Makalah Konsep Dasar Geografi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Konsep Dasar Geografi ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Konsep Dasar Geografi ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Konsep Dasar Geografi ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Konsep Dasar Geografi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, April 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permukaan bumi mempunyai beragam raut muka yang menyebabkan perbedaan kondisi alam hingga potensi yang ada di dalamnya. Perbedaan ini mendorong manusia mencari kebutuhan yang tidak bisa terpenuhi dari alam di dekatnya. Manusia berpindah untuk menemukan lokasi yang menyediakan apa yang tidak ada di asalnya. Perjalanan membuahkan sebuah catatan deskriptif tentang suatu lokasi. Sejak itu, geografi mulai berkembang.

Banyaknya lokasi yang ditemui dengan berbagai karakter membuat manusia mulai bisa membedakan dan mengelompokkan lokasi. Pengertian geografi pun mulai berkembang. Bukan lagi sekadar catatan tentang bumi tetapi berkembang menjadi ilmu pengetahuan tersendiri yang memiliki objek studi, prinsip, ruang lingkup, serta konsep tersendiri. Sampai saat ini geografi masih terus berkembang.

Sebagai makhluk hidup yang mendiami muka bumi, kami menyadari bahwa hidup kita banyak dipengaruhi oleh keadaan alam. Jadi, sudah selayaknya kita harus mengenali sifat dan gejala yang terjadi di permukaan bumi. Salah satunya adalah dengan belajar geografi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Konsep Dasar Geografi ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana sejarah geografi?
  2. Bagaimana konsep geografi menurut para ahli?
  3. Apa yang dimaksud dengan konsep esensial geografi?
  4. Apa yang dimaksud dengan paradigma geografi?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Konsep Dasar Geografi ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui sejarah geografi.
  2. Untuk mengetahui konsep geografi menurut para ahli.
  3. Untuk mengetahui konsep esensial geografi.
  4. Untuk mengetahui paradigma geografi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Geografi

Pengetahuan tentang geografi sebenarnya sudah lama dikenal manusia sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Peradaban manusia berkembang karena manusia berusaha melangsungkan hidupnya dengan memanfaatkan potensi lingkungan alam yang ada. Meskipun demikian, kadang lingkungan alam membatasi manusia dalam berusaha. Interaksi lingkungan manusia dengan lingkungan alam merupakan bagian penting yang dipelajari dalam geografi.

1. Perkembangan Geografi

Kegiatan manusia yang banyak berhubungan dengan lingkungan alam menciptakan sebuah hubungan. Hubungan ini terjadi didorong oleh keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Banyak kebutuhan manusia dipenuhi oleh lingkungan alam sekitar. Air yang diminum, udara yang dihirup, pangan yang dimakan, dan tempat tinggal yang dibangun manusia diperoleh dari alam.

Kebutuhan manusia tidak semuanya dapat dipenuhi di daerahnya sendiri, sehingga manusia harus melakukan usaha ke tempat lain untuk mencukupinya. Dengan demikian, perjalanan ke tempat lain telah memperluas pengalaman dan pengetahuan manusia tentang wilayah di bumi. Pengalaman dan pengetahuan selama perjalanan ke daerah lain itu merupakan catatan penting yang dapat disajikan dalam bentuk peta serta tulisan-tulisan yang bersifat ”geografi”. Jadi, jelaslah bahwa pengetahuan geografi telah ada sejak manusia melakukan interaksi dengan lingkungan alam.

2. Masa Geografi Klasik

Pada awalnya geografi berkembang sebagai ilmu pengetahuan yang deskriptif. Pada masa itu (abad ke-18) geografi hanya sebatas mendeskripsikan keadaan dan fakta yang ditemukan di muka bumi. Kegiatan yang dilakukan dalam lingkup geografi antara lain mengumpulkan dan menerangkan informasi tentang lingkungan geografi. Informasi tersebut seperti keadaan politik, topografi, iklim, industri, dan kota-kota besar. Masa ini dikenal dengan masa geografi klasik.

