KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Harmonisasi Keberagaman Masyarakat Indonesia ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah PPKn yang berjudul Makalah Harmonisasi Keberagaman Masyarakat Indonesia ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Harmonisasi Keberagaman Masyarakat Indonesia ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Harmonisasi Keberagaman Masyarakat Indonesia ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, November 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Permasalahan Keberagaman Masyarakat Indonesia
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka ragam karena terdiri atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah, serta agama yang berbeda-beda. Keanekaragaman tersebut terdapat di berbagai wilayah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman masyarakat kita merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Keberagaman ini juga menjadi daya tarik bangsa lain untuk datang ke Indonesia, terutama keberagaman budaya, suku adat, dan adat istiadat. Keberagaman ini semakin menarik dengan letak geografis dan keindahan alam Indonesia. Masyarakat yang beragam menandai betapa besarnya bangsa Indonesia. Keberagaman ini merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa, yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu kita wajib selalu bersyukur atas anugerah ini, dengan selalu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Namun dibalik itu semua, keberagaman masyarakat memiliki potensi menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat. Salah satu karakteristik keberagaman adalah adanya perbedaan. Perbedaan yang tidak terselesaikan dapat berkembang menjadi konflik atau pertentangan dalam masyarakat. Berbagai perbedaan di lingkungan kita dapat menjadi faktor penyebab masalah, seperti persahabatan yang putus karena perbedaan pendapat, perkelahian antarkampung, perkelahian antarpelajar dan sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberagaman masyarakat Indonesia menimbulkan sejumlah permasalahan di dalam masyarakat Indonesia sendiri, di antaranya adalah konflik.
B. Bentuk Konflik pada Masyarakat Indonesia
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dalam masyarakat dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatan, yaitu konflik ideologi dan konflik politik.
Konflik ideologi terjadi karena perbedaan ideologi dalam masyarakat. Contoh konflik ideologi seperti peristiwa G 30 S/PKI merupakan penolakan bangsa Indonesia terhadap ideologi komunis. Sedangkan konflik politik merupakan pertentangan yang disebabkan perbedaan kepentingan dalam memperoleh kekuasaan atau merumuskan kebijakan pemerintah. Contoh nyata konflik politik antara lain bentrokan akibat proses pemilihan umum, bentrokan menolak kebijakan pemerintah atau menuntut sesuatu.
Sedangkan berdasarkan jenisnya, terdapat konflik antarsuku, konflik antaragama, konflik antarras, dan konflik antargolongan. Berikut uraian konflik berdasarkan jenisnya:
1. Konflik Antarsuku
Konflik antarsuku yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku seringkali juga memiliki perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, norma sosial dalam masyarakat. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan masalah, bahkan konflik dalam masyarakat.
2. Konflik Antaragama
Konflik antaragama yaitu pertentangan antara kelompok yang memiliki keyakinan atau agama berbeda. Konflik ini bisa terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok dalam agama tertentu.
3. Konflik Antarras
Konflik antarras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat disebabkan sikap rasialis yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
4. Konflik Antargolongan
Konflik antargolongan yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik, asal daerah, dan sebagainya.
Pertentangan antara dua orang yang berbeda suku, belum tentu konflik antarsuku, bisa saja disebabkan oleh faktor lain seperti masalah pribadi yang tidak berkaitan dengan perbedaan suku. Konflik antarsuku dapat berawal dari konflik antarpribadi. Contoh seseorang A yang berasal dari suku X memiliki masalah pribadi dengan orang lain B yang berasal dari suku Y, karena hutang piutang. Masalah yang bersifat pribadi ini dapat berkembang menjadi antarsuku apabila keduanya kemudian saling menghina asal daerah atau suku masing-masing. Konflik antarpribadi ini akan berkembang lebih lanjut, apabila masing-masing orang ini, meminta bantuan kepada orang lain yang berasal dari suku masing-masing.
