Makalah Masa Revolusi Kemerdekaan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Masa Revolusi Kemerdekaan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Masa Revolusi Kemerdekaan ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Masa Revolusi Kemerdekaan ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Masa Revolusi Kemerdekaan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, April 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Revolusi Nasional Indonesia adalah sebuah konflik bersenjata dan pertentangan diplomasi antara Republik Indonesia yang baru lahir melawan Kerajaan Belanda yang dibantu oleh pihak Sekutu, diwakili oleh Inggris. Rangkaian peristiwa ini terjadi mulai dari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Kerajaan Belanda pada 29 Desember 1949. Meskipun demikian, gerakan revolusi itu sendiri telah dimulai pada tahun 1908, yang saat ini diperingati sebagai tahun dimulainya kebangkitan nasional Indonesia.

Selama sekitar empat tahun, beberapa peristiwa berdarah terjadi secara sporadis. Selain itu terdapat pula pertikaian politik serta dua intervensi internasional. Dalam peristiwa ini pasukan Belanda hanya mampu menguasai kota-kota besar di pulau Jawa dan Sumatera, namun gagal mengambil alih kendali di desa dan daerah pinggiran. Karena sengitnya perlawanan bersenjata serta perjuangan diplomatik, Belanda berhasil dibuat tertekan untuk mengakui kemerdekaan Indonesia. Revolusi ini berujung pada berakhirnya pemerintahan kolonial Hindia Belanda dan mengakibatkan perubahan struktur sosial di Indonesia, di mana kekuasaan raja-raja mulai dikurangi atau dihilangkan. Peristiwa ini dikenal dengan “revolusi sosial”, yang terjadi di beberapa bagian di pulau Sumatera.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan dalam makalah ini adalah peristiwa-peristiwa apa saja yang terjadi selama masa revolusi kemerdekaan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Datangnya Sekutu dan NICA ke Indonesia

Meskipun begitu, situasi Belanda pada saat itu lemah setelah diamuk Perang Dunia Kedua di Eropa dan baru bisa mengatur kembali militernya pada awal 1946. Jepang dan kekuatan sekutu lainnya enggan menjadi pelaksana tugas pemerintahan di Indonesia. Sementara Amerika Serikat sedang fokus bertempur di kepulauan Jepang, Indonesia diletakkan di bawah kendali seorang laksamana dari Angkatan Laut Britania Raya, Laksamana Earl Louis Mountbatten, Panglima Tertinggi Sekutu untuk Komando Asia Tenggara.

Enklaf-enklaf Sekutu muncul di Kalimantan, Morotai, dan beberapa bagian di Irian Jaya; para pegawai sipil Belanda telah kembali ke daerah-daerah tersebut. Di area yang dikuasa angkatan laut Jepang, kedatangan pasukan Sekutu segera saja menghentikan aksi-aksi revolusioner, di mana tentara Australia (diikuti pasukan Belanda dan pegawai-pegawai sipilnya), dengan cepat menguasai daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai Jepang, kecuali Bali dan Lombok. Karena tidak adanya perlawanan berarti, dua divisi tentara Australia dengan mudah menguasai beberapa daerah di bagian Timur Indonesia.

Inggris ditugaskan untuk mengatur kembali jalannya pemerintahan sipil di Jawa. Belanda mengambil kesempatan ini untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonial lewat NICA dan terus mengklaim kedaulatan atas Indonesia. Meskipun begitu, tentara Persemakmuran belum mendarat di Jawa sampai September 1945. Tugas mendesak Lord Mountbatten adalah pemulangan 300,000 orang Jepang dan membebaskan para tawanan perang. Ia tidak ingin (dan tidak berdaya) untuk memperjuangkan pengembalian Indonesia pada Belanda. Tentara Inggris pertama kali mendarat di Medan, Padang, Palembang, Semarang, dan Surabaya pada bulan Oktober.

