KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah PAI yang berjudul Makalah Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, November 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad saw., para rasul datang untuk menyampaikan ajaran Allah Swt. kepada umat-Nya. Sebagai manusia biasa, para rasul juga akan meninggal dunia. Sepeninggal para rasul kehidupan umat manusia mengalami pergeseran dan ada yang mulai meninggalkan ajarannya. Saat itulah kehidupan umat manusia mulai kacau karena mereka tidak lagi berpedoman sebagaimana yang telah dibawa oleh rasul. Dengan diturunkannya kitab suci, umat manusia memiliki pedoman hidup. Beriman kepada kitab-kitab Allah termasuk rukun iman. Baik keimanan terhadap kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yaitu Al-Quran. Maupun keimanan terhadap kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para utusan-Nya sebelum Nabi Muhammad Saw.
Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan oleh Allah Swt. melalui Malaikat Jibril secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Al-Quran merupakan kitab suci terakhir dan merupakan penyempurnaan kitab-kitab sebelumnya. Isi kitab suci Al-Quran mencakup seluruh inti wahyu yang telah diturunkan kepada para nabi dan rasul sebelumnya. Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad saw. yang terbesar dan abadi di antara mukjizat-mukjizat lainnya. Oleh karena itu, Al-Quran idealnya menjadi pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi kehidupan seluruh umat manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini adalah sebagai berikut:
- Apa pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT?
- Apa saja kitab-kitab Allah SWT?
- Apa saja tanda-tanda iman kepada kitab-kitab suci Allah SWT?
- Bagaimana perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?
- Bagaimana hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?
- Apa saja fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
- Untuk mengetahui kitab-kitab Allah SWT.
- Untuk mengetahui tanda-tanda iman kepada kitab-kitab suci Allah SWT.
- Untuk mengetahui perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
- Untuk mengetahui hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
- Untuk mengetahui fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT
Iman secara bahasa berarti percaya. Iman menurut istilah berarti mempercayai dengan sepenuh hati, diucapkan dengan lisan, dan diwujudkan dalam perbuatan. Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. berarti mempercayai dengan sepenuh hati dan diucapkan dengan lisan bahwa Allah Swt. telah menurunkan kitab kepada rasul-Nya untuk dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. Keyakinan tersebut diwujudkan dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-hari.
Iman kepada kitab Allah Swt. termasuk salah satu rukun iman. Rukun iman meliputi iman kepada Allah Swt., iman kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada rasul-rasul-Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qada serta qadar. Sendi-sendi keimanan dijelaskan dalam hadis Rasulullah saw. seperti disampaikan oleh Umar r.a. berikut ini.
الْإِيمَانِ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Artinya: “Iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab- kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qadar baik dan buruk.” (H.R. Muslim)
Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. tidak hanya diyakini dalam hati dan diucapkan secara lisan, melainkan diwujudkan dalam perbuatan. Seseorang yang beriman kepada kitab Allah Swt. tingkah lakunya berdasar pada isi kitab-Nya. Mereka senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
B. Kitab-kitab Allah SWT
Iman kepada kitab Allah Swt. artinya meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah Swt. yang diturunkan kepada para nabi-Nya. Empat kitab tersebut yaitu: Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur kepada Nabi Daud a.s., Injil kepada Nabi Isa a.s., dan Al-Quran kepada Nabi Muhammad saw.
1. Taurat
Kata Taurat berasal dari bahasa Ibrani (thora: instruksi). Kitab Taurat adalah salah satu kitab suci yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa a.s. Kitab Taurat menjadi petunjuk dan bimbingan bagi Bani Israil. Firman Allah Swt.:
وَءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَـٰبَ وَجَعَلْنَـٰهُ هُدًۭى لِّبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ أَلَّا تَتَّخِذُوا۟ مِن دُونِى وَكِيلًۭا
Artinya: “Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurat) dan Kami menjadikannya petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), ‘Janganlah kamu mengambil (pelindung) selain Aku’.” (Q.S. Al-Isra: 2)
Taurat merupakan salah satu dari tiga komponen (Thora, Nabin, dan Khetubin) yang terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia (al-Kitab). Oleh orang-orang Kristen disebut Old Testament (Perjanjian Lama). Isi pokok Kitab Taurat dikenal dengan Sepuluh Hukum (Ten Commandements) atau Sepuluh Firman. Sepuluh Hukum (Ten Commandements) diterima Nabi Musa a.s. di atas Bukit Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi asas-asas keyakinan (akidah) dan asas-asas kebaktian (syariah), seperti berikut.
