KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Sejarah Indonesia yang berjudul Makalah Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, Oktober 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia baru muncul di bumi pada zaman kuarter. Perkembangan bumi dapat diketahui melalui penelitian geologi atau penelitian kulit bumi sehingga dapat kita ketahui bagaimana proses terbentuknya bumi kita. Pada awal terciptanya, bumi kita masih berupa bola gas panas yang berputar pada porosnya. Bola gas tadi berangsur-angsur menjadi semakin dingin dan berbentuk padat karena suhu bumi kita mulai turun. Kulit bumi mulai terbentuk dan menebal, seiring dengan semakin berkurangnya suhu.
Kehidupan awal masyarakat Indonesia mencakup periode sebelum penyebaran agama Hindu-Buddha pada abad ke-4 hingga kedatangan bangsa Eropa pada abad ke-16. Selama periode ini, masyarakat Indonesia hidup dalam beragam kebudayaan dan struktur sosial yang berbeda-beda, tergantung pada wilayah dan suku bangsa masing-masing.
Pada periode ini, masyarakat Indonesia sudah memiliki sistem pertanian yang maju dan terorganisir, sehingga mereka mampu membangun permukiman-permukiman yang besar dan kompleks seperti di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain itu, masyarakat Indonesia pada masa ini juga sudah mengenal teknologi perkapalan dan perdagangan internasional, terutama di kawasan pesisir.
Sistem sosial pada masa ini masih didasarkan pada masyarakat yang bersifat agraris, di mana kehidupan sehari-hari didominasi oleh pertanian dan peternakan. Struktur sosial pada masa itu juga masih bersifat hierarkis, dengan adanya pemimpin atau raja yang memiliki kekuasaan besar dan dianggap memiliki hubungan dengan dunia gaib.
Selain itu, pada masa awal ini, kebudayaan Indonesia juga dipengaruhi oleh kebudayaan dari luar, terutama dari India dan Tiongkok. Agama Hindu-Buddha yang dibawa oleh pedagang dan pendeta dari India, memberikan pengaruh yang signifikan dalam kebudayaan Indonesia, terutama dalam bidang seni, arsitektur, dan literatur.
Meskipun begitu, masyarakat Indonesia pada masa awal ini juga sudah memiliki kebudayaan dan tradisi yang unik, seperti penggunaan bahasa dan tulisan kuno seperti bahasa Sanskerta dan bahasa Kawi, serta kepercayaan animisme dan dinamisme yang masih kuat dalam kebudayaan masyarakat Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia ini adalah sebagai berikut:
- Bagaimana proses muncul dan berkembangnya kehidupan awal masyarakat Indonesia?
- Apa saja jenis-jenis manusia purba di Indonesia?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui proses muncul dan berkembangnya kehidupan awal masyarakat Indonesia.
- Untuk mengetahui jenis-jenis manusia purba di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Muncul dan Berkembangnya Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia
Ahli geologi membagi proses pembentukan bumi menjadi empat, yaitu Zaman Arkhaikum, Zaman Paleozoikum, Zaman Mesozoikum, dan Zaman Neozoikum.
- Zaman Arkhaikum (Azoikum)
Zaman ketika belum ada kehidupan di bumi berlangsung sekitar 2.500 juta hingga 1.200 tahun yang lalu. Hal ini disebabkan bumi masih panas dan merupakan bola gas panas yang berputar pada porosnya.
- Zaman Paleozoikum
Zaman Paleozoikum adalah zaman ketika terdapat kehidupan makhluk pertama di bumi. Zaman ini disebut zaman primer (karena untuk pertama kalinya ada kehidupan). Zaman hidup pertama di bumi terbagi menjadi beberapa tahap kehidupan, antara lain, sebagai berikut.
- Cambrium, ada kehidupan amat primitif seperti kerang dan ubur-ubur.
- Silur, mulai ada kehidupan hewan bertulang belakang, misalnya, ikan.