Hal ini juga dapat terjadi pada konflik individu dengan kelompok, maupun konflik kelompok dengan kelompok yang berkembang menjadi konflik antarsuku, antarras, antaragama, maupun antargolongan. Contoh sekelompok pengemudi angkutan umum saling bertentangan dengan kelompok pengemudi lain, karena memperebutkan penumpang. Pertentangan ini seolah-olah pertentangan antarsuku karena terkadang kelompok pengemudi yang satu sebagian besar berasal dari suku A, sedangkan kelompok lain berasal dari suku B. Oleh karena itu kita harus hati-hati dan cermat dalam menelaah suatu masalah, apakah suatu masalah merupakan masalah atau konflik antarsuku atau sebenarnya merupakan konflik antarkelompok.
C. Penyebab Konflik dalam Masyarakat
Konflik dalam masyarakat bukan merupakan proses yang terjadi tiba-tiba. Peristiwa ini terjadi melalui proses yang ditandai oleh beberapa gejala dalam masyarakat. Gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial dalam masyarakat antara lain:
- Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.
- Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan.
- Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.
- Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah.
- Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku.
- Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan kontroversial dan pertentangan (konflik).
Selanjutnya beberapa sosiolog menjelaskan penyebab konflik dalam masyarakat antara lain:
- Perbedaan antarindividu, seperti perbedaan pendapat, tujuan, keinginan, pendirian. Sebagai individu setiap orang memiliki sifat dan kepribadian masing-masing. Tidak ada seorang pun yang memiliki karakter sama persis. Perbedaan individu ini dapat menjadi sumber terjadinya konflik dalam masyarakat.
- Benturan antarkepentingan, seperti kepentingan ekonomi, politik, maupun ideologi. Keterbatasan sumber daya, perebutan tempat usaha, persaingan pekerjaan merupakan contoh faktor ekonomi yang sering kali menimbulkan konflik dalam masyarakat.
- Perubahan sosial yang terjadi secara cepat dan mendadak dapat pula menimbulkan ketidaksiapan masyarakat menerima perubahan.
- Perbedaan kebudayaan yang mengakibatkan perasaan kelompoknya (in group) dan bukan kelompoknya (out group). Perbedaan kebudayaan sering kali diikuti oleh sikap etnosentrisme.
Konflik yang terjadi dalam masyarakat sering kali disebabkan oleh banyak faktor, sehingga konflik bersifat kompleks atau rumit. Sebagai contoh pertentangan pelajar di sekolah bisa disebabkan karena letak sekolah, persoalan pribadi antar siswa, kejenuhan di sekolah, pengaruh orang di luar sekolah, dan sebagainya. Oleh karena itu menyelesaikan masalah pertentangan pelajar tidak bisa hanya dengan satu cara misalkan memindahkan sekolah. Namun perlu secara bersama-sama diselesaikan apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik tersebut.
D. Gejala Konflik dalam Masyarakat
Sedangkan beberapa gejala dalam masyarakat yang memiliki potensi menjadi penyebab konflik sosial antara lain:
1. Gejala Menguatnya Etnosentrisme Kelompok
Etnosentrisme berasal dari kata etnos yang berarti suku, sedangkan sentrisme berarti titik pusat. Dengan demikian etnosentrisme memiliki arti perasaan kelompok di mana kelompok merasa dirinya paling baik, paling benar, paling hebat. Sehingga mengukur kelompok lain dengan nilai dan norma kelompoknya sendiri. Sikap etnosentrisme tidak hanya dalam kelompok suku, namun juga kelompok lain seperti kelompok pelajar, partai politik, pendukung tim sepakbola dan sebagainya. Perkelahian pelajar terkadang disebabkan oleh rasa kelompoknya lebih baik, lebih kuat, dari kelompok pelajar lain.
2. Stereotip Terhadap Suatu Kelompok
Stereotip terhadap suatu kelompok yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak baik. Seperti anggapan suatu kelompok identik dengan kekerasan, sifat suatu suku yang kasar, dan sebagainya. Stereotip ini dapat terhadap kelompok agama, suku, ras, maupun golongan, seperti geng sepeda motor, kelompok remaja tertentu, organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya. Stereotip mengakibatkan sikap prasangka terhadap suatu kelompok sesuai dengan anggapan negatif tersebut.
3. Hubungan Antar Penganut Agama yang Kurang Harmonis
Sikap fanatik yang berlebihan terhadap keyakinan masing-masing, dapat menimbulkan sikap tidak toleran terhadap agama lain. Berpegang teguh pada ajaran agama masing-masing adalah keharusan, namun kita tidak boleh memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain. Keberagaman agama dapat menimbulkan perbedaan dalam mengatasi suatu persoalan dalam masyarakat. Perbedaan tersebut dapat berkembang menjadi konflik apabila tidak mengembangkan sikap saling menghormati agama dan keyakinan orang lain.
