KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Peradaban Awal Masyarakat di Dunia ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Sejarah Indonesia yang berjudul Makalah Peradaban Awal Masyarakat di Dunia ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Peradaban Awal Masyarakat di Dunia ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Peradaban Awal Masyarakat di Dunia ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, Oktober 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peradaban awal masyarakat di dunia memiliki latar belakang yang sangat beragam, tergantung pada wilayah geografis dan kondisi alam di mana masyarakat tersebut tinggal. Namun, secara umum, peradaban awal ini dimulai pada masa prasejarah, ketika manusia masih hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang berburu dan mengumpulkan makanan.
Seiring waktu, manusia mulai mengembangkan teknologi dan pengetahuan yang memungkinkan mereka untuk bercocok tanam, membangun perumahan, dan membuat perkakas dari logam dan batu. Kemudian, munculah peradaban-peradaban awal yang menjadi cikal bakal peradaban-peradaban besar di dunia saat ini.
Di Asia Tenggara, peradaban awal masyarakat dimulai pada zaman neolitikum sekitar 10.000 SM, di mana manusia sudah mulai mengenal bercocok tanam dan berdomestikasi hewan. Sementara itu, di Mesir kuno, peradaban awal dimulai pada sekitar 3000 SM, ketika masyarakat mulai membangun piramida dan menulis hieroglif.
Di Eropa, peradaban awal dimulai pada masa Zaman Perunggu sekitar 3000 SM, di mana masyarakat sudah mengenal teknologi untuk membuat peralatan dan senjata dari logam. Di Amerika Selatan, peradaban awal dimulai pada sekitar 2500 SM, di mana masyarakat Inca dan Aztec membangun piramida dan sistem irigasi yang kompleks.
Secara umum, peradaban awal masyarakat di dunia terus berkembang dan mengalami perubahan seiring waktu, terutama dengan munculnya perdagangan internasional dan eksplorasi wilayah baru oleh bangsa-bangsa besar seperti Romawi, Viking, dan Mongol. Peradaban-peradaban awal tersebut menjadi cikal bakal dari peradaban-peradaban modern yang kita kenal saat ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Peradaban Awal Masyarakat di Dunia ini adalah sebagai berikut:
- Bagaimana peradaban Lembah Indus?
- Bagaimana peradaban Gangga?
- Bagaimana peradaban lembah Sungai Kuning (Cina)?
- Bagaimana peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris (Mesopotamia)?
- Bagaimana peradaban Lembah Sungai Nil (Peradaban Mesir Kuno)?
- Bagaimana peradaban Yunani Kuno (Sparta dan Athena)?
- Bagaimana peradaban Romawi Kuno?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Peradaban Awal Masyarakat di Dunia ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui peradaban Lembah Indus.
- Untuk mengetahui peradaban Gangga.
- Untuk mengetahui peradaban lembah Sungai Kuning (Cina).
- Untuk mengetahui peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris (Mesopotamia).
- Untuk mengetahui peradaban Lembah Sungai Nil (Peradaban Mesir Kuno).
- Untuk mengetahui peradaban Yunani Kuno (Sparta dan Athena).
- Untuk mengetahui peradaban Romawi Kuno.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peradaban Lembah Indus
Peradaban Lembah Indus berada di India pada masa lalu dan sekarang berada di kawasan negara Pakistan. Kebudayaan Indus (Sindhu) berlangsung 3000 SM – 1000 SM, wujudnya berupa kota kuno Mohenjo Daro dan Harappa. Kebudayaan Indus ini didukung oleh orang-orang Dravida yang berhidung pesek, berambut hitam dan keriting. Kebudayaan Indus berhasil diteliti oleh seorang arkeolog Inggris, Sir John Marshal, yang dibantu Banerji (orang India). Dari hasil temuannya dapat disimpulkan sebagai berikut.
- Kota Mohenjo Daro dan Harappa dibangun berdasarkan pola kota terencana yang modern.
- Terdapat bangunan besar sebagai tempat pertemuan rakyat.
