Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Ekonomi

A. Pembagian Ilmu Ekonomi

Adanya bermacam-macam bidang yang dipelajari dalam ilmu ekonomi menjadikan ilmu ekonomi terbagi menjadi beberapa cabang. Pembagian ilmu ekonomi dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Ilmu Ekonomi Teori atau Analisis Ekonomi

Ekonomi teori merupakan kumpulan teori-teori di bidang ekonomi, yang berusaha menjelaskan, mencari pengertian, hubungan sebab akibat, dan cara kerja sistem ekonomi. Ekonomi teori merupakan kerangka konsep, yang berangkat dari gejala-gejala konkret yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat. Gejala-gejala ini kemudian dianalisis dengan menggunakan metode-metode tertentu, sehingga dapat dilacak adanya pola-pola tertentu yang menjembatani peristiwa-peristiwa ekonomi.

Ilmu ekonomi teori dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu ekonomi makro dan ekonomi mikro.

a. Ekonomi Makro

Membahas tentang cara bekerjanya sistem ekonomi sebagai suatu keseluruhan. Analisisnya bersifat global sehingga tidak memerhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Objek material dalam ekonomi makro dimulai dari mempelajari susunan perekonomian dari segala segi. Dalam ekonomi makro apabila kita membicarakan permintaan, maka yang dimaksud adalah permintaan masyarakat secara keseluruhan.

b. Ekonomi Mikro

Secara khusus membahas tentang cara bekerjanya sistem ekonomi secara partikular. Objek materialnya adalah perorangan atau perusahaan satu per satu, harga untuk satu jenis barang tertentu.

Antara ekonomi makro dan ekonomi mikro mempunyai hubungan sangat erat karena apa yang dibahas pada dasarnya sama. Perbedaannya terletak pada bagaimana membahasnya atau objek formalnya. Materi ekonomi mikro berkenaan dengan prinsip-prinsip, yang dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan sebuah perusahaan, sedangkan ekonomi makro berkenaan dengan kebijakan suatu negara dan masyarakat yang sifatnya menyeluruh serta hubungannya dengan dunia luar.

2. Ilmu Ekonomi Deskriptif

Ekonomi deskriptif merupakan gambaran keadaan ekonomi, dengan mengumpulkan semua kenyataan penting yang berhubungan dengan persoalan ekonomi atau topik tertentu. Gambaran keadaan ekonomi tersebut biasanya dalam bentuk angka-angka, yaitu dengan mencatat peristiwa-peristiwa ekonomi. Misalnya, tabel perkembangan sektor industri tertentu atau keadaan ekonomi suatu daerah tertentu yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

3. Ilmu Ekonomi Terapan

Ekonomi terapan merupakan terapan dari teori ekonomi. Artinya bahwa kerangka-kerangka pengertian dari analisis ekonomi teori digunakan untuk membuat atau merumuskan kebijakan-kebijakan, pedoman-pedoman yang tepat untuk mengatasi masalah ekonomi tertentu.

Kita ketahui bahwa banyak masalah-masalah ekonomi yang bermunculan di tengah kehidupan masyarakat. Terhadap masalah tersebut, dicarilah pemecahannya dengan menggunakan teori ekonomi yang sesuai dengan corak masalah yang dihadapi. Dengan demikian, ekonomi terapan lebih bersifat praktis dengan menerapkan pengertian ekonomi pada masalah-masalah tertentu.

Berkenaan dengan spesialisasi dan penerapan pada bidang-bidang khusus menimbulkan cabang-cabang ilmu ekonomi, seperti ekonomi koperasi, ekonomi pembangunan, ekonomi moneter, ekonomi dan manajemen perusahaan, ekonomi internasional, ekonomi pertanian.

B. Kedudukan Ilmu Ekonomi dalam Ilmu-ilmu Sosial

Sebagai cabang dari ilmu sosial, ilmu ekonomi dapat dikatakan sangat pesat perkembangannya dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain dalam lingkup ilmu sosial. Perkembangan ilmu ekonomi dengan ilmu lainnya telah terjadi misalnya, ilmu ekonomi dengan ilmu politik menimbulkan teori sekaligus ilmu baru, yaitu politik ekonomi (kebijakan ekonomi), dengan geografi timbul ekonomi industri, dengan sejarah menimbulkan sejarah ekonomi.