3. Masa Geografi Modern

Seiring waktu, geografi mengalami perkembangan. Abad ke-19, geografi mengalami perkembangan dari segi keilmuan. Dari sekadar mendeskripsikan, mulai berubah menjadi ilmu yang menerangkan secara sistematis. Hingga pada pertengahan abad ke-19 studi geografi mulai mengarah pada perbandingan data geografis dan karakteristik berbagai wilayah di dunia, yang kemudian dikenal dengan Comparative Geography. Perbandingan kesamaan dan perbedaan yang terdapat pada tiap negara mulai dilakukan. Salah satu tokohnya adalah Karl Ritter. Kemudian, Comparative Geography mulai berkembang menjadi geografi umum dan geografi spesialis. Inilah gambaran geografi pertengahan.

Sesudah Perang Dunia II, geografi mengalami perkembangan yang cukup pesat atau bisa dikatakan mengalami modernisasi. Comparative Geography diwarisi oleh geograf Inggris dan Amerika, kemudian berkembang menjadi Global Geography, di mana seluruh dunia menjadi objek penyelidikannya. Kondisi ini terjadi di pertengahan abad ke-20 dan dikenal dengan era geografi modern.

B. Konsep Geografi Menurut Para Ahli

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, konsep geografi telah ada sejak zaman dahulu. Bangsa Yunani Kuno telah berusaha mendokumentasikan berbagai macam keterangan yang berkaitan dengan geografi. Geograf pertama pada masa itu adalah Thales (640–546 SM). Ia telah menyibukkan diri dengan berbagai penelitian dan menggali informasi geografi dengan melakukan perjalanan ke berbagai tempat.

Langkah Thales diikuti oleh geograf Yunani lainnya. Di antaranya adalah Herodotus (485–425 SM) yang membuat laporan geografi sekitar wilayah Timur Tengah. Pytheas yang melakukan pengukuran jarak matahari terhadap bumi. Dan yang paling fenomenal adalah Eratosthenes (276–194 SM), karena mampu menghitung keliling bumi hanya berselisih kurang dari 1% keliling sebenarnya. Geograf-geograf Yunani tersebut merupakan pelopor geografi dunia. Setelah beberapa abad kemudian muncullah konsep geografi yang dikemukakan para ahli berikut ini.

1. Bernard Varen (1622–1650)

Bernard Varen atau lebih dikenal dengan Varenius adalah seorang geograf asal Jerman. Anehnya, dia adalah lulusan Ilmu Kedokteran Universitas Leiden, Belanda. Dalam bukunya, Geographia Generalis, ia mengatakan bahwa geografi adalah campuran dari matematika yang membahas kondisi bumi beserta bagian-bagiannya juga tentang benda-benda langit lainnya. Dalam buku itu juga, Varenius membagi geografi menjadi dua, yaitu:

a. Geografi Umum

Bagian ini membahas karakteristik bumi secara umum, tidak tergantung oleh keadaan suatu wilayah. Menurut gagasan Varenius, geografi umum mencakup tiga bagian, yaitu:

  1. Terestrial, merupakan pengetahuan tentang bumi secara keseluruhan, bentuk, dan ukurannya.
  2. Astronomis, membicarakan hubungan bumi dengan bintang-bintang yang merupakan cikal bakal ilmu kosmografi.
  3. Komparatif, menyajikan deskripsi lengkap mengenai bumi, letak, dan tempat-tempat di permukaan bumi.
b. Geografi Khusus

Bagian ini mendeskripsikan tentang wilayah tertentu menyangkut wilayah luas maupun sempit. Bagian ini terdiri atas tiga aspek, yaitu:

  1. Atmosferis yang secara khusus membicarakan iklim.
  2. Litosferis yang secara khusus menelaah permukaan bumi meliputi relief, vegetasi, dan fauna dari berbagai negeri.
  3. Manusia yang membicarakan keadaan penduduk, perniagaan, dan pemerintahan dari berbagai negeri.

2. Immanuel Kant (1724–1821)

Selain sebagai seorang geograf, Kant juga seorang filsuf. Kant tertarik pada geografi karena menurutnya ilmu itu dekat dengan filsafat. Semua gagasan Kant tentang hakikat geografi dapat ditemukan dalam buku Physische Geographie yang ditulisnya. Menurutnya, geografi adalah ilmu yang objek studinya adalah benda-benda, hal-hal atau gejala-gejala yang tersebar dalam wilayah di permukaan bumi.

