Makalah Landasan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Pendidikan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Landasan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Pendidikan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Landasan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Pendidikan ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Landasan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Pendidikan ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Landasan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Pendidikan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, Oktober 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal paling penting dalam kehidupan kita. Karena Pendidikan mampu hadir tidak hanya sebagai satu aspek pelengkap kehidupan, tetapi juga berfungsi sebagai sebuah ikhtiar untuk mengeksplorasi talenta dan potensi. Juga dapat dikatakan sebagai alat reproduksi sosial untuk menciptakan manusia yang baik dan beradab. Namun, pendidikan yang dinilai cara paling sempurna itu tidak bisa berjalan begitu saja tanpa adanya landasan yang terstruktur secara sistematis. Karena sebaik apapun sebuah tujuan yang ingin diperoleh, jika tidak diorganisir dengan baik maka, akan terkalahkan oleh keburukan yang terorganisir.

Pendidikan, yang menempati posisi paling tinggi pada mayoritas bangsa dan kalangan, hari ini atau masa lalu, tetap menjadi hal penting yang kemudian melahirkan banyak sekali corak pemikiran dan gaya pemahaman manusia. Maka, tak heran jika landasan pendidikan di setiap tempat berbeda-beda. Pendidikan bukan lagi hal yang asing dalam pendengaran kita sehari-hari, karena sudah sejak jauh hari, para pahlawan pendidikan telah mencanangkan konsep terbaik sebagai landasan pendidikan Indonesia saat ini.

Namun, apa yang akan terjadi jika sehari-hari kita menempuh jalan pendidikan, namun tidak tahu apa landasan dan dasar yang sesungguhnya telah menjadi pintu sekaligus ‘bandara’ bagi penerbangan kita? Maka, makalah yang membahas tentang landasan pendidikan Indonesia dirasa sangat penting, salah satunya dalam bidang ekonomi.

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Adapun pusat perhatian mendasar dari konsep ekonomi adalah bagaimana mengalokasikan sumber-sumber yang terbatas untuk mencapai tujuan yang beraneka ragam mungkin tak terhingga jumlahnya, sedang pertimbangan ekonomis itu sendiri didasarkan pada kemampuan anggaran dan manajemennya.

Berbagai usaha dilakukan pemerintah untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah adalah dengan menaikkan dana pendidikan sebesar 20% APBN. Pernyataan di atas sesuai dengan pemberitaan di salah satu media yang menyatakan bahwa pemerintah menetapkan anggaran pendidikan sebesar Rp 368,899 triliun atau 20 persen dari total anggaran belanja negara.

Pemenuhan dana pendidikan sebesar 20% sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945 hasil amandemen merupakan cerminan keinginan segenap bangsa Indonesia untuk memiliki pendidikan yang lebih merata dan berkualitas/bermutu. Pencapaian pendidikan nasional yang lebih merata dan bermutu ini lebih jauh dinyatakan dalam PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 3 dan 4: Pasal 3: “Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu”.

Pasal 4: “Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban  bangsa yang bermartabat”. Undang-undang 1945 dan PP No. 19 /2005 tersebut memberikan isyarat bahwa pemenuhan anggaran pendidikan yang memadai harus diorientasikan pada perwujudan layanan pendidikan yang bermutu untuk semua. Permasalahan pemenuhan anggaran 20% ini telah menjadi polemik yang cukup besar, baik di pemerintahan maupun masyarakat. Di antaranya karena alasan ketidakmampuan Negara untuk membiayai pendidikan dengan porsi 20% sekaligus dari APBN.