Apabila melihat objek material dari ilmu ekonomi yang antara lain meliputi produksi, distribusi, pembangunan, sistem moneter, perdagangan, dan dunia usaha. Selanjutnya, melihat objek formalnya yang menyangkut kemakmuran manusia. Ilmu ekonomi bukan hanya untuk perkembangan sendiri, melainkan juga memberikan sumbangan terhadap pemecahan masalah dalam hubungannya dengan kebutuhan manusia, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

C. Hukum Ekonomi

Ilmu ekonomi merupakan bagian dari ilmu sosial yang menyelidiki peristiwa-peristiwa ekonomi. Ketentuan-ketentuan yang menerangkan pola hubungan antarperistiwa ekonomi disebut sebagai hukum ekonomi. Hubungan-hubungan antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya (hukum ekonomi) meliputi dua bagian, yaitu sebagai berikut.

1. Hubungan Sebab-Akibat

Hubungan sebab akibat disebut juga hubungan kausal, yaitu hubungan peristiwa ekonomi yang satu akan mengakibatkan peristiwa yang lain. Peristiwa lain ini merupakan akibat dari peristiwa yang pertama. Dengan demikian, kejadian ini tidak dapat berlaku sebaliknya.

Sebagai contoh, hubungan antara menjangkitnya hama padi dengan penurunan produksi padi. Apabila tanaman padi terserang hama penyakit, maka produksi akan turun. Hubungan ini tidak dapat berlaku sebaliknya. Penurunan produksi padi tidak menyebabkan naiknya hama penyakit. Demikian juga hubungan antara jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dengan harga. Apabila jumlah uang yang beredar itu bertambah, maka harga-harga barang akan naik. Hal ini tidak dapat berlaku sebaliknya, yakni kenaikan harga barang tidak menyebabkan jumlah uang yang beredar bertambah.

2. Hubungan Fungsional

Hubungan fungsional disebut juga hubungan saling memengaruhi, yakni hubungan dua peristiwa atau lebih yang saling memengaruhi. Peristiwa yang satu memengaruhi peristiwa yang lain dan sebaliknya.

Sebagai contoh, hubungan antara permintaan barang dan harga. Apabila permintaan barang naik, maka harga akan naik. Sebaliknya, apabila harga barang naik, permintaan akan berkurang. Dalam hal ini pada satu sisi permintaan memengaruhi harga, dan pada sisi lain harga memengaruhi permintaan.

Perlu ditegaskan di sini, bahwa hukum ekonomi dapat berlaku, jika memenuhi syarat-syarat tertentu. Menurut para ahli, hukum ekonomi itu bersifat hipotesis. Artinya, hukum ekonomi berlaku apabila keadaan di luar sama dengan keadaan sewaktu menyusun hukum itu. Dengan perkataan lain, hukum ekonomi itu berlaku ceteris paribus, artinya dengan syarat atau anggapan bahwa faktor-faktor lain yang turut memengaruhi adalah tetap atau tidak berubah.

Kita ambil contoh hukum ekonomi yang mengatakan, jika harga barang naik, maka permintaan berkurang. Hukum ini berlaku jika keadaan di luar tetap, antara lain penghasilan tetap, orang mempunyai kesenangan tetap, semua harga barang lain tidak berubah, orang tidak mengira bahwa harga akan terus naik, tidak ditemukan benda-benda substitusi yang baru.

D. Ilmu Ekonomi dan Kemakmuran

Bukan hal asing bagi kita, bahwa setiap orang dalam kehidupannya berkeinginan untuk dapat hidup layak atau tercukupi kebutuhan dengan baik dan tanpa banyak mengalami kesulitan, sehingga merasa puas, tenang, dan tenteram.

Tujuan memelajari ilmu ekonomi, tidak lain agar dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Pencapaian kemakmuran dalam kehidupan manusia dan masyarakat bukan perkara yang mudah. Setiap orang apabila sudah merasa cukup kebutuhannya akan makan, minum, pakaian, perumahan, atau membeli televisi, mobil, belum tentu disebut makmur karena baru satu aspek saja yang terpenuhi, sedangkan pada aspek yang lain belum tentu terpenuhi. Sehubungan dengan itu, perlu dipikirkan langkah-langkah tertentu sehingga dapat tercapai pemenuhan segala kebutuhan segenap anggota masyarakat.

