat dijadikan pupuk kandang atau pupuk organik.
D. Sarana dan Peralatan Budidaya Unggas Pedaging
Sarana dan peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya ayam pedaging terdiri dari kandang, peralatan dalam kandang, bibit ayam, pakan, obat-obatan, serta vitamin.
1. Kandang
Kandang adalah bangunan yang berfungsi untuk melindungi ternak dari iklim buruk, seperti hujan, panas, dan angin. Kandang memberikan lingkungan pertumbuhan yang sesuai untuk unggas karena unggas dapat terhindar dari stres dan pemberian pakan lebih efisien. Kandang juga dapat melindungi unggas dari serangan pemangsa dan mempermudah pengendalian hama dan penyakit unggas. Fungsi kandang sangat ditentukan oleh cara memelihara hewan unggas. Kandang juga ditujukan untuk memberikan tempat tinggal yang nyaman bagi unggas untuk tumbuh dan berkembang serta bertelur. Kandang memudahkan pemeliharaan unggas, seperti memberikan pakan dan obat-obatan.
Dalam budidaya ayam pedaging pemilihan lokasi harus dilakukan sebaik mungkin. Lokasi yang sesuai untuk budidaya ayam pedaging adalah jauh dari keramaian, mudah dijangkau untuk pemasaran, dan bersifat menetap. Kandang dapat dibuat dengan bahan yang murah, seperti kayu dan bambu, namun harus kuat.
a. Syarat Kandang untuk Budidaya Unggas Pedaging
- Temperatur kandang berkisar antara 32,2–35°C.
- Kelembaban udara berkisar antara 60–70%.
- Tersedia lampu penerangan dan atau pemanasan kandang.
- Mendapat sinar matahari pagi yang cukup.
- Memiliki sirkulasi udara yang baik.
- Kandang harus bersih.
- Memiliki konstruksi yang kuat.
- Memiliki wadah pakan, minum, dan obat-obatan.
b. Jenis-jenis Kandang menurut Sistemnya
- Kandang battery, yaitu kandang yang berbentuk kotak dan bersambungan antara satu dengan yang lainnya, dapat bertingkat atau satu tingkat saja. Keuntungan kandang battery adalah dapat menghindari kanibalisme di antara unggas, menghemat pakan, dan mengurangi penularan penyakit, sedangkan kelemahannya adalah diperlukan biaya yang tinggi untuk membangun kandang dan ayam kurang bergerak
- Kandang postal, yaitu kandang berlantai rapat dan biasanya menggunakan litter. Keuntungan kandang postal adalah mudah dibersihkan, sedangkan kelemahannya adalah litter harus sering diganti dan tingkat kanibalisme yang tinggi serta sulit mengawasi kesehatan individu unggas.
c. Sistem Kandang Berdasarkan Bangunannya
- Sistem litter adalah kandang memiliki alas lantai yang berfungsi untuk menyerap air. Bahan liter dapat digunakan adalah sekam, potongan jerami, atau ampas tebu.
- Sistem sangkar, kandang dibuat berbentuk kurungan. Kadang-kadang jika diperlukan dibuat bertingkat.
- Sistem umbaran, kandang umbaran adalah kandang yang dilengkapi dengan umbaran.
d. Jenis Kandang Berdasarkan Alas Lantainya (Litter)
- Kandang dengan lantai litter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak atau sekam padi. Kandang dengan lantai liter diterapkan pada kandang sistem koloni
- Kandang dengan lantai kolong berlubang, memiliki lantai yang terbuat dari kayu kaso dengan lubang-lubang di antaranya. Lubang berfungsi sebagai tempat untuk membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan
- Kandang dengan lantai campuran litter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri atas 30% di kanan dan 30% di kiri).
e. Kandang Berdasarkan Jumlah Unggas yang Menempati
- Kandang tunggal (kandang individual): satu kandang ditempati oleh satu ekor.
- Kandang ganda, satu kandang ditempati oleh 2-10 ekor.
- Kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam kandang. Kandang koloni banyak digunakan dalam budidaya unggas pedaging secara komersial.
2. Peralatan Lainnya
Selain kandang dibutuhkan juga peralatan seperti di bawah ini:
- Tempat bertengger. Tempat bertengger diperlukan untuk tempat ayam beristirahat.
