Masalah Ekonomi

Daftar Isi

A. Kebutuhan Manusia

Pada dasarnya kebutuhan manusia itu berkaitan dengan kelangsungan hidup dan kepuasan yang diinginkan. Kelangsungan hidup manusia merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan beragamnya kepuasan yang diinginkan menjadikan kebutuhan manusia menjadi tidak terbatas. Seseorang apabila sudah terpenuhi kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan (perumahan) akan berpikir untuk memenuhi kebutuhan lain. Misalnya, keinginan memiliki radio, televisi, sepeda motor, mobil dan sebagainya.

Kebutuhan manusia ternyata tidak hanya bersifat konkret (nyata) saja, melainkan juga bersifat abstrak (tidak nyata) misalnya rasa aman dan tenteram, ingin dihargai atau dihormati, dan sebagainya. Penyebab tidak terbatasnya kebutuhan manusia itu antara lain sebagai berikut.

  1. Semakin bertambah jumlah penduduk.
  2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  3. Taraf hidup semakin meningkat.
  4. Lingkungan pergaulan atau tempat tinggal.
  5. Tingkat kebudayaan manusia semakin maju.

Berikut, ini kita akan mencoba mengenal macam-macam kebutuhan manusia. Keanekaragaman kebutuhan manusia itu dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu berdasarkan intensitas kegunaan, waktu, sosio budaya, sifat, dan subjek yang membutuhkan.

1. Menurut Intensitas Kegunaan atau Menurut Tingkatannya

Berdasarkan intensitas kegunaannya, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.

a. Kebutuhan Primer

Kebutuhan primer disebut juga kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi karena sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan ini meliputi makanan, pakaian, dan perumahan (pangan, sandang dan papan). Agar tetap hidup manusia membutuhkan makan setiap hari, berpakaian yang layak, dan mempunyai tempat tinggal untuk menghindari sengatan matahari, siraman air hujan, dan pengaruh udara. Kebutuhan primer disebut juga kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi karena sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Apabila kebutuhan primer ini tidak terpenuhi, maka manusia sulit untuk melangsungkan kehidupan dan mewujudkan jati diri sesuai dengan kodratnya.

b. Kebutuhan Sekunder

Kebutuhan sekunder antara lain radio, televisi, meja dan kursi, tempat tidur, dan sebagainya. Kebutuhan ini timbul setelah manusia dapat memenuhi kebutuhan primer. Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya mempunyai kebutuhan yang berkembang seiring dengan tuntutan kepuasan yang diinginkan. Kebutuhan sekunder sebenarnya tidak begitu penting untuk diwujudkan, karena tanpa pemenuhan kebutuhan inipun manusia dapat tetap hidup.

c. Kebutuhan Tersier (Lux)

Kebutuhan tersier atau kebutuhan akan barang mewah antara lain villa, mobil mewah/kapal pesiar dan kebutuhan mewah lainnya. Setelah manusia mampu memenuhi kebutuhan primer dan kebutuhan sekundernya maka akan timbul kebutuhan yang lain. Kebutuhan tersier timbul setelah kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan tersier ini pada dasarnya berkenaan dengan status atauprestiseseseorang, agar lebih dihargai oleh orang lain dan lebih terpandang.

Batas antara kebutuhan primer, sekunder, dan tersier untuk masing-masing orang tidaklah sama. Hal ini berhubungan dengan kedudukan dan status ekonomi orang tersebut di tengah masyarakat. Kemungkinan bagi orang tertentu, kebutuhan sekunder akan menjadi kebutuhan tersier untuk orang yang lain. Misalnya TV berwarna bagi golongan berpenghasilan tinggi merupakan kebutuhan sekunder, sedangkan bagi mereka yang penghasilannya rendah merupakan kebutuhan tersier.

2. Menurut Waktu

Berdasarkan waktunya, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan sekarang, kebutuhan mendesak, dan kebutuhan yang akan datang.

a. Kebutuhan Sekarang

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini atau tidak dapat ditunda, misalnya kebutuhan pokok (makanan di waktu lapar) dan kesehatan (obat untuk orang sakit).

b. Kebutuhan Mendesak

Merupakan kebutuhan yang sangat kritis (tiba-tiba) dan sifatnya insidental. Misalnya, bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah atau bencana alam, kebutuhan konsultasi kesehatan atau pengacara.

c. Kebutuhan yang Akan Datang

Kebutuhan ini lebih mengarah pada persiapan-persiapan guna menghadapi kebutuhan pada waktu yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Meskipun dapat ditunda, kebutuhan ini termasuk hal yang penting, sebab dengan memenuhi kebutuhan ini manusia akan mempunyai jaminan bagi hidupnya di masa yang akan datang. Misalnya menabung di bank, asuransi, dan tabungan hari tua bagi orang yang akan pensiun.