Dalam usaha menghindari bentrokan dengan orang-orang Indonesia, komandan pasukan Inggris Letjen Sir Philip Christison, mengirim para prajurit Belanda yang dibebaskan ke Indonesia Timur, dimana pendudukan kembali Belanda berlangsung mulus. Tensi memuncak saat tentara Inggris memasuki Jawa dan Sumatera, bentrokan pecah antara kaum republikan melawan para “musuh negara”, seperti tawanan Belanda, KNIL, orang Tionghoa, orang-orang Indo dan warga sipil Jepang.

B. Peristiwa-peristiwa Heroik

1. Penyobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya

Tanggal 18 September 1945, beberapa orang menuju menara hotel dan langsung merobek bendera Belanda hingga tersisa merah putih untuk dinaikkan lagi. Peristiwa ini pun berakibat bentrok di kemudian harinya, yakni pada tanggal 27 Oktober. Lalu dilanjutkan dengan ultimatum Inggris di tanggal 10 November dan kemudian pecahlah perang yang heroik itu.

2. Tindakan Heroik di Kalimantan

Di Kalimantan dukungan Proklamasi Kemerdekaan dilakukan dengan berdemokrasi, pengibaran Bendera Merah-Putih dan mengadakan rapat-rapat. Pada 14 November 1945 dengan beraninya sekitar 8.000 orang berkumpul di kompleks NICA dengan mengarak Bendera Merah-Putih.

3. Peristiwa Merah Putih di Manado

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 14 Februari 1946 di Manado. Para pemuda Manado bersama laskar rakyat dari barisan pejuang melakukan perebutan kekuasaan pemerintahan di Manado, Tomohon, dan Minahasa. Sekitar 600 orang pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditahan. Adapun latar belakang dari peristiwa ini yaitu keinginan pemuda untuk merebut kembali kekuasaan di seluruh Manado yang berada di tangan Belanda.

4. Tindakan Heroik di Papua

Pada tanggal 14 Maret 1948 para pemuda Papua menyerang NICA dan Tangsi Sorido. Namun serangan itu gagal dan dua orang pemimpinnya dibunuh dan yang lainnya dipenjara seumur hidup.

5. Pertempuran 10 November 1945

Peristiwa ini bermula dari insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato. Lalu setelah itu pecah konflik-konflik kecil yang berujung pada tewasnya salah satu jenderal sekutu bernama Mallaby. Sekutu pun akhirnya mengeluarkan ultimatum untuk melumat Surabaya dan orang-orangnya. Bukannya gentar, rakyat malah membusungkan dadanya untuk melawan penjajah. Diawali dengan pekik pidato Bung Tomo yang membahana dan melecutkan semangat juang, akhirnya pecah sudah perang paling heroik ini. Banyak dari para pemuda dan rakyat Surabaya yang gugur kala itu. Dan untuk mengenang perjuangan ini maka tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.

C. Agresi Militer Belanda I dan Militer Belanda II

1. Agresi Militer Belanda I

Pada tengah malam 20 Juli 1947, Belanda meluncurkan serangan militer yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda I (Operatie Product), dengan tujuan utama menghancurkan kekuatan republikan. Aksi militer ini melanggar perjanjian Linggarjati, dan dianggap pemerintah belanda sebagai aksi polisionil untuk penertiban dan penegakkan hukum. Pasukan Belanda berhasil memukul pasukan Republikan dari Sumatera serta Jawa Barat dan Jawa Timur. Republikan kemudian memindahkan pusatnya ke Yogyakarta. Pasukan Belanda juga menguasai perkebunan di Sumatera, instalasi minyak dan batu bara, serta pelabuhan-pelabuhan besar di Jawa.

2. Agresi Militer Belanda II

Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak (Operatie Kraai) terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara. Pada hari pertama Agresi Militer Belanda II, mereka menerjunkan pasukannya di Pangkalan Udara Maguwo dan dari sana menuju ke Ibukota RI di Yogyakarta. Kabinet mengadakan sidang kilat. Dalam sidang itu diambil keputusan bahwa pimpinan negara tetap tinggal dalam kota agar dekat dengan Komisi Tiga Negara (KTN) sehingga kontak-kontak diplomatik dapat diadakan.