- Tempat makan, minum, dan grit. Tempat makan dan minum harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Dapat terbuat dari bambu, aluminium atau bahan lainnya yang kuat, tidak bocor, dan tidak berkarat.
E. Bibit dan Pakan Budidaya Unggas Pedaging
1. Bibit
Bibit unggas pedaging dapat diperoleh pada penyedia bibit. Bibit unggas. Misal untuk ayam, bibit yang digunakan yang digunakan disebut DOC (day old chicken) atau ayam umur sehari. Bibit unggas pedaging sebaiknya berasal dari pembibitan pedaging sesuai standar yang telah ditetapkan dalam SNI 01.4868.1-1998, yaitu memiliki berat badan minimal 37 gram per ekor untuk ayam. Bibit unggas pedaging yang dipelihara harus bebas dari penyakit unggas, misalnya Avian Influenza, Newcastle Disease (ND), Infectious Laryngotracheitis, Fowl Cholera, Fowl Fox, Fowl Typhoid, Infectious Bursal Disease, Marek Disease, Avian Mycoplasmosis (M. Gallisepticum), Avian Chlamydiosis, Avian Encephalomyelitis, Swollen Head Syndrome, dan Infectious Coryza. Persyaratan bibit DOC lainnya adalah:
- Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
- Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya.
- Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
- Anak ayam mempunyai nafsu makan yang baik.
- Ukuran badan normal, yaitu mempunyai berat badan antara 35-40 gram.
- Tidak ada tinja di duburnya.
2. Pakan
Pakan adalah campuran bahan-bahan makanan yang mengandung nutrisi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan unggas. Pakan yang baik adalah pakan yang memiliki keseimbangan nutrisi sehingga dapat diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan unggas. Pakan unggas dapat berasal dari pabrik pakan atau pakan buatan sendiri. Pakan yang digunakan harus cukup, sehat, serta berkualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sebagai contoh mutu pakan ayam pedaging sesuai dengan SNI 01-3930-1995 dan SNI 01-3931-1995. Pakan yang diberikan harus sesuai dengan jumlah dan mutunya, umur, dan periode pertumbuhan ayam. Bahan baku pakan boleh menggunakan bahan-bahan lokal atau impor Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pakan ternak unggas antara lain: dedak padi, gabah, biji jagung, bungkil kedelai, biji sorgum, tepung ikan, atau bahan-bahan sisa limbah pertanian, perkebunan, dan perikanan. Pakan dapat berbentuk tepung, butiran kecil, atau pelet.
F. Obat-obatan, Vitamin, dan Hormon Pertumbuhan Unggas Pedaging
Selain pakan, perlu disiapkan juga obat-obatan untuk ayam pedaging. Obat-obatan yang digunakan sebaiknya adalah obat yang sudah terdaftar. Penggunaan obat-obatan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada periode akhir masa pemeliharaan ayam pedaging, ternak dijaga supaya tidak mengalami kecelakaan yang mengakibatkan patah tulang atau luka memar pada kulit. Usaha peternakan ayam pedaging harus bebas dari penyakit-penyakit ayam yang berbahaya dan menular seperti Avian Influenza, Newcastle Disease (ND), Infectious Laryngotracheitis, Fowl Cholera, Fowl Pox, Fowl Typhoid, Infectious Bursal Disease, Marek Disease, Avian Mycoplasmosis (M.Gallisepticom), Avian Chlamydiosis, Avian Encephalomyelitis, dan Swollen head syndrome.
Vaksinasi adalah usaha untuk menimbulkan kekebalan tubuh. Tujuan vaksinasi adalah untuk pengendalian penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
- Vaksin aktif yaitu vaksin yang mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif atau pasif.
- Vaksin inaktif yaitu vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenik sehingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin inaktif lebih pendek, tapi hanya diberikan pada ayam yang diduga sakit.
G. Cara Memelihara Unggas Pedaging
Cara memelihara hewan unggas dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pemeliharaan Secara Ekstensif
Unggas dipelihara dengan cara dilepas dan dikandangkan hanya pada malam hari saja sehingga kandang berfungsi sebagai tempat istirahat dan tidur di malam hari dan bertelur untuk unggas petelur.
