Konsumsi dan Investasi

A. Konsep Konsumsi

Konsumsi merupakan kegiatan manusia dalam penggunaan barang dan jasa untuk mengurangi atau menghabiskan daya guna atau manfaat suatu barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi tidak termasuk konsumsi, karena barang dan jasa itu tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia melainkan untuk memproduksi barang dan jasa lain. Kegiatan konsumsi tidak hanya sebatas pada konsumsi barang namun juga meluas pada konsumsi jasa misalnya jasa pengacara, jasa potong rambut, sekolah dan kursus.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi tingkat konsumsi seseorang, yaitu sebagai berikut.

1. Tingkat Pendapatan

Pendapatan merupakan suatu balas jasa dari seseorang atas tenaga atau pikiran yang telah disumbangkan, biasanya berupa upah atau gaji. Makin tinggi pendapatan seseorang makin tinggi pula daya belinya dan semakin beraneka ragamlah kebutuhan yang harus dipenuhi. Sebaliknya makin rendah pendapatan seseorang, makin rendah daya belinya karena kebutuhan akan barang dan jasa disesuaikan dengan pendapatan yang rendah itu.

2. Tingkat Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Seorang sarjana lebih membutuhkan komputer dibandingkan seorang lulusan sekolah dasar.

3. Tingkat Kebutuhan

Kebutuhan setiap orang tidaklah sama. Seseorang yang tinggal di kota daya belinya akan lebih tinggi jika dibanding yang tinggal di desa. Seorang yang tinggal di desa pola pikirnya sederhana dan tidak terlalu banyak dituntut akan kebutuhan yang bermacam-macam.

4. Kebiasaan Masyarakat

Di zaman yang serba modern ini muncul kecenderungan konsumerisme di dalam masyarakat kita. Kita pun kadang terseret ke pola hidup konsumerisme dengan membeli barang-barang yang kadang-kadang tidak terlalu kita butuhkan. Kalau kita mau menerapkan pola hidup ekonomis, yaitu dengan membeli barang dan jasa yang betul-betul kita butuhkan, maka secara tidak langsung kita juga telah meningkatkan kesejahteraan hidup.

5. Harga Barang

Di dalam masyarakat kita kalau harga barang naik maka daya beli konsumen cenderung menurun, sedangkan kalau harga suatu barang dan jasa turun maka daya beli konsumen akan naik. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan. Seorang konsumen harus berprinsip ekonomi yaitu dengan pengeluaran yang sedikit mampu menghasilkan yang sebanyak-banyaknya. Tetapi prinsip di atas tidaklah berlaku pada barang dan jasa yang merupakan kebutuhan pokok.

6. Mode

Jika seseorang memakai sepatu sandal yang sedang in dalam masyarakat, orang tersebut kita katakan mengikuti mode. Barang-barang yang baru menjadi mode dalam masyarakat biasanya akan laku keras di pasar sehingga konsumsi bertambah. Dengan demikian mode dapat memengaruhi konsumsi. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya keterbatasan-keterbatasan manusia dalam memenuhi kebutuhannya membuat manusia harus melakukan tindakan ekonomi yang tepat. Dengan tindakan ekonomi orang dapat memilih kebutuhan mana yang diutamakan, mendesak dan kebutuhan yang beraneka ragam.

B. Tujuan Konsumsi

Setiap hari kita makan. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan konsumsi. Apakah tujuan dari kegiatan konsumsi? Manusia senantiasa berusaha untuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya dan mencapai tingkat kemakmuran dengan memenuhi berbagai macam kebutuhannya. Usaha itu dilakukan dengan mengonsumsi barang dan jasa yang dibutuhkan.

Tujuan konsumsi antara lain sebagai berikut.

  1. Pendapatan seseorang tidak semuanya dihabiskan untuk konsumsi.
  2. Konsumsi akan menciptakan tingkat permintaan masyarakat.
  3. Konsumsi dapat memenuhi kebutuhan nilai ganda pada seseorang.
  4. Konsumsi dapat memenuhi kepuasan seseorang.

C. Nilai Guna Barang

Pada hakikatnya manusia memerlukan barang dan jasa karena barang dan jasa itu memberikan kepuasan, manfaat, dan guna (utility) baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun yang dimaksud dengan nilai guna di dalam teori ekonomi adalah suatu kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dengan mengonsumsi barang-barang. Apabila kepuasan itu makin tinggi maka makin tinggi pulalah nilai gunanya atau utility-nya.

Selanjutnya nilai guna barang dan jasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai pakai dan nilai tukar.

1. Nilai Pakai (Value in Use)

Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang dan jasa untuk digunakan oleh konsumen. Nilai pakai dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai pakai subjektif dan nilai pakai objektif.

  1. Nilai Pakai Subjektif merupakan pengertian yang diberikan oleh seseorang terhadap sesuatu benda, sehubungan dengan benda tersebut dapat memenuhi kebutuhannya, atau kemampuan sesuatu benda untuk dapat dipakai dalam memenuhi kebutuhan seseorang. Misalnya kacamata resep dokter, lukisan, dan intan mutiara.
  2. Nilai Pakai Objektif merupakan pengertian yang diberikan terhadap sesuatu benda sehubungan dengan benda tersebut dapat memenuhi kebutuhan orang pada umumnya, atau kemampuan sesuatu benda untuk dapat dipakai dalam memenuhi kebutuhan pada Misalnya beras, pakaian, dan perumahan.

