Makalah Kepemimpinan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Kepemimpinan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Kepemimpinan ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Kepemimpinan ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Kepemimpinan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, Maret 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai unsur penting dalam penyelenggaraan organisasi, peranan pemimpin sangat menentukan sekali dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Kepemimpinan telah banyak didefinisikan dengan berbagai cara dan pemikiran yang berbeda dengan pendekatan yang berbeda pula. Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan salah satu faktor atas berhasil atau tidaknya suatu organisasi. Kepemimpinan yang sukses, menunjukkan kesuksesan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inti dari sebuah organisasi di mana seorang pemimpin yang melengkapi, melatih, dan mempengaruhi karyawan dengan berbagai macam perilaku, skill dan respons terhadap karyawan untuk mencapai misi dan tujuan organisasi dengan segala kemampuannya dan antusias. Leadership atau kepemimpinan merupakan proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi serta membantu orang lain untuk bekerja dengan antusias untuk mencapai tujuan-tujuan. Kepemimpinan merupakan alat untuk mengarahkan dan menciptakan semangat pada karyawan untuk mengerjakan tugas-tugasnya dalam mencapai tujuan yang akan dicapai.

Tiap organisasi yang memerlukan kerja sama antarmanusia memerlukan seorang pemimpin. Komponen terpenting di dalam suatu organisasi adalah aspek kepemimpinan. Kajian tentang kepemimpinan sudah banyak dilakukan mulai dari kajian non-ilmiah sampai dengan kajian yang ilmiah. Pada kajian non-ilmiah, kepemimpinan itu dilahirkan berdasarkan pengalaman intuisi dan kecakapan praktis semata. Kepemimpinan dipandang sebagai pembawaan seseorang sebagai anugerah Tuhan. Karena itu dicarilah orang yang mempunyai sifat-sifat istimewa yang dipandang memenuhi syarat seorang pemimpin. Dari sudut pandang ilmiah, kepemimpinan dipandang sebagai suatu fungsi, bukan sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi seseorang. Maka diadakanlah suatu analisa tentang unsur-unsur dan fungsi yang dapat menjelaskan, syarat-syarat apa yang diperlukan agar pemimpin dapat bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda-beda. Pandangan baru ini membawa perubahan yang mendasar. Cara bekerja dan sikap seorang pemimpin menjadi kajian yang menarik untuk dipelajari.

Konsepsi baru tentang kepemimpinan membawa konsekuensi baru yang harus diperankan oleh seorang pemimpin. Semula pemimpin adalah orang yang membuat rencana, berpikir, dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arah kepada orang-orang lain. Sekarang, selain tugas yang telah disebutkan di atas, seorang pemimpin itu sekaligus sebagai pelatih dan koordinator bagi kelompoknya. Fungsi utama pemimpin adalah membantu kelompok yang dipimpin untuk bersedia belajar memutuskan dan bekerja sama secara lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, peran seorang pemimpin termasuk menjadi pelatih yang dapat memberikan bantuan kepada kelompoknya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa pengertian kepemimpinan?
  2. Bagaimana teori kepemimpinan?
  3. Apa elemen kunci kepemimpinan?
  4. Apa fungsi-fungsi kepemimpinan?
  5. Bagaimana karakteristik kepemimpinan?
  6. Bagaimana gaya kepemimpinan?
  7. Bagaimana teknik kepemimpinan?
  8. Apa keahlian dalam kepemimpinan?
  9. Bagaimana pendekatan dalam kepemimpinan?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan.
  2. Untuk mengetahui teori kepemimpinan.
  3. Untuk mengetahui elemen kunci kepemimpinan.
  4. Untuk mengetahui fungsi-fungsi kepemimpinan.
  5. Untuk mengetahui karakteristik kepemimpinan.
  6. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan.
  7. Untuk mengetahui teknik kepemimpinan.
  8. Untuk mengetahui keahlian dalam kepemimpinan.
  9. Untuk mengetahui pendekatan dalam kepemimpinan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, baik di dalam organisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu (Rivai, 2008)”. Menurut Hasibuan (2003: 170) “Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”.