3. Menurut Sosio-Budaya

Pada dasarnya kebutuhan ini berkaitan erat dengan lingkungan dan tradisi masyarakat sekaligus sifat-sifat psikologis manusia. Berkenaan dengan hal tersebut maka kebutuhan ini meliputi kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologis.

a. Kebutuhan Sosial

Dalam hidup bermasyarakat manusia biasanya mempunyai status atau kedudukan tertentu yang mengharuskan seseorang untuk mempunyai atau melaksanakan berbagai hal supaya dipandang layak atau pantas. Misalnya pakaian dinas bagi seorang pegawai negeri atau memberikan sumbangan pada yang membutuhkan. Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan yang timbul berkenaan dengan tuntutan pergaulan atau hidup bersama dalam masyarakat.

b. Kebutuhan Psikologis

Kebutuhan ini berkenaan dengan sifat rohani manusia sehingga tidak bersifat ekonomis dan tidak semuanya dapat dipenuhi dengan usaha ekonomi. Misalnya kebutuhan akan rasa aman, kebahagiaan, ketenteraman, dan kebebasan. Meskipun kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak bersifat ekonomis (tidak dapat dibeli dengan uang), tetap saja ada segi ekonominya atau sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang di bidang ekonomi. Misalnya kebutuhan untuk membentuk rumah tangga atau keluarga memerlukan perlengkapan rumah tangga dan uang yang tidak sedikit.

4. Menurut Sifat

Berdasarkan sifatnya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.

a. Kebutuhan Jasmani atau Material

Kebutuhan ini berkenaan dengan tuntutan fisik. Misalnya kebutuhan akan minuman, makanan, dan pakaian yang cukup. Sekarang ini khususnya di daerah perkotaan sudah semakin berkembang tempat-tempat untuk kegiatan kebugaran jasmani yang pada dasarnya merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kebutuhan jasmani (material) merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk memelihara badannya.

b. Kebutuhan Rohani (Non-Material)

Kebutuhan ini berkenaan dengan tuntutan rohani sehingga sifatnya tidak berwujud. Kebutuhan rohani berkaitan dengan tuntutan perasaan, etika, dan keyakinan seseorang demi terpenuhinya kepuasan batin. Misalnya kebutuhan orang akan rasa aman dan kebutuhan meyakini suatu agama atau kepercayaan tertentu. Kebutuhan untuk memeluk agama atau kepercayaan tertentu menjadikan seseorang merasa tenteram dan mempunyai pegangan atau pedoman dalam hidupnya. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan kebutuhan ini semakin penting dirasakan manusia baik dalam kedudukannya sebagai makhluk pribadi maupun sebagai makhluk sosial. Misalnya, untuk menenangkan pikiran dari kesibukan kerja sehari-hari, seseorang atau sekelompok berdarmawisata ke pantai atau ke tempat wisata Kopeng Salatiga.

5. Menurut Subjek yang Membutuhkan

Berdasarkan subjek yang membutuhkan, kebutuhan manusia dibedakan menjadi kebutuhan individual dan kebutuhan kelompok atau kolektif.

a. Kebutuhan Individual

Kebutuhan ini berhubungan langsung atau diperuntukkan bagi perseorangan. Manusia sebagai makhluk pribadi, mempunyai kepentingan atau kebutuhannya yang berbeda-beda. Misalnya kebutuhan pakaian seorang guru berbeda dengan seorang petani atau buruh pabrik.

b. Kebutuhan Kelompok atau Kolektif

Kebutuhan yang dimanfaatkan atau dirasakan secara bersama-sama dalam masyarakat disebut kebutuhan kelompok (kolektif). Misalnya kebutuhan adanya pasar, jalan, jembatan, listrik, dan rumah sakit.

B. Faktor Produksi sebagai Sumber Ekonomi

Beragamnya kebutuhan hidup dan terbatasnya sumber ekonomi atau barang dan jasa menjadikan manusia harus berusaha mencari jalan keluar. Barang dan jasa merupakan sumber daya ekonomi yang jumlahnya terbatas atau langka. Langka berarti jumlahnya relatif sedikit dibanding dengan jumlah yang dibutuhkan manusia.

Untuk menghasilkan barang dan jasa diperlukan usaha yang disebut produksi. Usaha produksi memerlukan sumber daya produksi. Sumber daya-sumber daya terdiri dari sumber-sumber alam (tanah, air, hutan, bahan-bahan tambang, dan sebagainya), sumber daya nara atau manusia (pengusaha, modal dan segala macam alat buatan manusia yang membantu dalam proses produksi). Sumber-sumber daya ini disebut faktor-faktor produksi karena diperlukan dalam proses produksi yang menghasilkan barang dan jasa.

Terbatasnya sumber ekonomi membuat manusia melakukan segala usaha bahkan jika perlu dengan pengorbanan tertentu misalnya menghabiskan dana, tenaga, dan pikiran yang tidak sedikit, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Adapun penyebab kelangkaan sumber ekonomi itu, antara lain, kelangkaan sumber alam, tenaga kerja, serta modal dan teknologi.

