Makalah Wirausaha Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Wirausaha Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Wirausaha Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Wirausaha Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Wirausaha Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, November 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Menurut UU Pangan Nomor 18 Tahun 2012, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.

Pangan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi manusia untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Nutrisi yang dibutuhkan manusia terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Nutrisi yang dibutuhkan akan terpenuhi dengan baik jika mengonsumsi sumber pangan beragam. Sumber pangan terdiri dari pangan nabati dan pangan hewani. Pangan nabati berasal dari tanaman, sedangkan pangan hewani berasal dari hewan terutama lemak dan protein sehingga dalam kehidupan sehari sering dikenal lemak dan protein nabati serta lemak dan protein hewani. Semua jenis nutrisi yang dibutuhkan harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dan seimbang.

Saat ini pola konsumsi pangan masyarakat sudah berubah. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi untuk tumbuh kembang serta peningkatan pendapatan cenderung mendorong peningkatan konsumsi bahan pangan yang menjadi sumber protein dan lemak, seperti ikan, telur, daging, dan susu. Indonesia adalah satu negara yang berpenduduk besar sehingga jumlah pangan yang dibutuhkan juga besar. Usaha pemenuhan pangan menjadi persoalan penting bagi Bangsa Indonesia. Tingkat pertumbuhan penduduk harus disikapi secara serius untuk memenuhi kebutuhan pangan bangsa Indonesia sehingga ketahanan pangan dapat terwujud.

Menurut Undang-Undang RI nomor 7 tahun 1996 tentang pangan bahwa ketahanan pangan adalah suatu kondisi di mana setiap individu dan rumah tangga memiliki akses secara fisik, ekonomi, dan ketersediaan pangan yang cukup, aman, serta bergizi untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan seleranya bagi kehidupan yang aktif dan sehat. Terdapat tiga pilar utama dalam ketahanan pangan, yaitu: ketersediaan yang cukup, distribusi yang lancar dan merata, serta konsumsi pangan yang aman dan berkecukupan gizi bagi seluruh individu masyarakat. Agar dapat memenuhi kebutuhan individu dan/atau keluarga agar dapat memperoleh akses pangan baik secara fisik, maka proses distribusi pangan yang lancar dari produsen hingga ke pasar konsumen menjadi persyaratan yang utama.

Di antara ketiga pilar ketahanan pangan, usaha untuk meningkatkan produksi pangan mendapat perhatian lebih banyak. Setelah dapat meningkatkan produksi pangan, maka tahap berikutnya adalah mendistribusikan pangan yang dihasilkan. Sebaran wilayah produksi pangan dan wilayah konsumsi sangat luas sehingga distribusi pangan sangat penting agar pangan dapat diperoleh oleh konsumen. Distribusi pangan tidak terlepas dari aspek pemasaran.

Budidaya adalah tindakan mengelola sumber daya nabati untuk diambil hasilnya. Budidaya juga diartikan sebagai usaha memelihara tanaman atau ternak mulai dari menyiapkan benih atau bibit untuk dipanen hasilnya. Budidaya ternak adalah satu usaha untuk mendapatkan hasil dari peternakan. Salah satu budidaya ternak adalah telur. Telur adalah bahan pangan yang kaya akan kandungan protein dan lemak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Wirausaha Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana bentuk kewirausahaan budidaya unggas petelur?
  2. Apa yang dimaksud dengan unggas petelur?
  3. Bagaimana perencanaan wirausaha di bidang budidaya unggas petelur?
  4. Apa saja sarana dan peralatan untuk budidaya unggas petelur?
  5. Bagaimana teknik budidaya unggas petelur?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Wirausaha Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui kewirausahaan budidaya unggas petelur.
  2. Untuk mengetahui dan mengenal unggas petelur.
  3. Untuk mengetahui cara perencanaan wirausaha di bidang budidaya unggas petelur.
  4. Untuk mengetahui sarana dan peralatan budidaya unggas petelur.
  5. Untuk mengetahui teknik budidaya unggas petelur.