Sumbangan ilmu ekonomi berkenaan dengan peningkatan kemakmuran masyarakat terbatas pada kemakmuran material. Berkenaan dengan pencapaian kemakmuran material, diperlukan perancangan langkah-langkah yang sistematis dan pertimbangan yang masak. Langkah-langkah tersebut didasarkan pada analisis yang cermat terhadap situasi aktual masyarakat. Mengenai masalah-masalah yang sedang dan akan muncul, disertai hipotesis dan asumsi sehubungan dengan masalah yang ada. Di sinilah ilmu ekonomi memegang peranan. Tanpa bantuan ilmu ekonomi, maka akan sulit mencapai ketetapan langkah yang dapat dipertanggungjawabkan. Namun bukan berarti dengan peranan ilmu ekonomi itu, kemakmuran pasti tercapai. Ilmu ekonomi hanya memberikan tawaran-tawaran yang rasional. Untuk selanjutnya tergantung pada profesionalisme dan kredibilitas pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Wannacoott terdapat lima tujuan mempelajari ekonomi berkenaan dengan membantu memecahkan masalah dalam memenuhi kebutuhan hidup yaitu sebagai berikut.

  1. Tingkat pengerjaan yang tinggi, yakni membantu memecahkan masalah dalam hal ketenagakerjaan, pengangguran, tingkat upah, kesempatan kerja, dan hubungan kerja.
  2. Stabilitas harga, yakni berkenaan dengan bagaimana usaha pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi masalah harga, inflasi, agar tidak merugikan masyarakat dan negara.
  3. Efisiensi, yakni bagaimanakah perhitungan antara input dan output, antara sumber produksi dengan hasil. Membantu para pelaku ekonomi dan masyarakat agar lebih menguntungkan dalam pemakaian sumber produksi.
  4. Distribusi pendapatan yang adil, artinya kecenderungan untuk bergerak ke arah pendapatan yang merata, yang diupayakan pemerintah dan masyarakat.
  5. Pertumbuhan ekonomi, yakni ilmu ekonomi membantu memberikan dasar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, artinya pembangunan ekonomi jangan sampai merusak lingkungan dan harus bijak.

E. Tinjauan Ilmu Ekonomi dalam Praktik

Praktik ilmu ekonomi meliputi politik ekonomi, kegiatan ekonomi, prinsip ekonomi, dan motif ekonomi.

1. Politik Ekonomi

Pada dasarnya istilah politik menunjuk pada setiap tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki. Sehubungan dengan itu, politik ekonomi atau kebijakan ekonomi adalah cara-cara yang ditempuh atau tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah di bidang ekonomi dalam upaya mencapai kemakmuran.

Dalam penerapannya, politik ekonomi antara satu negara dan negara yang lain tidak sama, tergantung pada sistem ekonomi mereka anut. Meskipun berbeda dalam penerapan politik ekonomi, namun tujuannya sama yaitu menciptakan kemakmuran rakyat.

Di bawah ini adalah beberapa sarana politik ekonomi yang penting.

  1. Politik moneter, merupakan kebijakan pemerintah dalam mengatur keuangan dan perkreditan negara. Misalnya, kebijakan mengenai jumlah uang yang beredar, pemberian kredit, dan tinggi rendahnya suku bunga.
  2. Politik fiskal, merupakan kebijakan pemerintah dalam mengatur keuangan negara, baik di bidang anggaran maupun perpajakan.
  3. Politik produksi, adalah kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan peningkatan produksi dalam negeri dengan menggunakan sumber-sumber alam secara efisien. Politik ekonomi dengan tujuan untuk melindungi dan memajukan industri dalam negeri disebut kebijaksanaan proteksionisme.
  4. Politik perdagangan luar negeri, merupakan kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan ekspor dan impor, neraca pembayaran, utang luar negeri, kurs valuta asing, dan kerja sama internasional.
  5. Politik harga dan upah, adalah kebijakan pemerintah dalam pengawasan dan pengendalian harga-harga barang dan upah yang merupakan bagian penting dalam usaha stabilitas di bidang ekonomi.
  6. Politik sosial dan ketenagakerjaan, merupakan kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan penciptaan kesempatan kerja, hubungan tenaga kerja dan kesejahteraan para pekerja (karyawan) melalui UMR.

2. Kegiatan Ekonomi

Pada dasarnya kegiatan ekonomi merupakan suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan manusia untuk mewujudkan kemakmuran. Maksud dari kemakmuran di sini tidak lain adalah kemakmuran material, yakni tercukupinya kebutuhan manusia dalam hidup, baik kebutuhan primer, sekunder, maupun kebutuhan lux atau tersier. Untuk mencapai kesemuanya itu, maka kegiatan ekonomi meliputi tiga hal, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa kemakmuran masyarakat tergantung pada berhasil tidaknya kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.

