Makalah Iman Kepada Malaikat

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Iman Kepada Malaikat ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Iman Kepada Malaikat ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Iman Kepada Malaikat ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Iman Kepada Malaikat ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, April 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orang yang meyakini keberadaan malaikat yang senantiasa mengawasi dan mencatat segala gerak-gerik dan tingkah laku manusia. Orang yang beriman kepada malaikat akan merasa selalu diawasi (muraqabah) oleh para malaikat Allah Swt. Akibatnya, segala tindak-tanduknya akan terkontrol dan terjaga. Orang tidak akan melakukan hal-hal konyol meskipun tidak ada orang lain yang melihatnya. Keyakinan bahwa ada malaikat yang bertugas mengatur rezeki akan senantiasa membuat seseorang optimis dan semangat dalam belajar, bekerja, dan berusaha. Ia yakin bahwa malaikat akan memudahkan urusan rezekinya selama ia mau berusaha dan berdoa. Ia pantang berputus asa dan berpangku tangan karena memang Allah Swt. tidak akan menurunkan harta benda dengan menjatuhkannya begitu saja dari langit.

Orang yang meyakini bahwa ada malaikat diberi tugas oleh Allah Swt. untuk mencabut nyawa tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Oleh karena itu, manusia harus senantiasa mempersiapkan diri agar ketika nyawanya lepas dari raga, ia senantiasa dalam kebaikan. Ia akan berusaha sekuat tenaga menghindari perbuatan terlarang karena ia khawatir jangan-jangan malaikat mencabut nyawanya ketika ia bermaksiat, demikian seterusnya. Pendek kata, orang-orang yang beriman akan selalu mempersiapkan diri dengan menjauhi segala yang dilarang Allah Swt. dan mematuhi segala apa yang diwajibkan/diperintahkan Allah Swt.

Banyak orang menduga bahwa ketika ia melakukan suatu kejahatan yang tidak dilihat oleh orang lain, ia akan merasa aman dan selamat. Padahal sama sekali tidak. Ia tetap dilihat oleh dua malaikat Allah Swt. yang selalu siap setiap saat, tidak pernah tidur dan tidak pernah lalai. Dua malaikat itu adalah Rakib dan Atid. Kedua malaikat tersebut diperintah Allah Swt. untuk selalu mencatat perbuatan baik dan berbuatan buruk manusia. Mereka selalu patuh kepada Allah Swt. dan tak pernah sekalipun membangkang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa pengertian iman kepada malaikat?
  2. Apa hukum beriman kepada malaikat?
  3. Bagaimana penciptaan malaikat?
  4. Apa perbedaan antara malaikat, manusia, dan jin?
  5. Berapa jumlah malaikat?
  6. Apa nama-nama malaikat yang wajib diketahui dan tugasnya masing-masing?
  7. Apa hikmah dari beriman kepada malaikat?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman kepada Malaikat

Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin. Iman dari segi istilah artinya meyakini setulus hati yang mengakar kuat, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan seluruh anggota badan. Menurut M. Quraish Shihab, kata malaikat berasal dari bahasa Arab, yaitu mala’ikah (مَلاًئِكة) yang merupakan bentuk jamak dari kata malak (مَلَكَ) yang terambil dari kata la’aka (لَاَكَ) yang berarti “menyampaikan sesuatu”. Jadi, malak/malaikat adalah makhluk yang menyampaikan sesuatu dari Allah Swt. Menurut istilah, malaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah Swt. dari cahaya, sebagai utusan Allah Swt. yang taat, patuh, serta tidak pernah membangkang terhadap perintah-perintah-Nya.

Iman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib yang diutus untuk melaksanakan segala perintah-Nya. Orang yang mengimaninya akan senantiasa menggunakan seluruh anggota badannya untuk berhati-hati dalam berkata-kata dan berbuat.

B. Hukum Beriman kepada Malaikat

Beriman kepada malaikat hukumnya adalah fardu ‘ain. Beriman kepada malaikat merupakan salah satu rukun iman selain iman kepada Allah Swt., kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qada/qadar. Hal ini berdasarkan pada beberapa sumber dari Alquran dan hadis sebagai berikut.

