KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Kritik Tari ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Seni Budaya yang berjudul Makalah Kritik Tari ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Kritik Tari ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Kritik Tari ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, November 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kritik adalah penilaian atas kenyataan yang dihadapinya dalam sorotan norma. Melancarkan kritik tidak cukup hanya mengetahui kenyataan yang dihadapi. Siapa yang melancarkan kritik harus benar-benar menggunakan norma. Kita sering melancarkan kritik terhadap kenyataan di sekitar kita, di hadapan kita. Kita melancarkan kritik terhadap musik yang dimainkan, lukisan yang ada di depan kita. Kita melancarkan kritik terhadap perbuatan yang benar-benar kita lakukan dan perbuatan yang benar-benar dilakukan orang lain. Kita sering menangkap atau menanggapi gejala-gejala dalam suatu masyarakat. Pandangan seseorang atau masyarakat atau filsuf mengenai suatu hakikat, pemikiran religius mengenai agama atau mengenai Tuhan, maka orang yang mengkritik perlu terlebih dahulu mempelajari pandangan seseorang atau masyarakat atau filsuf terhadap agama atau Tuhan
Seni tari telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, seni dapat dijadikan sebagai identitas suatu daerah. Banyak karya seni yang telah punah dan hanya dapat dilihat di museum sebagai kenangan. Adanya pagelaran seni dapat mengingatkan kita kembali untuk tetap menjaga, melestarikan dan mengembangkan seni tradisional. Kritik tari juga memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa karya seni akan terus berkembang dengan seiringnya kemajuan teknologi dan sosial budaya. Jika tidak ada lagi yang mempertahankan, melestarikan dan mengembangkan kebudayaan seni tradisional maka kesenian tersebut akan tergeser dengan kesenian yang lebih modern.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Kewirausahaan Kritik Tari ini adalah sebagai berikut:
- Apa pengertian kritik tari?
- Bagaimana bentuk kritik tari?
- Apa saja jenis-jenis kritik tari?
- Apa yang dimaksud dengan nilai estetik dalam kritik tari?
- Bagaimana cara membuat tulisan dalam kritik tari?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Kritik Tari ini adalah sebagai berikut:
- Memahami pengertian dari kritik tari.
- Memahami bentuk kritik tari.
- Mengklasifikasi bentuk tari.
- Mengklasifikasikan jenis kritik tari.
- Memahami jenis kritik tari.
- Memahami nilai estetis pada karya tari dalam kritik tari.
- Mengkomunikasikan pengamatan melalui tulisan berupa artikel karya seni tari secara lisan maupun tulisan.
- Mengkomunikasikan kritik seni tari secara lisan maupun tulisan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kritik Tari
Kritik sering diartikan penghargaan terhadap karya seni yang di tonton. Oleh karena itu kritik tari sangat diperlukan oleh koreografer sebagai bagian dari sebuah evaluasi untuk meningkatkan kualitas kreativitas koreografinya, karena kritik adalah tanda penghargaan penonton terhadap proses kreatifnya.
Istilah kritik dapat diartikan sebagai kriteria atau dasar penilaian. Beberapa tokoh mengartikan kritik yaitu Edy Sedyawati, bahwa kritik menjadi bagian yang tumbuh secara beriringan untuk meningkatkan proses kreatif. Artinya kritik sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas karya tari.
Sedangkan R.C. Kwan dalam bukunya Mens en Kritiek mengartikan kritik adalah penilaian atas kenyataan yang dihadapi dalam sorotan norma. Konsep tersebut menunjukkan bahwa di dalam kritik harus ada norma-norma tertentu yang berfungsi sebagai dasar penilaian atau pembahasan terhadap sesuatu yang kita hadapi.
Kritik berarti memberikan komentar terhadap karya seni yang dilihatnya. Tugas dari seorang kritikus adalah melaporkan segala sesuatu yang terjadi di atas pentas. Seorang kritikus harus memiliki kepekaan estetis dan keterampilan mencermati karya seni lebih dari penonton biasa.
B. Bentuk Kritik Tari
Kritik tari disebabkan karena adanya kegiatan apresiasi karya seni tari. Seorang penonton yang memiliki bekal pengetahuan dan apresiasi yang baik akan mendapatkan pengalaman batin yang lebih banyak dan ia mampu melihat karya tari tersebut dengan kritis. Mengkritik karya seni tari tidak hanya dilihat dari sisi tariannya saja, melainkan banyak aspek yang harus di amati, seperti musik pengiring, penghayatan dalam menari, koreografer, properti tari yang digunakan, kostum dan tata rias dan juga artistik.
Kritik dapat dilakukan baik berupa lisan maupun tulisan, kritik yang positif dapat memberikan dampak yang positif pula terhadap karya yang ditontonnya, tetapi kurang baik akibatnya. Karena jika kekurangan dalam karya seni tersebut tidak ditunjukkan, maka tidak ada perbaikan. Artinya karya seni yang dibuat tidak ada peningkatan baik bagi koreografer, penari, pemusik dan yang terlibat di dalam pentas. Sedangkan kritik yang negatif dapat menimbulkan kesalahpahaman, antara kritikus dengan koreografernya. Karena kritik negatif hanya berisi kekurangan dan kelemahan karya seni tersebut.