- Rumah-rumah dibuat dari batu bata.
- Jalan-jalan dibuat lebar-lebar.
- Saluran air dibuat sesuai perencanaan kota modern.
- Ditemukan bekas permandian.
- Ditemukan perhiasan kalung emas dan perak dihias dengan permata.
- Ditemukan senjata yang terbuat dari batu dan tembaga.
Mata pencahariannya adalah bercocok tanam, yang dibuktikan dari adanya cangkul, kapak, dan patung Dewi Ibu yang dianggap lambang kesuburan. Hasil pertaniannya adalah gandum dan kapas. Pada saat itu, sudah ada saluran irigasi untuk mencegah banjir serta untuk pengairan sawah-sawah rakyat. Dalam perdagangan terlihat adanya hubungan dengan Sumeria di Lembah Eufrat dan Tigris, yang diperdagangkan adalah keramik dan permata.
Kepercayaannya adalah menyembah banyak dewa (politeisme) serta segala sesuatu yang dianggap keramat. Contohnya adalah pohon pipal dan beringin yang oleh umat Buddha dianggap pohon suci, binatang yang dipuja adalah gajah dan buaya.
B. Peradaban Gangga
Pendukung kebudayaan Gangga adalah orang-orang Arya. Mereka berasal dari sekitar Laut Kaspia yang datang memasuki India sekitar 2000 SM di daerah India Utara. Akibat kedatangan bangsa Arya, bangsa Dravida terdesak dan menyingkir ke India Selatan. Namun, tidak dapat dihindari adanya percampuran budaya yang akhirnya melahirkan hinduisme.
Bangsa Arya menjadi pendukung kebudayaan Gangga dan menguasai daerah subur di sekitar Sungai Gangga bahkan seluruh daerah di sekitar Lembah Indus. Mereka menyebutnya sebagai daerah Arya Warta atau daerah Hindustan, artinya tanah orang Hindu. Daerahnya meliputi sekitar Sungai Gangga, Lembah Yamuna, serta Lembah Indus. Untuk membatasi adanya percampuran ras, maka diciptakanlah Kasta serta kewajiban sattie (wanita ikut suami di waktu upacara pembakaran mayat). Perkawinan antarkasta menjadi salah satu penyebab seseorang dikeluarkan dari kasta. Orang Arya berada pada kasta brahmana, ksatria, dan sedikit pada kasta waisya. Merekalah yang menulis kitab suci Weda.
C. Peradaban Lembah Sungai Kuning (Cina)
Sungai Hoang Ho jika banjir warna lumpurnya kuning, itulah sebabnya mengapa disebut Sungai Kuning. Penelitian Prof. Davidson Black memastikan kebudayaan kuno Cina di Lembah Sungai Hoang Ho yang pendukungnya ditemukan di Gua Chau Kuo Tien, yakni Sinathropus pekinensis. Kesimpulan dari hasil penelitiannya adalah.
- pendukung kebudayaan lembah Hoang-Ho adalah Sinanthropus pekinensis (manusia kera dari Cina);
- ditemukan barang tembikar berupa cambung berkaki pejal (ting), cambung berongga (li), dan jambangan tempat abu suci;
- mengenal tulisan kuno Cina, yakni tulisan gambar lambang apa yang ditulis;
- ditemukan alat pahat, kapak pemukul, dan alat tulang berupa jepitan rambut dan jarum;
- orang Cina rajin mempelajari astronomi sehingga muncul penanggalan;
- kepercayaannya menyembah banyak dewa, misalnya, dewa Shangti adalah dewa langit, dewa hujan, dewa panen, dan dewa tertinggi yang diwakili Kaisar Cina.
