KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Novel ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Makalah Novel ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Novel ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Novel ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, November 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadirnya suatu karya sastra tentunya agar dinikmati oleh para pembaca. Untuk dapat menikmati sebuah karya sastra secara baik diperlukan seperangkat pengetahuan akan karya sastra. Tanpa pengetahuan yang cukup penikmatan akan sebuah karya sastra hanya bersifat dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang tepat. Dalam dunia fiksi kadang ada sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal sehat, karena seorang pengarang menggunakan imajinasinya untuk diwujudkan dalam karya sastra. Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa karya sastra merupakan sebuah bentukan dari proses imajinatif pengarang dalam mengapresiasi untuk menjadi sesuatu yang estetik.
Di kalangan remaja karya sastra yang paling diminati biasanya karya sastra berbentuk prosa terutama novel. Novel merupakan karya prosa fiksi yang ditulis secara naratif (dalam bentuk cerita). Kata novel berasal dari bahasa Italia “novella” yang berarti sebuah kisah atau sepotong berita. Selain dari bahasa Italia novel juga berasal dari bahasa Latin yaitu “novellus” yang diturunkan dari kata “novies” yang berarti baru.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Novel menceritakan suatu kejadian luar biasa dari kehidupan tokoh. Dikatakan luar biasa karena dari kejadian itu, lahir suatu konflik yang menimbulkan pergolakan jiwa para tokohnya sehingga mengubah jalan hidupnya.
Dalam membaca novel, agar pembaca dapat menikmati dan memahami isi dan jalan cerita di dalamnya diperlukan pengetahuan mengenai unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah novel yang sering disebut dengan unsur intrinsik. Unsur intrinsik tersebut meliputi tema, tokoh, alur, setting, sudut pandang, dan amanat. Dengan begitu, pembaca akan lebih mudah menangkap maksud dan makna yang ingin disampaikan oleh pengarang.Oleh sebab itu, jika pembaca dapat memahami dengan tepat unsur intrinsik dari sebuah novel yang dibaca, maka pembaca dapat menikmati novel tersebut dengan baik karena pembaca telah mengerti makna dan jalan cerita pada sebuah novel yang dibaca.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian novel?
- Bagaimana ciri-ciri novel?
- Bagaimana penggolongan novel?
- Apa saja unsur-unsur novel?
- Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam novel?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Novel
Dari sekian banyak bentuk sastra seperti esai, puisi, novel, cerpen (cerita pendek), drama, bentuk novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca oleh para pembaca. Karya-karya modern klasik dalam kesusastraan, kebanyakan juga berisi karya-karya novel. Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan.
Pendapat demikian memang benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu. Novel adalah novel syarat utamanya adalah bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya.
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola -pola. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi sosial, sedang novel hiburan cuma berfungsi personal.
Novel berfungsi sosial lantaran novel yang baik ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia. Sedangkan novel hiburan tidak memedulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang mau cepat-cepat membacanya. Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda.
B. Ciri-ciri Novel
1. Ciri-ciri novel secara umum
- Jumlah katanya lebih dari 35.000 kata.
- Terdiri dari setidaknya 100 halaman.
- Waktu untuk membaca novel setidaknya 2 jam atau 120 menit.
- Ceritanya lebih dari satu impresi, efek, dan emosi.
- Alur ceritanya cukup kompleks.
- Seleksi ceritanya luas.
- Ceritanya panjang, tapi banyak kalimat yang diulang-ulang.
- Ditulis dengan narasi kemudian didukung dengan deskripsi untuk menggambarkan suasanya yang ada di dalamnya.
2. Ciri-ciri novel terjemahan
- Menonjolkan watak dan perilaku tokoh berdasarkan latar belakang sosial budaya asing karya novel tersebut diciptakan.
- Nama-nama tokohnya tidak begitu familier.
- Latar tempatnya tidak berada di Indonesia.
- Bahasanya tidak mendayu-dayu.
3. Ciri-ciri novel angkatan 20 dan 30-an
- Bertema masalah adat dan kawin paksa.
- Umumnya berisi kritikan terhadap adat lama.
- Tokoh yang diceritakan dari muda hingga meninggal dunia.
- Bahasanya kaku dan statis.
- Bahasanya sangat santun.
- Konflik yang dialami para tokoh kebanyakan disebabkan perselisihan dalam memilih nilai kehidupan (barat dan timur).
- Menggunakan kata-kata yang berlebihan.
4. Ciri-ciri novel remaja
Kebanyakan bertema tentang pertemanan atau persahabatan dan percintaan.Bahasa yang digunakan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh remaja.
C. Penggolongan Novel
Berdasarkan unsur intrinsiknya, novel dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Novel plot
Novel plot adalah novel yang mengutamakan struktur cerita berupa perkembangan kejadian atau urutan peristiwa. Oleh karena lebih mengutamakan penggambaran tentang peristiwa, novel ini banyak menghadirkan kejutan dan ketegangan.Contoh: Novel Surapati karya Abdul MoeisKota Jakarta pada tahun 1680. Mau tidak mau, kenangan sejarah membawa kita kepada zaman enam puluh tahu di muka itu, yaitu kepada pendudukan Jakarta oleh belanda, yang mengganti namanya menjadi Batavia.