3. Alexander von Humboldt (1769–1859)

Pada mulanya Humboldt adalah seorang ahli botani. Ia tertarik geografi ketika ia mulai mempelajari tentang batuan. Ia diakui sebagai peletak dasar geografi fisik modern. Ia menyatakan geografi identik atau serupa dengan geografi fisik. Ia menjelaskan bagaimana kaitan bumi dengan matahari dan perilaku bumi dalam ruang angkasa, gejala cuaca dan iklim di dunia, tipe-tipe permukaan bumi dan proses terjadinya, serta hal-hal yang berkaitan dengan hidrosfer dan biosfer.

4. Karl Ritter (1779–1859)

Seperti halnya Humboldt, Ritter juga dianggap sebagai peletak dasar geografi modern. Profesor geografi Universitas Berlin ini mengatakan bahwa geografi merupakan suatu telaah tentang bumi sebagai tempat hidup manusia. Hal-hal yang menjadi objek studi geografi adalah semua fenomena di permukaan bumi, baik organik maupun anorganik yang berkaitan dengan kehidupan manusia.

5. Friederich Ratzel (1844–1904)

Ratzel adalah guru besar geografi di Leipzig. Ia mengemukakan konsep geografi dalam bukunya yang berjudul Politische Geographie. Konsep itu diberi nama Lebensraum yang artinya wilayah geografis sebagai sarana bagi organisme untuk berkembang. Ia melihat suatu negara cenderung meluaskan Lebensraum-nya sesuai kekuatan yang ia miliki.

6. Elsworth Huntington (1876–1947)

Huntington adalah geograf asal Amerika Serikat. Melalui bukunya yang berjudul The Pulse of the Earth, ia memaparkan bahwa kelangsungan hidup dan peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh iklim. Atas dasar teorinya itu, Huntington kemudian terkenal sebagai determinis iklim (memandang iklim sebagai penentu kehidupan). Ia mengatakan, geografi sebagai studi tentang fenomena permukaan bumi beserta penduduk yang menghuninya. Ia menjelaskan adanya hubungan timbal balik antara gejala dan sifat-sifat permukaan bumi dengan penduduknya.

7. Paul Vidal de la Blache (1845–1918)

Vidal adalah geograf asal Prancis. Ia adalah pelopor posibilisme dalam geografi. Posibilisme (teori kemungkinan) muncul setelah Vidal melakukan penelitian untuk membuktikan interaksi yang sangat erat antara manusia dan lingkungan pada masyarakat agraris pramodern. Ia menegaskan bahwa lingkungan menawarkan sejumlah kemungkinan (posibilities) kepada manusia untuk hidup dan berkembang. Atas dasar itu, Vidal mengemukakan konsepnya yang disebut genre de vie atau mode of live (cara hidup). Dalam konsep ini, geografi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana proses produksi dilakukan manusia terhadap kemungkinan yang ditawarkan oleh alam.

8. Halford Mackinder (1861–1947)

Mackinder adalah pengajar di Universitas Oxford. Pendapatnya tentang geografi sangat terkenal lewat makalahnya yang berjudul The Scope and Methods of Geography yang berisi konsep man-land relation (hubungan manusia dengan lahan) dalam geografi. Ia menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang fungsi utamanya menyelidiki interaksi manusia dalam masyarakat dengan lingkungan yang berbeda menurut lokasinya.

9. Bintarto

Bintarto adalah guru besar geografi di Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia mengatakan bahwa geografi pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas tentang kehidupan dari unsur-unsur bumi.

10. Daldjoeni

Nama Daldjoeni dikenal karena buku-bukunya yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan geografi. Menurutnya, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia mencakup tiga hal pokok, yaitu spasial (ruang), ekologi, dan region (wilayah). Dalam hal spasial, geografi mempelajari persebaran gejala baik yang alami maupun manusiawi di muka Bumi. Kemudian dalam hal ekologi, geografi mempelajari bagaimana manusia harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Adapun dalam hal region, geografi mempelajari wilayah sebagai tempat tinggal manusia berdasarkan kesatuan fisiografinya.