Ahli filsafat Cina Kung Fu Tse mengajarkan kongfusionisme. Ia adalah seorang ahli pemikir, guru, dan negarawan yang ajarannya adalah pemerintahan dan keluarga. Menurutnya, negara yang baik adalah jika raja menjadi raja, menteri menjadi menteri, anak menjadi anak. Mereka harus menjalankan tugas masing-masing sehingga pemerintahan berjalan baik. Jika perbuatan manusia disertai kebajikan (te), akan menimbulkan susunan teratur (li), baik masyarakat negara maupun agama. Menurut J. Toynbee, pemerintahan Cina Kuno dimulai sejak 3000 SM, sebagai raja tertua adalah Huang Ti yang bijaksana. Kebesaran Cina tergantung pada kemampuan memanfaatkan sungai Hoang Ho dan Sungai Yang Tse Kiang yang teorinya disebut “Challenge and Response”, yaitu hukum tantangan dan jawaban. Berdasarkan cerita kuno, ada tiga zaman raja yakni Yi Sui Yen, Fu Shi, Shen Nung, dan lima kaisar, yakni Huang Ti, Yao, Shun, Yin, dan Lui Tsu. Sesudah itu Cina diperintah oleh dinasti-dinasti.
D. Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris (Mesopotamia)
- Peradaban Sumeria
Orang-orang Sumeria mendirikan kekuasaannya sekitar tahun 3000 SM di dekat Sungai Eufrat yang berpusat di Ur. Bentuk pemerintahannya adalah kerajaan. Rajanya bergelar Patesi dan berkuasa mutlak. Raja merangkap kepala agama, kepala militer, dan memegang kekuasaan ekonomi negara. Mata pencahariannya bercocok tanam. Bangsa Sumeria mengikat hubungan dagang dengan bangsa Akadia yang banyak menghasilkan kayu dan batu sebagai bahan bangunan. Untuk memperlancar perdagangan dibuat jalan kafilah, yakni jalan dagang yang menghubungkan antara Sumeria-Akadia melalui Teluk Persia dengan pantai timur Laut Tengah.
Sistem kepercayaan orang Sumeria adalah menyembah dewa Anu sebagai dewa langit, dewa Enlili sebagai dewa bumi, dan dewa Ea sebagai dewa air. Orang Sumeria mengenal huruf paku yang terdiri dari 350 tanda. Hasil sastranya berupa wiracarita kepahlawanan Gilgames. Mereka dapat membuat rumah dan mengenal almanak, mengenal astronomi untuk menghitung waktu, mengenal irigasi, mengenal bajak, serta lingkaran 360o. Keruntuhan Sumeria sekitar tahun 2500 SM disebabkan serangan bangsa Akadia di bawah Raja Sargon.
- Peradaban Babilonia Kuno
Babilonia terletak di lembah Sungai Eufrat yang berdiri sekitar tahun 2000 SM dengan ibu kotanya Babilonia dan berbentuk kerajaan. Kekuasaan raja absolut, baik sebagai kepala negara dan kepala agama maupun sebagai kepala perekonomian. Babilonia Kuno mencapai puncak kejayaan pada masa Raja Hammurabi yang mengeluarkan Kitab Hammurabi sebagai undang-undang tertulis yang pertama. Isinya 4.000 baris mengenai masalah pendidikan, masalah hak milik, masalah keluarga, masalah tentara, masalah perkawinan, dan masalah utang piutang. Kitab ini ditempatkan di pinggir jalan berupa batu yang tingginya 2 m. Undang-Undang yang memuat hukum pidana bersifat pembalasan sesuai dengan pelanggaran hukuman seimbang. Tujuan Kitab Hammurabi adalah agar tidak terjadi tindakan sewenang-wenang para pejabat negara. Hukuman bagi para bangsawan diperberat.
Teknologi kemiliteran sudah menggunakan kereta perang, pasukan menggunakan helm tembaga, pasukan penggempur dilengkapi lembing, kapak, dan pedang. Hasil budaya berupa Undang-Undang Hammurabi, mengenal astronomi, mengenal astrologi, mengklasifikasikan hewan dan tumbuhan, menggunakan bilangan 60 sebagai hitungan dasar, ditemukannya bangunan berbentuk menara (ziggurat), serta adanya surat perjanjian yang mengatur transaksi perdagangan. Kepercayaannya adalah menyembah banyak dewa. Dewa Marduk dianggap sebagai dewa tertinggi dan dewa penyelamat. Dewa Enlil dipuja sebagai dewa bumi dan dewa kiamat serta penguasa air yang berkedudukan sebagai dewa pemelihara (Wisnu) di bawah dewa Marduk.