BAB II
PEMBAHASAN

 

A. Kewirausahaan Budidaya Unggas Petelur

Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan bahwa Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan memiliki sumber daya alam dan sumber pangan yang beragam, Indonesia seharusnya dapat memenuhi kebutuhan pangannya secara berdaulat dan mandiri.

Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan cara memproduksi pangan sendiri melalui kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya di bidang peternakan telah membuka peluang berwirausaha. Peluang wirausaha di bidang budidaya unggas petelur sangat besar karena telur adalah pangan pokok sebagai sumber utama protein dan lemak hewani bagi masyarakat. Saat ini tantangan untuk memenuhi kebutuhan pangan semakin besar. Jumlah penduduk yang terus bertambah perlu diiringi dengan usaha meningkatkan produksi pangan. Budidaya ternak unggas menjadi salah satu usaha untuk memproduksi pangan, khususnya telur.

B. Mengenal Unggas Petelur

1. Jenis-jenis Unggas Petelur

Hewan unggas merupakan sumber protein dan lemak untuk memenuhi kebutuhan gizi manusia. Salah satu jenis unggas yang ada di sekitar kita disebut unggas petelur. Unggas adalah jenis hewan yang termasuk ke dalam kelompok burung-burungan. Ciri-ciri unggas adalah bersayap, berbulu, berkaki, dan memiliki paruh. Berdasarkan produk yang dihasilkan, kita mengenal unggas petelur dan unggas pedaging. Unggas petelur adalah yang dipelihara untuk menghasilkan telur. Jenis unggas petelur antara lain adalah ayam, bebek/itik, burung puyuh, dan angsa.

a. Ayam

Ayam adalah unggas petelur yang umum dibudidayakan karena permintaan dan kebutuhan masyarakat terhadap telur ayam yang tinggi. Berdasarkan tujuan budidayanya ayam dikelompokkan menjadi:

  • Ayam pedaging memiliki tubuh berukuran besar sehingga mengandung banyak daging, pertumbuhan cepat, bergerak lamban, dan tenang, serta sebagian memiliki cakar dan kaki berbulu.
  • Ayam petelur berbadan ramping dan ringan serta mencapai dewasa lebih cepat.
  • Ayam dwiguna adalah ayam yang dibudidayakan untuk menghasilkan telur dan daging. Ayam ini memiliki badan berukuran sedang, tapi bergerak tidak lamban dan kemampuan bertelur cukup baik.
  • Ayam ornamental adalah ayam yang digunakan untuk fungsi keindahan baik pada suara maupun bulunya. Ayam ornamental ditandai dengan warna bulu dan bentuk badan yang indah serta suara yang merdu.

Ayam petelur terdiri atas dua jenis, yaitu:

  • Ayam petelur ringan dan ayam petelur medium. Ayam petelur ringan (ayam petelur putih) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: mempunyai badan yang ramping dan kecil, bulu berwarna putih, berjengger merah. Ayam petelur putih mampu bertelur sampai 260 butir setiap tahun.
  • Ayam petelur medium ditandai dengan bobot tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan ayam petelur putih sehingga dapat menghasilkan daging cukup banyak. Ayam petelur medium memiliki telur berwarna coklat. Telur yang dihasilkan ayam petelur medium lebih besar dari pada telur yang dihasilkan oleh petelur putih, namun jumlah telur coklat yang dihasilkan lebih sedikit.
b. Itik

Itik merupakan unggas yang hidup di air. Itik memiliki badan kecil dan ramping serta dapat bergerak lincah.

c. Bebek atau Entok

Bebek juga merupakan unggas air yang memiliki badan lebih gemuk dan bergerak lebih lamban dibandingkan dengan itik.

d. Angsa

Angsa merupakan unggas air yang memilik badan lebih tinggi dan besar serta bulu berwarna putih. Angsa memiliki leher yang lebih panjang dibandingkan dengan bebek, itik, atau ayam. Pengusahaan angsa sebagai petelur tidak sebanyak itik dan bebek.

e. Burung Puyuh

Burung puyuh merupakan salah satu jenis burung yang banyak diternakkan untuk komersial. Burung puyuh memiliki bulu yang berwarna coklat bercak-bercak hitam putih. Burung puyuh terlihat pendek dan gemuk.