Pada dasarnya, pembiayaan pendidikan ini bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga menjadi tanggung jawab pemerintah daerah I dan II (provinsi dan kab/kota). Kondisi ini sebagaimana ditegaskan dalam PP 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan pasal 2 ayat (1) “Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat”. Implementasi perundang-undangan yang dimaksud memerlukan tekad yang kuat dari pemerintah dan pemerintah daerah. Penganggaran dana sebesar 20% dari APBN yang telah dicanangkan pemerintah ternyata belum memberikan dampak positif yang signifikan. Masih terjadi beberapa permasalahan yang timbul di lapangan. Salah satu masalah yang timbul adalah penyelewengan dana pendidikan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencatat dana pendidikan tidak dikelola dengan baik sehingga berpotensi menimbulkan kerugian bagi negara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang  ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa pengertian landasan ekonomi?
  2. Bagaimana hubungan ekonomi sosial dan budaya pendidikan?
  3. Bagaimana peran ekonomi dalam sosial dan budaya pendidikan?
  4. Apa fungsi produksi dalam sosial dan budaya pendidikan?
  5. Bagaimana efisiensi dan efektivitas dana pendidikan?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang  ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui pengertian landasan ekonomi.
  2. Untuk mengetahui hubungan ekonomi sosial dan budaya pendidikan.
  3. Untuk mengetahui peran ekonomi dalam sosial dan budaya pendidikan.
  4. Untuk mengetahui fungsi produksi dalam sosial dan budaya pendidikan.
  5. Untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas dana pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Ekonomi

Kata “ekonomi” berasal dari kata Yunani yaitu οἶκος (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan νόμος (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Ekonomi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, pemakaian barang-barang serta kekayaan. Menurut Abraham Maslow ekonomi adalah suatu bidang keilmuan yang akan menyelesaikan permasalahan kehidupan manusia melalui penggemblengan seluruh sumber ekonomi yang ada berdasarkan pada prinsip dan teori dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan  antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Landasan ekonomi adalah suatu hal yang membahas peran ekonomi, fungsi adalah suatu hal yang membahas  peran ekonomi, fungsi produksi , efisiensi, dan efektivitas biaya dalam pendidikan

Jadi, landasan ekonomi pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi pijakan dalam berproduksi dalam rangka praktik pendidikan atau studi pendidikan. Landasan ekonomi ini membahas peran ekonomi, fungsi ekonomi dan produksi, dan efisiensi dan efektivitas pembiayaan

Landasan ekonomi memberi perspektif tentang potensi-potensi manusia, keuangan, materi, persiapan yang mengatur sumber keuangan dan bertanggung jawab terhadap anggaran pembelajaran (Mujib, 2006: 46). Zaman sekarang ini bahwa ekonomi merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam penentuan maju dan mundurnya pendidikan di suatu lembaga dapat berjalan dengan baik.

Peran ekonomi dalam dunia pendidikan cukup menentukan tetapi bukan pemegang peran utama. Menurut Made Pidarta (2007)  faktor yang paling menentukan dalam pendidikan adalah dedikasi, loyalitas, keahlian dan ketrampilan pengelolaan dan pendidikan tiap lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sepatutnya mampu menutupi kebutuhan sekolah masing-masing dan tidak harus bergantung kepada pemerintah. Manajemen sekolah mulai dari kepala sekolah, guru dan siswa harus mengetahui peran dan tugasnya masing-masing. Tingkat kehidupan sekolah atau perguruan tinggi sangat ditentukan oleh kondisi ekonominya. Sekolah atau perguruan tinggi yang kaya akan bisa leluasa bergerak menggaji guru atau dosen atau membeli perlengkapan besar, namun sebaliknya untuk sekolah yang miskin akan sulit bergerak.

B. Hubungan Ekonomi Sosial dan Budaya Pendidikan

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga”. Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Pokok persoalan yang dianalisis dalam ilmu ekonomi adalah :

  1. Bagaimanakah caranya menggunakan pendapatan atau sumber-sumber daya tertentu agar ia dapat memberikan kepuasan maksimum kepada seseorang atau sesuatu masyarakat.
  2. Bagaimana cara meminimumkan penggunaan pendapatan atau sumber- sumber daya untuk mencapai suatu tingkat kepuasan tertentu.