- Tiada Tuhan selain Allah Swt.
- Jangan menyembah berhala
- Jangan mempersekutukan Allah Swt.
- Sucikan hari sabat (hari Sabtu).
- Hormati kedua orang tuamu.
- Jangan membunuh.
- Jangan berzina.
- Jangan mencuri.
- Jangan bersumpah palsu (bersaksi dusta).
- Jangan menginginkan milik orang lain (menginginkan hak orang lain).
2. Zabur
Kata Zabur (bentuk jamaknya zubµr) berasal dari zabara-yazburu-zabr yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmµr (jamaknya mazamir). Dalam bahasa Ibrani disebut mizmar, yaitu nyanyian rohani yang dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya Mazmµr, yaitu salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum al-Quran (selain Taurat dan Injil ). Dalam bahasa Ibrani, istilah Zabur berasal dari kata zimra, yang berarti “lagu atau musik”. Zamir (lagu) dan mizmor (mazmur), merupakan pengembangan dari kata zamar, artinya “nyanyi, nyanyian pujian”. Zabur adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud a.s. Ayat yang menegaskan keberadaan Kitab Zabur antara lain:
إِنَّآ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ كَمَآ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰ نُوحٍۢ وَٱلنَّبِيِّـۧنَ مِنۢ بَعْدِهِۦ ۚ وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْمَـٰعِيلَ وَإِسْحَـٰقَ وَيَعْقُوبَ وَٱلْأَسْبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَـٰرُونَ وَسُلَيْمَـٰنَ ۚ وَءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ زَبُورًۭا
Artinya: “Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh, dan Nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Dawud.” (Q.S. An-Nisa: 163)
Kitab Zabur berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150 surah dalam Kitab Zabur yang tidak mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi nasihat-nasihat, hikmah, pujian, dan sanjungan kepada Allah Swt. Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud a.s. dalam Kitab Zabur terdiri atas lima macam:
- Nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi).
- Nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur.
- Ratapan-ratapan jamaah.
- Ratapan dan doa individu.
- Nyanyian untuk raja.
3. Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa a.s. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa a.s. Kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa a.s. memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar manusia mengesakan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Dalam Kitab Injil terdapat pula keterangan mengenai akan lahirnya nabi yang terakhir dan penutup para nabi dan rasul, bernama Ahmad atau Muhammad saw.
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s. sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. Nabi Is a.s. diutus untuk mengajarkan tauhid kepada umat atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya mengesakan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Penjelasan ini tertulis dalam Al-Quran:
ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلَىٰٓ ءَاثَـٰرِهِم بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ وَءَاتَيْنَـٰهُ ٱلْإِنجِيلَ وَجَعَلْنَا فِى قُلُوبِ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُ رَأْفَةًۭ وَرَحْمَةًۭ…
Artinya: “Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan (pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Injil kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya.” (Q.S. Al-Hadid: 27)
Kitab Injil dan Kitab Taurat, yakni sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Injil yang sekarang memuat tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidup Nabi Isa a.s. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Yohana). Mereka sebenarnya bukanlah orang-orang yang dekat dengan masa hidup Nabi Isa a.s. Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil versi Barnabas. Isi dari Injil Barnabas ini sangat berbeda dengan isi empat Kitab Injil yang tersebut di atas.
4. Al-Quran
Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril, Al-Quran diturunkan tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur. Al-Quran diturunkan selama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Al-Quran terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S. al-Maidah ayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal 9 Zulhijjah tahun 10 Hijriyah di Padang Arafah, ketika Nabi Muhammad saw. sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan). Beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat.
C. Tanda-tanda Iman kepada Kitab-kitab Suci Allah SWT
Tanda-tanda keimanan kepada kitab-kitab suci Allah Swt adalah sebagai berikut:
1. Menjaga Kesucian dan Kehormatan Al-Quran dan Kitab-kitab sebelum Al-Quran
Seorang Muslim wajib membaca kesucian kitab-kitab suci Allah Swt. Menjaga kesucian Al-Quran dilakukan dengan cara berwudu terlebih dahulu sebelum membaca Al- Quran, tidak membawa Al-Quran di wilayah-wilayah yang memusuhi Islam agar tidak terjadi pelecehan terhadap Al-Quran, menempatkan Al-Quran di tempat yang mulia, misalnya di lemari bagian atas, di atas meja belajar dan lain sebagainya.
