KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Tata Surya ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah IPA yang berjudul Makalah Tata Surya ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Tata Surya ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Tata Surya ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, November 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri dari matahari, planet-planet yang berputar mengelilingi matahari, komet, dan asteroid, serta benda-benda langit lainnya. Saat kita menengadahkan pandangan, kita melihat bentangan warna biru yang tak jarang dihiasi gumpalan-gumpalan berwarna putih. Waktu yang bergulir pun menggeser keindahan biru pada tenangnya lembayung di sore hari. Waktu tak berhenti hingga warnanya menjadi menghitam. Namun, keindahannya tak jua pudar. Saat warnanya hitam, muncul kelap-kelip dan bulatan kecil yang seolah menerangi. Ya, itulah bentangan langit yang tak akan kita temukan ujungnya, ditemani matahari di siang hari, dan bertaburkan bintang serta sebuah bulan di malam hari. Begitulah warna itu silih berganti menghiasi hari.
Seiring dengan perkembangan kemampuan manusia, serangkaian penelitian terus dikembangkan untuk mengetahui apa saja yang ada di luar bumi dan bagaimana pengaturan yang ada di dalamnya. Dengan akal dan pikiran yang cerdas, manusia menemukan bahwa selain matahari, bulan, dan bintang, terdapat benda-benda lain seperti komet, meteor, asteroid, serta planet selain bumi yang teratur dan tersusun dengan baik. Susunan benda-benda langit yang terdiri dari matahari, planet-planet yang berputar mengelilingi matahari, komet, dan asteroid, serta benda-benda langit lainnya disebut tata surya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Tata Surya ini adalah sebagai berikut:
- Apa definisi sistem tata surya?
- Apa saja anggota tata surya?
- Apa saja planet-planet anggota tata surya?
- Bagaimana kondisi matahari sebagai pusat tata surya?
- Bagaimana kondisi bumi sebagai planet?
- Bagaimana kondisi bulan sebagai satelit?
- Apa definisi gerhana matahari dan gerhana bulan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Tata Surya ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui sistem tata surya.
- Untuk mengetahui anggota tata surya.
- Untuk mengetahui planet-planet anggota tata surya.
- Untuk mengetahui kondisi matahari sebagai pusat tata surya.
- Untuk mengetahui kondisi bumi sebagai planet.
- Untuk mengetahui kondisi bulan sebagai satelit.
- Untuk mengetahui gerhana matahari dan gerhana bulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Tata Surya
Manusia telah melihat langit sejak ribuan tahun yang lalu. Pengamatan awal mencatat terkait perubahan posisi dari planet-planet dan mengembangkan ide-ide terkait tata surya yang didasarkan pada pengamatan dan kepercayaan. Saat ini, manusia juga mengetahui objek di dalam sistem tata surya mengorbit pada Matahari. Selain itu, gravitasi Matahari juga memengaruhi pergerakan benda-benda dalam sistem tata surya sebagaimana gravitasi Bumi memengaruhi pergerakan bulan yang mengorbit padanya. Pada awal tahun 1600-an, Johannes Kepler seorang ahli matematika dari Jerman mulai mempelajari orbit planet-planet. Ia menemukan bahwa bentuk orbit planet tidak melingkar, tetapi berbentuk oval atau elips. Perhitungan lebih lanjut menunjukkan bahwa letak Matahari tidak di pusat orbit, tetapi sedikit. Kepler juga menemukan bahwa planet bergerak dengan kecepatan yang berbeda dalam orbitnya di sekitar Matahari. Hal ini ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
No. | Planet | Rata-rata Kecepatan |
1 | Merkurius | 48 |
2 | Venus | 35 |
3 | Bumi | 30 |
4 | Mars | 24 |
5 | Jupiter | 13 |
6 | Saturnus | 9,7 |
7 | Uranus | 6,8 |
8 | Neptunus | 5,4 |
Tabel di atas menunjukkan bahwa planet yang dekat dengan Matahari bergerak lebih cepat daripada planet yang jauh dari Matahari. Bidang edar planet-planet dalam mengelilingi Matahari disebut bidang edar dan bidang edar Bumi dalam mengelilingi Matahari disebut bidang ekliptika. Susunan Tata Surya Matahari, Planet Dalam, Planet Luar, Komet, Meteorid, dan Asteroid.
B. Anggota Tata Surya
1. Matahari
Matahari adalah bintang yang berupa bola gas panas dan bercahaya yang menjadi pusat sistem tata surya. Tanpa energi intens dan panas Matahari, tidak akan ada kehidupan di Bumi. Matahari memiliki 4 lapisan, yaitu sebagai berikut.