1. Surat Al-Baqarah Ayat 285

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

Artinya: “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Quran) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya, Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”

2. Surat An-Nisa’ Ayar 136

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya (Muhammad saw.) dan kepada Kitab (al-Qur’ān) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah Swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.”

3. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

عَنْ أَبِي هُرَيْرةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَان يَوْمَنْ بَارِزًا لِلنَّاسِ اِذَا اَتَاهُ رَجُلٌ يَمْشِيْ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا اْلاِيْمَانُ؟ قَالَ اَلاِيْمَانُ اَنْ تُؤْمِنُ بِاللهِ وَ مَلاًئِكَتِهِ وَ رُسُلِهِ وَ لِقَائِهِ وَ تُؤْمِنُ بِالْبَعْثِ الْاَخِرِ

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r,a. bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. muncul di tengah orang banyak, lalu beliau didatangi oleh seorang laki-laki. Orang itu bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw., apakah iman itu?’ Beliau menjawab, ‘Iman adalah kamu harus percaya kepada Allah Swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kebangkitan di akhirat nanti…” (H.R. Bukhari dan Muslim).

C. Penciptaan Malaikat

Mengingat sedikitnya pengetahuan yang dimiliki manusia terutama berkaitan dengan hal-hal yang gaib termasuk malaikat, sumber yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui malaikat dengan berpedoman kepada al-Qur’ān dan hadis-hadis Rasulullah saw. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. bersabda, yang artinya:

Dari Aisyah berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian.” (HR. Muslim)

Keterangan lain tentang malaikat sebagaimana dijelaskan dalam Surat Fāṭir ayat 1 disebutkan bahwa malaikat mempunyai sayap. Allah Swt. berfirman:

Segala puji bagi Allah Swt. pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah Swt. menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Swt. Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Fāṭir/35:1)

Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa malaikat adalah makhluk Allah Swt. yang diciptakan dari nur atau cahaya dan memiliki sayap, sehingga jika ada keterangan lain yang menyatakan bahwa malaikat memiliki ciri-ciri yang tidak sesuai dengan keterangan dari al-Qur’ān dan hadis, patutlah kita meragukannya.

D. Perbedaan antara Malaikat, Manusia, dan Jin

Dari segi asalnya, malaikat berbeda dengan manusia dan jin, yaitu bahwa malaikat diciptakan dari nur atau cahaya sementara manusia dan jin masing-masing diciptakan dari tanah dan api. Dari sifat dan ciri-cirinya, perbedaan malaikat, manusia, dan jin dapat dilihat dalam tabel berikut:

MalaikatManusiaJin
GaibNyataGaib
Tidak memiliki nafsuMemiliki nafsuMemiliki nafsu
Selalu taat kepada Allah Swt.Ada yang taat dan ada yang durhakaAda yang taat dan ada yang durhaka
Tidak berjenis kelaminBerjenis kelaminBerjenis kelamin
Tidak makan, tidak minum, tidak tidur, dan tidak kawinMakan, minum, tidur, dan kawinMakan, minum, tidur, dan kawin
Memiliki akal pikiran yang bersifat statisMemiliki akal pikiran yang bersifat dinamisMemiliki akal pikiran

E. Jumlah Malaikat

Karena sifatnya gaib, berapa jumlah malaikat secara terinci sebagaimana manusia, hanya Allah Swt. dan Rasul-Nya yang mengetahui. Namun demikian, keterangan hadis berikut dapat memberikan penjelasan tentang banyaknya jumlah malaikat. Hadis berikut menggambarkan banyaknya jumlah malaikat. Perhatikan hadis dari Ali ra.

Dari Ali ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di waktu pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga sore hari, dan jika ia mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga pagi hari.” (H.R. Ibnu Majah)

Banyaknya jumlah malaikat tersebut menggambarkan betapa Mahakuasa Allah Swt. karena dengan jumlah malaikat yang demikian banyak, sangat mudah bagi Allah Swt. untuk mengetahui gerak-gerik serta tingkah laku manusia. Namun demikian, umat Islam diperintahkan untuk mengetahui dan mengimani sepuluh nama malaikat berikut tugasnya. Nama-nama malaikat tersebut diabadikan oleh Allah Swt. dalam al-Qur’ān serta hadis Rasulullah saw.