4. Hubungan Antara Penduduk Asli dan Penduduk Pendatang yang Kurang Harmonis
Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang harmonis dapat menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat beragam. Ketidakharmonisan dapat terjadi diawali rasa ketidakadilan dalam bidang ekonomi, politik, ketersinggungan, keterbatasan komunikasi, dan sebagainya.
E. Akibat yang Ditimbulkan dari Terjadinya Konflik
Konflik yang terjadi dalam masyarakat merupakan gejala sosial yang ada dalam masyarakat, apalagi masyarakat yang beragam. Ada yang berpendapat bahwa konflik senantiasa akan ada dalam masyarakat hanya berbeda ruang dan waktu. Sulit menemukan masyarakat tanpa konflik sepanjang masa. Namun demikian kita harus mencegah konflik yang terjadi dalam masyarakat secara terus menerus dan membawa akibat yang merugikan semua pihak. Konflik dalam masyarakat memiliki akibat positif dan negatif secara perorangan maupun kelompok. Salah satu akibat positif konflik adalah bertambah kuatnya rasa solidaritas kelompok. Hubungan antar anggota kelompok atau masyarakat semakin kuat. Namun konflik juga memiliki akibat yang negatif, seperti:
1. Perpecahan di Masyarakat
Perpecahan merupakan akibat nyata dari konflik yang terjadi dalam masyarakat. Kerukunan masyarakat akan terganggu akibat konflik yang terjadi. Anggota yang sebelumnya saling bertetangga berubah tidak saling bertegur sapa, saling membenci, saling berprasangka, dan sebagainya. Apabila konflik terjadi di sekolah membuat hubungan dengan teman putus, suasana belajar tidak nyaman dan tidak tertib.
2. Kerugian Harta Benda dan Korban Manusia
Kehancuran harta benda sering terjadi akibat konflik dalam masyarakat. Kerusakan fasilitas umum, rumah pribadi, taman yang rusak, merupakan contoh nyata akibat dari konflik. Konflik juga dapat mengakibatkan korban jiwa dalam masyarakat.
3. Kehancuran Nilai-nilai dan Norma Sosial yang Ada
Nilai-nilai dan norma sosial bisa hancur akibat konflik dalam masyarakat, seperti nilai kasih sayang, kekeluargaan, saling menolong, persaudaraan akan memudar bahkan hilang akibat konflik. Nilai-nilai ini bisa digantikan oleh rasa dendam, curiga, tidak percaya kelompok lain, dan sebagainya. Aturan-aturan sosial juga bisa berubah seperti larangan bertemu dengan kelompok lain, larangan kerja sama dengan kelompok lain, dan sebagainya.
4. Perubahan Kepribadian
Kepribadian seseorang dapat berubah akibat dari konflik, seperti anak-anak korban konflik menjadi pemurung, takut melihat orang lain, dendam. Orang yang terlibat konflik bisa menjadi beringas, pemarah, dan agresif.
Uraian di atas mempertegas bahwa konflik yang terjadi dalam masyarakat lebih membawa akibat negatif dari pada akibat positif. Oleh karena itu kita harus menyadari arti penting mencegah terjadi konflik dalam masyarakat. Kehidupan masyarakat yang damai tanpa konflik merupakan dambaan setiap orang. Kita bisa belajar dengan tenang, bermain dengan senang, bila tidak ada konflik. Setiap warga masyarakat berkewajiban memelihara keberagaman dalam masyarakat tanpa menimbulkan masalah akibat keberagaman tersebut.
F. Upaya Menyelesaikan Masalah yang Muncul dalam Keberagaman Masyarakat
1. Secara Preventif, Represif, dan Kuratif
Setiap masalah ataupun konflik yang terjadi dalam masyarakat yang beragam harus segera diselesaikan sehingga tidak membawa akibat yang merugikan masyarakat. Upaya mengatasi masalah ini dapat dilakukan secara preventif, represif, dan kuratif.