- Inti Matahari, memiliki suhu sekitar 1,5 x 107oC yang cukup untuk mempertahankan fusi termonuklir yang berfungsi sebagai sumber energi Matahari. Energi dari inti akan diradiasikan ke lapisan luar Matahari dan kemudian sampai ke ruang angkasa.
- Fotosfer, memiliki suhu sekitar 000 Kelvin, dengan ketebalan sekitar 300 km. Melalui fotosfer, sebagian besar radiasi Matahari ke luar dan terdeteksi sebagai sinar Matahari yang kita amati di Bumi. Di dalam fotosfer terdapat bintik Matahari, yaitu daerah dengan medan magnet yang kuat dan dingin serta lebih gelap dari wilayah sekitarnya.
- Kromosfer, memiliki suhu sekitar 4.500 Kelvin dan ketebalannya 2.000 km. Kromosfer terlihat seperti gelang merah yang mengeliling Bulan pada waktu terjadi gerhana Matahari total.
- Korona, merupakan lapisan terluar Matahari dengan suhu sekitar 1.000.000 Kelvin dan ketebalannya sekitar 700.000 km. Memiliki warna keabu-abuan yang dihasilkan dari ionisasi atom karena suhu yang sangat tinggi. Korona terlihat seperti mahkota dengan warna keabu-abuan yang mengelilingi Bulan pada waktu terjadi gerhana Matahari total.
Di antara inti dan fotosfer terdapat daerah radiasi dan daerah konveksi. Di daerah tersebut energi berpindah secara radiasi dan konveksi.
2. Planet Dalam
Planet adalah benda langit yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri. Planet hanya memantulkan cahaya yang diterimanya dari bintang. Planet dalam disebut juga dengan adalah planet yang letaknya dekat dengan Matahari, berukuran kecil, memiliki sedikit satelit atau tidak sama sekali, berbatu, terestrial, sebagian besar terdiri atas mineral tahan api, seperti silikat yang membentuk kerak dan mantelnya, serta logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Selain itu, planet dalam juga memiliki atmosfer yang cukup besar untuk menghasilkan cuaca, memiliki kawah dan fitur permukaan tektonik. Seperti lembah retakan dan gunung berapi. Planet dalam terdiri atas: Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
3. Planet Luar
Planet luar disebut juga dengan planet Jovian. Planet Jovian adalah planet yang letaknya jauh dengan Matahari, berukuran besar, memiliki banyak satelit, dan sebagian besar tersusun dari bahan ringan. Seperti hidrogen, helium, metana, dan amonia. Planet-planet dalam dan luar dipisahkan oleh sabuk asteroid. Planet luar terdiri atas Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
4. Komet
Komet berasal dari Bahasa Yunani, yaitu kometes artinya berambut panjang. Komet adalah benda langit yang mengelilingi Matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet ini terdiri atas debu, partikel batu yang bercampur dengan es, metana, dan amonia. Bagian-bagian komet, yaitu sebagai berikut.
- Inti komet, yaitu bagian komet yang berukuran lebih kecil, padat, tersusun dari debu dan gas.
- Koma, yaitu daerah kabut di sekitar inti.
- Ekor komet, yaitu bagian komet yang berukuran lebih panjang. Arah ekor komet selalu menjauhi Matahari dikarenakan dorongan yang berasal dari angin dan radiasi Matahari.
5. Meteoroid
Meteoroid adalah potongan batu atau puing-puing logam (yang mengandung unsur besi dan logam) yang bergerak di luar angkasa. Meteorid mengelilingi Matahari dengan orbit tertentu dan kecepatan yang bervariasi. Meteoroid tercepat bergerak di sekitar 42 km/detik. Ketika Meteoroid tertarik oleh gravitasi Bumi, maka sebelum sampai di Bumi, meteorid akan bergesekan dengan atmosfer Bumi. Gesekan tersebut akan menghasilkan panas dan membakar meteoroid tersebut. Meteoroid yang habis terbakar oleh atmosfer Bumi disebut meteor. Apabila Meteoroid tidak habis terbakar oleh atmosfer Bumi dan jatuh ke Bumi disebut meteorit.
6. Asteroid
Asteroid adalah potongan-potongan batu yang mirip dengan materi penyusun planet. Sebagian besar asteroid terletak di daerah antara orbit Mars dan Jupiter yang disebut sabuk Asteroid. Asteroid terbesar berdiameter 770 km. Asteroid terbentuk bersamaan dengan pembentukan planet berdasarkan susunannya. Asteroid diduga berasal dari pecahan planet yang hancur. Asteroid yang pertama kali diteliti diberi nama ceres. Penelitian ini dilakukan pada 1801 oleh seorang astronom Italia bernama Guiseppa Piazzi.