2. Mengenal Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur

Budidaya ternak unggas merupakan kegiatan untuk menghasilkan produk budidaya ternak berupa telur. Telur yang dihasilkan dapat langsung dikonsumsi dengan cara direbus atau digoreng. Telur adalah bahan baku dalam industri berbagai jenis makanan, kue, dan roti. Selain itu telur dapat juga diolah menjadi produk dengan nilai jual lebih tinggi seperti telur asin, yaitu telur itik yang diasin.

3. Mensyukuri Keberagaman Produk Budidaya dan Wirausaha di Bidang Unggas Petelur Sebagai Anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa

Telur merupakan sumber protein dan lemak hewani yang murah dan mudah didapatkan. Berbagai jenis unggas petelur hidup di sekitar kita. Secara alami unggas bertelur untuk berkembang biak. Dengan membudidayakannya, unggas akan menghasilkan telur yang lebih banyak. Semua adalah rahmat dari yang mahakuasa kepada manusia sehingga sudah seharusnya manusia mensyukuri nikmat yang diberikan-Nya.

C. Perencanaan Wirausaha di Bidang Budidaya Unggas Petelur

Susunlah suatu rencana wirausaha di bidang budidaya ayam petelur. Mulai dengan membuat perencanaan dan melakukan analisis biaya. Berikut ini adalah hal-hal penting harus direncanakan sebelum memulai wirausaha, yaitu:

1. Menentukan Jenis Ternak yang Akan Dibudidayakan

Berdasarkan pengalaman survei pasar yang dilakukan, dapat menentukan jenis unggas yang akan dibudidayakan. Pilih jenis unggas yang produk budidayanya laku di pasaran atau pilih produk yang kompetitornya lebih sedikit.

2. Menentukan Lokasi Kandang

Dalam budidaya unggas petelur pemilihan lokasi harus dilakukan sebaik mungkin. Lokasi yang sesuai untuk budidaya ayam petelur adalah jauh dari keramaian, mudah dijangkau untuk pemasaran, dan bersifat menetap.

3. Menentukan Skala Usaha yang Akan Dibuat

Guna mengurangi resiko, wirausaha dapat dimulai dengan skala usaha yang kecil. Sambil melaksanakan wirausaha dalam skala kecil, dapat mempelajari berbagai hal sehingga dapat menjadi pengalaman dan pedoman jika suatu saat nanti ingin memperbesar skala usaha. Juga dapat menerapkan prinsip learning by doing (belajar sambil bekerja).

4. Menganalisis Biaya yang Diperlukan

Selanjutnya lakukanlah analisis biaya yang diperlukan dalam wirausaha di bidang budidaya ternak unggas petelur. Komponen biaya produksi dalam usaha ternak unggas sangat ditentukan oleh skala wirausaha. Semakin besar skala wirausaha, semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Komponen biaya dalam suatu wirausaha terdiri atas biaya tetap dan tidak tetap. Biaya tetap terdiri atas biaya pembuatan kandang dan pembelian peralatan kandang, sedangkan biaya tidak tetap terdiri atas biaya bibit, pakan, dan obat-obatan.

D. Sarana dan Peralatan Budidaya Unggas Petelur

Sarana dan peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya ayam petelur terdiri atas kandang dan perlengkapan kandang, bibit, pakan, vitamin dan obat-obatan.