2. Pemeliharaan Secara Semi Intensif
Unggas dipelihara dengan cara dilepas dan dikandangkan sehingga sebagian pakan disediakan oleh peternak dan sebagian lagi dicari sendiri oleh unggas. Kandang berfungsi sebagai tempat istirahat dan bertelur serta tempat makan.
3. Pemeliharaan Secara Intensif
Pemeliharaan unggas dengan cara dikurung terus menerus dalam kandang sehingga semua pakan unggas dipenuhi peternak. Kandang berfungsi sebagai tempat istirahat, makan dan minum, bertelur, serta tempat pengobatan. Semua aktivitas unggas yang dipelihara secara intensif dilakukan dalam kandang.
H. Teknik Budidaya Unggas Pedaging
1. Penyediaan Kandang
Kandang yang umum digunakan dalam budidaya unggas ayam pedaging adalah kandang postal. Kandang dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana yang penting dapat mencegah ternak kabur dan dapat berlindung dari hujan dan panas. Selain itu, kandang juga harus bersih. Kandang yang umum digunakan untuk memelihara unggas pedaging adalah kandang postal. Di dalam kandang harus dilengkapi dengan:
- Tempat makan, tempat makan unggas pedaging disesuaikan umur unggas.
- Tempat minum, tempat minum biasanya terbuat dari plastik.
- Alas kandang, dapat berupa koran, sekam, atau karung berpori. Alas koran dipakai untuk pemeliharaan DOC.
- Pemanas, sangat diperlukan pada saat pertumbuhan DOC sebagai induk ayam untuk memberikan kehangatan pada anak ayam. Salah penghangat kandang lampu bohlam.
- Tempat bertengger, tempat ayam beristirahat.
- Instalasi air.
2. Penyediaan Bibit
Bibit ayam dapat dibeli pada penyedia bibit. Untuk mengurangi resiko, dapat menggunakan bibit yang sudah agak besar.
3. Penyediaan Pakan
Pakan untuk budidaya ayam dapat menggunakan pakan siap pakai, tapi untuk menghemat biaya pakan dapat membuat pakan alternatif berbahan dedak, jagung, bungkil dan tepung tulang. Pakan ayam dibagi menjadi dua jenis yakni pakan untuk starter dan pakan ayam dewasa.
4. Pemeliharaan
a. Pemberian Pakan
Pemberian pakan ayam pedaging ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
b. Pemberian Minum
Pemberian minum pada ayam dilakukan dengan menyediakan air dalam suatu wadah.
c. Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit pada unggas pedaging dilakukan dengan cara membersihkan kandang secara rutin, memisahkan unggas yang sakit, dan memberikan vaksin. Pemberian vaksin dapat disesuaikan dengan kondisi ternak unggas.
5. Panen
Hasil yang dipanen dari ayam pedaging adalah daging ayam. Panen ayam pedaging harus direncanakan dan dilaksanakan dengan baik untuk mengurangi jumlah ayam afkir karena kesalahan saat panen. Sebelum panen terlebih dahulu disiapkan peralatan panen seperti timbangan, tali rafia, keranjang ayam, dan lampu senter. Selanjutnya diambil sampel ayam pedaging secara untuk ditimbang sehingga berat badannya diketahui. Sebaiknya ayam yang akan dipanen tidak diberi makan terlalu banyak agar tidak ada sisa pakan di tempat makan. Pemberian antibiotik pada ayam yang akan dipanen diperbolehkan antara 5-14 hari menjelang panen.
Untuk memudahkan pemanenan, ayam terlebih dahulu ayam disekat secara bertahap. Panen harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak ada yang memar, patah sayap, patah kaki, atau bahkan mati. Ayam yang telah dipanen dimasukkan ke dalam keranjang untuk diangkut. Pemanenan ayam pedaging broiler dapat dilakukan pada umur 22 hari atau 33 hari. Ayam broiler yang dipanen umur 22 hari lebih menguntungkan karena biaya lebih sedikit dan resiko kematian ayam lebih rendah. Alat yang dibutuhkan pada saat panen adalah timbangan dan keranjang untuk menyimpan ayam yang telah dipanen.