D. Perjuangan Melalui Perundingan

Salah satu bentuk perjuangan bangsa Indonesia adalah berusaha menarik dukungan internasional lewat PBB. Para pimpinan Indonesia berusaha memengaruhi dunia agar peduli terhadap perjuangan mempertahankan kemerdekaan sekaligus mendapat dukungan serta pengakuan atas kedaulatan Republik Indonesia. Para pimpinan Indonesia menyadari bahwa PBB merupakan organisasi internasional yang mempunyai pengaruh besar terhadap dunia. Oleh karena itu, mereka memanfaatkan PBB agar menggunakan peran dan pengaruhnya dalam menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda. Perjuangan menarik dukungan lewat PBB ditempuh melalui dua bentuk, yaitu sebagai berikut:

  1. Perjuangan para pemimpin Indonesia dalam sidang-sidang PBB.
  2. Perjuangan menarik dukungan negara-negara lain agar turut memperjuangkan Indonesia dalam sidang-sidang PBB.

Perjuangan menarik dukungan internasional menampakkan hasilnya. Banyak negara di dunia, terutama negara-negara di Asia yang menaruh simpati atas masalah yang dihadapi Indonesia. Usulan penyelesaian masalah Indonesia-Belanda disampaikan melalui PBB. PBB ternyata cukup respek terhadap tugasnya menyelesaikan konflik di Indonesia. Buktinya, PBB telah mengirimkan Komisi Jasa Baik (Committer of God Office) yang dikenal sebagai Komisi Tiga Negara (KTN) pada peristiwa agresi militer pertama Belanda dan membentuk United Nations Commisions for Indonesia (UNCI) ketika terjadi agresi militer kedua.

1. Peranan PBB melalui KTN

Agresi militer pertama Belanda di Indonesia mendatangkan reaksi keras dari dunia internasional. Wakil-wakil India dan Australia di PBB mengajukan resolusi agar persoalan Indonesia dibahas dalam Dewan Keamanan PBB. Resolusi tersebut mendapat tanggapan positif PBB dengan menjadikan masalah Indonesia sebagai salah satu agenda pembicaraannya. Pada 1 Agustus 1947 Dewan Keamanan PBB memerintahkan kepada Indonesia dan Belanda untuk menghentikan tembak menembak. Hal itu ditindaklanjuti dengan pengumuman gencatan senjata oleh kedua pihak yang bertikai sejak 4 Agustus 1947.

Pelaksanaan gencatan senjata akan diawasi oleh suatu Komisi Konsuler yang beranggotakan beberapa Konsul Jendral di Indonesia. Komisi Konsuler itu diketuai oleh Konsul Jendral Amerika Serikat, Dr. Walter Foote dan beranggotakan Konsul Jendral Cina, Belgia, Prancis, Inggris, dan Australia. Namun, meskipun telah ada gencatan senjata, dalam kenyataannya Belanda masih terus berusaha memperluas wilayahnya. Pelanggaran ini dilaporkan Komisi Konsuler (pengawas gencatan senjata Indonesia-Belanda) kepada PBB. Laporan ini ditanggapi Dewan Keamanan PBB dengan membentuk sebuah Komisi Jasa Baik yang terkenal sebagai Komisi Tiga Negara (KTN). Komisi Tiga Negara terdiri atas tiga negara berikut ini.

  • Australia diwakili Richard Kibry yang dipilih mewakili kepentingan Indonesia.
  • Belgia diwakili Paul van Zeeland yang dipilih mewakili kepentingan Belanda.
  • Amerika Serikat dipilih Australia dan Belgia sebagai pihak netral dan wakilnya, Dr. Frank Graham.