2. Rajin Membaca Al-Quran dengan Tartil
Seorang Muslim wajib belajar ilmu tajwid sebelum ia membaca Al-Quran. Ketentuan ini dimaksudkan agar bacaan Al-Quran-nya benar, sesuai yang dituntunkan Nabi Saw. Jika bacaan Al-Quran-nya benar, maka Al Quran akan memberi syafaat kepada dirinya. Sebaliknya, jika bacaan Al-Quran-nya salah maka Al-Quran akan melaknatnya. Nabi Saw menyatakan, betapa banyak pembaca Al-Quran yang berharap mendapat syafaat dari Al-Quran, akan tetapi ia justru mendapatkan laknat dari Al-Quran. Laknat Al-Quran kepada pembacanya disebabkan karena pembaca Al-Quran tidak memperhatikan kaidah-kaidah tajwid.
3. Hidup Sejalan dengan Tuntunan Al-Quran
Seorang Mukmin benar-benar terbukti telah beriman kepada Al-Quran, jika ia hidup sejalan dengan Al-Quran. Sebaliknya, keimanan dirinya terhadap Al-Quran belumlah sempurna jika ia tidak rela diatur dengan Al-Quran. Allah Swt berfirman, yang artinya: “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu”. (Q.S. Al-Maidah: 49)
D. Perilaku Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT
Kitab-kitab yang diturunkan Allah Swt. kepada rasul-Nya telah dijelaskan di depan. Keimanan dan pengetahuan Anda tentu tidak bermanfaat jika tidak diterapkan dalam kehidupan. Menerapkan keimanan dan pengetahuan tentang kitab-kitab Allah Swt. dalam kehidupan sehari-hari. Langkah-langkah yang dapat ditempuh sebagai berikut.
1. Beriman kepada Kitab-kitab Sebelum Al-Quran
Kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Quran, yaitu kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Cara beriman pada ketiga kitab Allah Swt. tersebut berbeda dengan cara beriman pada Al-Quran. Cara beriman pada ketiga kitab Allah Swt. yang diturunkan sebelum Al-Quran sebagai berikut.
- Meyakini kebenaran yang terkandung dalam kitab-kitab Allah.
- Meyakini bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar merupakan wahyu Allah Swt. bukan karangan nabi dan rasul.
2. Beriman kepada Al-Quran
Penerapan beriman kepada Al-Quran dapat dilakukan dengan cara seperti berikut.
- Meyakini bahwa Al-Quran merupakan wahyu Allah Swt., bukan karangan Nabi Muhammad.
- Meyakini bahwa Al-Quran dijamin kebenarannya oleh Allah Swt., tanpa ada keraguan sedikit pun.
- Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan Al-Quran.
- Mengamalkan ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Quran berlaku sepanjang masa bukan hanya ketika Rasulullah saw. hidup. Ajaran Al-Quran berlaku bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi bangsa Arab. Tidak ada keraguan sedikit pun terhadap Al-Quran. Isi kandungan Al-Quran harus dipahami, dipelajari, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan. Berkaitan dengan tidak adanya keraguan sedikit pun terhadap Al-Quran, Allah Swt. berfirman seperti berikut.
ذَٰلِكَ ٱلْكِتَـٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًۭى لِّلْمُتَّقِينَ
Artinya: “Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah: 2)
Kitab suci berfungsi sebagai tuntunan syariat, hanya berlaku berdasarkan kitab Al-Quran. Maksudnya, syariat yang berlaku untuk umat sebelum Nabi Muhammad sebagaimana disebutkan dalam beberapa kitab suci tidak berlaku lagi semenjak hadirnya syariat Islam. Kecuali, untuk syariat-syariat tertentu yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan sunah Rasulullah saw. untuk dijalankan seperti syariat Nabi Ibrahim. Hal ini tidak berarti syariat nabi dan rasul terdahulu jelek, tetapi Al-Quran telah menyempurnakan syariat sebelumnya. Dengan demikian, kita tidak perlu menjalankan syariat terdahulu, kita hanya diberi kewajiban untuk mengamalkan ajaran yang terdapat dalam Al-Quran.