F. Nama-nama Malaikat dan Tugasnya Masing-masing

Sebagaimana halnya manusia, para malaikat memiliki tugas. Bedanya, tugas yang diberikan Allah Swt. kepada manusia seringkali diabaikan bahkan dipertentangkan untuk dilaksanakannya. Namun para malaikat, yang diberikan tugas oleh Allah Swt. kepadanya, tidak pernah menunda apalagi melalaikan dan membangkang untuk mengerjakannya. Bahkan, dia melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah Allah Swt. dan dia tidak mendurhakai-Nya. Allah Swt. berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah Swt. terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. at-Taḥrim/66:6)

Di antara tugas-tugas malaikat itu antara lain: 1) Beribadah kepada Allah Swt. dengan bertasbih kepada-Nya siang dan malam tanpa rasa bosan atau terpaksa; 2) Membawa wahyu kepada para nabi dan para rasul; 3) Memohon ampunan bagi orang-orang beriman; 4) Meniup sangkakala; 5) Mencatat amal perbuatan; 6) Mencabut nyawa; 7) Memberi salam kepada ahli surga; 8) Menyiksa ahli neraka; 9) Memikul ‘arsy; 10) Memberi kabar gembira dan memperkokoh kedudukan kaum mukminin; dan 11) Mengerjakan pekerjaan selain yang telah disebutkan di atas.

Penjelasan tentang nama-nama malaikat dan tugasnya masing-masing adalah sebagai berikut:

1. Malaikat Jibril

Malaikat Jibril dikenal juga sebagai penghulu para malaikat. Malaikat Jibaril adalah satu dari tiga malaikat yang namanya disebut dalam al-Qur’ān. Nama Malaikat Jibril disebut dua kali dalam al-Qur’ān, yaitu pada surat al-Baqarah ayat 97-98 dan surat at-Taḥrim ayat 4. Malaikat Jibril memiliki beberapa nama lain atau julukan, di antaranya adalah Rûḥ al-Amin dan Rûḥ al-Qudus. Adapun tugas utamanya adalah menyampaikan wahyu dari Allah Swt. kepada para nabi dan rasul-Nya.

Malaikat Jibril pula yang menyampaikan berita kelahiran Nabi Isa as. kepada ibunya Maryam dan menyampaikan al-Qur’ān kepada Nabi Muhammad saw. Dalam kisah suci perjalanan Isra’ Mi’raj, sesampainya di Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah saw. untuk terus naik menghadap Allah Swt. Malaikat Jibril berkata, “Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah Swt. perlu waktu enam puluh ribu tahun lagi untuk terbang hingga mencapainya. Jika aku terus naik ke atas, maka aku akan hancur luluh”. Mahasuci Allah Swt., ternyata Malaikat Jibril as. saja tidak sampai kepada Allah Swt.

2. Malaikat Mikail

Malaikat Mikail adalah malaikat yang tugasnya mengatur urusan makhluk Allah Swt. termasuk mengatur rezeki terutama untuk manusia. Seperti mengatur air, menurunkan hujan/petir, membagikan rezeki untuk manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lain-lainnya yang ada di muka bumi ini. Malaikat Mikail, termasuk salah satu malaikat yang menjadi pembesar seluruh malaikat selain Malaikat Jibril.

Di samping bertugas membagi rezeki dan hujan, Malaikat Mikail juga sering bersama-sama dengan Malaikat Jibril dalam menjalankan tugasnya. Di antara tugas yang pernah dilakukan bersama Malaikat Jibril adalah sebagai berikut.

  • Ketika Malaikat Jibril menjalankan tugas membelah dada Nabi Muhammad saw. untuk dicuci hatinya karena akan diisi dengan iman, Islam, yakin, dan sifat hilim, Malaikat Mikail mengambil peran sebagai pengambil air al-Kaușar (air zam-zam) untuk mencuci hati Nabi Muhammad saw.
  • Ketika Nabi Muhammad saw. mendapat kepercayaan untuk melakukan Isra’ dan Mi’raj, Malaikat Mikail bersama Jibril mendampingi selama perjalanan.
  • Malaikat Mikail juga bertugas menyampaikan lembaran kepada Malaikat Maut. Lembaran tersebut bertulis tentang detail seperti nama, tempat, dan sebab-sebab pencabutan nyawa bagi orang yang dimaksud.