Pada 27 Oktober 1947 KTN tiba di Jakarta untuk memulai pekerjaannya. KTN kemudian berhasil melakukan pendekatan-pendekatan terhadap pihak-pihak yang bertikai. Sejak 8 Desember 147 sampai 17 Januari 1948 wakil-wakil Indonesia dan Belanda bisa duduk bersama melakukan dialog dalam Perundingan Renville. Dilangsungkan Perundingan Renville menandai berakhirnya akibat agresi militer pertama Belanda.

2. Peranan PBB melalui UNCI

Ketika Belanda melancarkan agresi militer yang kedua pada 19 Desember 1948, dunia internasional langsung mengecam tindakan tersebut. Birma dan India kemudian memprakarsai penyelenggaraan Konferensi Asia di New Delhi pada 20-23 Januari 1949. Konferensi yang dihadiri sejumlah negara Asia, Afrika, Dan Australia itu menghasilkan resolusi yang disampaikan kepada PBB. Keesokan harinya Dewan Keamanan PBB langsung melakukan sidang yang membahas resolusi tersebut.

E. Pengakuan Tanggal Kemerdekaan Indonesia oleh Belanda

Pengakuan tanggal kemerdekaan Indonesia oleh Belanda adalah peristiwa di mana Belanda akhirnya mengakui bahwa kemerdekaan Indonesia adalah tanggal 17 Agustus 1945 sesuai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia, bukan tanggal 27 Desember 1949 saat soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Pengakuan ini baru dilakukan pada 16 Agustus 2005, sehari sebelum peringatan 60 tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia, oleh Menlu Belanda Bernard Rudolf Bot dalam pidato resminya di Gedung Deplu. Pada kesempatan itu, Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menlu Hassan Wirajuda. Keesokan harinya, Bot juga menghadiri Upacara Kenegaraan Peringatan Hari Ulang Tahun ke-60 Kemerdekaan RI di Istana Negara, Jakarta. Langkah Bot ini mendobrak tabu dan merupakan yang pertama kali dalam sejarah.

Pada 4 September 2008, juga untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang Perdana Menteri Belanda, Jan Peter Balkenende, menghadiri Peringatan HUT Kemerdekaan RI. Balkenende menghadiri resepsi diplomatik HUT Kemerdekaan RI ke-63 yang digelar oleh KBRI Belanda di Wisma Duta, Den Haag. Kehadirannya didampingi oleh para menteri utama Kabinet Balkenende IV, antara lain Menteri Luar Negeri Maxime Jacques Marcel Verhagen, Menteri Hukum Ernst Hirsch Ballin, Menteri Pertahanan Eimert van Middelkoop, dan para pejabat tinggi kementerian luar negeri, parlemen, serta para mantan Duta Besar Belanda untuk Indonesia.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa Revolusi di Indonesia (1945-1950) adalah sepenggal episode dalam perjalanan sejarah Indonesia modern dengan periode yang paling singkat karena berlangsung hanya dalam waktu lima tahun saja, bila dibandingkan dengan periode-periode yang lain dalam perjalanan sejarah modern Indonesia seperti masa kerajaan Islam, kolonialisme barat dan pergerakan nasional yang terjadi dalam kurun waktu cukup panjang.

Walaupun berlangsung dalam periode yang singkat namun selama masa revolusi banyak terjadi peristiwa-peristiwa penting berkenaan dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan, karena ada upaya dari Belanda untuk kembali menduduki Indonesia dengan cara mendompleng Sekutu.

B. Saran

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia harus kita pertahankan, sebagai generasi muda Indonesia selayaknya kita mempertahankan hasil perjuangan ini melalui cara yang sesuai dengan bidang yang kita geluti.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Nasional_Indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Agresi_Militer_Belanda_I

https://id.wikipedia.org/wiki/Agresi_Militer_Belanda_II

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengakuan_tanggal_kemerdekaan_Indonesia_oleh_Belanda

Download Contoh Makalah Masa Revolusi Kemerdekaan.docx