1. Kelangkaan Sumber Alam

Tidak semua negara di dunia memiliki sumber alam yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan manusia. Bagi negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Belanda, dan negara maju lain, biasanya mengalami kelangkaan sumber alam berupa bahan mentah, misalnya minyak bumi, rempah-rempah, hasil hutan, dan hasil penangkapan dari laut. Sumber alami yang lain dan dianggap langka juga termasuk kategori sumber ekonomi, misalnya besi, perak, nikel, emas, tembaga, dan barang galian lainnya. Sumber ekonomi ini dapat diperjualbelikan dan tidak semua tanah di muka bumi ini mengandung bahan tersebut.

2. Kelangkaan Tenaga Keria

Indonesia dengan jumlah penduduk 210 juta jiwa sebenarnya sangat potensial, apabila dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan. Hanya saja ada permasalahan mengenai tenaga kerja yang potensial sekaligus produktif. Permasalahan ketenagakerjaan di negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia, Brasil, Kolombia, India, dan negara berkembang lain adalah di satu sisi jumlahnya besar tetapi pada sisi lain masih kurang produktif. Artinya, mayoritas tenaga kerja yang ada di negara-negara itu memiliki sifat: (a) kurang terdidik (tingkat pendidikan rendah), (b) kurang terlatih, (c) kurang pengalaman, (d) kurang terampil, (e) kurang memiliki jiwa wiraswasta, dan (f) kurang kreatif.

Di Indonesia dan negara berkembang lainnya, tenaga ahli termasuk langka. Meskipun tenaga kerja banyak, kualifikasi yang dibutuhkan dunia kerja kurang memenuhi syarat. Penawaran tenaga kerja dari masyarakat terlalu banyak, sedangkan tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit.

3. Kelangkaan Modal dan Teknologi

a. Kelangkaan Modal

Kekurangan modal berupa uang untuk membiayai kegiatan produksi biasanya dihadapi negara miskin dan negara yang sedang berkembang, misalnya kendala modal untuk pengadaan bahan mentah, membayar gaji, dan pembayaran lainnya.

b. Kelangkaan Teknologi

Bagi negara yang sedang berkembang, teknologi dapat dikatakan masih langka sehingga perlu didatangkan dari negara maju. Teknologi dalam hal ini berupa alat produksi, yang lebih produktif dan lebih canggih. Sebenarnya di negara yang sedang berkembang teknologi itu ada, tetapi masih tradisional sehingga tingkat produksinya sangat terbatas, sedangkan yang dibutuhkan adalah teknologi yang produktivitasnya tinggi. Contohnya kita membeli mesin tenun dari Cina yang mampu berproduksi dengan cepat untuk menggantikan mesin tenun tradisional yang lebih lambat.

C. Macam-macam Barang atau Benda sebagai Alat Pemuas Kebutuhan

Keanekaragaman kebutuhan manusia terjadi demi kelangsungan hidup dan kepuasan. Untuk memenuhi kebutuhan yang beragam itu, manusia memerlukan alat pemuas kebutuhan. Alat-alat tersebut berupa barang dan jasa. Barang atau benda merupakan pemuas kebutuhan yang berwujud. Jasa merupakan pemuas kebutuhan manusia yang tidak berwujud.

Macam-macam barang atau benda dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Menurut Cara Memperoleh

Berdasarkan cara memperolehnya, barang dibedakan menjadi barang ekonomi dan barang bebas.

a. Barang atau Benda Ekonomi

Rumah, pakaian, makanan dan minuman, dan kendaraan merupakan barang ekonomi. Barang ekonomi merupakan barang pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas, tidak sebanding dengan yang dibutuhkan masyarakat. Karena sangat terbatas jumlahnya, maka diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya.

b. Barang atau Benda Bebas

Barang bebas merupakan barang pemuas kebutuhan yang jumlahnya tidak terbatas sehingga untuk mendapatkannya tidak perlu mengeluarkan biaya atau pengorbanan. Barang ini tersedia dalam jumlah yang melebihi dan merupakan pemberian alam, seperti air laut, sinar matahari, udara, pasir di padang pasir.

Ada kalanya barang bebas dapat berubah status menjadi barang ekonomi. Misalnya apabila seseorang tinggal di daerah yang sumber airnya melimpah, baik, dan jernih, maka air tersebut merupakan barang bebas. Sedangkan untuk penduduk yang berdiam di kota-kota besar, air bersih umumnya diperoleh melalui jasa Perusahaan Air Minum atau penjual air keliling. Dalam hal ini, air sudah berubah menjadi barang ekonomi. Coba kamu cari contoh barang bebas biasa!