C. Planet-planet Anggota Tata Surya
1. Merkurius
Planet Merkurius bergerak paling cepat dari planet-planet lain dan jaraknya paling dekat dari matahari. Merkurius memiliki diameter 4.862 km, kira-kira 1/3 diameter bumi dan massanya dibandingkan dengan massa bumi adalah 1:27. Karena jaraknya paling dekat dengan matahari, planet ini menjadi planet terpanas pada siang hari dan paling dingin pada malam hari. Merkurius sering mengalami tabrakan dengan asteroid sehingga permukaannya dipenuhi kawah-kawah dengan kawah terbesar berdiameter 1.300 km, yaitu Cekungan Caloris. Merkurius tidak memiliki satelit yang mengiringinya. Karena jaraknya paling dekat dengan matahari, planet ini memiliki periode revolusi paling cepat, yaitu 88 hari. Sementara itu, periode rotasi Merkurius adalah 59 hari.
2. Venus
Venus merupakan planet yang paling mirip dengan bumi, hanya saja atmosfer Venus lebih padat sehingga tekanan atmosfernya mencapai 100 kali tekanan atmosfer bumi. Diameter planet ini adalah 12.190 km. Atmosfernya didominasi oleh gas CO2 (hampir 96%), gas nitrogen (3,5%), dan sisanya terdiri atas uap air dan gas lain. Akibatnya, timbul efek rumah kaca yang menyebabkan suhu menjadi sangat tinggi, diperkirakan mencapai 750 K. Permukaan Venus lebih datar dan hanya memiliki dua dataran tinggi yaitu Ishtar dan Aphrodite. Venus merupakan planet yang sangat terang walaupun sebagian besar permukaannya diselimuti awan tebal. Karena terangnya, Venus dapat dilihat oleh manusia di bumi sekitar 4 jam sebelum matahari terbit. Selain Merkurius, Venus merupakan planet yang tidak memiliki satelit. Pergerakan planet ini untuk mengitari porosnya (rotasi) memiliki periode yang paling lama dibandingkan planet-planet lain. Dalam perhitungan bumi, waktu yang diperlukan Venus untuk sekali berotasi adalah 243 hari. Berbeda dengan planet lain, arah rotasi Venus berlawanan dengan planet lain, yaitu dari timur ke barat. Akibatnya, di Venus matahari terbit dari barat ke timur. Sementara itu, waktu yang harus dilalui Venus untuk mengelilingi matahari adalah 225 hari.
3. Bumi
Bumi adalah satu-satunya planet dalam tata surya yang memiliki penghuni. Berbeda dengan planet lain, sebagian besar permukaan bumi ditutupi oleh air, yaitu mencapai 2/3 bagian bumi. Karenanya, dari langit di atas sana, bumi terlihat kebiru-biruan. Bumi merupakan planet ketiga terdekat dari matahari dengan jarak 150 juta km. Pergerakan bumi mengitari porosnya (rotasi) telah menyebabkan bentuk bumi tidak seutuhnya bulat, melainkan lonjong (elips). Jari-jari bumi di bagian kutubnya adalah 6.356,8 km sedangkan bagian khatulistiwanya berjari-jari 6.378,1 km. Waktu yang diperlukan bumi untuk berevolusi, yaitu 365 hari yang biasa disebut sebagai satu tahun Masehi. Sedangkan, periode rotasinya adalah 23,9 jam atau dibulatkan 24 jam, yaitu satu hari bumi. Bumi memiliki sebuah satelit yang bernama bulan.
4. Mars
Mars merupakan planet yang unik karena warnanya yang merah. Planet ini berdiameter setengah kali diameter bumi, yaitu 6.780 km, dan massanya dibandingkan dengan massa bumi adalah 1:9. Susunan atmosfer Mars didominasi oleh gas CO2 yang mencapai 95% sehingga mengakibatkan terjadi efek rumah kaca. Seluruh planet Mars diselimuti air dalam bentuk padat (es). Suatu penelitian terhadap planet Mars menunjukkan bahwa di planet ini pernah terjadi aliran sungai yang alami. Namun, karena suhu yang sangat dingin, aliran ini tak pernah terjadi lagi sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Perubahan suhu ini diperkirakan karena terjadinya tabrakan planet Mars dengan asteroid yang sangat besar yang berakibat terlemparnya sebagian atmosfer Mars ke langit. Berdasarkan penemuan ini, peneliti hanya bisa mengira bahwa suhu di Mars pernah hangat seperti di bumi. Mars memerlukan 1,9 tahun untuk sekali mengelilingi matahari. Sedangkan, untuk sekali berputar mengelilingi porosnya, waktu yang diperlukan Mars adalah 24,6 hari. Mars memiliki dua benda langit yang selalu mengiringinya, yang bernama Phobos dan Demos.