Selanjutnya menurut Istianto (2009: 87) dalam bukunya Manajemen Pemerintahan, ada beberapa definisi kepemimpinan yang dapat mewakili tentang kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:

  1. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam memimpin sedangkan pemimpin adalah orangnya yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut mengikuti apa yang diinginkannya. Oleh karena itu pemimpin harus mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
  2. Kepemimpinan adalah di mana seorang pemimpin harus mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
  3. Kepemimpinan merupakan subjek yang penting di dalam manajemen dan ilmu administrasi karena kepemimpinan terkait dengan hubungan antara atasan dan bawahan di dalam organisasi.
  4. Kepemimpinan merupakan proses berorientasi kepada manusia dan dapat diukur dari pengaruhnya terhadap perilaku organisasi.
  5. Kepemimpinan pemerintahan adalah sikap, perilaku dan kegiatan pemimpin pemerintahan di pusat dan daerah dalam upaya mencapai tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara.

Menurut Sedarmayanti (2008), arti kepemimpinan adalah sebagai berikut:

  1. Leadership is activity of influencing people to strive willingly for mutual objectives. (Kepemimpinan adalah keseluruhan kegiatan atau aktivitas untuk mempengaruhi kemampuan orang lain untuk mencapai tujuan yang sama). (George. R. Terry)
  2. Leader is exercises of authority and the making of decisions. (Kepemimpinan adalah aktivitas pemegang kewenangan dan pengambilan keputusan). (Robert Dubin)
  3. Kepemimpinan merupakan inti manajemen karena kepemimpinan adalah motor penggerak bagi sumber daya manusia dan sumber daya alam lainnya. (Prof. Dr. S.P. Siagian)
  4. Leadership is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement. (Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam upaya perumusan dan pencapaian tujuan). (Ralph. M. Stogdill)

Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian kepemimpinan merupakan suatu cara seorang pemimpin dalam usahanya untuk mempengaruhi bawahannya agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.

B. Teori Kepemimpinan

Menurut Wursanto (2002: 197) dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Organisasi menjelaskan teori kepemimpinan adalah bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Beberapa teori tentang kepemimpinan yaitu:

1. Teori Kelebihan

Teori ini beranggapan bahwa seorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup 3 hal yaitu kelebihan rasio, kelebihan rohaniah, kelebihan badaniah.

2. Teori Sifat

Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat-sifat yang positif sehingga para pengikutnya dapat menjadi pengikut yang baik, sifat-sifat kepemimpinan yang umum misalnya bersifat adil, suka melindungi, penuh percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai daya tarik, energik, persuasif, komunikatif dan kreatif.

3. Teori Keturunan

Menurut teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan, karena orang tuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orang tuanya.

4. Teori Karismatik

Teori ini menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena orang tersebut mempunyai kharisma (pengaruh yang sangat besar). Pemimpin ini biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar.

5. Teori Bakat

Teori ini disebut juga teori ekologis, yang berpendapat bahwa pemimpin lahir karena bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena memang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin. Bakat kepemimpinan harus dikembangkan, misalnya dengan memberi kesempatan orang tersebut menduduki suatu jabatan.

6. Teori Sosial

Teori ini beranggapan pada dasarnya setiap orang dapat menjadi pemimpin. Setiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin asal dia diberi kesempatan. Setiap orang dapat dididik menjadi pemimpin karena masalah kepemimpinan dapat dipelajari, baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman praktik.

C. Elemen Kunci Kepemimpinan

Elemen kunci dari kepemimpinan (Lussier, 2009) terdiri dari 5 macam, yaitu:

1. Pemimpin-Pengikut (Leaders-Followers)

Definisi kita tentang kepemimpinan yaitu merupakan proses yang mempengaruhi antara pemimpin dan pengikut, bukan hanya pemimpin mempengaruhi pengikut. Karena pengikut yang baik akan melakukan peran kepemimpinan apabila diperlukan dan pengikut mempengaruhi para pemimpin. Dengan mengetahui bagaimana pemimpin dan pengembangan keterampilan kepemimpinan akan membuat menjadi pemimpin dan pengikut yang lebih baik.