Dalam hubungannya antara biaya dan manfaat, pendidikan dipandang sebagai salah satu bentuk investasi pertama kali, hal ini dikemukakan oleh Theodore W Schultz pada tahun 1960 yang berjudul Investment in Human Capital dalam forum American Economic Assosiation. Pesan yang disampaikan adalah “proses pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata-mata, akan tetapi merupakan suatu investasi”. Teori human capital suatu aliran pengeluaran yang menganggap manusia merupakan suatu bentuk kapital sebagai mana bentuk-bentuk kapital lainnya seperti mesin, teknologi, uang, tanah, materiil yang menentukan pertumbuhan produktivitas melalui investasi dirinya sendiri. Human capital dapat diaplikasikan melalui berbagai bentuk investasi SDM diantaranya pendidikan formal, pendidikan informal, pengalaman kerja, kesehatan, gizi dan transmigrasi.

Konsep investasi SDM menganggap penting kaitannya antara pendidikan, produktivitas kerja dan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori human capital tenaga kerja merupakan pemegang kapital yang tercermin dalam pengetahuan, keterampilan, dan produktivitas kerjanya. Ekonomi pendidikan adalah suatu studi tentang bagaimana manusia, baik secara perorangan maupun di dalam kelompok masyarakatnya membuat keputusan dalam rangka mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas agar dapat menghasilkan berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan, pendapat, sikap khususnya melalui pendidikan formal, serta bagaimana mendistribusikannya secara merata dan adil di antara berbagai kelompok masyarakat. Cohn, 1979 (dalam Fatah, 2002) menyatakan ekonomi pendidikan adalah studi tentang bagaimana manusia baik secara individu maupun kelompok masyarakat membuat keputusan dalam rangka mendayagunakan sumber daya yang langka/terbatas agar dapat menghasilkan berbagai bentuk pendidikan dan latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, pendapat, sikap, dan nilai-nilai khususnya melalui pendidikan formal, serta mendiskusikannya secara merata dan adil di antara berbagai kelompok masyarakat.

Ilmu ekonomi pendidikan berkembang menjadi perspektif investasi sumber daya manusia. Investasi ini menganggap ada kaitan antara pendidikan, produktivitas kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Pusat perhatian mendasar dari konsep ekonomi adalah bagaimana mengalokasikan sumber-sumber yang terbatas untuk mencapai tujuan yang beraneka ragam mungkin tak terhingga jumlahnya. Pertimbangan ekonomis didasarkan pada kemampuan anggaran, sedangkan pertimbangan politis didasarkan pada tujuan masyarakat secara menyeluruh.

Di negara sedang berkembang seperti Indonesia skala prioritas tertinggi adalah pertumbuhan ekonomi dan keadilan. Investasi sebagai suatu konsep umum dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah barang atau jasa di kemudian hari dengan mengorbankan nilai konsuksi sekarang investasi dalam SDM dapat diartikan sebagai suatu entitas yang nilainya bisa berkembang dikemudian hari melalui suatu proses pengembangan nilai seperti peningkatan sikap. Seseorang memiliki potensi keuangan yang berhubungan dengan kualitas pengetahuan yang diperolehnya. Manfaat pendidikan juga dapat dilihat sebagai nilai tambah yang diperoleh seseorang karena mendapat pendidikan tertentu. Nilai tambah secara umum merupakan peningkatan derajat, harkat, dan martabat seseorang. Secara khusus dipandang sebagai peningkatan kemampuan berpikir, bersikap dan berperilaku, dan keterampilan.

Sedangkan manfaat ekonomi dari pendidikan merupakan nilai tambah secara ekonomi karena bertambahnya tingkat pendidikan. Manfaat dibagai menjadi manfaat pribadi dan manfaat masyarakat. Manfaat bagi pribadi adalah tambahan penghasilan bersih (setelah pajak) seumur hidup dari tenaga kerja karena bertambahnya tingkat pendidikan tenaga kerja tersebut. Manfaat bagi masyarakat adalah tambahan output yang dihasilkan oleh tenaga kerja bagi masyarakat karena meningkatnya pendidikan tenaga kerja tersebut.