Bentuk kritik yang baik adalah di dalam kritik terdapat hal positif dan negatif terhadap karya seni tersebut. Karena dengan begitu isi di dalam kritik tidak hanya menyampaikan kekurangan dan kelemahan karya seni tetapi juga memberikan solusi atau saran kepada koreografer sehingga dapat meningkatkan kualitas yang lebih baik pada karya seni yang akan dipentaskan berikutnya.
C. enis Kritik Tari
Dalam buku kritik seni Sem C. Bangun (2004) mengemukakan empat jenis kritik seni yaitu kritik jurnalistik, pedagogik, ilmiah dan populer. Objek kritik adalah karya seni tari pada siswa, baik yang ditarikan secara tunggal, berpasangan maupun kelompok. Dapat pula dilihat apakah tarian tersebut tari rakyat, klasik dan kreasi baru. Jenis kritik bertujuan untuk mengembangkan bakat dan potensi artistik dan estetik peserta didik sehingga mereka memiliki kemampuan mengenali bakat dan potensi pribadinya masing-masing.
Kritik pedagogik dianggap penting untuk memahami siswa karena materi tersebut merupakan bagian dari proses pembelajaran seni tari di sekolah. Seperti halnya mempelajari konsep-konsep seni tari, meragakan gerak dasar tari dan pertunjukan karya seni tari. Satu sisi kritik pedagogik bertujuan untuk memberikan pengalaman pada siswa baik yang mengkritik maupun yang dikritik untuk belajar berargumentasi atau berani untuk mengemukakan pendapat atau pandangan tentang karya seni tari
Melalui pemahaman tentang kritik pedagogik seorang siswa tidak hanya dapat menilai karya seni tari siswa lain dengan mengatakan benar atau salah, bagus atau tidak saja, tetapi siswa tersebut dapat memberikan penjelasan dan penilaian dengan benar. Sehingga siswa akan lebih memahami bahwa kritik dapat menjadikan kita untuk lebih baik lagi. Jenis kritik seni dapat pula dibagi menjadi dua yaitu kritik intrinsik dan ekstrinsik yaitu Kritik Intrinsik menganalisis suatu karya berdasarkan bentuk dan gayanya, atau membandingkan sebuah genre dengan genre lainnya (membandingkan bedaya dengan srimpi, membandingkan wireng dengan sendratari). Kritik intrinsik mengupas unsur-unsur karya, menilai, dan menyimpulkan kelemahan dan kelebihan dalam karya seni tersebut.
Kritik ekstrinsik menghubungkan karya seni dengan seniman pencipta, penikmat, dan masyarakat. Artinya kritik ini menghubungkan karya seni dengan hal-hal di luar karya seni tersebut. Kritik ekstrinsik ini melibatkan disiplin ilmu lain seperti sejarah, sosiologi, antropologi, ekonomi, filsafat, agama, dan sebagainya.
D. Nilai Estetik dalam Kritik Tari
Nilai estetis dalam karya seni tari merupakan hal yang sangat penting, dari nilai estetis sebuah karya seni seorang penonton dapat menikmati hal yang sulit diartikan dan memberikan kesenangan bagi penikmatnya. Tarian yang termasuk dalam kelompok pertunjukan merupakan tarian yang ditata secara khusus untuk dapat dinikmati nilai artistiknya. Nilai estetis dalam karya seni tari tidak hanya dilihat dari gerak tari itu sendiri melainkan dilihat dari berbagai aspek seni yang lain sebagai unsur pendukungnya.
Pemahaman dari seorang kritikus seni nilai estetis sangat dipengaruhi dari kepekaan rasa bagaimana penari dapat membawakan tarian dengan penuh penghayatan atau penjiwaan. Seorang penari dapat terlihat menarik karena kostum yang digunakan menarik, memiliki teknik menari yang baik, memiliki penampilan pribadi yang mengesankan, memiliki kepekaan yang baik dalam ritme dan musik keberhasilan koreografi yang tepat dan dapat menggugah emosi baik pada penari maupun bagi penonton.
Kepekaan estetis dapat diajarkan kepada siswa dan penari melalui praktek tari atau ketika mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh siswa atau penari. Seorang guru atau penata tari mengajarkan bagaimana seorang penari dapat melakukan gerak dengan baik dengan penuh penjiwaan, saling mengisi dengan iringan musik. Bagaimana menari sambil menghayati dialog dan iringan musik yang disertai adanya nyanyian dari seorang sinden atau vokalis. Bagaimana memilih bentuk dan warna kostum yang sesuai dengan tarian tersebut, merias wajah, properti tari yang digunakan dan sebagainya.
Dari kemampuan tersebut seorang tari dapat memberikan saran kepada atau kritikan kepada siswanya. Dengan begitu seorang siswa juga dapat memiliki bekal untuk dapat memberikan penilaian terhadap karya seni orang lain.