2. Novel watak
Novel watak atau novel karakter adalah novel yang mengutamakan penggambaran watak atau karakter tokoh-tokohnya, misalnya: penakut, pemalas, humoris, pemarah, mudah putus asa, tidak tetap pendirian atau berkecil hati.Contoh: Novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis.Dari dalam gang sirih wetan seorang anak kecil yang lebih besar dan kuat dari ketiga anak yang sedang bermain-main itu datang keluar. Langkahnya dan sikapnya menunjukkan dia si jago anak-anak sebaya dia di kampung itu.
3. Novel tematis
Novel tematis adalah novel yang mengutamakan tema atau pokok permasalahan yang dibahas sehingga digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu:
- Novel politik, lebih mengutamakan permasalahan dalam dunia politik pemerintahan, misalnya “Maut dan Cinta” karya Mochtar Lubis.
- Novel agama, lebih mengutamakan pembahasan tentang keagamaan dengan berbagai permasalahan yang melingkupinya, misalnya “Kemarau” karya A.A. Navis.
- Novel sosial lebih mengutamakan pembahasan tentang kehidupan kemasyarakatan sebagai dunia yang beragam (heterogen), misalnya “Bako” karya Darman Moenir.
D. Unsur-unsur Novel
Unsur yang terdapat pada novel terbagi atas unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik yaitu unsur yang membangun novel tersebut dan langsung berada dalam novel tersebut. Unsur ekstrinsik yaitu unsur yang berada di luar novel tersebut dan tidak memiliki hubungan dengan novel tersebut.
1. Tema
Tema merupakan ide pokok dalam cerita novel. Tema dalam novel dapat menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia, contohnya kasih sayang, keputusasaan, kekuasaan, dan sebagainya.
2. Penokohan
Penokohan merupakan salah satu cara seorang novelis menggambarkan dan mengembangkan karakter dalam sebuah cerita. Dalam menggambarkan karakter tokoh, pengarang dapat menyebutkan langsung seperti gambaran fisik dan tingkah laku, lingkungan, cara bicara, jalan pikiran serta melalui penggambaran oleh tokoh lain.
3. Alur
Alur merupakan suatu rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya cerita. Terbagi atas 2 yaitu, alur maju (progresif) yakni apabila peristiwa tersebut bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis. Alur mundur (flash back progressif) terjadi karena adanya peristiwa dahulu yang berkaitan langsung.
4. Gaya Bahasa
- Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang menggambarkan benda-benda mati dengan memberikan macam sifat manusia.
- Simile (perumpamaan), yaitu gaya bahasa yang menggambarkan dengan cara mengibaratkan.
- Hiperbola, yaitu gaya bahasa yang mendeskripsikan sesuatu secara berlebihan dengan tujuan memberikan efek berlebihan pada suatu cerita.
5. Latar/setting
Latar (setting) merupakan tempat, waktu, dan suasana pada cerita dalam novel yang dialami oleh tokoh. Misalnya, di tepi hutan, di sebuah desa, pada suatu waktu, pada zaman dahulu, di kala senja, dan sebagainya.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan cara penempatan diri pengarang dan juga cara pengarang memperlihatkan berbagai macam kejadian dalam cerita yang dipaparkan.
7. Amanat
Amanat merupakan pesan yang terdapat dalam sebuah novel. Amanat dalam novel tersimpan rapi, sehingga untuk mendapatkan amanat tersebut pembaca harus menuntaskan novel yang dibaca.
E. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Novel
1. Nilai sosial
Nilai sosial ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami kehidupan manusia lain.
2. Nilai etik
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri yaitu novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya, novel-novel demikian yang dicari dan dihargai oleh para pembaca yang selalu ingin belajar sesuatu dari seorang pengarang untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia.
3. Nilai hedonis
Nilai hedonis ini yang bisa memberikan kesenangan kepada pembacanya sehingga pembaca ikut terbawa ke dalam cerita novel yang diberikan.
4. Nilai koleksi
Novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang harus membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan.
5. Nilai kultural
Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban masyarakat, sehingga pembaca dapat mengetahui kebudayaan masyarakat lain daerah.
6. Nilai spirit
Nilai sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang sikap hidup dan kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca mendapatkan kepribadian yang tangguh percaya akan dirinya sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur intrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realitas kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut.
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan.
Unsur yang terdapat pada novel terbagi atas unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik yaitu unsur yang membangun novel tersebut dan langsung berada dalam novel tersebut. Unsur ekstrinsik yaitu unsur yang berada di luar novel tersebut dan tidak memiliki hubungan dengan novel tersebut.
B. Saran
Sebagai seseorang yang bergelar sarjana sastra, hendaknya dapat menciptakan banyak karya sastra, terutama novel. Dimulai dengan seringnya berlatih menulis serta membaca berbagai buku bacaan yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
http://rafitaranimarenti.blogspot.co.id/2012/01/makalah-novel.html
http://www.ilmudasar.com/2017/04/Pengertian-Ciri-Jenis-dan-Unsur-Novel-adalah.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Novel