Investasi Sumber Daya Manusia menyatakan bahwa peran pendidikan formal tidaklah terbatas memberikan pengetahuan dan keahlian kepada masing-masing individu untuk dapat bekerja sebagai agen perubahan ekonomi yang baik bagi masyarakatnya, tetapi juga menanamkan tata nilai luhur, norma-norma, cita-cita, tingkah laku, dan aspirasi yang saling berkaitan baik langsung maupun tidak langsung. Pendidikan juga diharapkan mendapatkan tenaga-tenaga kerja terdidik dalam berbagai tingkatan dalam rangka menyelenggarakan pembangunan bangsa.

C. Peran Ekonomi dalam Sosial dan Budaya Pendidikan

Perkembangan ekonomi secara makro yang berpengaruh dalam bidang pendidikan, antara lain:

  1. Banyaknya orang kaya yang mau secara sukarela menjadi orang tua asuh/bapak angkat (dorongan hati atau himbauan pemerintah) untuk menyukseskan wajib belajar 9 tahun.
  2. Terlaksananya sistem ganda dalam pendidikan yaitu kerja sama antara sekolah dengan pihak usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa, dalam rangka mengembangkan keterampilan siswa.
  3. Munculnya sekolah-sekolah unggul yang memiliki sarana dan prasarana, penggajian guru, program yang beragam, proses belajar lebih baik.

Perkembangan ekonomi secara mikro adalah peningkatan taraf hidup manusia yang selalu dikaitkan dengan perekonomian, antara lain:

  1. Ekonomi memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang walaupun orang itu sudah menyadari bahwa kehidupan yang gemerlapan tidak menjamin memberi kebahagiaan.
  2. Berhubungan dengan tingkat kehidupan keluarga, tingkat kehidupan sekolah atau perguruan tinggi pun sangat ditentukan oleh kondisi ekonominya masing-masing.

Sekolah atau perguruan tinggi yang kaya akan bisa hidup lebih leluasa, karena semua jenis pembiayaan dapat diberikan dana sebagaimana mestinya. Malah ada sekolah atau perguruan tinggi yang memiliki dana lebih dan disimpan di bank agar mendapat bunga sebagai dana tambahan. Sebaliknya ada sekolah atau perguruan tinggi yang miskin dan sangat sulit bergerak, menggaji guru atau dosen saja masih sulit apalagi membuat gedung atau membeli perlengkapan belajar yang canggih.

Analisis ilmu ekonomi menunjukkan bahwa objek ilmu ekonomi adalah tindak ekonomis. Tindak ekonomis adalah memilih secara bijaksana sehubungan dengan keadaan alam, modal, tenaga kerja, organisasi dan waktu yang terbatas dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia yang terbatas. Analisis unsur-unsur tentang tindak ekonomi bermanfaat untuk memahami hubungan antara sistem ekonomis dan sistem pendidikan.

Pada umumnya tingkat perekonomian keluarga mempengaruhi perencanaan pendidikan yang dibuat orang tua tentang arah pendidikan anaknya. Secara sadar atau tidak orang tua dalam merencanakan pendidikan bagi anak-anaknya menggunakan pendekatan nilai imbalan. Pendekatan ini digunakan untuk mencari keseimbangan antara keuntungan dan kerugian. Prinsip untung-rugi dipakai oleh mereka yang rasional dalam memutuskan bagaimana sebaiknya membelanjakan uangnya agar keinginannya tercapai.

D. Fungsi Produksi dalam Sosial dan Budaya Pendidikan

Fungsi produksi dalam pendidikan, adalah hubungan antara output dan input, di mana ada tiga bagian yaitu:

1. Fungsi Produksi Administrator

Yang dipandang input adalah segala sesuatu yang menjadi wahana dan proses dalam pendidikan, input pendidikan meliputi:

  1. Prasarana dan sarana belajar, termasuk ruangan kelas dapat diuangkan, artinya bahwa perhitungan luas dan kualitas bangunan.
  2. Perlengkapan belajar di sekolah seperti media, alat peraga juga dihitung harganya.
  3. Buku-buku pelajaran, dan bentuk material lainnya seperti film, disket dan sebagainya.
  4. Barang-barang yang habis dipakai seperti zat kimia di laboratorium dan sebagainya.
  5. Waktu guru bekerja, dan perangkat pegawai administrasi dalam memproses peserta didik harus dibeli dan dibayar.