- Devon, mulai ada kehidupan binatang jenis amfibi tertua.
- Carbon, mulai ada binatang merayap jenis reptil.
- Perm, mulai ada hewan darat, ikan air tawar, dan amfibi.
- Zaman Mesozoikum
Zaman Mesozoikum disebut zaman sekunder (zaman hidup kedua) dan disebut juga zaman reptil sebab muncul reptil yang besar seperti Dinosaurus dan Atlantosaurus. Zaman ini terbagi menjadi tiga.
- Trias, terdapat kehidupan ikan, amfibi, dan reptil.
- Jura, terdapat reptil dan sebangsa katak.
- Calcium, terdapat burung pertama dan tumbuhan berbunga
- Zaman Neozoikum
Zaman Neozoikum adalah zaman bumi baru (bumi sudah terbentuk seluruhnya). Zaman ini terbagi menjadi zaman tersier dan zaman kuarter.
- Zaman tertier, yaitu zaman hidup ketiga, makhluk hidupnya berupa binatang menyusui sejenis monyet dan kera, reptil raksasa mulai lenyap, dan pada akhir zaman ini sudah ada jenis kera-manusia. Zaman ini ditandai dengan munculnya tenaga endogen yang dahsyat sehingga mematahkan kulit bumi. Kejadian tersebut membentuk rangkaian pegunungan besar di seluruh dunia. Karena adanya pegunungan tersebut, timbullah letusan-letusan gunung berapi yang membentuk relief permukaan bumi. Zaman tertier terbagi atas Eosen, Miosen, Oligosen, dan Pliosen. Pada zaman tertier inilah, binatang menyusui berkembang sepenuhnya. Muncul juga orang utan di masa Miosen, daerah asalnya dari Afrika sekarang. Pada saat itu, Benua Afrika masih menyatu dengan Jazirah Arab.
- Zaman kuarter, yaitu zaman hidup keempat. Pada zaman ini, mulai muncul kehidupan manusia. Zaman ini dibedakan menjadi zaman Pleistosen (Diluvium) dan kala Holosen (Aluvium). Pada zaman Diluvium ini, terjadi penurunan suhu dengan drastis bahkan sampai di bawah 0oC sehingga muncul zaman Es (zaman Glasial). Pada zaman Glasial, permukaan laut menurun sehingga perairan dangkal berubah menjadi daratan. Pulau Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sumatra menyatu dengan daratan Asia. Ketika es Kutub Utara mencair (interglasial), permukaan air laut naik dan menenggelamkan sebagian Eropa Utara, Asia Utara, dan Amerika Utara. Pulau Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatra terpisah dari daratan Asia, membentuk laut dangkal yang disebut Paparan Sunda, sedangkan Pulau Papua dan sekitarnya terpisah dengan daratan Australia yang melahirkan Paparan Sahul. Antara Papar-an Sahul dan Paparan Sunda dipisahkan oleh perairan dalam yang dinamakan daerah Wallacea dan menjadi garis Wallacea yang membedakan jenis flora dan fauna. Sampai sekarang telah terjadi empat kali zaman es, yaitu Gunz, Midel, Riss, dan Wurm. Kepulauan Indonesia dalam bentuknya sekarang terjadi pada zaman Glasial Wurm. Zaman Holosen atau zaman Aluvium adalah zaman lahirnya jenis Homo sapiens, yaitu jenis manusia seperti manusia sekarang.
B. Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia
Penelitian tentang manusia purba atau fosil manusia sebenarnya merupakan bidang kajian bagian antropologi ragawi, yaitu paleoantropologi. Di Indonesia, fosil manusia purba sebagian besar ditemukan di Jawa. Temuan-temuan di Jawa memiliki arti penting karena berasal dari segala zaman atau lapisan Pleistosen sehingga tampak jelas perkembangan badaniah manusia tersebut. Manusia pertama yang muncul di bumi ketika zaman Pleistosen dari jenis Pithecanthropus sampai dengan Homo sapiens. Karena lamanya waktu, sisa-sisa manusia itu sudah membatu menjadi fosil. Manusia purba disebut manusia fosil. Berdasarkan temuannya manusia purba di Indonesia digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu jenis Meganthropus, jenis Pithecanthropus, dan jenis Homo. Dari hasil penelitian dan penggalian, manusia purba di Indonesia ternyata banyak ditemukan di lembah Sungai Bengawan Solo, lembah Sungai Brantas, serta daerah Wajak, Tulungagung. Jadi, pada masa purba manusia hidup di sekitar sungai bahkan menjadi daerah perkampungan sebab menyediakan kehidupan yang melimpah.
Untuk mengetahui keadaan manusia secara biologis di masa purba, kita perlu mengetahui bagaimana dan di mana kedudukan manusia dalam alam dan hubungannya dengan yang lain. Sistem yang dipergunakan dalam penggolongan makhluk hidup adalah sistem yang berdasarkan evolusi. Evolusi biologis yang berlangsung berjuta tahun tidak meninggalkan bukti secara lengkap dan jelas. Oleh karena itu, harus diadakan pilihan berbagai teori yang dikemukakan banyak ahli. Evolusi biologis bukanlah perubahan suatu organisme dari tahapan telur – lahir – dewasa – tua – mati. Evolusi biologis adalah perubahan satu takson menjadi takson lain atau takson lama berubah sedikit. Jadi, sudut pandang evolusi bukanlah individu, tetapi populasi.
Darwin pada abad ke-19 mengemukakan teori evolusi biologinya yang cukup terkenal. Teori evolusi tersebut mencetuskan pola pikir baru, yaitu bahwa takson itu tidak statis, melainkan dinamis, melalui masa yang panjang, dan semua makhluk hidup ini berkerabat. Darwin dalam bukunya The Origin of Species mengemukakan teori bahwa spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa-masa yang silam dan terjadi melalui seleksi alam. Salah satu teori yang banyak diterima adalah evolusi manusia dari Australopithecus melalui Homo erectus ke Homo sapiens. Australopithecus yang berperan dalam hal ini adalah Australopithecus africanus, kemudian melalui Australopithecus habilis (disebut pula Homo habilis). Antara Homo erectus dan Homo sapiens terdapat Homo neaderthalensis, lagi pula telah ada manusia yang lebih umum cirinya dari Neanderthal yang mendekati jenis Homo sapiens. Jika kita membedakan manusia purba dengan Homo sapiens, akan terlihat jelas bahwa:
- rongga otak manusia purba lebih kecil daripada Homo sapiens,
- tulang kening manusia purba menonjol ke depan,
- tulang rahang bawah lurus ke belakang sehingga tak berdagu,
- tulang rahang manusia purba lebih kuat dan besar, dan
- manusia purba tidak bertempat tinggal tetap dan selalu berpindah-pindah.
Oleh karena itu, Homo sapiens dianggap sebagai jenis yang paling sempurna yang menjadi nenek moyang manusia dan kemudian menyebar ke seluruh bumi kita ini.
Menurut pakar antropologi Prof. Dr. T. Jacob, manusia purba (manusia yang memfosil) telah punah. Di Indonesia, fosil manusia purba banyak ditemukan di Jawa. Para tokoh peneliti manusia purba, antara lain, Dokter Eugene Dubois yang meneliti di Trinil dan Ny. Selenka yang banyak menemukan fosil hewan dan tumbuhan di zaman Pleistosen Tengah di Jawa. Tokoh lain adalah C. Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald yang meneliti di daerah Ngandong, Ngawi, Mojokerto, dan Sangiran, Sragen (Jawa Tengah). Adapun fosil-fosil manusia purba yang ditemukan itu sebagai berikut.