- Cara preventif, artinya upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadi masalah atau sebelum masalah terjadi. Seperti mengembangkan sikap toleransi, kerja sama, latihan bersama, dan sebagainya.
- Cara represif yaitu upaya mengatasi pada saat atau setelah terjadi masalah, seperti penangkapan, pembubaran paksa, dan sebagainya.
- Cara kuratif, yaitu upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat masalah yang terjadi. Cara ini bertujuan untuk mengatasi dampak dari masalah yang terjadi. Misalkan pendampingan bagi korban kerusuhan, perdamaian, kerja sama, dan sebagainya.
2. Saling Menghargai dan Menghormati Berbagai Keragaman
Selain itu, upaya menyelesaikan konflik di masyarakat dapat juga dilakukan dengan mengembangkan sikap saling menghargai dan menghormati berbagai keragaman di masyarakat. Apalagi merendahkan budaya daerah lain. Sikap seperti itu dapat menimbulkan perpecahan. Sebaliknya, harus menghormati dan menghargai budaya daerah lain. Hal ini dilakukan supaya bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan maju serta disegani oleh bangsa lainnya.
Sikap menghargai dan menghormati keanekaragaman suku bangsa dan budaya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya tidak menonjolkan suku bangsa sendiri, tidak menjelek-jelekkan suku bangsa lain, mau bergaul dengan teman yang berbeda suku, memberikan pujian terhadap keindahan budaya suku bangsa lain, menyaksikan pertunjukkan kesenian daerah lain dan lain-lain.
3. Menerima Keanekaragaman Budaya sebagai Bagian Budaya Bangsa
Selain itu, juga harus menerima keanekaragaman budaya sebagai bagian budaya bangsa. Misalnya dengan mempelajari kesenian darah lain. Jika hal itu dilakukan, berarti telah menunjukkan sikap menerima keanekaragaman budaya bangsa. Kemudian jika merupakan warga pendatang suatu daerah, sudah sepantasnya menyesuaikan diri dan mempelajari kebudayaan daerah setempat. Dengan bersikap seperti itu, berarti telah menghargai, menghormati, dan menerima keanekaragaman budaya, sehingga pada akhirnya kerukunan antar suku bangsa akan tetap terjaga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bangsa Indonesia memiliki keberagaman masyarakat yang disebabkan oleh suku, budaya, agama dan keyakinan, ras, dan golongan. Keberagaman dalam masyarakat Indonesia dapat menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat, apabila tidak dicegah dan diatasi dengan baik. Masalah yang diakibatkan oleh keberagaman masyarakat antara lain konflik atau pertentangan antarsuku, konflik antaragama, konflik antarras, dan konflik antargolongan.
Masalah atau konflik yang terjadi dalam masyarakat yang beragam dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Konflik yang terjadi dapat disebabkan oleh satu faktor atau beberapa faktor yang saling mendukung Penyebab konflik antara lain sikap etnosentrisme terhadap kelompok sendiri, sikap prasangka atau stereotip terhadap kelompok lain, hubungan antarpemeluk agama yang kurang harmonis, dan hubungan antara penduduk asli dan pendatang yang kurang harmonis.
Konflik dalam masyarakat memiliki akibat yang positif maupun negatif. Akibat negatif dari konflik yang terjadi antara lain perpecahan atau disintegrasi masyarakat, kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada, kerugian harta benda dan korban manusia, dan perubahan kepribadian. Upaya mencegah dan mengatasi masalah akibat keberagaman masyarakat Indonesia dapat dilakukan secara preventif maupun kuratif. Beberapa upaya mengatasi konflik antara lain melalui membangun kerja sama, akomodasi, dan asimilasi.
B. Saran
Segenap warga negara mesti mewaspadai segala bentuk ancaman yang dapat memecah belah bangsa Indonesia dengan senantiasa mendukung segala upaya atau strategi pemerintah dalam mengatasi berbagai ancaman tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Chamim, Asykuri Ibn. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan: Menuju Kehidupan yang Demokratis dan Berkeadaban. Yogyakarta: Majelis Diklitbang PP Muhammadiyah.
Kaelan. 2001. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Komalasari, Kokom. 2008. Pendidikan Pancasila: Panduan bagi Para Politisi. Surabaya: Lentera Cendikia.