2. Menurut Kegunaannya

Berdasarkan kegunaannya, barang dibedakan menjadi barang konsumsi dan barang produksi.

a. Barang Konsumsi

Barang konsumsi merupakan barang yang dapat digunakan atau dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup. Barang ini sering disebut barang jadi atau barang siap pakai. Misalnya sepatu, jam tangan, roti, minuman kaleng, perabot rumah tangga, dan lain-lain. Barang konsumsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu barang konsumsi tidak tahan lama dan barang konsumsi tahan lama. Barang konsumsi tidak tahan lama merupakan barang yang dipakai sekaligus habis, misalnya roti, teh botol, makanan dan minuman lainnya. Barang konsumsi tahan lama merupakan barang yang tidak sekali habis dipakai, misalnya pakaian, sepatu dan perabot rumah tangga.

b. Barang Produksi

Bahan mentah, benang untuk pabrik kain akan habis dalam sekali produksi, sedang mesin-mesin, alat-alat kantor, dan gedung tidak akan habis dalam sekali produksi termasuk barang produksi. Barang produksi merupakan barang yang digunakan dalam proses produksi. Barang ini disebut juga barang modal. Artinya barang yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang lain. Barang produksi ada yang satu kali habis pakai dan ada yang tidak habis dalam satu proses produksi.

3. Menurut Proses Pembuatannya

Berdasarkan proses pembuatannya, benda dibedakan menjadi bahan mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi.

a. Bahan Mentah (Bahan Baku)

Bahan mentah merupakan bahan dasar atau barang yang belum mengalami proses produksi. Misalnya kapas, kayu, rotan, padi, tembakau, kulit.

b. Barang Setengah Jadi

Barang setengah jadi merupakan barang yang sudah diproses tetapi belum siap pakai. Misalnya benang dari kapas untuk membuat kain (tekstil) dan kopra dari kelapa untuk membuat minyak goreng.

c. Barang Jadi

Barang jadi merupakan barang yang sudah diproses produksi dan siap pakai untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya sepatu, pakaian, minuman dalam kaleng, atau buah-buahan dalam kaleng.

4. Menurut Hubungannya dengan Benda Lain

Berdasarkan hubungannya dengan barang lain, benda dibedakan menjadi barang substitusi dan barang komplementer.

a. Barang Substitusi

Barang substitusi merupakan barang pemuas kebutuhan yang pemakaiannya dapat saling mengganti. Misalnya, beras dengan jagung, tidak ada kain wol dapat diganti dengan wol sintetis, mentega dengan margarin, dan sebagainya.

b. Barang Komplementer

Barang komplementer atau barang pelengkap merupakan barang pemuas kebutuhan yang dalam penggunaannya saling melengkapi. Barang ini baru dirasakan manfaatnya jika dipakai bersama dengan barang pemuas kebutuhan yang lain. Misalnya tinta dengan pulpen, kamera dengan filmnya, bensin dengan kendaraan, atau kopi dengan gula.

D. Kegunaan Barang Pemuas Kebutuhan

Barang akan bermanfaat apabila dapat memuaskan kebutuhan manusia atau pada saat barang itu mempunyai nilai guna (utility). Nilai guna barang ada beberapa macam, yaitu kegunaan bentuk, kegunaan dasar, kegunaan tempat, kegunaan pemilikan, dan kegunaan waktu.

1. Kegunaan Bentuk (Form Utility)

Barang atau benda itu mempunyai nilai guna setelah diubah terlebih dahulu dari bentuk aslinya. Kayu gelondongan akan mempunyai nilai guna yang lebih tinggi apabila diubah bentuknya menjadi meja, kursi, lemari, dan bentuk lainnya.

2. Kegunaan Dasar (Elementary Utility)

Kegunaan macam ini merupakan peningkatan dari bahan dasar menjadi barang jadi yang mempunyai nilai guna lebih tinggi daripada barang atau bahan asalnya. Misalnya, kapas sebagai bahan dasar benang, benang sebagai bahan dasar untuk membuat kain/tekstil, kain/tekstil merupakan bahan dasar untuk membuat pakaian.

3. Kegunaan Tempat (Utility of Place)

Ada kalanya barang menjadi lebih berguna jika dipindahkan ke tempat lain. Misalnya, pasir yang ada di sungai atau di daerah gunung berapi (bekas letusan gunung berapi) akan sangat berguna setelah diangkut ke tempat-tempat lain sebagai bahan bangunan.

4. Kegunaan Pemilikan (Ownership Utility)

Suatu barang akan menjadi lebih berguna apabila barang tersebut telah dimiliki. Kegunaan pemilikan ini menunjuk pada pertambahan nilai guna barang pemuas kebutuhan, sesudah barang itu dimiliki. Misalnya, mesin ketik yang dipajang di toko akan mempunyai nilai guna lebih jika sudah dimiliki oleh seseorang (wartawan, pengarang, dan mahasiswa). Cangkul atau alat pertanian lainnya akan bertambah kegunaannya, jika dimiliki oleh petani dibandingkan jika masih berada di pasar atau di toko.

5. Kegunaan Waktu (Time Utility)

Kegunaan macam ini lebih menunjukkan, bahwa barang pemuas kebutuhan akan menjadi lebih berguna pada saat barang tersebut dimanfaatkan atau digunakan. Misalnya jas hujan dan payung akan besar manfaatnya pada musim penghujan.