2. Proses Mempengaruhi

Mempengaruhi adalah proses pemimpin mengkomunikasikan ide-ide, mendapatkan penerimaan dari orang-orang dan memberikan motivasi kepada pengikut untuk mendukung dan melaksanakan ide-ide melalui perubahan.

3. Tujuan Organisasi

Para pemimpin yang efektif dapat mempengaruhi pengikutnya untuk berpikir tidak hanya pada kepentingan mereka sendiri tetapi juga dari kepentingan organisasi melalui visi bersama. Kepemimpinan terjadi ketika pengikut dipengaruhi untuk melakukan apa yang bermanfaat bagi organisasi dan diri mereka sendiri.

4. Perubahan

Pemimpin mempengaruhi dan menetapkan tujuan adalah tentang perubahan organisasi yang perlu terus berubah untuk beradaptasi dengan lingkungan global yang berubah dengan cepat. Kepemimpinan melibatkan pengaruh pengikutnya untuk membawa perubahan menuju masa depan yang diinginkan bagi organisasinya. Para pemimpin dan pengikut yang efektif menikmati bekerja dengan orang-orang dan membantu mereka mencapai keberhasilan. Seperti penelitian, pengalaman, dan akal sehat semuanya akan menunjuk ke hubungan langsung antara keberhasilan keuangan perusahaan dan komitmennya untuk praktik kepemimpinan yang memperlakukan orang sebagai aset.

5. Orang

Orang-orang yang maju dalam organisasi adalah mereka yang bersedia untuk mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru.

D. Fungsi-fungsi Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinan berhubungan dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi di mana fungsi kepemimpinan harus diwujudkan dalam interaksi antar individu. Menurut Rivai (2005: 53) secara operasional fungsi pokok kepemimpinan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Fungsi Instruktif

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.

2. Fungsi Konsultatif

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.

3. Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.

4. Fungsi Delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.

5. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses dan efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian ini dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan.

E. Karakteristik Kepemimpinan

Stephen R. Coney menjelaskan bahwa karakteristik seorang pemimpin adalah:

1. Seorang yang Belajar Seumur Hidup

Tidak hanya melalui pendidikan formal, Pemimpin adalah sebuah proses, dan proses pembelajaran untuk mendapatkan pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada Pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karier sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa Energi yang Positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti:

a. Percaya pada Orang Lain

Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk anak buah sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

b. Keseimbangan dalam Kehidupan

Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat.

c. Melihat Kehidupan sebagai Tantangan

Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreativitas, kemauan, keberanian, dinamisasi, dan kebebasan.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya kemauan dan keinginan sepihak, kebanggaan dan penolakan, dan ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

F. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan merupakan perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat. Kebanyakan orang menganggap gaya kepemimpinan merupakan tipe kepemimpinan. Hal ini antara lain dinyatakan oleh Siagian (2003:14) bahwa gaya kepemimpinan seseorang adalah identik dengan tipe kepemimpinan orang yang bersangkutan. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian tersendiri yang unik dan khas, hingga tingkah laku dan gaya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Menurut Rivai (2002: 122) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu:

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.

3. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas

Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada bawahan, struktur organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif. Peran utama pimpinan adalah menyediakan materi pendukung dan berpartisipasi jika diminta bawahan.

4. Aplikasi Kepemimpinan Partisipatif

Keikutsertaan seorang pimpinan sangat berpengaruh pada sebuah kepemimpinan. Menurut Yukl (1998: 143-144), terdapat beberapa aplikasi dalam kepemimpinan partisipatif, yaitu:

  1. evaluasi sebagaimana pentingnya keputusan tersebut;
  2. identifikasi orang-orang yang mempunyai pengetahuan dan keahlian relevan;
  3. evaluasi kemungkinan kerja sama oleh peserta;
  4. evaluasi kemungkinan penerimaan tanpa partisipasi;
  5. evaluasi apakah layak untuk mengadakan pertemuan.