1. Kandang

Kandang adalah kebutuhan utama dalam usaha budidaya ternak unggas. Kandang berguna untuk menjaga agar unggas peliharaan tidak berkeliaran, memudahkan pemeliharaan, seperti pemberian pakan dan obat-obatan, serta memudahkan pemanenan atau pengumpulan hasil peternakan. Selain itu kandang juga berfungsi untuk memperoleh hasil panen yang berkualitas.

Kandang yang umum digunakan pada budidaya unggas petelur adalah kandang sangkar yang dimodifikasi menjadi kandang battery. Unggas petelur biasanya dipelihara terlebih dahulu dalam kandang postal, selanjutnya dipindahkan ke kandang battery jika sudah dewasa. Biasanya kandang battery diletakan dalam bangunan kandang, jadi seolah-olah ada kandang dalam kandang. Kandang battery dapat dibuat dari kawat, kayu, atau bambu yang didesain sedemikian rupa sehingga telur dapat menggelinding keluar dari kandang battery. Biaya pembuatan kandang battery cukup besar, sedangkan keuntungan kandang battery adalah:

  1. Memudahkan mengambil dan mengumpulkan telur.
  2. Menghindarkan kerusakan telur oleh unggas.
  3. Memperoleh telur yang bersih dari kotoran unggas.
  4. Menghindari kanibalisme antarunggas.

2. Peralatan Kandang

Selain kandang dibutuhkan juga peralatan seperti di bawah ini tempat makan, minum, dan grit. Kandang postal harus dilengkapi dengan tempat makan dan minum sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Tempat makan dan minum pada kandang battery sudah menyatu dengan kandang yang dapat terbuat dari bambu, aluminium atau bahan lainnya yang kuat, tidak bocor, dan tidak berkarat.

3. Bibit Unggas

Bibit unggas petelur dapat diperoleh pada penyedia bibit. Bibit ayam yang digunakan disebut DOC (Day Old Chicken) atau ayam umur sehari. Persyaratan bibit DOC adalah:

  1. Anak unggas (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
  2. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya.
  3. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
  4. Anak unggas mempunyai nafsu makan yang baik.
  5. Ukuran badan normal, yaitu mempunyai berat badan antara 35-40 gram.
  6. Tidak ada letakan tinja di duburnya.

Pakan adalah campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya. Pakan dapat dibuat dari bahan-bahan hasil pertanian, perikanan, peternakan, dan hasil industri yang mengandung zat gizi dan layak dipergunakan sebagai pakan baik yang telah diolah maupun yang belum diolah.

4. Pakan

Pakan unggas terdiri atas campuran bahan makanan seperti jagung, kedelai, dan bahan lainnya sehingga memiliki komposisi nutrisi karbohidrat (kalori), serat kasar, protein, lemak, kalsium, dan fosfor sehingga sesuai sebagai pakan ayam. Pakan ayam sudah tersedia dalam bentuk siap pakai yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Sebagai contoh pakan ayam petelur yang diperjualbelikan harus sesuai dengan SNI 01-3929-2006. Saat ini sudah tersedia berbagai jenis pakan unggas petelur yang disesuaikan dengan umur unggas.

Jika memungkinkan juga dapat menggunakan dedak, sisa dari penggilingan beras, sebagai pakan ternak. Biaya pakan ternak adalah komponen biaya paling besar dalam usaha budidaya ternak unggas. Dapat membuat pakan ternak sendiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal.

5. Obat-obatan, Vitamin, dan Hormon Pertumbuhan

Obat-obatan diberikan kepada unggas jika diperlukan, yaitu untuk yang sakit. Obat-obatan yang diberikan harus disesuaikan dengan penyakit yang diderita oleh unggas. Obat juga diberikan sesuai dosis, jumlah serta waktu yang tepat. Vitamin berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan menjaga kesehatan unggas, sedangkan hormon pertumbuhan berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan unggas. Secara alami unggas dapat tumbuh sehat jika mendapatkan pakan dalam jumlah yang cukup.