E. Masalah Pokok Ekonomi yang Dihadapi

Telah diuraikan sebelumnya, bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas atau melebihi barang pemuas kebutuhan yang tersedia. Keadaan inilah yang menjadi inti masalah ekonomi, yakni bagaimana memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber daya ekonomi yang terbatas.

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu berusaha menghasilkan atau memproduksi barang-barang pemuas kebutuhan sehingga diharapkan mampu mengimbangi kebutuhan manusia. Upaya inilah yang menjadi akar masalah pokok ekonomi, di mana selalu menjadi bahan pemikiran banyak orang.

Pada dasarnya masalah pokok dalam ekonomi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan akan selalu dihadapi setiap masyarakat. Baik itu masyarakat suatu negara industri, satu suku tertentu di pedalaman atau daerah terpencil, ataupun negara berkembang akan menghadapi tiga masalah pokok ekonomi. Ketiga masalah yang saling terkait itu adalah, barang apa yang akan diproduksi, bagaimana cara memproduksi, dan untuk siapa barang tersebut diproduksi.

1. Barang Apa yang Akan Diproduksi dan Berapa Banyak (What)

Setiap masyarakat akan menghadapi beberapa pilihan berkenaan dengan menentukan barang atau jasa yang akan dihasilkan atau diproduksi dan berapa banyak barang atau jasa tersebut harus diproduksi. Misalnya, apakah tanah yang tersedia akan dimanfaatkan untuk menanam padi, kopi, atau untuk perumahan, pabrik maupun perkantoran? Pada perkembangannya, permasalahan produk apa yang harus dihasilkan dan berapa banyaknya tidak berhenti pada tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saja, tetapi juga untuk memperoleh keuntungan maksimal.

2. Bagaimana Cara Memproduksi (How)

Setelah ada pilihan yang pasti mengenai jenis dan jumlah barang atau jasa, selanjutnya harus dirancang mengenai cara dan langkah memproduksinya. Pertanyaan tentang bagaimana proses produksi pada umumnya akan dilakukan, apakah dengan cara produksi massal yang padat modal (intensifikasi modal) atau padat karya (intensifikasi tenaga) harus dijawab dalam usaha manusia memenuhi kebutuhannya.

3. Untuk Siapa Barang Tersebut Diproduksi (For Whom)

Persoalan yang muncul di sini adalah siapa yang akan menikmati dan memperoleh manfaat dari adanya barang atau jasa? Apakah barang yang dihasilkan dapat sampai ke tangan masyarakat dan dimanfaatkan? Bagaimana hasil produksi didistribusikan kepada masyarakat? Dalam lingkup ini diperlukan langkah-langkah agar hasil produksi dapat tersalur ke tangan masyarakat dan dapat digunakan, sehingga tidak terpendam di pihak produsen.

Tiga masalah ini sangat mendasar dan umum terjadi pada semua corak perekonomian, namun berbagai sistem perekonomian selalu berusaha memecahkannya.

F. Biaya Peluang atau Biaya Ekonomi (Opportunity Cost)

Biaya peluang atau biaya ekonomi adalah suatu ukuran dari biaya ekonomi yang harus dikeluarkan dalam rangka memproduksi suatu barang atau jasa tertentu dalam kaitannya dengan alternatif lain yang harus dikorbankan. Misalnya, jika lebih banyak sumber daya digunakan untuk memproduksi makanan, akan lebih sedikit sumber daya yang digunakan untuk memproduksi minuman. Gambar di bawah ini memperlihatkan hubungan kuantitas makanan dan minuman yang dapat diproduksi dengan sumber-sumber daya masyarakat.

Hubungan Kuantitas Makanan dan Minuman yang Dapat Diproduksi Dengan Sumber-sumber Daya Masyarakat

Dari gambar tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa apabila masyarakat memutuskan untuk meningkatkan produk makanan dari OF1 ke OF2, maka produksi minuman akan turun dari OD1 menjadi OD2.

Dalam praktik tidak semua sumber daya dapat dipindahkan dengan segera dari satu alternatif produksi ke alternatif produksi yang lain. Sebagai contoh suatu jenis perusahaan yang memproduksi tekstil sudah tidak produktif lagi sehingga pengusaha mengalihkannya ke produk lain, misalnya minyak goreng. Dalam hal ini, tidak semua faktor produksi langsung dapat dipergunakan, melainkan ada mesin-mesin yang tidak dapat digunakan, atau tidak dapat dijual dengan mudah. Faktor produksi yang tidak dapat lagi memberikan kontribusi kepada perusahaan tersebut diperhitungkan sebagai biaya bagi produk penggantinya. Biaya tersebut disebut dengan biaya tenggelam (sunk cost).

G. Sistem Ekonomi

Setiap negara menghadapi tiga masalah pokok dalam ekonomi seperti sudah diuraikan terdahulu. Cara masing-masing negara untuk menghadapi ketiga masalah tersebut berbeda-beda, tergantung pada sistem ekonomi yang digunakan oleh negara yang bersangkutan.