E. Hikmah Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT
Beriman pada kitab-kitab Allah Swt. memiliki hikmah yang sangat banyak. Hikmah beriman pada kitab- kitab Allah Swt. sebagai berikut.
- Meningkatkan keimanan kepada Allah Swt. yang telah mengutus para rasul untuk menyampaikan risalah-Nya.
- Termotivasi untuk beribadah dan menjalankan ketentuan agama.
- Hidup menjadi lebih tertata karena adanya hukum yang bersumberkan pada kitab suci.
- Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah Sw t. untuk meraih kesuksesan baik di dunia maupun akhirat.
- Terjaga ketakwaannya dengan senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
F. Fungsi Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT
Selain hikmah yang telah disebutkan, iman pada kitab-kitab Allah Swt. memiliki fungsi sebagai berikut.
1. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Pribadi
Iman pada kitab-kitab Allah Swt. dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi. Kitab Allah Swt. mengajarkan manusia agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Fungsi ini tertera dalam ayat Al-Quran berikut ini.
٣وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْـَٔاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (٤) أُو۟لَـٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًۭى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ (٥)
Artinya: “Dan mereka beriman kepada (Alquran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-Baqarah: 4–5)
2. Membangun Kehidupan Bermasyarakat
Kehidupan bermasyarakat akan terbangun sebab anggotanya beriman pada kitab Allah Swt. Anggota masyarakat yang beriman pada kitab akan hidup tenang sebagai anggota masyarakat. Allah Swt. tidak membedakan manusia berdasarkan status sosial maupun jabatannya. Dengan persamaan tersebut kehidupan masyarakat akan tenang. Masyarakat yang mengamalkan ajaran A l-Quran akan menjadi masyarakat yang baik.
3. Menjalin Kerukunan dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara
Warga negara yang baik akan senantiasa mengabdikan diri pada bangsa dan negara. Dia akan bertindak dan berbuat sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sikap tersebut akan mudah diwujudkan jika dilandasi dengan keimanan pada kitab-kitab Allah Swt.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian iman kepada kitab-kitab suci Allah adalah membenarkan dengan pembenaran pasti kitab-kitab suci Allah yang diturunkan kepada para rasul. Keimanan kepada kitab-kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Quran adalah keimanan yang bersifat ijmali. Artinya, seorang Muslim dituntut untuk meyakini saja. Seorang Muslim tidak dituntut untuk memahami, mempelajari, serta mengamalkan kandungan isi kitab-kitab suci terdahulu.
Keimanan kepada Al-Quran bersifat taf ili. Artinya, seorang Muslim tidak hanya dituntut mengimani Al-Quran sebagai kitab suci Allah Swt, tetapi, ia juga diperintahkan untuk memahami, mempelajari, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya secara terperinci. Kitab-kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Quran adalah kitab suci Taurat, Zabur, Injil, dan suhuf Nabi Ibrahim dan Musa As. Kitab suci Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As. Kitab suci Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As. Kitab suci Injil diturunkan kepada Nabi Isa As.
Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt adalah:
- Mengimani Taurat, Zabur, Injil, Suhuf Ibrahim dan Musa as, serta Al-Quran sebagai Kalamullah.
- Mengimani bahwa Al-Quran adalah risalah terakhir yang diturunkan Allah kepada umat manusia.
- Mengimani bahwa Al-Quran adalah risalah yang berfungsi untuk menyempurnakan dan menguji kebenaran risalah-risalah sebelumnya.
Menerapkan hikmah keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt dalam perilaku-perilaku:
- Gemar membaca Al-Quran dengan memperhatikan kaidah-kaidah tajwid.
- Berusaha memahami kandungan isi Al-Quran melalui metodologi penafsiran yang benar.
- Mengamalkan semua ketentuan yang termaktub di dalam Al-Quran.
- Merefleksikan keimanan kepada kitab-kitab suci terdahulu dengan cara menghayati dan menerapkan hikmah dari kisah-kisah para rasul terdahulu.
B. Saran
Mari kita mulai saat ini untuk menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup dengan cara membaca, mempelajari, mengkaji, dan mengamalkan isi kandungannya..
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI. Edisi Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Syukur, Asep Puji & Evi Susanti. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.