- Peradaban Assiria
Bangsa Assiria tinggal di lembah Eufrat dan Tigris, beribu kota Nineveh (900 SM). Bangsa ini termasuk suka berkelana dan dikenal sebagai bangsa penggembala ternak. Bangsa ini memiliki sifat yang kejam dan suka membunuh. Negara yang didirikan berbentuk kerajaan di mana raja berkuasa mutlak. Bangsa ini suka perang sehingga banyak musuhnya. Raja yang terkenal adalah Ashurbanipal yang pada tahun 650 SM berhasil menguasai Mesir. Untuk itulah bangsa Media, Persia, dan Khaldea bersatu mengalahkan Assiria (612 SM). Semua rakyatnya dibunuh, kota Nineveh dibakar sehingga berakhirlah kekejaman Assiria.
Pertanian orang Assiria banyak menghasilkan gandum, anggur, sayur mayur, dan perdagangan dianggap rendah. Kepercayaannya menyembah banyak dewa. Dewa Assur sebagai dewa matahari adalah dewa yang tertinggi dan dilambangkan dengan roda, dewa ini sebagai pelindung raja. Mereka percaya roh orang meninggal akan hidup terus tetap dijaga, walaupun jasadnya telah meninggal. Oleh karena itu, orang mati diberi pakaian. Hasil budayanya bersifat heroisme yang mencerminkan suasana kepahlawanan. Kemahiran meramal (astrologi) dimiliki bangsa ini dan kemampuan astronomi sudah tinggi, yakni menghitung waktu setahun 365¼ hari.
- Peradaban Babilonia Baru
Babilonia bangkit kembali dan dikenal sebagai Babilonia Baru tahun 612 SM, pendukungnya bangsa Khaldea dengan raja yang terkenal adalah Nebukadnezar. Ia menyerbu Yerusalem dan memboyong semua orang Yahudi sebagai budak Babilonia, ini yang disebut masa pembuangan Babil.
Kepercayaan orang Babilonia Baru adalah menyembah banyak dewa, seperti dewa Saturnus, dewa Mars, dewa Venus, dan Pluto. Peninggalan seni budayanya adalah Taman Bergantung, yakni taman di atas bukit dilengkapi dengan flora dan fauna, menara Babil yang menambah keindahan kota sebagai mercu suar bagi pedagang yang menuju kota Babil, dan Jembatan Raja yang menghubungkan kota Babil dengan Taman Bergantung. Mereka juga sudah mengenal astronomi, almanak dan nama-nama planet. Selain itu, mereka memiliki ilmu matematika untuk menghitung keliling dan luas lingkaran dengan 360o serta menghitung waktu satu minggu ada 7 hari, satu hari ada 24 jam, dan tiap jam ada 60 menit. Bangsa Babilonia runtuh disebabkan oleh serangan bangsa Media dan Persia tahun 530 SM.
E. Peradaban Lembah Sungai Nil (Peradaban Mesir Kuno)
Mesir adalah negara yang dilalui Sungai Nil yang bermata air di Danau Albert di wilayah Negara Uganda. Ahli sejarah Yunani Herodotus mengatakan bahwa “Mesir adalah hadiah Sungai Nil”. Peradaban Mesir Kuno merupakan peradaban tertua di dunia, diketahui dari penemuan batu Rosetta yang berhasil dibaca oleh sarjana Prancis, Champollion pada 1822. Tulisan bangsa Mesir Kuno adalah hieroglif (tulisan gambar). Tulisan tersebut kemudian disederhanakan menjadi hieratik dan akhirnya menjadi demotik, menulisnya di daun papirus dengan pena dari jerami. Peradaban spiritual berupa pemakaman mayat dengan cara mendudukan mayat dalam kubur dan dibalsem (mumi) agar tetap utuh, proses ini disebut hoeker bestafung. Orang Mesir percaya orang mati hidup terus jiwanya maka jasadnya harus tetap utuh sehingga jasadnya perlu diawetkan (mumi).