G. Teknik Kepemimpinan

Menurut Wursanto (2002: 207) dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Organisasi menjelaskan tentang teknik kepemimpinan yaitu membicarakan bagaimana seorang pemimpin, menjalankan fungsi kepemimpinannya yang terdiri dari:

1. Teknik Kepengikutan

Merupakan teknik untuk membuat orang-orang suka mengikuti apa yang menjadi kehendak si pemimpin. Ada beberapa sebab mengapa seseorang mau menjadi pengikut yaitu:

  1. kepengikutan karena peraturan atau hukum yang berlaku;
  2. kepengikutan karena agama;
  3. kepengikutan karena tradisi atau naluri;
  4. kepengikutan karena rasio.

2. Teknik Human Relations

Merupakan hubungan kemanusiaan yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan psikologis maupun kepuasan jasmaniah. Teknik human relations dapat dilakukan dengan memberikan berbagai macam kebutuhan kepada para bawahan, baik kepuasan psikologis ataupun jasmaniah.

3. Teknik Memberi Teladan, Semangat, dan Dorongan

Dengan teknik ini pemimpin menempatkan diri sebagai pemberi teladan, pemberi semangat dan pemberi dorongan. Dengan cara demikian diharapkan dapat memberikan pengertian dan kesadaran kepada para bawahan sehingga mereka mau dan suka mengikuti apa yang menjadi kehendak pemimpin.

H. Keahlian dalam Kepemimpinan

Keahlian adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengetahuan dan kompetensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai seperangkat tujuan. Keahlian dapat dipelajari, dilatih, dan dikembangkan. Keahlian-keahlian ini berbeda sesuai sifat dan kualitas seorang pemimpin.

1. Keahlian Teknis

Keahlian ini merupakan pengetahuan mengenai dan kemahiran atas jenis pekerjaan tertentu. Keahlian ini meliputi kompetensi-kompetensi di area spesialisasi tertentu, kemampuan analitis, dan kemampuan menggunakan alat dan teknik yang tepat. Keahlian teknis melibatkan kemampuan menggunakan metode dan teknik untuk melakukan suatu tugas. Termasuk di dalamnya pengetahuan mengenai metode, proses, prosedur dan teknik, serta kemampuan menggunakan peralatan untuk melakukan tugas. Contoh, di perusahaan software komputer, keahlian teknis dapat meliputi pengetahuan bahasa program dan bagaimana memprogramnya, serta memastikan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh para klien.

2. Keahlian Hubungan Manusia

Keahlian Manusia adalah pengetahuan mengenai dan kemampuan bekerja dengan orang lain. Keahlian ini beda dengan keahlian teknis, di mana keahlian manusia berorientasi manusia, sementara keahlian teknis berorientasi benda. Melibatkan kemampuan untuk memahami, berkomunikasi, dan bekerja dengan baik dengan individu dan kelompok melalui pengembangan hubungan yang efektif. Interpersonal skill juga disebut sebagai manusia, orang, dan soft skill.

3. Keahlian Konseptual

Keahlian konseptual adalah kemampuan untuk bekerja dengan gagasan-gagasan dan konsep-konsep. Jika keahlian teknis bicara tentang kerja dengan benda, keahlian manusia bicara tentang kerja dengan manusia, maka keahlian konseptual bicara tentang kerja dengan ide atau gagasan. Pemimpin yang punya keahlian konseptual merasa nyaman tatkala bicara tentang ide yang membentuk suatu organisasi dan dapat melibatkan diri ke dalamnya. Mereka mahir menempatkan tujuan organisasi ke dalam kata-kata yang bisa dipahami oleh para pengikutnya. Kemampuan mengambil keputusan berdasar pada kemampuan untuk mengonsep suatu situasi dan memilih alternatif untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keuntungan dari peluang yang ada. Decision making merupakan pemahaman atas “apa yang sedang terjadi”, karena keputusan merupakan kemampuan konsep, dan decision making skill sering disebut sebagai kemampuan konsep.