5. Jupiter
Jupiter adalah planet terbesar dibandingkan dengan planet-planet lainnya. Diameter Jupiter adalah 142.860 km atau 10 kali diameter bumi dan massanya 300 kali massa bumi. Atmosfer Jupiter tersusun oleh hidrogen, helium, dan hidrogen yang diperkaya metana, amoniak, dan air. Meskipun memiliki diameter dan massa yang paling besar dibanding planet lain, Jupiter hanya memerlukan waktu 9,8 jam untuk satu kali rotasi. Waktu ini merupakan waktu tercepat yang dimiliki planet untuk berotasi. Akibatnya, bagian ekuator Jupiter lebih cembung dan muncul arus angin yang sangat kuat di atmosfernya. Jarak Jupiter ke matahari adalah sekitar 778 km. Sehingga waktu yang diperlukan Jupiter untuk satu kali revolusi mencapai 11,9 tahun. Jupiter memiliki satelit paling banyak dengan ukuran yang besar-besar. Satelit yang dimiliki Jupiter berjumlah 31, yaitu Metis, Andrastea, Almathea, Thebe, Io, Europa, Ganymede, Calisto, Leda, Himalia, Lysithea, Elara, Aananke, Carme, pasiphea, Sinope, dan 18 lagi belum ada namanya. Satelit terbesar adalah Ganymede yang ukurannya lebih besar dari Merkurius.
6. Saturnus
Saturnus adalah planet terbesar kedua setelah Jupiter. Saturnus merupakan satu-satunya planet yang memiliki perhiasan sangat indah berupa cincin yang disusun oleh kristal-kristal es dan bahan karbon. Diameter Saturnus hampir sama dengan diameter Jupiter, yaitu 120.000 km atau 10 kali diameter bumi. Namun, massanya dibandingkan dengan massa bumi adalah 1:95. Atmosfer Saturnus disusun oleh hidrogen dan hidrogen yang diperkaya oleh unsur lain. Periode rotasi Saturnus hanya berbeda 0,9 jam dari Jupiter, sedangkan periode revolusinya hampir 2,5 kali periode revolusi Jupiter, yaitu 29,5 tahun. Saturnus memiliki 30 satelit, yaitu Atlas, 1980 S27, 1980 S26, Eupemetheus, Janus, Mimas, Corbital, Encelandus, Tethys, Telesto, Calypso, Dione, Dione Coorbital, 1980 S5, 1980 S6, Rhea, Titan, Hyperion, Laetus, Phoebe, dan 9 lagi belum ada namanya. Satelit terbesarnya adalah Titan dengan diameter sekitar 5.000 km.
7. Uranus
Uranus berdiameter 4 kali diameter bumi, yaitu 50.100 km dan massanya 15 kali massa bumi. Periode rotasi Uranus adalah 17 jam, sedangkan periode revolusinya adalah 84 tahun. Berdasarkan pengamatan satelit, Uranus hanya tampak seperti bulatan biru sehingga sulit dipelajari. Para peneliti mengira bahwa warna biru ini disebabkan oleh atmosfer Uranus yang didominasi oleh gas metana. Satelit yang dimiliki Uranus berjumlah 21, yaitu Ariel, Umbriel, Titania, Oberon, Miranda, Puck, Cordelia, Ophelia, Bianca, Cresida, Desemona, Juliet, Portia, Rosalin, Belinda, dan 5 lagi belum ada namanya.
8. Neptunus
Neptunus merupakan planet yang tampak dari bumi seperti chip biru yang terlihat indah. Diameter Neptunus adalah 48.600 km atau kira-kira 3,9 kali diameter bumi. Berbeda dengan warna biru bumi yang diakibatkan pantulan air, warna biru yang ditampakkan Neptunus diakibatkan oleh susunan gas metana yang mendominasi atmosfernya. Atmosfer Neptunus memiliki kerapatan yang berbeda-beda sehingga angin di Neptunus dapat bertiup dengan kecepatan tinggi, mencapai 2.200 km/jam. Neptunus berevolusi dengan periode 164,8 tahun dan berotasi selama 15,8 jam sekali. Neptunus memiliki 8 satelit yang masing-masing bernama Triton, Nereid, Naiad, Thalasa, Despina, Galatea, Larissa, dan Proteus.