C. Konsep Esensial Geografi

Berdasarkan adanya kesamaan dalam titik pandang kajian dan geografi, maka muncul konsep esensial. Konsep ini akan mengungkapkan dan memberikan gambaran corak abstrak dari suatu fenomena yang dikaji dalam suatu ilmu. Di dalam geografi juga dikenal beberapa konsep esensial. Berikut beberapa di antaranya.

1. Menurut Whiple

Whiple menyodorkan lima konsep yang harus selalu ditemukan keterkaitan setidaknya antara penyebaran, relasi, fungsi, bentuk, dan proses terjadinya. Konsep tersebut yaitu:

  • Bumi sebagai planet.
  • Variasi cara hidup.
  • Variasi wilayah alamiah.
  • Makna wilayah bagi manusia.
  • Arti penting lokasi dalam memahami peristiwa dunia.

Sebagai contoh penerapan konsep esensial tersebut, dapat kita ambil satu contoh konsep variasi cara hidup. Konsep ini bisa digambarkan mulai dari adanya perbedaan bentang alam (terkait dengan variasi wilayah alamiah) berpengaruh pada proses terbentuknya suatu mata pencaharian. Kondisi ini menimbulkan penyebaran mata pencaharian yang secara langsung terkait dengan jumlah penduduk yang bekerja pada tiap mata pencaharian. Dari hubungan ini bisa digambarkan dinamika mata pencaharian. Itulah salah satu contoh penerapan konsep esensial dalam geografi.

2. Menurut J. Warman

Konsep esensial yang diungkapkan oleh J. Warman adalah:

  • Kewilayahan.
  • Lapisan hidup atau biosfer.
  • Manusia sebagai faktor ekologi dominan.
  • Globalisme atau bumi sebagai planet.
  • Hubungan antarareal.
  • Persamaan antarareal.
  • Perbedaan antarareal.
  • Keunikan areal.
  • Persebaran areal.
  • Lokasi relatif.
  • Keunggulan komparatif.
  • Perubahan yang kontinu.
  • Sumber daya dibatasi secara budaya.
  • Penyajian kenampakan permukaan bumi pada bidang datar.

Konsep ini dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai permasalahan dan fenomena geografi, sehingga memudahkan mengetahui sebab akibat, hubungan, fungsi, proses terjadinya gejala, dan masalah-masalah sehari-hari.

D. Paradigma Geografi

Paradigma merupakan cara pandang keilmuan yang sama termasuk di dalamnya asumsi, prosedur, dan penemuan yang diakui serta diterima oleh sekelompok ilmuwan dan akhirnya diakui masyarakat pada umumnya. Sebagai suatu ilmu yang sudah lama berkembang, geografi juga mengalami pergeseran paradigma dalam studinya. Mulai dari masa tradisional hingga kontemporer.

1. Paradigma Geografi Tradisional

Berkembangnya paradigma ini dimulai sebelum tahun 1960-an. Selama masa ini berkembang tiga paradigma geografi, yaitu:

a. Paradigma Eksplorasi

Paradigma ini ditandai dengan adanya penemuan-penemuan daerah baru. Ditunjukkan dengan giatnya upaya pemetaan, penggambaran, dan pengumpulan fakta di wilayah baru yang belum diketahui. Kegiatan ini menghasilkan tulisan, gambaran, serta peta yang memberikan manfaat bagi para geograf untuk menyempurnakan yang telah ada. Sifat dari produk yang dihasilkan berupa deskripsi dan klasifikasi wilayah baru dilengkapi dengan fakta lapangan. Oleh karena kondisi ini, banyak pihak menyebutnya sebagai era geographical thought atau gagasan secara geografi dalam bentuk deskripsi sederhana dari pengaturan serta klasifikasi data yang masih sangat sederhana.

b. Paradigma Environmentalisme

Paradigma ini merupakan kelanjutan dari paradigma terdahulu. Dorongan peningkatan produk yang lebih akurat dan detail menuntut peneliti melakukan pengukuran lebih mendalam terkait dengan elemen fisik. Paradigma ini populer pada akhir abad ke-19. Bentuk-bentuk analisis secara mendalam seperti analisis morfometrik, sebab akibat, serta analisis network sangat berkembang. Perkembangan lebih lanjut tampak dengan adanya analisis hubungan antara manusia dengan lingkungan. Hubungan ini menunjukkan bahwa manusia tidak lagi menerima alam apa adanya.

c. Paradigma Regionalisme

Pada paradigma ini timbul atas adanya sintesis hubungan manusia dan lingkungan, hingga memunculkan konsep-konsep region. Beberapa konsep yang muncul, yaitu adanya pembagian wilayah berdasarkan tipenya, formal dan fungsional. Juga pewilayahan berdasarkan hierarki dan kategori. Selain itu, analisis temporal berkembang pula pada masa ini.

2. Paradigma Kontemporer

Pada masa ini, ditandai dengan berkembangnya metode analisis kuantitatif, model building, dan analisis keruangan. Hingga masa ini disebut periode paradigma analisis keruangan. Seorang geograf, Coffey, mengungkapkan ciri-ciri paradigma geografi kontemporer yaitu adanya spesialisasi dalam geografi hingga mengakibatkan studi geografi seolah terpisah. Kondisi ini mendorong kemunculan pendekatan sistem dalam ilmu geografi untuk membuat geografi kembali pada fitrahnya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai ilmu, geografi mempunyai konsep yang membedakannya dengan ilmu lain. Berikut ini sepuluh konsep geografi.

  1. Konsep lokasi, konsep lokasi ini terbagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut terkait dengan garis lintang dan garis bujur. Lokasi relatif yaitu lokasi suatu tempat yang dilihat dari wilayah lain.
  2. Konsep jarak, konsep ini mempunyai arti penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, ataupun kepentingan pertahanan.
  3. Konsep keterjangkauan, keterjangkauan (accessibility) tidak selalu berkaitan dengan jarak, namun juga medan.
  4. Konsep pola, pola ini berkaitan dengan susunan, bentuk, atau persebaran fenomena dalam ruang muka bumi.
  5. Konsep morfologi, konsep ini terkait dengan pembentukan morfologi muka bumi.
  6. Konsep aglomerasi, konsep aglomerasi menjelaskan mengapa suatu fenomena geografi cenderung mengelompok.
  7. Konsep nilai kegunaan, konsep ini berkaitan dengan nilai guna suatu wilayah. Tiap wilayah mempunyai potensi yang bisa dikembangkan, sehingga nilai kegunaannya optimal.
  8. Konsep interaksi/interdependensi, interaksi merupakan hubungan saling atau timbal balik antarbeberapa hal.
  9. Konsep diferensiasi areal, konsep ini mempertegas bahwa antara satu tempat dengan tempat yang lain memiliki perbedaan.
  10. Konsep keterkaitan ruangan, perbedaan potensi wilayah antara yang satu dengan yang lain akan mengakibatkan atau mendorong terjadinya interaksi berupa pertukaran barang, manusia, ataupun budaya.

B. Saran

Terlepas dari bencana yang ditimbulkannya, bumi adalah satu-satunya planet tempat kita hidup dan mencari penghidupan. Karena itulah, kita wajib menjaganya dari kerusakan.

DAFTAR PUSTAKA

Daldjoeni. 1987. Pokok-pokok Geografi Manusia. Bandung: Alumni.

Djamari. 1985. Beberapa Konsep Dasar Geografi (Hidrologi 2). Bandung: Suplemen Perkuliahan Geografi Umum di Jurusan Radis Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati.

Marbun. 2004. Ensiklopedia Geografi. Bogor: Yudhistira Ghalia Indonesia.

Pasya, Gurniwan Kamil. 2001. Geografi Pengantar ke Arah Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung: Buana Nusa.

Schmieder, Allen A, dkk. 1970. A Dictionary of Basic Geography. Boston: Allyn and Bacon.

Strahler, Arthur N. 1970. Introduction to Physical Geography. New York: John Wiley and Sons.

Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.

Download Contoh Makalah Konsep Dasar Geografi.docx