6. Peralatan Panen

Peralatan panen diperlukan untuk mempermudah dan mempercepat panen. Di samping itu, peralatan panen dapat digunakan untuk mencegah telur yang dihasilkan tidak pecah dan rusak. Peralatan panen adalah wadah untuk mengumpulkan telur yang telah dipanen.

E. Teknik Budidaya Unggas Petelur

Kegiatan budidaya unggas petelur meliputi:.

1. Penyediaan Kandang

Kandang dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana yang penting dapat mencegah ternak kabur dan dapat berlindung dari hujan dan panas. Selain itu, kandang juga harus bersih.

2. Penyediaan Bibit

Bibit ayam dapat dibeli pada penyedia bibit. Untuk mengurangi resiko, dapat menggunakan bibit yang sudah agak besar

3. Penyediaan Pakan

Pakan untuk budidaya ayam kampung dapat menggunakan pelet, tapi untuk menghemat biaya pakan, dapat membuat pakan alternatif berbahan dedak, jagung, bungkil, dan tepung tulang. Pakan ayam kampung dibagi menjadi dua jenis yakni pakan untuk DOC dan pakan ayam dewasa.

4. Pemeliharaan

a. Pemberian Pakan

Pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).

Tabel Jumlah Pakan yang Dibutuhkan Ayam Petelur Berdasarkan Umur pada Fase Starter

No.

Umur

Jumlah Kebutuhan (Gram/Ekor)

1

Minggu pertama (umur 1-7 hari)

17

2

Minggu kedua (umur 8-14 hari)

43

3

Minggu ke-3 (umur 15-21 hari)

66

4

Minggu ke-4 (umur 22-29 hari)

91

Jumlah

1.520

Tabel Jumlah Pakan yang Dibutuhkan Ayam Petelur Berdasarkan Umur pada Fase Finisher

No.

Umur

Jumlah Kebutuhan (Gram/Ekor)

1

Minggu ke-5 (umur 30-36 hari)

111

2

Minggu ke-6 (umut 37-43 hari)

129

3

Minggu ke-7 (umur 44-50 hari)

146

4

Minggu ke-8 (umur 51-57 hari) dan seterusnya

161

Jumlah

3.829

b. Pemberian Minum

Pemberian minum pada ayam dilakukan dengan menyediakan air dalam suatu wadah.

Tabel Kebutuhan Minum Ayam Petelur

No.

Umur

Jumlah Kebutuhan

(Liter/Hari/100 Ekor)

1

Minggu pertama (umur 1-7 hari)

1,8

2

Minggu kedua (umur 8-14 hari)

3,1

3

Minggu ke-3 (umur 15-21 hari)

4,5

4

Minggu ke-4 (umur 22-29 hari)

7,7

5

Minggu ke-5 (umur 30-36 hari)

9,5

6

Minggu ke-6 (umur 37-43 hari)

10,9

7

Minggu ke-7 (umur 44-50 hari)

12,7

8

Minggu ke-8 (umur 51-57 hari) dan seterusnya

14,7

Jumlah

64,9

Catatan: Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stres ke dalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.

c. Pengendalian Penyakit

Pengendalian penyakit pada unggas petelur dilakukan dengan cara membersihkan kandang secara rutin, memisahkan unggas yang sakit, dan memberikan vaksin. Pemberian vaksin dapat disesuaikan dengan kondisi ternak unggas. Vaksinasi adalah usaha untuk menimbulkan kekebalan tubuh. Tujuan vaksinasi adalah untuk pengendalian penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:

  • Vaksin aktif, yaitu vaksin yang mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
  • Vaksin inaktif, yaitu vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenik sehingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin inaktif lebih pendek, tapi hanya diberikan pada ayam yang diduga sakit.