D. Kondisi Matahari sebagai Pusat Tata Surya
1. Pengertian Matahari
Matahari adalah sebuah bintang dan pusat tata surya. Matahari merupakan salah satu bintang dari sekitar 100 milyar bintang dalam kelompok rasi bintang Bima Sakti. Bintang lainnya yang terdekat adalah Alpha Centauri yang berjarak kurang lebih 40.000 milyar kilometer dari Bumi. Meskipun Matahari tampak kecil jika dilihat dari Bumi, namun diameternya 109 kali lebih besar daripada diameter bumi. Jarak Matahari ke Bumi sekitar 150 juta km sehingga cahaya matahari menempuh waktu 8 menit 20 detik untuk sampai ke permukaan bumi dengan kecepatan 300 juta meter per detik.
Matahari bukanlah bola api, melainkan bola gas yang berpijar. Unsur penyusun Matahari yang terbanyak adalah hidrogen (74%). Pada Matahari terjadi reaksi fusi, yaitu reaksi penggabungan dua atom atau lebih inti ringan menjadi suatu inti baru. Akibat reaksi nuklir tersebut, terbentuk energi kalor yang sangat besar dari adanya perubahan massa. Albert Einstein, seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, mengemukakan teori mengenai perubahan massa menjadi energi dengan persamaan:
E = mc2
E = energi (joule)
m = massa (kg)
c = cepat rambat cahaya (3 × 108 m/s)
2. Lapisan-Lapisan Matahari
Seperti halnya Bumi yang terdiri atas lapisan-lapisan, Matahari pun memiliki lapisan dengan kerapatan tertentu. Urutan lapisan matahari dimulai dari yang terdalam hingga terluar adalah inti matahari, fotosfer, kromosfer, dan korona. Inti matahari berdiameter lebih kurang 10% dari diameter matahari dan bersuhu sekitar 15 juta °C. Sumber energi matahari berada dalam lapisan inti matahari dan merambat ke luar melalui lapisan berikutnya dengan cara diradiasikan, lalu dikonveksikan. Permukaan matahari yang terlihat jika memandang Matahari sebenarnya adalah lapisan fotosfer. Bagian terdalam lapisan fotosfer bersuhu lebih kurang 5.500°C dan semakin berkurang pada bagian luarnya. Energi kalor yang sangat tinggi membuat gas pada lapisan tersebut terlihat bergejolak. Lapisan di atas lapisan fotosfer adalah lapisan kromosfer yang merupakan lapisan terdalam dari lapisan atmosfer matahari dan berjarak kurang lebih 12.000 km.
3. Aktivitas Matahari
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan para ahli pada lapisan fotosfer matahari akan terlihat aktivitas, seperti noda hitam atau bintik hitam matahari (sunspot), granula, dan pakula fotosfer, serta lidah api (prominensa). Noda hitam atau bintik hitam matahari (sunspot) adalah bagian lapisan fotosfer yang tampak hitam karena suhunya lebih dingin dibandingkan suhu daerah sekitarnya dan terlihat melingkar menuju satu titik. Noda matahari terjadi akibat aktivitas magnetik yang berlawanan. Aktivitas magnetik menarik permukaan matahari hingga terjadi bintik matahari. Granula fotosfer adalah aktivitas yang terjadi pada permukaan fotosfer matahari. Granula ini terlihat seperti daerah yang cerah dan bercahaya, sedangkan pakula terlihat seperti butiran-butiran yang dipisahkan oleh suatu batas. Pada lapisan terluar atmosfer matahari (korona) terdapat aktivitas gas yang menyembur keluar dengan dahsyat. Aktivitas disebut lidah api (prominensa). Lidah api yang berwarna kemerah-merahan jika dilihat dari Bumi tersebut dapat menyembur lebih dari 480.000 km dari permukaan matahari.
Radiasi energi matahari memancarkan partikel-partikel ke ruang angkasa. Energi cahaya yang diradiasikannya berupa cahaya ultraviolet, inframerah, dan sinar-X. Panjang gelombangnya berbeda-beda, gelombang cahaya yang tampak olehmu adalah gelombang cahaya tampak. Dengan adanya lapisan atmosfer, cahaya matahari tidak langsung masuk ke permukaan bumi sehingga energi gelombang matahari tersebut tidak merusak ekosistem dan kelangsungan makhluk hidup. Radiasi gelombang sinar ultraviolet sangat berbahaya bagi kehidupan manusia karena dapat menyebabkan mutasi. Namun, dengan adanya lapisan ozon yang terdapat pada lapisan atmosfer, radiasi tersebut dapat tertahan. Kumpulan partikel-partikel yang terperangkap oleh medan magnetik bumi disebut sabuk Van Allen. Partikel-partikel pada sabuk ini menumbuk atmosfer bumi di bagian kutub bumi yang menimbulkan cahaya terang yang disebut aurora. Aurora yang terlihat di bagian selatan disebut aurora Australis dan yang terlihat di bagian utara adalah aurora Borealis.