Ketiga kegiatan itu antara satu dengan yang lain saling berhubungan. Barang-barang dan jasa merupakan hasil dari kegiatan produksi. Supaya hasil produksi sampai di tangan konsumen yang membutuhkan, maka diperlukan adanya kegiatan distribusi. Meskipun hasil produksi itu tinggi, tetapi kegiatan distribusi tidak berjalan baik dan lancar, akibatnya konsumen akan sulit untuk memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan. Demikian juga, apabila kegiatan distribusi berlangsung baik dan lancar dan hasil produksi tinggi tetapi tidak ada konsumen yang membutuhkan, maka barang tidak laku.

Berikut ini secara sekilas akan kita telaah masing-masing kegiatan ekonomi tersebut.

a. Kegiatan Produksi

Langkah pertama kegiatan produksi adalah dengan menghimpun faktor-faktor produksi, baik faktor produksi asli seperti sumber alam dan tenaga manusia, maupun faktor produksi turunan seperti modal dan keahlian (skill). Apabila sudah terhimpun, langkah selanjutnya adalah mengolah dan mengelolanya sehingga menjadi hasil produksi, baik yang berupa barang maupun jasa.

Kegiatan produksi adalah usaha untuk menghasilkan atau menambah daya guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dapat juga dikatakan bahwa kegiatan ekonomi yang menyangkut produksi ialah, kegiatan yang berkenaan dengan usaha meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa dalam hubungannya dengan kebutuhan masyarakat.

Pada dasarnya kegiatan produksi tergantung pada lapangan usaha produksi, misalnya menurut Badan Pusat Statistik (BPS) ada 11 (sebelas) lapangan usaha yakni lapangan kehutanan, pertanian, dan perikanan; lapangan pertambangan dan penggalian; lapangan industri, manufaktur; lapangan usaha bangunan; lapangan usaha listrik, gas, dan air minum; lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; lapangan usaha bank dan lembaga keuangan lain; lapangan usaha sewa rumah; lapangan usaha pemerintah dan pertahanan; dan lapangan usaha jasa-jasa.

b. Kegiatan Distribusi

Kegiatan distribusi merupakan kegiatan yang membantu melancarkan produksi dan konsumsi. Maksudnya adalah usaha menyalurkan atau menyebarluaskan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Dalam hal ini peranan para pedagang atau penyalur sangat penting, yakni sebagai penghubung antara produsen dan konsumen ataupun antara produsen dan produsen lainnya.

Pengaturan penyebaran barang dan jasa ini banyak ditentukan pada berapa banyak yang ditawarkan (supply) dan permintaan barang dan jasa dari konsumen (demand). Untuk negara Indonesia, distribusi barang dan jasa ditentukan oleh pemerintah dan masyarakat. Sehubungan dengan mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen, ada dua sistem yang umumnya digunakan, yakni sistem distribusi langsung dan sistem distribusi tidak langsung. Dalam sistem distribusi langsung, produsen melakukan penyaluran tanpa melalui pedagang atau perantara. Sedangkan dalam sistem distribusi tidak langsung, penyaluran hasil produksi dilakukan oleh pedagang.

Usaha distribusi barang dan jasa meliputi hal-hal berikut ini.

  • Perdagangan barang, meliputi hasil-hasil pertanian, perindustrian, pertambangan, dan alat kebutuhan rumah tangga.
  • Distribusi jasa, meliputi uang, alat-alat modal, pariwisata, asuransi, dan hiburan.
  • Distribusi tenaga kerja, misalnya melalui Departemen Tenaga Kerja, agen, dan calo tenaga kerja.

c. Kegiatan Konsumsi

Kegiatan konsumsi menyangkut tindakan manusia baik secara individu maupun kelompok, dalam memakai atau menghabiskan barang dan jasa yang diproduksi. Kegiatan konsumsi ini banyak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan seseorang. Seperti yang dikatakan hukum Angel, bahwa besar kecilnya konsumsi seseorang itu dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Ada juga faktor lain yang memengaruhi tingkat konsumsi seseorang yaitu faktor kebiasaan dan budaya.

Oleh karena konsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, kebiasaan, dan budaya berarti diperlukan perhitungan yang lebih bijaksana dalam penggunaannya sehingga terjadi keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran.

3. Prinsip Ekonomi

  1. Seorang pelajar lebih suka membeli buku-buku pelajaran di koperasi sekolah karena harganya lebih murah jika dibandingkan dengan membeli di toko buku.
  2. Seorang ibu rumah tangga lebih suka membeli beras di pasar, karena apabila membeli di toko swalayan (supermarket) harganya lebih mahal.