I. Pendekatan dalam Kepemimpinan

Terdapat beberapa pendekatan dalam pola kepemimpinan seseorang. Pendekatan dalam kepemimpinan tersebut dapat dibagi dan dijelaskan sebagai berikut.

1. Pendekatan Sifat (The Traits Approach)

Pendekatan sifat berusaha memahami kepemimpinan berdasarkan keyakinan bahwa pemimpin yang baik memiliki “karakteristik bawaan” dari lahir, baik menyangkut ciri fisik maupun kepribadian. Adapun Yukl (1989) menyebutkan bahwa pemimpin yang sukses memiliki kemampuan luar biasa seperti: energi yang tiada habisnya, ketajaman intuisi, wawasan yang sangat luas, dan kemampuan mempengaruhi/mempersuasi yang tak dapat ditolak. Fokus pendekatan sifat semata-mata pada personalitas pemimpin. Pemimpin berbeda dengan pengikut akibat ia punya sejumlah sifat kualitatif yang tidak dimiliki pengikut pada umumnya. Setelah merangkum studi yang dilakukan oleh Ralph Melvin Stogdill (1948), Mann (1959), Stogdill (1974), Lord, DeVader, and Alliger (1986), Kirkpatrick and Locke (1991) dan Zaccaro, Kemp, and Bader (2004), Peter G. Northouse menyimpulkan sifat-sifat yang melekat pada diri seorang pemimpin yang melakukan kepemimpinan (menurut pendekatan sifat) adalah sifat-sifat kualitatif berikut:

a. Intelegensi

Pemimpin cenderung punya intelegensi dalam hal kemampuan bicara, menafsir, dan bernalar yang lebih kuat ketimbang yang bukan pemimpin.

b. Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri adalah keyakinan akan kompetensi dan keahlian yang dimiliki, dan juga meliputi harga diri serta keyakinan diri.

c. Determinasi

Determinasi adalah hasrat menyelesaikan pekerjaan yang meliputi ciri seperti berinisiatif, kegigihan, mempengaruhi, dan cenderung “menyetir”.

d. Integritas

Integritas adalah kualitas kejujuran dan dapat dipercaya. Integritas membuat seorang pemimpin dapat dipercaya dan layak untuk diberi kepercayaan oleh para pengikutnya.

e. Sosiabilitas

Sosiabilitas adalah kecenderungan pemimpin untuk menjalin hubungan yang menyenangkan. Pemimpin yang menunjukkan sosiabilitas cenderung bersahabat, ramah, sopan, bijaksana, dan diplomatis. Mereka sensitif terhadap kebutuhan orang lain dan menunjukkan perhatian atas kehidupan mereka.

2. Pendekatan Gaya (The Style Approach)

Teori tentang gaya kepemimpinan berusaha mengkaji perilaku atau tindakan pemimpin dalam mempengaruhi dan/atau menggerakkan para pengikutnya guna mencapai suatu tujuan. Perilaku dan tindakan tersebut pada dasarnya dapat dipahami sebagai dua hal berbeda tetapi saling bertautan, yaitu:

  1. Fokus terhadap penyelesaian tugas (pekerjaan) atau task/production-centered;
  2. Fokus pada upaya pembinaan terhadap personil yang melaksanakan tugas/pekerjaan tersebut (people/employee-centered).