6. Pasca Panen
Kegiatan pasca panen untuk ayam pedaging adalah mengumpulkan semua peralatan dan membersihkannya. Pemeliharaan bangunan kandang dilakukan setelah panen. Keberhasilan wirausaha budidaya unggas pedaging sangat ditentukan oleh pemasaran produk yang dihasilkan. Pemasaran merupakan bagian ujung dari suatu wirausaha, tapi sangat menentukan keberlanjutan wirausaha.
I. Perencanaan Wirausaha Budidaya Unggas Pedaging
Berikut ini adalah hal-hal penting harus direncanakan sebelum memulai wirausaha, yaitu:
1. Menentukan Jenis Ternak yang Akan Dibudidayakan
Berdasarkan pengalaman survei pasar yang dilakukan pada pembelajaran sebelumnya, dapat menentukan jenis unggas yang akan dibudidayakan. Pilih jenis unggas yang produk budidaya laku di pasaran atau produk yang kompetitornya lebih sedikit.
2. Menentukan Lokasi Kandang
Berdasarkan pembelajaran sebelumnya, tentu sudah dapat memilih lokasi kandang.
3. Menentukan Skala Usaha yang Akan Dibuat
Guna mengurangi resiko, wirausaha dapat dimulai dengan skala usaha yang kecil. Sambil melaksanakan wirausaha dalam skala kecil dapat mempelajari berbagai hal sehingga dapat menjadi pengalaman dan pedoman jika suatu saat nanti ingin memperbesar skala usaha. Dapat menerapkan prinsip learning by doing (belajar sambil bekerja).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemenuhan kebutuhan pangan dengan cara memproduksi pangan sendiri adalah lebih penting daripada hanya mengimpor pangan dari negara asing. Usaha memproduksi pangan sendiri telah membuka peluang berwirausaha bidang budidaya. Peluang wirausaha di bidang budidaya unggas pedaging sangat besar karena daging adalah pangan pokok sebagai salah sumber utama protein dan lemak hewani bagi masyarakat. Saat ini tantangan untuk memenuhi kebutuhan pangan semakin besar. Jumlah penduduk yang terus bertambah perlu diiringi dengan usaha meningkatkan produksi pangan. Budidaya ternak unggas menjadi salah satu usaha untuk memproduksi pangan, khususnya daging.
Agar unggas pedaging yang dipelihara dipanen pada waktu harga jual bagus maka waktu memulai budidaya ternak unggas pedaging perlu diperhatikan. Rencanakanlah waktu mulai budidaya ayan pedaging sehingga panen dapat dilakukan pada permintaan ayam pedaging sangat tinggi, seperti hari lebaran. Kondisi cuaca sangat mempengaruhi produksi yang akan diperoleh. Mulailah usaha budidaya ayam pedaging pada saat cuaca bagus. Sebagai acuan dapat mengikuti waktu para peternak ayam pedaging yang sudah berpengalaman. Usaha budidaya ternak ayam pedaging sebaiknya dimulai dengan skala usaha yang tidak terlalu besar dan disesuaikan dengan kemampuan. Misalnya mulai dengan 1.000 ekor DOC.
B. Saran
Perlu diperhatikan bahwa produk budidaya unggas pedaging berfungsi sebagai pangan. Dalam proses produksi yang dilakukan harus mengacu pada cara budidaya ternak yang baik sehingga dapat menghasilkan pangan yang sehat dan higienis.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 2004. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Petelur. Depok: Agromedia Pustaka.
Achmanu & Muharlien. 2011. Ilmu Ternak Unggas. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Krista, B. & B. Harianto. 2011. Petunjuk Praktis Pembesaran Ayam Kampung Pedaging. Jakarta: Agromedia.
Marsudi & C. Saparinto. 2012. Puyuh. Jakarta: Penebar Sawadya.
Mulyantini, N.G.A. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sarwono, B. 2003. Beternak Ayam Buras. Jakarta: Penebar Sawadya.
Supriyadi. 2009. Panduan Lengkap Itik. Jakarta: Penebar Sawadya.
Tamalluddin, F. 2012. Ayam Broiler: 22 Hari Panen Lebih Untung. Jakarta: Penebar Sawadya.