5. Panen

Hasil yang dipanen dari ayam petelur adalah telur ayam. Telur dipanen 3 kali dalam sehari agar kerusakan telur yang disebabkan oleh virus dapat terhindar. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; dan pengambilan ketiga (terakhir) sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00. Hasil tambahan yang dapat dinikmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.

6. Pasca Panen

Kegiatan pasca panen budidaya unggas petelur meliputi penyortiran dan pembersihan telur. Telur yang telah dikumpulkan langsung disortir berdasarkan ukuran dan bentuknya, yaitu telur normal dan abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih, dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong. Selanjutnya telur dibersih dari kotoran dan liter yang menempel dengan cara dicuci atau diampelas pelan-pelan kemudian telah siap untuk dikemas dan dipasarkan. Setelah panen selesai dilakukan maka selanjutnya dilakukan pemeliharaan dan sanitasi kandang.

a. Pemeliharaan Kandang

Bangunan kandang perlu dipelihara secara baik dengan cara dibersihkan secara teratur. Apabila ada bagian kandang yang rusak maka harus segera diganti atau diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang dapat maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.

b. Sanitasi

Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar kandang (sanitasi) pada area peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah dan mudah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Budidaya unggas petelur merupakan usaha pengelolaan sumber daya hayati berupa unggas dengan tujuan untuk dipanen hasilnya. Dalam budidaya unggas petelur dibutuhkan sarana dan peralatan. Peluang wirausaha di bidang budidaya ternak unggas petelur sangat besar karena kebutuhan telur untuk memenuhi nutrisi masyarakat sangat tinggi. Hal ini menjadikan wirausaha di bidang budidaya ternak unggas petelur sangat menarik. Agar dapat melakukan wirausaha di bidang usaha ternak ayam petelur, maka terlebih dahulu harus mengenal teknik budidaya unggas petelur. Dalam berwirausaha, hal penting yang harus diperhatikan adalah pemasaran produk yang dihasilkan. Sebelum memulai wirausaha, terlebih dahulu harus memahami pemasaran produk budidaya yang dihasilkan.

Tantangan dalam berwirausaha adalah pemasaran produk yang dihasilkan. Keberhasilan wirausaha sangat ditentukan oleh peluang pasar dari produk yang hasilkan. Sebelum memulai wirausaha terlebih dahulu pelajarilah produk sejenis yang sudah ada di pasar. Supaya produk yang dihasilkan dapat diterima oleh pasar, buat produk budidaya yang dihasilkan lebih baik dari sudah. Produk budidaya unggas petelur berfungsi sebagai pangan. Dalam proses yang dilakukan harus mengacu pada cara budidaya ternak yang baik sehingga dapat menghasilkan pangan yang sehat dan higienis.

B. Saran

Keberhasilan wirausaha sangat ditentukan oleh pemasaran produk yang dihasilkan. Pemasaran merupakan bagian ujung dari suatu wirausaha, tapi sangat menentukan keberlanjutan wirausaha.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2004. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Petelur. Depok: Agromedia Pustaka.

Achmanu dan Muharlien. 2011. Ilmu Ternak Unggas. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Krista, B., B. Harianto. 2012. Petunjuk Praktis Pembesaran Ayam Kampung Pedaging. Jakarta: Agromedia.

Marsudi dan C. Saparinto. 2014. Puyuh. Jakarta: Penebar Swadaya.

Mulyantini, N.G.A. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Jogja: Gajah Mada University Press.

Sarwono, B. 2003. Beternak Ayam Buras. Jakarta: Penebar Swadaya.

Supriyadi. 2009. Panduan Lengkap Itik. Jakarta: Penebar Swadaya.

Supriyadi. 2010. Beternak Itik Hibrida Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tamalluddin, F. 2012. Ayam Broiler: 22 Hari Panen Lebih Untung. Jakarta: Penebar Swadaya.

Download Contoh Makalah Wirausaha Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur.docx