4. Manfaat Energi Matahari bagi Kehidupan
Kelangsungan hidup makhluk di Bumi sangat bergantung pada energi matahari. Tanpa energi matahari semua bentuk kehidupan di Bumi (manusia, hewan, dan tumbuhan) akan musnah. Langit menjadi gelap karena menghilangnya satu-satunya sumber cahaya bumi, yaitu Matahari. Bumi akan menjadi dingin dengan cepat dan segala yang ada di permukaannya akan membeku. Tidak akan ada perubahan cuaca sehingga tidak akan terjadi hujan dan sebagian besar wilayah di Bumi akan mengalami kekeringan. Dengan adanya Matahari, makhluk hidup di Bumi dapat memperoleh makanan yang berasal dari tanaman. Energi kimia yang terkandung dalam tanaman berasal dari proses fotosintesis, yaitu proses yang melibatkan energi matahari, karbon dioksida, dan air. Secara langsung ataupun tidak langsung manusia memanfaatkan Matahari sebagai sumber energi.
Secara langsung cahaya matahari dimanfaatkan dan untuk mengeringkan baju, mengeringkan bahan makanan, proses pembuatan garam. Secara tidak langsung, energi matahari dapat digunakan untuk pembangkit listrik. Daur cuaca mengakibatkan turunnya hujan yang menghasilkan air dan mengaliri sungai-sungai serta menggerakkan turbin stasiun pembangkit listrik tenaga air. Batubara dan minyak bumi merupakan contoh bahan tambang yang dapat digunakan sebagai energi. Bahan tersebut berasal dari energi matahari yang tersimpan dari sisa-sisa tanaman yang pernah hidup dan terkubur bersama bebatuan berabad-abad tahun yang lampau. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini memungkinkan energi matahari disimpan dalam suatu sel surya. Energi dalam sel surya tersebut dalam kehidupan sehari-hari dimanfaatkan untuk memanas kan air, alat penghitung (kalkulator), dan penggerak mobil. Dibandingkan dengan sumber energi lain, energi yang berasal dari Matahari tidak merusak lingkungan.
E. Kondisi Bumi sebagai Planet
Dahulu orang beranggapan bahwa, Bumi adalah pusat alam semesta. Mereka juga meyakini bahwa Matahari bergerak. mengelilingi Bumi. Akan tetapi, keyakinan itu dipatahkan pada tahun 1543. Nicholas Copernicus mempublikasikan bahwa Bulan bergerak mengelilingi Bumi, sedangkan Bumi dan planet-planet lainnya bergerak mengelilingi Matahari. Gagasan lainnya yang tidak benar adalah banyak orang meyakini bahwa Bumi itu datar. Oleh karena itu, mereka takut apabila mereka berlayar cukup jauh ke laut, mereka akan jatuh dari ujung dunia.
1. Bentuk Bumi
Selama bertahun-tahun para pelaut mengamati bahwa hal yang pertama kali mereka lihat di laut adalah puncak kapal. Hal ini menunjukkan bahwa Bumi berbentuk bulat. Begitu pula pada tahun 1522, Magelhaen telah membuktikan bahwa Bumi berbentuk bulat. Waktu itu dia mengadakan pelayaran dengan arah lurus, kemudian dia berhasil kembali ke tempat awal dia berlayar. Astronot telah melihat dengan jelas bentuk Bumi. Astronot dari atas melihat bahwa terdapat sedikit tonjolan di khatulistiwa dan terdapat bagian Bumi yang rata di bagian kutubnya. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk Bumi tidak benar-benar bulat, akan tetapi sedikit lonjong. Bumi berdiameter sekitar 12.742 km.
2. Rotasi Bumi
Rotasi Bumi adalah perputaran Bumi pada porosnya. Sedangkan kala rotasi Bumi adalah waktu yang diperlukan Bumi untuk sekali berputar pada porosnya, yaitu 23 jam 56 menit. Bumi berotasi dari barat ke timur. Aktivitas yang telah kamu lakukan adalah salah satu akibat dari rotasi Bumi, yaitu terjadinya siang dan malam. Adapun akibat lain dari rotasi Bumi adalah gerak semu harian matahari, perbedaan waktu, pembelokan arah angin, dan pembelokan arah arus laut.
3. Revolusi Bumi
Revolusi Bumi adalah perputaran (peredaran) Bumi mengelilingi Matahari. Kala revolusi Bumi adalah waktu yang diperlukan oleh Bumi untuk sekali berputar mengelilingi Matahari, yaitu 365,25 hari atau 1 tahun. Bumi berevolusi dengan arah yang berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Akibat dari revolusi Bumi, yaitu terjadinya gerak semu tahunan matahari, perbedaan lamanya siang dan malam, dan pergantian musim.