3. Malaikat Izrail

Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa semua makhluk termasuk dirinya sendiri. Malaikat Izrail dikenal juga dengan sebutan Malaikat Maut. Empat malaikat utama selain Jibril dan Mikail, dan Israfil adalah Malaikat Izrail. Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah Swt., di antaranya adalah dapat menjangkau dengan mudah dari barat hingga timur bagaikan seseorang yang sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan pelbagai makanan yang siap untuk dimakan. Malaikat Izrail juga sanggup membolak-balikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang yang sanggup membolak-balikkan uang. Sewaktu Malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, maka Malaikat Izrail akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua kumpulan malaikat lainnya, yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab. Malaikat yang mengetahui di mana seseorang akan menemui ajalnya, adalah tugas dari Malaikat Arham.

4. Malaikat Israfil

Malaikat Israfil tugasnya meniup sangkakala. Israfil selalu memegang trompet suci yang terletak di bibirnya selama berabad-abad, hingga menunggu perintah dari Allah Swt. untuk meniupnya pada hari kiamat. Pada hari itu, Malaikat Israfil akan turun ke bumi dan berdiri di batu/ bukit suci di Yerusalem. Tiupan pertama akan menghancurkan dunia beserta isinya, tiupan kedua akan mematikan para malaikat serta tiupan ketiga akan membangkitkan orang-orang yang telah mati dan mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar.

Di dalam kitab Tanbiĥul Gāfilin Jilid 1 halaman 60 terdapat sebuah hadis panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati.

Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Ketika Allah Swt. telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah Swt. menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada Malaikat Israfil, kemudian ia letakkan di mulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah”. Saya bertanya: “Ya Rasulullah saw. apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah saw. “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya; “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah saw.; “Sangat besar bulatannya, demi Allah Swt. yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama: Nafkhatul fazā’ (untuk menakutkan). Kedua: Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’a¡ (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”

Dalam hadis di atas, disebutkan bahwa sangkakala atau trompet Malaikat Israfil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuknya laksana tanduk mengingatkan kita pada trompet orang-orang zaman dahulu yang terbuat dari tanduk.

5. Malaikat Munkar

Malaikat Munkar bersama Malaikat Nakir tugasnya menanyakan dan menguji iman orang yang sudah mati di alam kubur.

6. Malaikat Nakir

Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir merupakan dua malaikat yang bertugas menanyakan dan menguji iman orang yang sudah mati di alam kubur. Hal itu akan dimulai ketika pemakaman selesai dan orang terakhir dari jamaah yang mengikuti pemakaman telah melangkah 40 langkah dari makam.

Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir akan Menanyakan tiga (3) perkara. Tiga (3) perkara tersebut, yaitu “Siapa Tuhanmu? Apa Agamamu? Siapa Nabimu?”. Seorang mukmin yang saleh akan menjawab bahwa Tuhanku adalah Allah Swt. Agamaku adalah Islam, dan Nabiku adalah Muhammad saw. Jika jawaban seseorang itu benar seperti tersebut di atas, maka waktu untuk menunggu hari kebangkitan akan sangat menyenangkan. Namun, apabila seseorang tidak dapat menjawab seperti tersebut di atas, maka orang tersebut akan dihukum hingga hari penghakiman.

7. Malaikat Raqib

Malaikat Raqib bertugas mencatat segala amal kebaikan manusia. Ia bersama Malaikat ‘Atid yang mencatat amal buruk bertugas bersamaan. (Q.S. Qāf/50:18). Dari Anas ra., dari Nabi Muhammad saw., bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt. telah menugaskan dua malaikat untuk menulis segala apa yang dilakukan atau dituturkan oleh seseorang hamba-Nya (satu di sebelah kanannya dan yang satu lagi di sebelah kirinya); kemudian apabila orang itu mati, Tuhan perintahkan kedua malaikat itu dengan firman-Nya, “Hendaklah kamu berdua tinggal tetap di kubur hamba-Ku itu serta hendaklah kamu mengucap tasbih, tahmid, dan takbir hingga ke hari qiamat dan hendaklah kamu menulis pahalanya untuk hamba-Ku itu.” (H.R. Abu al-Syeikh dan Tabrani)

8. Malaikat ‘Atid

Malaikat ‘Atid bertugas mencatat segala amal keburukan manusia. Malaikat Raqib dan ‘Atid sangat jujur dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah Swt. Mereka mencatat dengan penuh ketelitian, sehingga tidak ada satu pun keburukan dan kebaikan yang luput dari catatan keduanya.