Semua budak wajib melayani golongan di atasnya sehingga sangat menderita. Mata pencaharian penduduk Mesir adalah bercocok tanam menghasilkan gandum dan kapas serta berdagang. Orang Mesir menyembah banyak dewa. Dewa Ra/Re adalah dewa matahari dan tertinggi sebagai sumber kehidupan. Dewa Osiris adalah dewa peradilan di alam baka yang dianggap dewa air dan dewa tanah. Dewa Isis adalah dewa angin yang berdiam di Sungai Nil. Orang Mesir percaya pada binatang keramat seperti burung Elang sebagai penghubung manusia dengan dewa matahari. Lembu dianggap sebagai binatang penyangga dunia. Hewan-hewan yang hidup di sungai Nil dianggap membawa kesuburan. Kerajaan Mesir berhasil dipersatukan oleh Firaun Menes sehingga ia dilambangkan sebagai raja bermahkota kembar (Nesutbitti).
Sistem kalender Mesir kuno ada 12 bulan, antara tahun bulan dan matahari selisih lima hari. Mesir memperdagangkan gandum, keramik, dan kapas. Pusat perdagangan di Thebe, Memphis, dan Al Amarna. Raja Mesir dianggap dewa oleh rakyatnya. Rajanya bergelar Firaun dan ibu kota kerajaannya di Memphis. Pemerintahan Mesir kuno dibagi menjadi tiga.
F. Peradaban Yunani Kuno (Sparta dan Athena)
Sebelum membicarakan kebudayaan Yunani, secara singkat kita akan membicarakan kebudayaan Kreta. Bangsa Kreta ini masih termasuk ras Indo-Jerman. Orang yang menyelidiki kebudayaan Kreta adalah Dr. Arthur Evans. Ia berkesimpulan bahwa:
- kebudayaan Kreta berlangsung sekitar 3000 SM;
- bangsa Kreta membuat makam berbentuk bulat;
- terdapat peninggalan berupa jambangan (vas) dari batu yang indah, bekas istana di Knosus, dan Labyrinth (tembok berkelok untuk pertahanan).
Kebudayaan Kreta berakhir sekitar tahun 1250 SM, mereka terdesak dan akhirnya menyebar ke Palestina (disebut orang Philistin). Sebagai penguasa baru di Kreta adalah orang Yunani yang menjadi pangkal kebudayaan Eropa. Daerah Yunani terletak di bagian selatan Semenanjung Balkan yang merupakan kumpulan pulau-pulau di sekitar Laut Eonea, Laut Tengah, dan Laut Aegea. Daerah Yunani di bagian selatan beriklim panas dan sejuk di musim dingin. Wilayah utara beriklim dingin dan bersalju di musim dingin. Daerahnya tandus sehingga penduduknya hidup secara berkoloni, selalu datang dari satu daerah ke daerah lain. Daerah Yunani Utara dan Yunani Tengah dihubungkan oleh pegunungan, sedangkan Yunani Tengah dengan Yunani Selatan dihubungkan dengan Tanah Genting Chorento. Nenek moyang bangsa Yunani termasuk bangsa Indo-Jerman yang mulai masuk ke Yunani sekitar 1100 SM, sebagai penduduk aslinya adalah bangsa Yonia. Bangsa Yunani terpecah menjadi tiga golongan, yakni
- bangsa Doria, diam di Jazirah Peloponesos, ibu kotanya Sparta;
- bangsa Yonia, diam di Jazirah Attica dengan ibu kota di Athena;
- bangsa Aeolia, diam di Yunani Utara dengan ibu kota Olympia dan Delphi.