Sistem ekonomi merupakan cara suatu bangsa (masyarakat dan pemerintah) mengatur kehidupan ekonominya. Dengan perkataan lain, sistem ekonomi merupakan jaringan organisasi dan kebijakan yang ditetapkan suatu pemerintahan negara dalam mengatasi masalah ekonomi.

Berikut akan kita tinjau tiga macam sistem ekonomi, sebagai upaya mengatasi masalah pokok dalam ekonomi.

1. Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi dasar, dan masih menggunakan kebiasaan masyarakat yang berpola dari nilai budaya. Sistem ini ditandai dengan tingkat produktivitas masyarakat yang masih rendah atau pola pemikiran di dalam mengolah faktor-faktor produksi masih terbatas, termasuk teknologi produksinya masih sederhana, dan diatur menurut kebiasaan turun temurun.

Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional yang menonjol, antara lain sebagai berikut.

  1. Pembagian kerja belum ada.
  2. Peran masyarakat dalam berusaha masih kurang.
  3. Produksi masih terbatas dan ditentukan sesuai kebutuhan.
  4. Masih terdapat pertukaran secara barter.
  5. Teknologi yang diterapkan masih sederhana.
  6. Hidupnya terutama dari sektor agraris.

Kelebihan sistem ekonomi tradisional, antara lain sebagai berikut.

  1. Tidak terjadi persaingan.
  2. Konflik-konflik tidak terjadi, karena semua berjalan sesuai dengan kebiasaan.
  3. Cukup aman karena anggota masyarakat tidak dibebani dengan target-target yang harus dicapai.
  4. Tidak menimbulkan tekanan jiwa (stres) bagi masyarakat.

Kekurangan sistem ekonomi tradisional, antara lain sebagai berikut.

  1. Masyarakat bekerja semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidup dan bukan untuk meningkatkan kesejahteraan.
  2. Kegiatan ekonomi dilakukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan dasar, tidak untuk mencari keuntungan.
  3. Kecil sekali terjadi perubahan-perubahan yang dapat mengangkat derajat kehidupan masyarakat, karena setiap perubahan dianggap tabu.
  4. Tidak memperhitungkan efisiensi penggunaan sumber daya secara maksimal.

2. Sistem Ekonomi Komando

Pada sistem ini, seluruh kegiatan ekonomi diatur dan ditentukan oleh pemerintah. Oleh karena proses ekonomi berjalan secara komando dari pusat, dan semua keputusan berada di tangan pemerintah pusat, maka sistem ini dinamakan sistem ekonomi komando (sistem ekonomi terpusat).

Keputusan mengenai produksi, distribusi, dan konsumsi sepenuhnya berada di tangan pemerintah. Masyarakat tidak diberi kebebasan dan kesempatan berusaha. Sistem ekonomi ini disebut juga sistem ekonomi kolektif.

Ciri-ciri sistem ekonomi komando, antara lain sebagai berikut.

  1. Perencanaan ekonomi, kegiatan produksi, dan pengawasan secara terpusat (central planning)
  2. Sumber ekonomi (tanah, alat produksi, dan perusahaan) milik pemerintah.
  3. Milik perseorangan tidak ada kecuali barang-barang yang sudah dibagikan.
  4. Jenis pekerjaan dan pembagian kerja diatur oleh pemerintah.
  5. Kebebasan individu dalam berusaha tidak ada.
  6. Harga dan tingkat bunga ditetapkan oleh pemerintah.

Kelebihan sistem ekonomi terpusat antara lain sebagai berikut.

  1. Pemerintah bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan ekonomi masyarakat.
  2. Kebutuhan rakyat terpenuhi secara menyeluruh dan merata karena pendistribusiannya diatur pemerintah.
  3. Tidak ada kelas-kelas dalam masyarakat karena semua adalah kelas pekerja pemerintah.
  4. Krisis ekonomi jarang terjadi karena semua masalah ekonomi diatur dan dikendalikan oleh pemerintah.

Kekurangan sistem ekonomi terpusat antara lain sebagai berikut.

  1. Inisiatif dan kreativitas perorangan dalam sistem ekonomi terpusat tidak dapat berkembang sehingga menghambat kemajuan di bidang ekonomi dan teknologi.
  2. Hak milik perseorangan tidak diakui.
  3. Kebebasan pribadi sangat terbatas karena setiap orang diminta untuk taat melaksanakan keputusan-keputusan dan perintah-perintah yang ditetapkan pemerintah.
  4. Informasi tidak akurat karena panjangnya jalur birokrasi.

3. Sistem Ekonomi Pasar/Liberal

Sistem ini tumbuh bersamaan dengan kapitalisme, sehingga merupakan sistem perekonomian kapitalis bebas berusaha. Sistem pasar (liberal) memberikan kebebasan secara penuh kepada anggota masyarakat (produsen dan konsumen) untuk menentukan kegiatan ekonomi yang ingin mereka lakukan. Setiap individu memiliki kebebasan dalam berusaha dan memiliki benda, baik berupa modal maupun benda-benda konsumsi. Pemerintah tidak campur tangan dan tidak berusaha memengaruhi kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.