9. Malaikat Malik

Malaikat Malik adalah malaikat yang memimpin para malaikat yang bertugas di neraka. Malaikat Malik disebut dalam Q.S. Az-Zukhruf/43:77: “Dan mereka berseru, “Hai (Malaikat) Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja.” Dia menjawab, “Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” (Q.S. az-Zukhruf/43:77 )

Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwa Malaikat Malik adalah Malaikat yang memimpin para malaikat yang bertugas di neraka. Hal ini dipertegas oleh firman Allah Swt yang artinya, “Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).” (Q.S. al-Muddașșir/74:30)

10. Malaikat Ridwan

Malaikat Ridwan bertugas menjaga dan mengawasi surga serta menyambut semua hamba Allah Swt. yang akan masuk ke dalamnya. Malaikat Ridwan sangat ramah menyambut dan mempersilakan orang-orang yang akan masuk ke dalam surga.

G. Hikmah Beriman kepada Malaikat

Orang-orang yang beriman selalu dapat mengambil pelajaran dari materi yang diimani. Dalam hal beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt., pelajaran yang dapat dipetik antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
  2. Senantiasa hati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatan sebab segala apa yang dilakukan manusia tidak luput dari pengamatan malaikat Allah Swt.
  3. Menambah kesadaran terhadap alam mengenai wujud yang tidak terjangkau oleh pancaindra manusia.
  4. Menambah rasa syukur kepada Allah Swt. karena melalui malaikat-malaikat-Nya, manusia memperoleh banyak karunia.
  5. Menambah semangat dan ikhlas dalam beribadah walaupun tidak dilihat oleh orang lain ketika melakukannya.
  6. Menumbuhkan cinta kepada amal saleh karena malaikat selalu siap mencatat amal manusia.
  7. Semakin giat dalam berusaha karena tidak ada rezeki yang diturunkan oleh malaikat Allah Swt. tanpa usaha dan kerja keras.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Beriman kepada malaikat mengandung makna bahwa sebagai orang yang beriman, kita harus percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa malaikat diciptakan dari cahaya (nur) yang diberi tugas oleh Allah Swt. dan senantiasa melaksanakannya tanpa pernah membantah atau mengingkarinya. Salah satu tanda atau ciri dari orang beriman kepada malaikat adalah memiliki keyakinan yang kuat dalam hatinya bahwa di alam semesta ini terdapat malaikat dan keyakinan tersebut diucapkan melalui lisannya. Wujud konkret dari iman tersebut adalah dibuktikan seorang muslim dalam perbuatan sehari-hari.

Malaikat bersifat abstrak dan imaterial. Jumlah malaikat tidak terbatas, tetapi yang wajib diimani berjumlah 10 Malaikat. Iman kepada malaikat memiliki hikmah di antaranya meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt. Mendorong manusia untuk berhati-hati dan meningkatkan amal serta menghindarkan diri dari sifat tercela. Seseorang yang beriman kepada malaikat, senantiasa menghadirkannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Hadirkanlah malaikat dalam kehidupan kita, yakinkan pada diri kita bahwa semua perbuatan kita akan dicatat oleh malaikat Allah Swt. dan kelak akan mendapat balasannya. Kita pasti akan hidup bahagia di dunia dan di akhirat.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Agama RI. 2012. Tafsir al-Qur’ān Tematik. Jakarta: Kementerian Agama RI.

Khairiyah, Nelty & Zen, Endi Suhendi. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Syaltut, Mahmud. 1990. Tafsir Al-Qur’ānul Karim. Bandung: Diponegoro.

Rahmah, Syifalir. 2008. Malaikatpun ingin menjadi Manusia. Surabaya: Ikhtiar Surabaya.

Download Contoh Makalah Iman Kepada Malaikat.docx