Meskipun terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar, namun bangsa Yunani dapat dipersatukan oleh:
- adanya kesatuan bahasa, yakni bahasa Yunani;
- sama-sama memuja dewa Zeus sebagai dewa tertinggi Yunani;
- adanya olimpiade (pekan olahraga) setiap empat tahun sekali untuk menghormati Zeus;
- setiap orang Yunani mengenal cerita kepahlawanan hasil karya Homeros, yakni Ilias dan Odisea;
- kesatuan upacara nujum yang terkenal di Delphi.
Bangsa Yunani Kuno terpecah-pecah dan mendiami kota-kota merdeka yang memiliki pemerintahan sendiri (merdeka). Negara kota ini dikelilingi oleh tembok sebagai pertahanan. Pusat pemerintahan yang paling berkembang adalah Polis Sparta dan Athena. Setiap polis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
- Otonomi, yaitu memiliki hukum sendiri.
- Swasembada (autarki), yakni mandiri di bidang ekonomi.
- Kemerdekaan politik.
Polis Sparta digariskan oleh Lycurgus sekitar 900 SM yang bersifat otokratis militerisme. Badan legislatifnya disebut Eklesia. Masyarakat Sparta terdiri atas:
- golongan penguasa, dipegang suku Doria;
- golongan budak dan masyarakat bawah.
Suku Laconia dan suku Massina disebut Periciken, (peri artinya mengelilingi, ciken artinya mereka). Jadi, mereka yang berdiam mengelilingi suku Doria. Sistem pemerintahan Sparta menurut Lycurgus adalah:
- pemerintahan dipegang oleh dua raja;
- Eklesia (dewan rakyat) bertugas menentukan perang, menyetujui rencana undangundang dan memilih anggota Dewan Ephoroi;
- Dewan Ephoroi beranggotakan lima orang yang bertugas sebagai dewan pengawas, mengadili raja, dan membantu pemerintahan jika raja berperang;
- Gerusia (Dewan Tua-Tua) sebagai penasihat raja;
- Rakyat Sparta terbagi atas dua golongan, yaitu bangsa Doria sebagai kelas satu, dan golongan militer sebagai golongan istimewa.
Polis Athena digariskan oleh Solon tahun 600 SM, bersifat oligarki demokratis (pemerintahan yang dipegang bangsawan). Untuk membina demokrasi, Clistenes menciptakan sistem “ostracisme” atau sistem pecahan periuk, yakni jika rakyat mengumpulkan pecahan periuk 1/5 jumlah penduduk maka seorang raja dinyatakan tirani dan dibuang ke hutan selama lima tahun. Jika sudah dapat mengubah sikapnya, ia dapat dikembalikan sebagai raja di Athena. Di Athena tidak ada kasta, semua rakyat sama haknya. Pada tahun 594 SM, Solon membuat UUD yang isinya:
- rakyat dibagi menjadi empat tingkat (golongan kaya, agak kaya, tidak terlalu miskin, dan miskin);
- semua laki-laki yang berumur dapat menjadi anggota Eklesia;
- larangan perbudakan, ekspor gandum, dan pembatasan hak milik tanah.
Athena semakin maju dan menjadi penguasa seluruh Yunani, kecuali daerah Sparta. Dengan adanya Ostraca, kehidupan bernegara semakin tinggi, kesadaran pemimpin untuk mengabdikan diri semakin besar, dan rakyat ikut serta dalam pembelaan negara. Yunani, khususnya Athena, mencapai kejayaannya pada masa Pericles di mana hampir seluruh Yunani di bawah Athena. Perdagangan maju meliputi gandum, anggur, minyak Zaitun, kayu, tembaga, emas, dan perak semua menjadi ekspor negara. Kemajuan lain adalah membangun kuil Parthenon di bukit Acropolis, hak pilih diperluas, Boule harus bersidang empat kali dalam sebulan, dan munculnya ketetapan bahwa sebelum suatu undang-undang berlaku harus dibahas dahulu.