Sistem ekonomi yang memberikan kebebasan sepenuhnya pada masyarakat untuk menentukan kegiatan ekonomi yang akan dilakukan disebut sebagailaissez Iaire (bahasa Prancis) yang artinyabiarkanlah. Tokoh aliran ini di antaranya adalah Adam Smith.

Ciri-ciri sistem ekonomi pasar/liberal, antara lain sebagai berikut.

  1. Semua alat dan sumber produksi bebas dimiliki perseorangan, kelompok masyarakat, atau perusahaan-perusahaan.
  2. Pemerintah tidak ikut campur secara langsung dalam kegiatan-kegiatan ekonomi.
  3. Kegiatan ekonomi di semua sektor dilakukan oleh masyarakat atau swasta.
  4. Setiap orang diberi kebebasan dalam hal pemakaian barang dan jasa.
  5. Modal memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi.
  6. Kegiatan produksi dilakukan dengan tujuan mencari laba, bahkan semua kegiatan ekonomi didorong prinsip laba.
  7. Adanya persaingan antarpengusaha.

Perlu diketahui bahwa kenyataannya tidak ada satu sistem ekonomi yang diterapkan secara murni. Masyarakat lebih condong menganut sistem ekonomi campuran (mixed economies) dengan sebagian unsur tradisional, unsur komando (terpimpin), dan pasar. Sebagai contoh, dalam sistem kapitalisme Amerika, campur tangan pemerintah tetap ada; pemerintah memegang peranan penting dalam menetapkan aturan main ekonomi, menyelenggarakan pendidikan dan jasa pelayanan umum, serta mengawasi pencemaran atau gerak-gerik dunia usaha.

Kelebihan sistem ekonomi pasar, antara lain sebagai berikut.

  1. Setiap individu memiliki kebebasan untuk mengatur kehidupan ekonomi sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
  2. Dengan kebebasan berusaha dan bersaing akan mendorong setiap orang untuk mencari kemajuan.
  3. Hak milik diakui dan adanya kebebasan melakukan segala sesuatu yang dianggap baik bagi kepentingan pribadi, kreativitas mencari keuntungan menjadi tinggi.
  4. Persaingan dalam sistem ekonomi pasar, dapat memproduksi berbagai macam barang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga para konsumen dapat memperoleh barang dan jasa sesuai dengan selera.

Kekurangan sistem ekonomi pasar antara lain sebagai berikut.

  1. Kebebasan bersaing mengakibatkan yang kuat menindas yang lemah, terjadi jurang pemisah antara yang kaya dan miskin.
  2. Pemerataan pendapatan semakin sulit dicapai karena setiap individu berusaha mencari keuntungan bagi diri sendiri.
  3. Adanya kebebasan produksi dapat mendorong terjadinya krisis ekonomi.
  4. Konsentrasi modal oleh kaum kapitalis dapat mengakibatkan terjadinya monopoli.

4. Sistem Ekonomi Campuran

Dalam sistem ekonomi campuran, sektor swasta dan pemerintah sama-sama diakui keberadaannya. Di samping sektor swasta terdapat pula semacam badan perencanaan negara (untuk di negara kita disebut Bappenas) yang merencanakan arah dan perkembangan ekonomi, supaya sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Pemecahan masalah perekonomian mengenai barang apa yang akan diproduksi, dan berapa banyaknya, bagaimana cara memproduksi, dan untuk siapa barang tersebut diproduksi, ditangani bersama-sama antara pemerintah dan swasta.

Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem liberal (pasar) dan sistem komando (terpusat). Penerapan masing-masing negara yang memakai sistem ini bervariasi, karena dipengaruhi oleh potensi dan kondisi ekonomi masing-masing negara, termasuk aspirasi dari masyarakat.

Kelebihan sistem ekonomi campuran antara lain sebagai berikut.

  1. Dengan adanya campur tangan pemerintah, pertumbuhan ekonomi akan teratur dan stabil.
  2. Karena inisiatif dan kreativitas seseorang diakui, maka terdorong untuk mencari keuntungan.
  3. Tugas pemerintah tidak terlalu berat karena mendapat bantuan dari swasta.
  4. Adanya campur tangan pemerintah dapat memperkecil pengaruh monopoli swasta.

Kekurangan sistem ekonomi campuran adalah sulit untuk menentukan unsur yang benar sesuai dengan kepribadian dan kebutuhan masyarakat sehingga memerlukan ketelitian dan kejelian.

5. Sistem Ekonomi Indonesia

Sistem ekonomi yang digunakan di Indonesia disebut demokrasi ekonomi atau ekonomi Pancasila. Dalam demokrasi ekonomi, produksi dilakukan sebagai usaha bersama untuk kepentingan bersama. Demokrasi ekonomi mengutamakan peranan aktif masyarakat dalam kaitannya dengan kegiatan pembangunan. Pemerintah berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha. Sedangkan dunia usaha berkewajiban memberi tanggapan yang positif terhadap pengarahan, bimbingan, dan berusaha menciptakan iklim yang sehat dalam kegiatan yang dilakukan.