Pendekatan gaya menekankan pada perilaku seorang pemimpin. Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan sifat yang menekankan pada karakteristik pribadi pemimpin, Juga berbeda dengan pendekatan keahlian yang menekankan pada kemampuan administratif pemimpin. Pendekatan gaya kepemimpinan, fokus pada apa yang benar-benar dilakukan oleh pemimpin dan bagaimana cara mereka bertindak. Pendekatan gaya kepemimpinan secara singkat direpresentasikan oleh tiga riset yang satu sama lain berbeda. Pertama, riset Ohio State University, Kedua, riset yang diadakan di University of Michigan, yang mengeksplorasi bagaimana kepemimpinan menjalankan fungsinya di dalam kelompok kecil. Ketiga, riset yang diawali oleh Blake dan Mouton di awal 1960-an. yang mengeksplorasi bagaimana manajer menggunakan perilaku kerja dan hubungannya dalam konteks organisasi.

3. Pendekatan Kontingensi (The Contingency Approach)

Sebagaimana tidak ada obat mujarab (panasea) untuk segala penyakit; demikian pula dengan gaya kepemimpinan, tidak ada satu pun gaya kepemimpinan yang cocok untuk segala situasi. Gaya kepemimpinan yang paling optimal sangat beragam tergantung pada sifat, kemampuan, dan keterampilan pemimpin, perilaku bawahan, dan kondisi dan situasi lingkungan (Dunford, 1995). Seperti dikemukakan oleh Sweeney dan McFarlin (2002) bahwa “pada lingkungan apa pun, memperhitungkan konteks mencakup bagaimana karakteristik situasi, pemimpin, dan pengikutnya, semuanya berkombinasi mempertajam strategi perilaku pemimpin”. Dengan demikian gaya kepemimpinan yang efektif atau optimal merupakan hasil penerapan strategi mempengaruhi pegawai dengan mempertimbangkan dan mengombinasikan karakteristik pemimpin, pegawai (pengikut), dan konteks situasi.

Teori kontingensi kepemimpinan menurut Path-Gaol Robert House termasuk dalam teori perilaku kepemimpinan dan teori harapan dalam motivasi. Menurut pendapat Robert House (Gibson, Ivancevich, dan Donnelly, 2000) dan kawan-kawannya, perilaku pimpinan itu dilihat oleh bawahannya dalam usahanya untuk mengarahkan pada tujuannya yaitu kegiatan tugas dan kepuasan. Menjelaskan dengan mengarahkan pada pencapaian tujuan berkaitan sendirinya dengan menolong karyawan memfokuskan pada harapannya, alat imbalan dan nilai di dalam situasi kerja. Pada akhirnya pimpinan harus mengetahui apa yang diinginkan oleh bawahannya dalam situasi tugas tertentu dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya yang tepat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Teori ini menganggap pimpinan itu bersifat fleksibel dalam memilih gaya kepemimpinan tertentu dari empat kemungkinan sebagai berikut:

a. Pimpinan Direktif (Directive Leaders)

Tugas-tugas yang telah ditetapkan untuk karyawan, dengan tanggung jawab tertentu, pengawasan yang ketat, imbalan dan hukuman untuk mengawasi perilaku mereka. Gaya kepemimpinan ini baik jika tugas-tugas tidak terstruktur yang menimbulkan kebingungan dan frustrasi. Gaya ini juga dikehendaki jika bawahan mengharapkan pimpinan memberikan petunjuk yang berhubungan dengan pekerjaan, informasi, dan bantuan teknik.

b. Pimpinan Suportif (Supportive Leaders)

Pimpinan ini bersahabat, penuh pendekatan, dan memperhatikan kepentingan orang lain. Gaya ini cocok jika tugas-tugas terstruktur dengan baik. Bila tugas-tugas pekerjaan itu kurang memuaskan, karyawan mengharapkan pimpinannya dapat mempergunakan rapat atau minum kopi di kafetaria sebagai tempat menolong mereka akan kebutuhan sosial.

c. Pimpinan Partisipatif (Participative Leaders)

Gaya ini mendorong karyawan untuk berpartisipasi dalam menentukan tugas-tugas dan menyelesaikan persoalan. Gaya ini cocok jika tugas-tugas kompleks dan saling berhubungan sehingga memerlukan kerja sama yang tinggi di antara karyawan. Gaya ini juga cocok kalau karyawan mempunyai keahlian dan pengetahuan. Mereka puas karena mempunyai kekuasaan dan pengawasan sendiri.