G. Peradaban Romawi Kuno
Peradaban Romawi Kuno berkembang di Italia sekarang dengan Roma sebagai ibu kotanya. Daerah ini terletak di Semenanjung Apenina, tanahnya subur berkat gunung berapi Visuvius, Stromboli, dan Etna. Sungai yang besar adalah Tiber dan Sungai Po yang menyuburkan tanah. Menurut mitos Romawi Kuno, kota Roma didirikan oleh Remus dan Romulus pada abad 8 SM di tepi Sungai Tiber. Bangsa Romawi telah memiliki kemampuan arsitektur dalam pembuatan akuaduk (saluran air bergantung) serta stadion Amphiteater (tempat olahraga) serta Colosseum untuk gladiator (manusia diadu dengan binatang). Kaisar Yustinianus mendirikan bangunan yang indah, yaitu Gereja Aya Sophia di Bizantium (Turki) yang dibuat dari batu pualam, tetapi setelah Turki jatuh ke tangan Usmani, bangunan tersebut dijadikan Masjid Aya Sophia.
Wilayah Romawi di sebelah barat dibatasi Laut Tirrenia, sebelah timur dibatasi Laut Ionia dan Laut Adriatik, sebelah utara dibatasi negara Swiss dan Austria, dan sebelah selatan dibatasi oleh Pulau Sisilia dan Laut Tengah. Bangsa Romawi hidup dari bercocok tanam menghasilkan gandum, jagung, anggur, zaitun, sayur-sayuran, serta rajin beternak biri-biri. Bangsa Romawi menyembah banyak dewa. Nama-nama dewanya hampir sama dengan dewa Yunani, misalnya, dewa Zeus (diganti dengan Yupiter), dewa Vesta, Dewa Genius, dewa Yuno (Hera), dan dewa Aprodhite (diganti Venus).
Pemerintahan Romawi semula berbentuk kerajaan (750 – 510 SM). Pada masa Kerajaan Romawi, selalu ada keributan di antara rakyat dan penguasa. Pada zaman raja Tarquinus memerintah, sebagai seorang diktator ia diberontak oleh Yunius Brutus, sehingga Romawi berubah menjadi republik (510 –27 SM). Pada masa republik, wilayah Romawi diperluas membentang dari Spanyol sampai Palestina – Jerman – Mesir. Oleh karena itulah, Orang Romawi menamakan “Laut Tengah adalah laut kita” (More Nostrum). Masyarakat Romawi terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan patricia (golongan bangsawan) dan golongan plebeca (rakyat rendah).
Masyarakat Romawi selalu dilanda perang saudara antara senat dengan kaum proletar, perang tersebut akhirnya dimenangkan kaum proletar. Pada masa republik, Romawi diperintah oleh tiga tokoh yang disebut Triumvirat (60–44 SM), terdiri atas Pompeyus, Crassus, dan Yulius Caesar. Perang saudara masih terus berlanjut. Pada tahun 55 SM, Crassus meninggal sehingga timbul perselisihan antara Pompeyus dengan Yulius Caesar. Perselisihan itu dimenangkan oleh Yulius Caesar. Ia bersemboyan: Vini, Vidi, Vici (saya datang, saya melihat, saya menang). Namun, Triumvirat I gagal sebab terbunuhnya Yulius Caesar oleh Senat Cassius dan Brutus (44 SM). Pada waktu itu, rajanya Tarquinus.
Rakyat kemudian membentuk Triumvirat II, anggotanya: Antonius, Octavianus, dan Lipidus. Namun, Triumvirat II juga dilanda perselisihan, Lipidus terbunuh dan kedua temannya membagi kekuasaan. Oktavianus berkuasa di sebelah barat Spanyol sampai Yunani, sedangkan Antonius berkuasa di sebelah timur Asia Kecil sampai Mesir. Antonius kemudian mengawini Cleopatra, putri Mesir. Perasaan saling curiga semakin nyata dengan adanya serangan Oktavianus kepada Antonius. Karena takut ditangkap, Antonius bersama Cleopatra bunuh diri dan kekuasaan akhirnya jatuh ke tangan Oktavianus dan Romawi lahir menjadi kekaisaran (27 SM). Kekaisaran Romawi diperintah oleh Oktavianus yang bergelar Augustus, artinya yang mulia.