Contoh-contoh di atas menggambarkan bahwa dalam melakukan tindakan ekonomi menggunakan prinsip ekonomi. Prinsip ekonomi tidak hanya berlaku dalam kehidupan ekonomi saja, dapat juga diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan yang lain. Penerapan prinsip ekonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan cara belajar dari pengalaman sendiri maupun dari orang lain.

Dalam memenuhi atau melakukan kegiatan ekonomi, maka setiap orang akan selalu berusaha untuk berpikir, bersikap, dan berperilaku secara ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa mereka berusaha menggunakan prinsip ekonomi.

Prinsip ekonomi menjadi pedoman bagi setiap orang (pada umumnya) dalam menentukan tindakannya yang berkenaan dengan kegiatan ekonomi. Tindakan yang berdasarkan pada pertimbangan matang dari setiap orang agar memperoleh kepuasan yang sebesar-besarnya.

Pengertian prinsip ekonomi di sini menunjuk pada usaha dengan alat-alat atau dana yang ada untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya, atau dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Seseorang dengan penghasilan yang terbatas harus mempertimbangkan sebaik-baiknya mengenai bagaimana mencukupi atau memenuhi kebutuhan akan makanan, minum, pakaian, rumah, dan lain-lain seoptimal mungkin. Demikian halnya dengan seorang produsen harus memperhitungkan berapa hasil yang harus dicapai, dan biaya yang harus dikeluarkan untuk kepentingan produksi.

4. Motif Ekonomi

Kebutuhan manusia yang tidak terbatas menjadikan manusia merasa dirinya kekurangan. Untuk mengatasi kekurangan yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan hidup, maka manusia berusaha melakukan suatu tindakan tertentu yang biasanya disebut tindakan ekonomi. Jadi dalam melakukan kegiatan ekonomi, di samping menggunakan prinsip ekonomi juga dilatarbelakangi oleh dorongan tertentu. Sebab-sebab yang mendorong seseorang atau suatu pihak melakukan tindakan ekonomi disebut dengan motif ekonomi.

Kegiatan ekonomi yang begitu beragam berarti juga menggambarkan motif ekonomi yang beragam. Beberapa motif ekonomi yang secara umum mendorong manusia untuk melakukan tindakan ekonomi adalah sebagai berikut.

a. Pemenuhan Kebutuhan Hidup

Dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup dapat juga dikatakan keinginan untuk hidup sejahtera dan makmur. Ada beberapa faktor yang mendorong hal ini, antara lain, sebagai berikut.

  • Melangsungkan dan mempertahankan hidup. Misalnya kebutuhan akan makanan, minum, dan pakaian.
  • Mewujudkan keharmonisan, keamanan, dan ketenteraman.
  • Mewujudkan cita-cita atau harapan yang diinginkan.
  • Menjaga harga diri, gengsi, dan terpandang di masyarakat.

b. Mencari Keuntungan atau Laba

Keinginan untuk mencari keuntungan yang berkenaan dengan kegiatan ekonomi biasanya dipegang masyarakat perusahaan. Pada dasarnya sebuah perusahaan akan terus termotivasi menjalankan usahanya untuk memperoleh keuntungan. Bahkan apabila sudah memperoleh banyak keuntungan, mereka akan lebih termotivasi untuk berusaha lebih giat, termasuk juga tidak akan berhenti mengembangkan sayapnya.

c. Memperoleh Kekuasaan

Kegiatan ekonomi dalam hal ini ditujukan supaya dapat memperoleh kekuasaan dalam masyarakat. Motif ini erat kaitannya dengan mencari keuntungan. Setelah para pengusaha relatif sudah maju dan makmur mereka akan terus bekerja keras dengan harapan dapat menguasai perdagangan yang lebih luas. Keinginan untuk menguasai dalam hal ini kadang-kadang dapat memengaruhi atau memberi kemungkinan berkuasa di bidang politik, karena begitu besar perannya dalam masyarakat.

d. Berbakti terhadap Sesama Manusia

Keinginan berbakti terhadap sesama atau berbuat sosial tidak lain adalah untuk menolong sesama manusia. Misalnya memberi sumbangan pada panti asuhan, sumbangan untuk tempat ibadah, memberi bantuan kepada mereka yang tertimpa musibah atau bencana, menjadi orang tua asuh yang berkaitan dengan kesempatan memperoleh pendidikan, dan sebagainya.