Kelima jenis input di atas sesudah dinilai dalam bentuk uang kemudian dijumlahkan. Sementara itu yang dipandang sebagai output adalah berbagai bentuk layanan dalam memproses peserta didik seperti menghitung SKS dan lamanya peserta didik dalam belajar.

2. Fungsi Produksi dalam Psikologi

Fungsi produksi dalam psikologi adalah sama dengan input fungsi produksi administrator akan tetapi output-nya berbeda. Hasil output yang ada pada fungsi ini adalah hasil belajar siswa yang mencakup; peningkatan kepribadian, pengarahan dan pembentukan sikap, penguatan kemauan, penambahan pengetahuan, ilmu dan teknologi, penajaman pikiran, dan peningkatan estetika (keindahan) serta keterampilan.

Suatu lembaga pendidikan dipandang berhasil dari segi fungsi produksi psikologi, kalau harga input-nya sama atau lebih kecil daripada harga output-nya. Indikator harga hanya dapat dicari dalam bentuk manfaatnya lulusan dimasyarakat serta kecocokannya dengan norma dan kondisi masyarakat.

3. Fungsi Produksi Ekonomi

Fungsi produksi ekonomi, sebagai input-nya adalah semua biaya pendidikan seperti pada input fungsi produksi administrator, semua uang yang dikeluarkan untuk keperluan pendidikan yaitu uang saku, membeli buku dan sebagainya selama masa belajar dan uang yang mungkin diperoleh  lewat bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi tidak didapat sebab waktu tersebut dipakai untuk belajar atau kuliah. Sementara yang menjadi output-nya adalah tambahan penghasilan peserta didik kalau sudah tamat dan bekerja, manakala orang ini sudah bekerja sebelum belajar atau kuliah. Dan apabila ia belum pernah bekerja yang menjadi output-nya adalah gaji yang diterima setelah tamat dan bekerja.

Dalam menghitung harga-harga produksi ekonomi ada berbagai kesulitan yang menghadang  yaitu:

  1. Jika peserta didik tamat, belum tentu ia segera bekerja;
  2. Selama menunggu untuk mendapatkan pekerjaannya maka ia memutuskan untuk bekerja seadanya dengan penghasilan yang tidak tetap;
  3. Kalaupun lulusan membuat usaha sendiri dengan modal seadanya, penghasilan tiap bulan tidak mungkin teratur;
  4. Kalaupun lulusan bisa bekerja dengan penghasilan tetap tiap bulan sangat mungkin dia mencari tambahan penghasilan di luar untuk meningkatkan nafkahnya;
  5. Bila bekerja disektor swasta, penghasilannya sulit dihitung sebab upah atau gaji perusahaan bervariasi;
  6. Kalaupun lulusan ini bisa bekerja dengan penghasilan tiap bulan maka dia mencari tambahan di luar untuk meningkatkan nafkahnya.

Dengan demikian fungsi produksi ekonomi akan bisa diaplikasikan dengan baik jika ada jaminan bahwa peserta didik segera bekerja setelah lulus sebagai Pegawai dengan gaji yang cukup sehingga tidak mencari tambahan pekerjaan di luar.  Fungsi produksi ekonomi bertalian erat dengan  marketing di dunia pendidikan. Menurut Mutrofin (1996) dalam Pidarta (2007:254), menyatakan bahwa negara-negara maju hubungannya antara pendidikan dengan pembangunan ekonomi sangatlah jelas, di mana sistem pendidikan diorientasikan kepada kebutuhan ekonomi yang didasari pada teknologi tinggi, fleksibilitas dan mobilitas angkatan kerja. Dalam masa pembangunan dinegara kita sekarang ini pengembangan ekonomi mendapat tempat strategis, dengan munculnya link and match, kebijaksanaan ini meminta dunia pendidikan menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang sesuai dengan pasaran kerja, mencakup mutu, dan jumlah serta jenisnya.