E. Membuat Tulisan dalam Kritik Tari
Banyak orang yang menduga bahwa bekal seorang kritik adalah hanya pengetahuan. Kepekaan estetis merupakan sarana yang terpenting bagi seorang kritikus tari dalam melakukan tugasnya. Seorang kritikus seni harus dapat menulis dari hasil pengamatannya secara langsung apa yang terjadi di atas panggung atau pentas. Jika tidak maka tidak dapat disebut kritik tari, melainnya hanya sebuah esai atau artikel tari.
1. Deskripsi
Deskripsi adalah suatu proses pengumpulan data karya seni yang tersaji langsung kepada pengamat. Dalam mendeskripsikan karya seni, kritikus dituntut menyajikan keterangan secara objektif yang bersumber pada fakta yang terdapat dalam karya seni. Dalam seni tari, kritikus akan menguraikan bagaimana aspek penari, gerak, ekspresi, dan ilustrasi musik yang mengiringinya.
2. Analisis
Pada tahap analisis, tugas kritikus adalah menguraikan kualitas elemen seni. Pada seni tari akan menguraikan mengenai gerak, ruang, waktu, tenaga dan ekspresi pada karya seni tari tersebut.
3. Interpretasi
Interpretasi dalam kritik seni adalah proses mengemukakan arti atau makna karya seni dari hasil deskripsi dan analisis yang cermat. Kegiatan ini tidak bermaksud menemukan nilai verbal yang setara dengan pengalaman yang diberikan karya seni. Juga bukan dimaksudkan sebagai proses penilaian.
4. Evaluasi
Evaluasi karya seni dengan metode kritis berarti menetapkan rangking sebuah karya dalam hubungannya dengan karya lain yang sejenis, untuk menentukan kadar artistik dan faedah estetiknya.
a. Pendekatan Formalistik
Kriteria kritik formalis untuk menentukan ekselensi karya seni adalah significant form, yakni kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetik bagi pengamat seni.
b. Pendekatan Ekspresivisme
Kritik seni ekpresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuannya membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah. Intensitas pengalaman mengandung makna, bahwa karya seni yang baik dapat menggetarkan perasaan yang lebih kuat daripada perasaan keseharian pada saat kita melihat realitas yang sama.
c. Pendekatan Instrumentalistik
Para kritikus instrumentalis berpendapat bahwa kreasi artistik tidak terletak pada kemampuan seniman untuk mengelola material seni ataupun pada masalah internal karya seni. Dapat dikatakan bahwa teori seni instrumentalistik menganggap seni sebagai sarana untuk memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam kesenian. Seni dipandang sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu, nilai seni terletak pada manfaat dan kegunaannya bagi masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kritik tari diawali karena adanya pagelaran karya seni tari. Kritik berarti memberikan komentar terhadap karya seni, komentar terhadap karya seni memiliki daya yang memberikan instruksi, mengingatkan, mengoreksi dan memberikan saran yang kuat terhadap karya seni. Di Indonesia kritik tari tidak berkembang karena sedikitnya orang yang menulis seni pertunjukan.
Dalam kritik tari banyak aspek yang harus di amati yaitu mengenai simbol, jenis, fungsi dan nilai estetis dalam pagelaran seni tari yang di amati. Seorang kritik tari adalah guru yang memberikan komentar terhadap karya seni, komentar tersebut idealnya lebih kepada resensi yang lebih longgar dan mudah dibaca, deskripsi atau cerita, pengalaman pribadi, tidak bersangkut paut dengan pagelaran atau pertunjukan kecuali menyebutkan judul tari yang dipentaskan. Kritikus akan menulis apa yang terjadi di atas pentas, yang dilihatnya dan yang dipahaminya akan dituangkan di dalam tulisan.
Kegiatan yang dilakukan seorang guru tari untuk memberikan saran pada siswa yang sedang melakukan gerak tari, warna kostum dan pada bidang artistik, merupakan pengajaran langsung terhadap siswa untuk dapat memberikan saran atau kritik terhadap karya seni orang lain. kritik… paling bermanfaat jika ditulis sedemikian rupa sehingga dapat memberikan pencerahan kepada orang sebanyak-banyaknya dan dalam bahasa yang mudah untuk dapat dimengerti.
B. Saran
Sasaran kritik adalah manusia yang bertanggung jawab, dan dunia yang tergantung pada manusia yang harus mempertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sedyawati, Edi dkk. (1983). Seni dalam Masyarakat Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Sumardjo, J., dan Saini.(1986). Apresiasi Kesusastraan, Jakarta: PT. Gramedia.
Supriyatna, A. (2006). Kajian Lanjutan Pembelajaran Seni Tari dan Drama II. Edisi Satu. Bandung: UPI PRESS.
Supriyatna, A. (2006). Kajian Pembelajaran Seni Tari dan Drama I. Edisi Satu. Bandung: UPI PRESS.