d. Pimpinan yang Berorientasi pada Prestasi (Achievement-Oriented Leadership)

Gaya ini sebagai kelanjutan dari kepemimpinan partisipatif yang menekankan pada penentuan tujuan. Di bawah pendekatan ini, pimpinan memimpin karyawan dengan menetapkan tugas-tugas yang menantang dengan mengharapkan mereka mencapai tugas-tugas ini. Sepanjang karyawan ingin mencapai tujuannya, mereka bebas memimpin tugas mereka. Pendekatan ini cocok untuk individu yang ingin mencapai prestasi yang tinggi.

 

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi. Efektivitas kepemimpinan dalam menjalankan kegiatan organisasi adalah sangat tergantung kepada adanya hubungan antara pemimpin dan bawahannya yang berjalan dengan baik. Hubungan kerja sama antara pemimpin dan bawahan dapat dilakukan secara luas sehingga bawahan termotivasi untuk dapat bekerja dengan baik dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Beberapa pendapat yang menganggap kepemimpinan adalah sebagai seni dan ilmu atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai kelompok, Sehingga kepemimpinan adalah kemampuan mendorong sejumlah orang atau kelompok agar mau bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.

Seorang pemimpin adalah seseorang yang diharapkan mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Bagaimana cara seorang memimpin dapat dikarenakan adanya kelebihan dari si pemimpin, sifat yang baik, keturunan, adanya karismatik, bakat dan kemampuan dibidang sosial. Seorang pemimpin juga memiliki beberapa fungsi, di antaranya instruktif, konsultatif, partisipasi, delegasi dan juga pengendalian. Sehingga, jika pemimpin dapat menjalankan fungsinya dengan baik dimungkinkan kepemimpinan yang ia kendalikan dapat berjalan dengan baik. Cara seseorang dalam memimpin juga mempengaruhi bagaimana seorang pengikut menghargai pimpinannya. Terdapat beberapa gaya dalam memimpin, yaitu kepemimpinan otoriter, demokrasi, kendali bebas dan juga partisipatif.

B. Saran

Peran besar seorang pemimpin adalah perubahan. Pemimpin besar selalu membawa perubahan yang bermanfaat bagi kemajuan dan prestasi organisasi. Pemimpin yang membawa perubahan dalam organisasi maka hanya berperan sebagai manajer yang baik bukan pemimpin yang baik. Pemimpin yang berorientasi pada perubahan akan selalu melihat peluang-peluang potensial yang ada di lingkungan organisasi untuk dikembangkan menjadi potensi masa depan organisasi. Bila pemimpin hanya fokus pada hasil kerja saat ini maka dia hanya berperan sebagai manajer.

DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L. 208. The Leadership Experience. Ohio: Thomson Learning Education.

Istianto, Bambang. 2009. Manajemen Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan Publik. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Lussier, Robert N. and Christopher F. Achua. 2010. Leadership: Theory, Application, and Skill Development. Ohio: South-Western Cengage Learning.

Masaong, Kadim & Arfan A. Tilomi. 2011. Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelligence: Sinergi Kecerdasan Intelektual, Emosi, dan Spiritual untuk Meraih Kesuksesan yang Gemilang. Bandung: Alfabeta.

Mullins, Laurie J. 2005. Management and Organizational Behavior. Essex: Pearson Education Limited.

Northouse, Peter G. 2010. Leadership: Theory and Practice. California: SAGE Publication.

Rivai, Veithzal. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: dari Teori dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P. 2003. Essentials of Organization Behavior. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Sedarmayanti. 2008. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandar Maju.

Wursanto. 2002. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Yukl, Gary. 2009. Leadership in Organizations. Delhi: Dorling Kindersley.

Download Contoh Makalah Kepemimpinan.docx