E. Efisiensi dan Efektivitas Dana Pendidikan

Penggunaan dana pendidikan disebut efisien  apabila dana yang digunakan sesuai atau lebih kecil daripada yang telah direncanakan dan menghasilkan layanan-layanan serta produksi pendidikan yang sama atau melebihi rencana semula. Adapaun faktor utama dalam menentukan tingkat keefisienannya adalah penggunaan uang, proses kegiatan dalam pendidikan, dan hasil kegiatan yang telah dilakukan. Sedangkan penggunaan dana disebut efektif apabila dengan dana tersebut tujuan pendidikan yang telah direncanakan semula dapat dicapai dengan kuantitas dan kualitas yang sama atau melebihi dari yang direncanakan. Adapun prinsip umum menilai keefektifan adalah:

  1. Berkaitan dengan problem tujuan dan alat memproses input untuk menjadi output. Tujuan atau output harus tepat dengan kriteria;
  2. Sistem yang dibandingkan harus sama, kecuali alat pemrosesnya. Misalnya yang harus sama atau homogen adalah tingkat pendidikan, kemampuan anak, dan sosial ekonomi;
  3. Mempertimbangkan semua output utama. Output utama pendidikan adalah jumlah siswa yang lulus, kualitas lulusan, yang dinilai ketika meluluskan mencakup: kognisi, afeksi, dan psikomotorik yang penilaiannya bersifat kontinu;
  4. Korelasi diharapkan bersifat kausalitas, yaitu korelasi antara cara memproses dengan output harus bersifat kausalitas.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Faktor ekonomi dalam dunia pendidikan bukan sebagai pemegang peran yang utama, melainkan sebagai pemeran yang cukup menentukan keberhasilan pendidikan sebab dengan ekonomi yang memadai dapat memenuhi semua fasilitas dan aktivitas dunia pendidikan. Faktor yang paling menentukan kehidupan dan kemajuan pendidikan adalah dedikasi, keahlian, keterampilan pengelola dan guru  serta dosen dalam setiap lembaga pendidikan.

Fungsi ekonomi pendidikan menunjang kelancaran proses pendidikan dan sebagai bahan pengajaran ekonomi untuk membentuk manusia ekonomi yaitu manusia yang dalam kehidupan sehari-harinya memiliki kemampuan dan kebiasaan, seperti: memiliki etos kerja, tidak bekerja setengah- setengah, produktif, dan bisa hidup efisien/hemat.

Tiap lembaga pendidikan diupayakan mampu menghidupi diri sendiri, dengan cara mencari sumber- sumber dana tambahan sebanyak mungkin guna memajukan dunia pendidikan dan dalam Penggunaan dana pendidikan haruslah secara profesional dan efisien serta efektif selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam upaya membentuk sumber daya manusia yang produktif, maka sistem pendidikan, struktur kurikulum, serta jenis pendidikan diatur kembali  selanjutnya biaya pendidikan ditingkatkan.

B. Saran

Penulis menyarankan agar makalah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa untuk memahami lebih mendalam tentang pengorganisasian dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Relasi Ekonomi dan Pendidikan. http://download.portalgaruda.org. Diakses pada 27 Oktober 2024.

Gunawan, Imam. Landasan Ekonomi. The Learning University, Universitas Negeri Malang. http://fip.um.ac.id. Diakses pada 27 Oktober 2024.

Noer, Ani. 2009. Landasan Ekonomi dlam Pendidikan.  Makalah. Universitas Negeri Semarang. http://ktp09001.file.wordpress.com. Diakses pada 27 Oktober 2024.

Download Contoh Makalah Landasan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Pendidikan.docx