- Meganthropus
Meganthropus paleojavanicus adalah fosil yang pernah ditemukan di Sangiran oleh Von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941, berupa bagian rahang bawah dan tiga buah gigi terdiri atas gigi taring dan dua geraham. Makanan jenis manusia purba ini adalah tumbuhan. Makhluk ini hidup kira-kira 2 juta hingga 1 juta tahun yang lalu. Meganthropus berasal dari lapisan Pleistosen Bawah yang sampai sekarang belum ditemukan perkakasnya.
- Pithecanthropus
Pithecanthropus artinya manusia kera. Fosilnya banyak ditemukan di daerah Trinil (Ngawi), Perning daerah Mojokerto, Sangiran (Sragen, Jawa Tengah), dan Kedungbrubus (Madiun, Jawa Timur). Seorang peneliti manusia purba Tjokrohandojo bersama ahli purbakala Duyfjes menemukan fosil tengkorak anak di lapisan Pucangan, yakni pada lapisan Pleistosen Bawah di daerah Kepuhlagen, sebelah utara Perning daerah Mojokerto. Mereka memberikan nama jenis Pithecanthropus mojokertensis, yang merupakan jenis Pithecanthropus paling tua.
- Homo
Homo artinya manusia, merupakan jenis manusia purba yang paling maju dibandingkan yang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan masalah Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
- Sejarah terjadinya bumi kita menurut ilmu geologi sebagai berikut.
- Zaman Arkhaikum berlangsung 2.500 juta tahun yang lalu belum ada kehidupan di bumi.
- Zaman Paleozoikum 340 juta tahun yang lalu ketika bumi mulai terdapat kehidupan tertua di bumi, zaman ini disebut zaman primer.
- Zaman Mesozoikum berlangsung 140 juta tahun yang lalu, disebut juga zaman sekunder. Zaman ini ditandai munculnya reptil raksasa, yakni Dinosaurus dan Atlantosaurus.
- Zaman Neozoikum berlangsung 60 juta tahun yang lalu. Pada zaman inilah manusia mulai muncul di bumi.
- Di Indonesia, penemuan fosil manusia purba banyak terdapat di Pulau Jawa. Kehidupan manusia pertama muncul di bumi ketika zaman Pleistosen dari jenis Pithecanthropus sampai Homo sapiens.
- Fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia sebagai berikut.
- Meganthropus paleojavanicus di Sangiran oleh Von Koeningswald, berupa rahang bawah.
- di Trinil namanya Pithecanthropus erectus oleh Dr. Eugene Dubois. berupa rahang bawah, di Sangiran namanya Pithecanthropus robustus oleh Weidenreich, di Mojokerto namanya Pithecanthropus mojokertensis oleh Von Koeningswald, serta di Sangiran namanya Pithecanthropus dubuis.
- Homo
- Homo wajakensis di Wajak Tulungagung ditemukan tahun 1889 oleh Von Rietschoten, diselidiki oleh Dr. Eugene Dubois.
- Homo soloensis di Ngandong oleh C. Ter Haar.
- Homo Sapiens yang ditemukan di Sumatra Timur.
B. Saran
Sebagai masyarakat Indonesia kita harus mengetahui dan memahami sejarah nenek moyang bangsa kita dari masa ke masa.
DAFTAR PUSTAKA
Bellwood, P. 2000. Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia. Terjemahan T.W. Kawil. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Berry, C.E. 1990. Kehidupan Purba. Terjemahan Suyatini N. Ganie. Jakarta: Tira Pustaka.
Boechari. 1985. Prasejarah Indonesia. Jakarta: Gunung Tiga.
Hamparan Dunia Ilmu Time Life. 1996. Evolusi Makhluk Hidup. Jakarta: PT Tira Pustaka.
Kartodirdjo, S. 1975. Sejarah Nasional I. Jakarta: Depdikbud.
Kuntowijono. 1994. Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.