F. Kondisi Bulan sebagai Satelit
Bulan adalah benda langit yang terdekat dengan Bumi sekaligus merupakan satelit Bumi. Karena Bulan merupakan satelit, maka Bulan tidak dapat memancarkan cahaya sendiri melainkan memancarkan cahaya Matahari. Sebagaimana dengan Bumi yang berputar dan mengelilingi Matahari, Bulan juga berputar dan mengelilingi Bumi.
1. Bentuk Bulan
Bulan berbentuk bulat mirip seperti planet. Permukaan bulan berupa dataran kering dan tandus, banyak kawah, dan juga terdapat pegunungan dan dataran tinggi. Bulan tidak memiliki atmosfer, sehingga sering terjadi perubahan suhu yang sangat drastis. Selain itu, bunyi tidak dapat merambat, tidak ada siklus air, tidak ditemukan makhluk hidup, dan sangat gelap gulita. Bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu rotasi, revolusi, dan bergerak bersama-sama dengan Bumi untuk mengelilingi Matahari. Kala rotasi Bulan sama dengan kala revolusinya terhadap Bumi, yaitu 27,3 hari. Oleh karena itu, permukaan Bulan yang menghadap ke Bumi selalu sama. Dampak dari pergerakan bulan di antaranya adalah sebagai pasang surut air laut.
Pasang adalah peristiwa naiknya permukaan air laut, sedangkan surut adalah peristiwa turunnya permukaan air laut. Pasang surut air laut terjadi akibat pengaruh gravitasi Matahari dan gravitasi Bulan. Akibat Bumi berotasi pada sumbunya, maka daerah yang mengalami pasang surut bergantian sebanyak dua kali. Ada dua jenis pasang air laut, yaitu pasang purnama dan pasang perbani.
- Pasang Purnama dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan terjadi ketika Bulan purnama. Pasang ini menjadi maksimum ketika terjadi gerhana Matahari. Hal ini karena dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan Matahari yang mempunyai arah yang sama atau searah.
- Pasang Perbani, yaitu ketika permukaan air laut turun serendah-rendahnya. Pasang ini terjadi pada saat Bulan kuartir pertama dan kuartir ketiga. Pasang perbani dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan Matahari yang saling tegak lurus.
2. Pembagian Bulan
Ada dua pembagian bulan, yaitu bulan sideris dan bulan sinodis. Waktu yang dibutuhkan bulan untuk satu kali berevolusi sekitar 27,3 hari yang disebut kala revolusi sideris (satu bulan sideris). Tetapi karena Bumi juga bergerak searah gerak Bulan, maka menurut pengamatan di Bumi waktu yang dibutuhkan Bulan untuk melakukan satu putaran penuh menjadi lebih panjang dari kala revolusi sideris, yaitu sekitar 29,5 hari yang disebut kala revolusi sinodis (satu bulan sinodis). Kala revolusi sinodis dapat ditentukan melalui pengamatan dari saat terjadinya Bulan baru sampai Bulan baru berikutnya. Satu bulan sinodis digunakan sebagai dasar penanggalan Komariyah (penanggalan Islam).
3. Fase-fase Bulan
Fase-fase Bulan merupakan perubahan bentuk-bentuk Bulan yang terlihat di Bumi. Hal ini dikarenakan posisi relatif antara Bulan, Bumi, dan Matahari. Fase-fase Bulan adalah sebagai berikut.
- Bulan baru terjadi ketika posisi Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Selama Bulan baru, sisi Bulan yang menghadap ke Matahari nampak terang dan sisi yang menghadap Bumi nampak gelap.
- Bulan sabit terjadi ketika bagian Bulan yang terkena sinar Matahari sekitar seperempat, sehingga permukaan Bulan yang terlihat di Bumi hanya seperempatnya.
- Bulan separuh terjadi ketika bagian Bulan yang terkena sinar Matahari sekitar separuhnya, sehingga yang terlihat dari Bumi juga separuhnya (kuartir pertama).
- Bulan cembung terjadi ketika bagian Bulan yang terkena sinar Matahari tiga perempatnya, yang terlihat dari Bumi hanya tiga perempat bagian Bulan. Akibatnya, kita dapat melihat Bulan cembung.
- Bulan purnama terjadi ketika semua bagian Bulan terkena sinar Matahari, begitu juga yang terlihat dari Bumi. Akibatnya, kita dapat melihat Bulan purnama (kuartir kedua).
G. Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan
Gerhana terjadi ketika posisi Bulan dan Bumi menghalangi sinar Matahari, sehingga Bumi atau Bulan tidak mendapatkan sinar Matahari. Gerhana juga merupakan akibat dari pergerakan Bulan. Ada dua jenis gerhana, yaitu gerhana Matahari dan gerhana Bulan.
1. Gerhana Matahari
Gerhana Matahari terjadi ketika bayangan Bulan bergerak menutupi permukaan Bumi. Di mana posisi Bulan berada di antara Matahari dan Bumi, dan ketiganya terletak dalam satu garis. Gerhana Matahari terjadi pada waktu Bulan baru. Akibat ukuran Bulan lebih kecil dibandingkan Bumi atau Matahari, maka terjadi tiga kemungkinan gerhana, yaitu sebagai berikut.
- Gerhana Matahari total, terjadi pada daerah-daerah yang berada di bayangan inti (umbra), sehingga cahaya Matahari tidak tampak sama sekali. Gerhana Matahari total terjadi hanya sekitar 6 menit.
- Gerhana Matahari cincin, terjadi pada daerah yang terkena lanjutan, sehingga Matahari kelihatan seperti cincin.
- Gerhana Matahari sebagian, terjadi pada daerah-daerah yang terletak di antara umbra dan penumbra (bayangan kabur), sehingga Matahari kelihatan sebagian.
2. Gerhana Bulan
Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan memasuki bayangan Bumi. Gerhana Bulan hanya dapat terjadi pada saat Bulan purnama. Gerhana Bulan terjadi apabila Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. Pada waktu seluruh bagian Bulan masuk dalam daerah umbra Bumi, maka terjadi gerhana Bulan total. Proses Bulan berada dalam penumbra dapat mencapai 6 jam, dan dalam umbra hanya sekitar 40 menit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ruang, waktu, dan materi yang terdapat di alam semesta ini berasal dari suatu ledakan besar yang disebut Big Bang. Tata surya terdiri atas satu bintang (Matahari) sebagai pusat yang dikelilingi oleh planet-planet dan benda-benda langit lainnya. Planet-planet beredar mengelilingi Matahari dengan garis edar berbentuk elips. Titik pada orbit saat sebuah planet berada paling jauh dengan Matahari disebut titik parhelium. Titik pada orbit saat sebuah planet berada paling dekat dengan Matahari disebut titik aphelium. Planet-planet anggota tata surya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Selain Matahari dan planet-planet, terdapat benda langit lainnya, seperti Satelit, Komet, Asteroid, Meteroid, Meteor, dan Meteorit. Matahari merupakan salah satu bintang di galaksi Bima Sakti yang tersusun atas lapisan inti matahari, fotosfer, kromosfer, dan korona. Bumi melakukan tiga gerak, yaitu rotasi (berputar terhadap porosnya), revolusi (mengitari Matahari), dan bersama anggota tata surya lainnya bergerak dalam galaksi Bima Sakti.
Sistem kalender dibedakan menjadi kalender Masehi dan kalender hijriah. Kalender Masehi dihitung berdasarkan putaran Bumi mengelilingi Matahari. Kalender hijriah dihitung berdasarkan putaran Bulan mengelilingi Bumi. Rotasi bumi menyebabkan terjadinya gerak semu, perbedaan siang dan malam, serta perbedaan penanggalan di Bumi. Revolusi bumi menyebabkan terjadinya perbedaan musim. Perubahan penampakan bulan terlihat dari Bumi disebut fase bulan. Pergerakan antara Matahari, Bumi, dan Bulan mengakibatkan terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan. Pasang surut air laut adalah kenaikan dan penurunan air laut karena posisi bulan terhadap bumi. Satelit-satelit buatan yang mengorbit mengelilingi Bumi dapat digunakan sebagai sarana komunikasi.
B. Saran
Pengetahuan manusia tentang jagat raya, terutama tata surya tempat kita tinggal masih jauh lebih sedikit dari yang belum diketahui. Pengetahuan tentang tata surya terus berkembang, misalnya Pluto disepakati para ahli dicabut statusnya sebagai anggota planet tata surya. Marilah kita pelajari terus alam semesta tempat tinggal kita agar turut mengungkap rahasia alam semesta.
DAFTAR PUSTAKA
Borrero, F., dkk. 2008. Glencoe Science, Earth Science: Geology, the Environment, and the Universe. Ohio: Mc-Graw Hill.
Karim, Saeful, dkk. 2009. Belajar IPA 3: Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Bandung: PT. Setia Purna Inves.
Tjasyono, Bayong. 2014. Keajaiban Alam Semesta. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widodo, Wahono, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam. Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.