Landasan idiil demokrasi ekonomi adalah Pancasila, sedangkan landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945. Pasal 33 UUD 1945 merupakan dasar demokrasi ekonomi. Adapun bunyi Pasal 33 UUD 1945, sebagai berikut.

  1. Ayat (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
  2. Ayat (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
  3. Ayat (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Penjelasan Pasal 33 Ayat (1) menegaskan bahwa, produksi dikerjakan oleh semua dan untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang seorang. Bangun perusahaan yang sesuai adalah koperasi.

Pasal 33 tersebut dijadikan landasan untuk mewujudkan demokrasi ekonomi yang dijadikan dasar pelaksanaan pembangunan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
  2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
  3. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
  4. Sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan pemufakatan lembaga perwakilan rakyat, dan pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pada lembaga perwakilan rakyat pula.
  5. Perekonomian daerah dikembangkan secara serasi dan seimbang antar-daerah dalam satu kesatuan perekonomian nasional dengan mendayagunakan potensi dan peran serta daerah secara optimal dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
  6. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
  7. Hak milik perseorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
  8. Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.

Peranan dan kegiatan pemerintah dalam perekonomian ditegaskan dalam Pasal 33 Ayat (2). Unsur-unsur bagi penguasaan hajat hidup orang banyak adalah barang dan jasa yang penting bagi kehidupan manusia, dan jumlahnya terbatas. Pemerintah telah merumuskan bidang-bidang yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak, yaitu sebagai berikut:

  1. pelabuhan-pelabuhan;
  2. produksi, transmisi, dan distribusi tenaga listrik untuk umum;
  3. telekomunikasi;
  4. pelayaran;
  5. penerbangan;
  6. air minum;
  7. kereta api umum;
  8. pembangkit tenaga atom;
  9. media masa.

Secara garis besar terdapat empat bagian yang berkenaan dengan ciri-ciri sistem ekonomi Indonesia, yaitu sebagai berikut.

  1. Peranan negara penting, tetapi tidak dominan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah tumbuhnya sistem ekonomi komando. Demikian juga peranan swasta juga penting, tetapi tidak dominan. Dalam hal ini, untuk mencegah berkembangnya sistem pasar/liberal. Dalam sistem ekonomi Pancasila usaha negara dan swasta tumbuh berdampingan secara seimbang.
  2. Sistem ini tidak didominasi oleh modal, tetapi juga tidak didominasi oleh buruh. Sistem ekonomi ini berdasarkan atas asas kekeluargaan.
  3. Masyarakat memegang peranan penting, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, dan di bawah pimpinan atau pengawasan anggota-anggota masyarakat.
  4. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara.

Selanjutnya, dalam demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila harus dihindarkan hal-hal berikut.

  1. Sistem Iree Iight liberalism (sistem ekonomi liberal yang bebas), yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain, yang dalam sejarah di Indonesia telah menimbulkan kelemahan struktural ekonomi nasional dan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia.
  2. Sistem etatisme (sistem ekonomi komando), bahwa negara beserta aparatur ekonomi bersifat dominan, mendesak, dan mematikan potensi serta daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.
  3. Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam berbagai bentuk monopoli dan monopsoni, yang merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.

Rangkuman Masalah Ekonomi

  1. Kebutuhan manusia tidak terbatas, sebaliknya tersedianya barang dan jasa sebagai alat pemuas kebutuhan sangat terbatas. Hal tersebut menyebabkan kelangkaan yang merupakan masalah pokok ilmu ekonomi.
  2. Kebutuhan manusia dapat dibedakan berdasarkan intensitas kegunaan, waktu, sosial-budaya, sifat, dan subjek yang membutuhkan.
  3. Tersedianya barang dan jasa dalam jumlah yang terbatas disebabkan kelangkaan sumber alam, tenaga kerja, modal, dan teknologi.
  4. Barang sebagai alat pemuas kebutuhan manusia dapat dibedakan menurut cara memperoleh, kegunaan, proses pembuatan, dan hubungannya dengan barang lain. Sebuah barang akan bermanfaat sebagai alat pemuas kebutuhan apabila memiliki guna, bentuk, guna dasar, guna tempat, guna waktu, atau guna pemilikan.
  5. Masalah ekonomi dapat dijelaskan melalui pertanyaan-pertanyaan what, how, dan whom?
  6. Biaya peluang ekonomi adalah suatu ukuran dari biaya ekonomi yang harus dikeluarkan dalam rangka memproduksi suatu barang atau jasa tertentu dalam kaitannya dengan alternatif lain yang harus dikorbankan.
  7. Masalah ekonomi dapat dipecahkan melalui sistem ekonomi yang dianut masyarakat dan negara. Adapun macam-macam sistem ekonomi adalah sistem ekonomi tradisional, terpusat, pasar, campuran. Sistem ekonomi negara Indonesia tercantum dalam UUD 1945 Pasal 33.