2. Nilai Tukar (Value in Exchange)

Nilai tukar adalah kemampuan suatu barang untuk ditukar dengan barang lainnya. Nilai tukar dibedakan menjadi dua, yaitu nilai tukar subjektif dan nilai tukar objektif.

  1. Nilai Tukar Subjektif ialah arti yang diberikan oleh seseorang terhadap sesuatu benda sehubungan dengan benda tersebut dapat ditukar dengan benda Dapat juga dikatakan bahwa nilai tukar subjektif kemampuan sesuatu benda sehubungan dengan penilaian seseorang bahwa benda tersebut dapat ditukarkan dengan benda lain. Misalnya petani memiliki pedati.
  2. Nilai Tukar Objektif merupakan nilai yang diberikan sehubungan dengan benda tersebut dapat ditukarkan dengan benda lain atau kemampuan sesuatu benda sehubungan dengan benda tersebut dapat ditukar dengan benda lain. Misalnya emas dan uang.

Ada beberapa asumsi yang merupakan dasar pemikiran untuk membahas perilaku konsumen yaitu dasar untuk mengukur daya guna suatu barang dan jasa. Asumsi-asumsi barang dan jasa antara lain sebagai berikut.

  1. Konsumen bersifat rasional.
  2. Konsumen mempunyai tujuan ideal dalam membeli dan memakai barang.
  3. Konsumen bersifat logis.
  4. Hakikatnya konsumen itu dianggap manusia sebagai homo economicus.

Setiap barang dan jasa memberikan daya guna pada pemakainya, makin banyak barang yang digunakan, maka makin tinggi daya guna total yang diperolehnya. Akan tetapi, laju pertambahan daya guna yang diperoleh karena mengonsumsikan satu kesatuan barang makin lama makin rendah. Jumlah pertambahannya dapat menjadi nol dan apabila penambahan konsumsinya diteruskan jumlahnya bahkan menjadi negatif.

Perhatikan grafik berikut ini.

Kurva Tingkat Daya Guna Maksimum

Keterangan:

UM = tingkat daya guna maksimum

Za = banyaknya barang yang dikonsumsi

Zb = pertambahan banyaknya barang

Zc = maksimum barang yang dikonsumsi

Zd = pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi dengan tingkat daya guna yang semakin menurun

Misalnya orang merasa haus, dia minum segelas air maka akan merasa nikmat dan mengurangi rasa haus (Za), tetapi jika ditambah satu gelas lagi maka dia akan sangat mengurangi rasa haus dan merasa kenyang (Zc). Jika minum satu gelas lagi maka orang tersebut bukan lagi merasa nikmat, melainkan akan merasa tidak enak perutnya (Zd). Jika kita analisis, rumusan di atas merupakan Hukum Gossen I yang menyatakan sebagai berikut.

Pemuas kebutuhan yang dilakukan secara terus menerus oleh seseorang maka kenikmatannya akan semakin bertambah sampai pada titik optimum, tetapi setelah itu pertambahan kenikmatan semakin lama semakin berkurang bahkan akan negatif.

Selanjutnya untuk penyempurnaan teori itu, timbullah Hukum Gossen II yaitu manusia berusaha memuaskan kebutuhan yang beraneka ragam sampai pada titik intensitas yang sama atau harmonis. Contohnya seseorang memiliki sejumlah uang untuk memuaskan kebutuhannya dia membeli makanan, pakaian, peralatan rumah tangga, rekreasi, dan pendidikan.

D. Masalah Ekonomi yang Dihadapi Konsumen

Manusia selalu ingin hidup layak dan terpenuhi semua kebutuhan hidupnya. Persoalan yang muncul adalah bagaimana dengan penghasilan tertentu orang dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya dengan sebaik mungkin.

Untuk menghadapi persoalan seperti di atas, seorang konsumen harus bertindak rasional dalam membelanjakan uangnya secara ekonomis. Bertindak ekonomis artinya setiap pengeluaran harus dipertimbangkan dengan penghasilan. Terpenuhinya kebutuhan akan menimbulkan rasa kepuasan. Hasil yang diperoleh dari mengonsumsi barang dan jasa adalah kepuasan (satisfaction). Kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut kegunaan atau manfaat (utility).

E. Kesimpulan

  1. Konsumsi adalah kegiatan manusia dalam penggunaan barang dan jasa untuk mengurangi atau menghabiskan daya guna atau manfaat suatu barang dan jasa dalam rangka memenuhi hidupnya.
  2. Konsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, pendidikan. kebutuhan, kebiasaan masyarakat, harga barang, dan mode.
  3. Tujuan konsumsi antara lain membelanjakan pendapatan, menciptakan permintaan di masyarakat, memenuhi kebutuhan nilai ganda pada seseorang dan memenuhi kepuasan seseorang.
  4. Nilai guna bagi di kedudukan ingat nilai pakai dari nilai tukar. Nilai pakai dibedakan menjadi nilai pakai objektif dan nilai pakai subjektif. Nilai tukar dibedakan menjadi nilai tukar objektif dan nilai tukar subjektif.