Wilayah Romawi saat itu meliputi Mesir, Siria, Palestina, Turki, Afrika Utara, Spanyol, Portugis, Prancis, Belgia, Belanda, Inggris, Jerman, dan Balkan. Suatu peristiwa yang besar pada zaman kejayaan Oktavianus adalah lahirnya agama Kristen di Palestina yang dibawa oleh Isa al Masih yang lahir di Bethlehem. Romawi memasuki masa kegelapan saat pemerintahan Kaisar Nero. Ia adalah kaisar yang memerintah paling kejam, bahkan tega membunuh ibunya, istri, dan gurunya demi kepuasan akan cita-citanya. Ia juga membunuh orang Yahudi di Roma Timur dengan cara dibakar hidup-hidup dalam kubur massal (40.000 orang). Tempat itu lalu disebut Catacombe.
Setelah Kaisar Konstantin memindahkan ibu kota dari Roma ke Istambul (Bizantium), mulai berkembanglah agama Kristen ke Romawi. Pada zaman Kaisar Theodoseus, agama Kristen dijadikan sebagai agama negara. Ia membagi Romawi menjadi dua, Romawi Barat pusatnya di Roma dan Romawi Timur pusatnya di Bizantium. Akan tetapi, Romawi Barat akhirnya runtuh (476 M) sebab diserang oleh Odoaker dan Romawi Timur runtuh tahun 1453 M karena diserang oleh orang Turki Usmani. Keruntuhan Romawi sebenarnya disebabkan oleh:
- kaisar Romawi tidak mampu memberikan contoh pimpinan yang baik,
- lemahnya pertahanan Romawi karena mengandalkan tentara sewaan (homoromanicus), dan
- pecahnya kekaisaran Romawi Barat dan Timur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Peradaban di lembah Indus dan lembah Gangga berkembang menjadi negara Pakistan dan India.
- Peradaban lembah Sungai Kuning meyakini adanya kerajaan langit yang pemerintahannya di bumi dimiliki oleh kerajaan dunia (Huang Ti). Selama ribuan tahun dikuasai oleh berbagai dinasti silih berganti hingga kini berbentuk republik.
- Peradaban lembah Sungai Eufrat dan Tigris (Mesopotamia) dikembangkan oleh bangsa-bangsa Sumeria, Babilonia, dan Assiria yang telah mengenal berbagai teknologi yang cukup maju.
- Peradaban lembah Sungai Nil, Herodotus menyatakan bahwa Mesir adalah hadiah Sungai Nil. Berkat adanya Sungai Nil, Mesir menjadi negara yang subur dan kaya. Peradaban Mesir sudah maju dengan mengenal astronomi, ilmu kedokteran, dan ilmu bangunan yang canggih.
- Peradaban Yunani Kuno, bangsa Yunani merupakan peletak dasar demokrasi dengan dibentuknya sistem polis atau semacam negara bagian dan adanya dewan rakyat. Sistem ketatanegaraan negara Yunani banyak ditiru oleh bangsa-bangsa modern di kemudian hari.
- Peradaban Romawi Kuno, demokrasi yang lebih maju diperkenalkan bangsa Romawi Kuno. Mereka telah mengenal pemilihan kepala negara oleh wakil-wakil rakyat, bukan sistem keturunan, dan membentuk negara republik.
B. Saran
Sebagai manusia yang tinggal di muka bumi ini, kita harus tahu peradaban-peradaban zaman dahulu agar kita bisa saling menghargai perbedaan yang terjadi di zaman sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ber, H. J. Van den. dkk. 1952. Panggung Peristiwa Sejarah Dunia. Jilid I dan II. Jakarta.
Gatasschalk, L. 1969. Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho Notosusanto. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia.
Indonesian Heritage. 1996. Ancient History. Singapura: Grolier International Inc.
Maynard, Christopher, dkk. 2000. Pustaka Pengetahuan Modern, Planet Bumi. Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi.