Makalah Wirausaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Wirausaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Wirausaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Wirausaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Wirausaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, April 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Produk kerajinan pada awalnya dibuat untuk tujuan fungsional, baik untuk kepentingan keagamaan (religius) maupun kebutuhan praktis. Produk kerajinan tersebut berupa peninggalan pada zaman batu seperti artefak-artefak kapak dan perkakas; pada zaman logam berupa nekara, moko, candrasa, kapak, bejana, hingga perhiasan seperti gelang, kalung, dan cincin. Benda-benda tersebut dipakai sebagai perhiasan dan properti upacara ritual adat berbagai suku serta kegiatan ritual yang bersifat kepercayaan seperti penghormatan terhadap arwah nenek moyang. Sejalan dengan perkembangan zaman konsep karya kerajinan terus berkembang. Pembuatan karya kerajinan yang pada awalnya untuk kepentingan fungsional, dalam perkembangannya mengalami pergeseran orientasi ke arah nilai keindahan (estetis).

Kekayaan alam Indonesia merupakan modal untuk menghasilkan produk kerajinan. Sejak dahulu rakyat Indonesia telah menggunakan produk kerajinan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kekayaan alam Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, kita harus memuji ciptaan Tuhan Yang Maha Agung ini. Produk kerajinan lebih banyak memanfaatkan bahan-bahan alam. Ada juga yang memanfaatkan bahan limbah sebagai bahan kerajinan seperti limbah kertas, plastik, karet, dan logam. Tentunya sampah atau limbah tersebut dapat membuat pemandangan menjadi tidak indah, menghasilkan bau tidak sedap, dan dampaknya akan merusak lingkungan. Limbah tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai barang kerajinan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Secara umum ada dua macam limbah yang sudah kalian kenal, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik adalah limbah yang bisa dengan mudah diuraikan atau mudah membusuk. Limbah organik mengandung unsur karbon. Limbah organik dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, contohnya kulit buah, sayuran, kotoran manusia, dan hewan. Sedangkan limbah anorganik adalah jenis limbah yang berwujud padat, sangat sulit atau bahkan sulit untuk diuraikan atau tidak bisa membusuk. Limbah anorganik relatif sulit terurai. Beberapa bisa terurai, tetapi memerlukan waktu yang lama. Limbah tersebut berasal dari sumber daya alam yang berasal dari pertambangan seperti minyak bumi, batu bara, besi, timah, dan nikel.

Limbah anorganik umumnya berasal dari kegiatan industri, pertambangan, dan domestik yaitu dari sampah rumah tangga, seperti kaleng bekas, botol, plastik, karet sintetis, potongan atau pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, dan pecah-pecahan gelas. Limbah anorganik yang dapat didaur ulang contohnya sampah plastik, logam, kaca, plastik, dan kaleng. Limbah-limbah anorganik dapat dipilah-pilah sesuai kebutuhan, jika dinilai tidak layak pakai maka limbah anorganik dapat dilebur. Sedangkan limbah yang masih dalam kondisi baik, dapat dimanfaatkan kembali menjadi karya kerajinan. Jika limbah sudah beralih manfaat menjadi barang kerajinan, maka secara ekonomi nilainya akan meningkat. Kita patut bersyukur bahwa limbah anorganik juga dapat memberi manfaat untuk manusia.

Limbah berbentuk bangun datar adalah limbah yang berbentuk bangun yang berdimensi dua, yaitu bahan limbah yang memiliki sisi panjang dan lebar sehingga tidak mempunyai ruang. Limbah berbentuk bangun datar dapat berupa bidang beraturan seperti lingkaran, segi empat, segitiga, dan bangun tidak beraturan. Contoh limbah berbentuk bangun datar antara lain daun, kertas, kain perca, dan plastik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Wirausaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar?
  2. Bagaimanakah sistem produksi usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar?
  3. Bagaimanakah perhitungan titik impas (break event point) usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar?
  4. Bagaimanakah strategi promosi produk hasil usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar?
  5. Bagaimanakah laporan kegiatan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Wirausaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar.
  2. Untuk mengetahui sistem produksi usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar.
  3. Untuk mengetahui perhitungan titik impas (break event point) usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar.
  4. Untuk mengetahui strategi promosi produk hasil usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar.
  5. Untuk mengetahui laporan kegiatan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perencanaan Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Untuk menjadi seorang wirausahawan sukses, harus memiliki perencanaan usaha yang baik. Aspek-aspek penting dalam perencanaan usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar adalah sebagai berikut.

1. Ide dan Peluang Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Seorang wirausahawan harus dapat memanfaatkan peluang usaha secara sistematis dimulai dari analisis sumber-sumber peluang usaha secara luas. Persiapan yang dapat kalian lakukan dalam menganalisis peluang usaha sebagai berikut.

  1. Meneliti berapa luas usaha yang akan dipilih.
  2. Bentuk usaha apa yang akan dipilih.
  3. Jenis usaha apa yang akan ditekuni.
  4. Informasi usaha yang akan diterima.
  5. Ada atau tidaknya peta usaha yang menguntungkan.

Setelah mengidentifikasi peluang usaha, seorang wirausaha kerajinan memilih jenis usaha produk kerajinan. Proses pemilihan ini melalui tahapan analisis yang cermat. Untuk itu diperlukan pertimbangan yang matang, biasanya disebut evaluasi dengan kriteria yang telah dikembangkan sesuai kebutuhan. Menganalisis peluang usaha pada produk kerajinan dimaksudkan untuk menemukan peluang dan potensi usaha yang dapat dimanfaatkan, serta untuk mengetahui besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa lama usaha tersebut dapat bertahan. Ancaman dan peluang selalu menyertai suatu usaha sehingga penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan dan kemampuan adaptasi dari suatu usaha agar dapat tumbuh dan bertahan dalam persaingan. Pemetaan potensi usaha produk kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar dapat didasarkan pada ciri khas kerajinan dari masing-masing daerah.

Pemetaan potensi menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah. Terdapat beberapa cara atau metode dalam melakukan pemetaan potensi usaha, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, threat) adalah suatu kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Analisis ini didahului oleh proses identifikasi faktor eksternal dan internal untuk menentukan strategi terbaik, kemudian dilakukan pembobotan terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan tingkat kepentingan.

2. Sumber Daya yang Dibutuhkan dalam Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Apabila sudah menentukan produk kerajinan berdasarkan analisis peluang usaha, maka dapat menentukan sumber daya yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha tersebut. Dalam perencanaan proses produksi diperlukan pengelolaan yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikategorikan atas enam tipe sumber daya (6M), sebagai berikut.

a. Man (Manusia)

Dalam pendekatan ekonomi, sumber daya manusia adalah salah satu faktor produksi selain tanah, modal, dan keterampilan. Pandangan yang menyamakan manusia dengan faktor-faktor produksi lainnya dianggap tidak tepat, baik dilihat dari konsepsi, filsafat, maupun moral. Manusia merupakan unsur manajemen yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan.

b. Money (Uang)

Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu, uang merupakan unsur yang penting untuk mencapai tujuan perusahaan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli, serta berapa hasil yang akan dicapai oleh perusahaan.

c. Material (Fisik)

Perusahaan umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan mentah yang dibutuhkan, tetapi membeli dari pihak lain. Untuk itu manajer perusahaan berusaha untuk memperoleh bahan mentah dengan harga paling murah, menggunakan cara pengangkutan yang murah dan membuat proses pengolahan seefisien mungkin.

d. Machine (Teknologi)

Mesin memiliki peranan penting dalam proses produksi. Setelah revolusi industri, banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh mesin. Perkembangan teknologi yang begitu pesat menyebabkan penggunaan mesin semakin meningkat. Banyaknya mesin baru yang ditemukan oleh para ahli memungkinkan peningkatan produksi sangat tinggi.

e. Method (Metode)

Metode sangat dibutuhkan agar mekanisme kerja berjalan efektif dan efisien. Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, baik yang menyangkut proses produksi maupun administrasi tidak terjadi begitu saja melainkan memerlukan waktu yang lama.

f. Market (Pasar)

Jika barang yang diproduksi tidak laku, proses produksi barang akan berhenti. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai, kualitas barang harus sesuai dengan selera konsumen dan harga terjangkau oleh daya beli konsumen.

3. Perencanaan Administrasi Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Menurut pendapat Prof. Dr. S. Prajudi Atmosudirjo, S.H., administrasi adalah proses dan tata cara kerja yang terdapat pada setiap usaha, baik usaha kenegaraan maupun swasta, usaha sipil maupun militer, atau usaha besar maupun kecil. Pencatatan semua kegiatan usaha yang diperlukan bagi kelancaran dan pengelolaan perusahaan merupakan tugas administrasi. Tugas tersebut meliputi pencatatan data-data transaksi bisnis, keuangan, produksi, persediaan produksi, dan lain-lain.

Adapun maksud dan tujuan dari adanya administrasi adalah agar wirausahawan dapat:

  1. memonitor kegiatan administrasi perusahaannya;
  2. mengevaluasi kegiatan-kegiatan pengorganisasian perusahaannya;
  3. menyusun program pengembangan usaha dan kegiatan pengorganisasian perusahaannya; dan
  4. mengamankan kegiatan-kegiatan usaha dan organisasi perusahaannya.

Perencanaan administrasi usaha kerajinan pada dasarnya terdiri dari perizinan usaha, surat-menyurat, pencatatan transaksi barang atau jasa, pencatatan transaksi keuangan, dan pajak pribadi serta pajak usaha.

4. Perencanaan Pemasaran Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Indonesia sangat kaya baik dari kekayaan alam maupun budayanya. Komoditas produk kerajinan negara Indonesia banyak dikenal di mancanegara. Banyak sekali pengusaha asal Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari usaha kerajinan tersebut, baik yang sifatnya lokal maupun yang sudah go international. Apalagi di daerah sekitar lokasi pariwisata sudah bisa dipastikan banyak warga Indonesia yang berjualan produk kerajinan. Indonesia memiliki banyak tempat wisata dan menjadi prospek bisnis kerajinan yang sangat baik.

Apabila seseorang sudah memutuskan menjadi wirausaha maka dia harus segera memikirkan tentang rancangan pemasaran produk yang akan dijual. Philip Kotler dan Gary Amstrong dalam bukunya “Dasar-dasar Pemasaran” mendefinisikan pemasaran sebagai proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Dengan demikian, pemasaran tidak hanya bagaimana memasarkan produk supaya laku, tetapi juga harus memiliki nilai lebih bagi pelanggannya.

B. Sistem Produksi Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Produk kerajinan banyak memanfaatkan bahan-bahan alam seperti tanah liat, serat alam, kayu, bambu, kulit, logam, batu, dan rotan. Ada juga yang memanfaatkan bahan sintetis sebagai bahan kerajinan seperti limbah kertas, plastik, dan karet. Produk kerajinan di setiap daerah memiliki kekhasan lokal yang menjadi unggulan daerah. Misalnya, Kasongan (Daerah Istimewa Yogyakarta), sumber daya alam yang banyak tersedia tanah liat, kerajinan yang berkembang adalah kerajinan gerabah. Palu (Sulawesi Tengah), banyak menghasilkan tanaman kayu hitam, kerajinan yang berkembang berupa bentuk kerajinan kayu hitam. Kapuas (Kalimantan Tengah), sumber daya alamnya banyak menghasilkan rotan dan getah nyatu sehingga kerajinan yang berkembang adalah anyaman rotan dan getah nyatu.

Secara umum jenis bahan limbah untuk produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu bahan limbah berbentuk bangun datar dan bahan limbah berbentuk bangun ruang. Beberapa kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar akan diuraikan secara singkat pada penjelasan berikut ini. Namun, materi yang diuraikan di sini merupakan contoh saja, kalian dapat mempelajarinya sebagai pengetahuan dan diharapkan dapat mengeksplorasi pengetahuan lainnya sebagai bahan pengayaan.

1. Aneka Produk Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Berikut ini dijelaskan beberapa produk kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar.

a. Kerajinan dari Limbah Kulit Jagung

Kulit jagung merupakan limbah pertanian dari tanaman jagung. Kulit jagung kerap kali tidak diperhatikan, bahkan dianggap sampah sehingga biasanya dibuang. Sampah kulit jagung bisa menjadi benda kerajinan yang sangat bernilai dan bisa mendatangkan keuntungan. Kerajinan dari limbah kulit jagung ini sangat unik dan menarik.

b. Kerajinan dari Limbah Plastik

Kita tahu bahwa sampah plastik termasuk dalam sampah anorganik yang sulit diurai oleh mikroorganisme, butuh waktu bertahun-tahun supaya plastik dapat terurai dan akhirnya menyatu dengan tanah. Oleh karena itu, sebaiknya sampah plastik tersebut dimanfaatkan untuk karya kerajinan. Saat ini sudah banyak kerajinan yang dibuat dengan bahan dasar limbah plastik seperti tas, dompet, cover meja, dan tempat tisu.

c. Kerajinan dari Limbah Daun Pelepah Pisang

Sebagian besar masyarakat menganggap daun pelepah pisang kering adalah sampah yang tidak berguna. Bahkan terkadang daun pelepah pisang kering hanya dibakar begitu saja karena dianggap sampah yang mengotori kebun. Namun daun pelepah pisang kering dapat dijadikan sebagai kerajinan yang indah dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kerajinan tangan dari daun pelepah pisang kering sebaiknya menggunakan daun yang berwarna kuning hingga daun yang berwarna cokelat dan benar-benar kering.

d. Kerajinan dari Limbah Kertas

Kertas merupakan bagian dari limbah organik kering, hal ini karena kertas mudah terurai dalam tanah. Meskipun kertas mudah hancur jika terkena air, namun jika digunakan sebagai bahan dasar produk kerajinan, kertas tersebut dapat diolah sedemikian rupa sehingga tidak mudah hancur. Caranya yaitu dengan menambah kandungan lem atau zat pelindung anti air seperti melamin/politur, dapat pula dengan dilapisi plastik. Limbah kertas dapat digunakan sebagai benda kerajinan dengan berbagai teknik seperti teknik anyaman, teknik sobek, teknik lipat, dan teknik gulung (pilin). Berbagai karya yang dapat dihasilkan dari limbah kertas antara lain keranjang, vas bunga, sandal, wadah serbaguna, bunga, hiasan dinding, wadah tisu, taplak, boneka, dan masih banyak lagi.

e. Kerajinan dari Limbah Kain Perca

Kebutuhan sandang manusia yang berupa pakaian merupakan kebutuhan primer sehari-hari yang harus dipenuhi. Produksi pakaian yang dilakukan oleh para penjahit atau konveksi, menghasilkan banyak limbah kain yang biasa disebut kain perca. Limbah kain perca dapat dibuat sebagai bahan dasar kerajinan yang cukup unik dan menarik. Bahkan busana itu sendiri dapat dihasilkan dari kain-kain perca yang dijahit bersambung-sambungan. Bagi sebagian orang ada juga yang berminat pada busana jenis ini karena unik. Sekarang sudah semakin banyak orang melirik produk kerajinan berbahan kain perca, karena selain murah juga desainnya unik.

f. Kerajinan dari Limbah Kardus

Kardus bekas kadang menjadi sebuah benda yang menumpuk dan memenuhi ruangan sehingga mengganggu pemandangan, dan kadang dibuang begitu saja di tempat sampah. Saat ini banyak sekali kardus bekas yang ada di lingkungan kita. Itu dikarenakan hampir setiap barang kebutuhan kita sehari-hari menggunakan kardus sebagai pembungkusnya. Bagi seorang yang berjiwa wirausaha maka alangkah lebih bagus bila kardus tersebut dimanfaatkan menjadi sebuah kerajinan unik dan juga memiliki nilai seni yang tinggi.

g. Kerajinan dari Limbah Sisik Ikan

Sisik ikan pada umumnya hanya dibuang karena dianggap sebagai limbah yang tidak bermanfaat. Ternyata sisik ikan dapat dimanfaatkan untuk benda kerajinan, pada umumnya untuk kerajinan aksesori. Setiap ikan menghasilkan sisik yang berbeda ukuran dan ketebalannya. Sisik ikan kakap sering digunakan sebagai produk kerajinan karena sisiknya lebih terliat kokoh, tebal, dan besar dibanding sisik ikan mas atau mujair. Limbah sisik ikan bisa dijadikan sebagai bahan utama pembuatan aksesori seperti anting-anting, cincin, kalung, bros, dan gelang. Hasilnya terlihat unik, artistik, dan menarik.

h. Kerajinan dari Pecahan Keramik

Pecahan keramik ternyata dapat dimanfaatkan untuk kerajinan atau hiasan. Pecahan-pecahan keramik dapat dijadikan sebagai hiasan mozaik, atau hiasan yang lainnya. Biasanya mozaik dari pecahan keramik disusun untuk membuat gambar bercorak abstrak atau background dari suatu gambar atau untuk melapisi dinding dan lantai agar terkesan unik.

2. Manfaat Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Manfaat produk kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat produk kerajinan sebagai benda pakai dan manfaat produk kerajinan sebagai benda hias.

a. Manfaat Produk Kerajinan sebagai Benda Pakai

Sebagai benda pakai, produk kerajinan yang dibuat mengutamakan fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.

b. Manfaat Produk Kerajinan sebagai Benda Hias

Produk kerajinan sebagai benda hias meliputi segala bentuk kerajinan yang dibuat dengan tujuan untuk dipajang atau digunakan sebagai hiasan.

3. Potensi Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Masing-masing daerah memiliki ciri khas kerajinan yang menjadi unggulan daerahnya. Hal ini disebabkan oleh sumber daya yang dimiliki dari masing-masing daerah berbeda. Di bawah ini merupakan contoh hasil limbah berbentuk bangun datar yang dapat dimanfaatkan untuk kerajinan, dilihat dari kondisi wilayahnya.

a. Daerah Pesisir Pantai atau Laut

Limbah berbentuk bangun datar yang banyak tersedia adalah sisik ikan, daun pandan, daun kelapa dan lainnya.

b. Daerah Pegunungan

Limbah berbentuk bangun datar yang banyak dihasilkan di daerah ini adalah daun-daunan kering, kulit buah-buahan yang bertekstur keras seperti salak, kulit petai cina, dan lainnya.

c. Daerah Pertanian

Limbah berbentuk bangun datar yang didapat pada daerah ini adalah jerami padi, kulit jagung, batang daun singkong, kulit bawang, dan lainnya.

d. Daerah Perkotaan

Limbah berbentuk bangun datar yang dihasilkan di daerah perkotaan biasanya kertas, kardus, serbuk gergaji, serutan kayu, plastik, mika, dan lainnya.

4. Proses Pengolahan Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Berbagai macam limbah berbentuk bangun datar sangat bermanfaat untuk bahan pembuatan produk kerajinan. Proses pengolahan masing-masing bahan limbah berbentuk bangun datar secara umum sama. Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin. Proses pengolahan limbah berbentuk bangun datar untuk produk kerajinan pada umumnya sebagai berikut.

a. Pemilahan Bahan Limbah

Sebelum diolah, limbah harus diseleksi terlebih dahulu untuk menentukan mana yang masih dapat dipergunakan dan mana yang sudah seharusnya dibuang. Pemilahan dapat dilakukan secara manual dan disesuaikan dengan tujuan penggunaan bahan yang telah dirancang.

b. Pembersihan Limbah

Limbah yang sudah dipilih harus dibersihkan dahulu dari sisa-sisa bahan yang telah dimanfaatkan sebelumnya. Misalnya limbah kulit jagung, maka kulit jagung harus dipisahkan dari tongkol dan rambutnya. Lalu apakah tongkol dan rambutnya juga akan didaur ulang atau tidak, itu tergantung dari perancangan produk kerajinan yang akan dibuat.

c. Pengeringan

Limbah basah harus diolah dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari langsung atau dengan alat pengering, agar kadar air dapat hilang dan limbah dapat diolah dengan sempurna.

d. Pewarnaan

Pewarnaan pada limbah merupakan selera dari pembuat kerajinan. Jika dalam merancang diperlukan bahan yang diberi warna maka diwarnai terlebih dahulu. Proses pewarnaan yang umum dilakukan pada bahan limbah basah dengan cara dicelup atau direbus bersama zat warna tekstil agar menyerap. Sedangkan bahan limbah kering dapat diwarnai dengan cara divernis/dipolitur, dapat pula dicat menggunakan cat akrilik atau cat minyak.

e. Pengeringan Setelah Pewarnaan

Setelah diberi warna, bahan harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung atau dengan alat pengering agar warna kering sempurna tidak mudah luntur.

f. Finishing

Bahan limbah yang sudah kering dapat difinishing agar mudah diproses menjadi karya. Proses finishing dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti diseterika untuk limbah kulit agar tidak kusut, dapat pula digerinda, atau diamplas.

5. Perencanaan Produksi Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Untuk membuat produk kerajinan diperlukan perencanaan yang matang, misalnya produk kerajinan pakaian. Dalam perancangan produk kerajinan pakaian diperlukan berbagai interaksi ilmu pengetahuan misalnya pengetahuan tentang kebiasaan masyarakat (antropologi dan sejarah), ukuran badan (antropometri), ukuran pakaian (standardisasi), bentuk dan perhiasan (pendidikan moral: etika, gaya hidup), pengetahuan bahan (fisik), teknik pembuatan (rekayasa), perhitungan biaya produksi (akuntansi), promosi (publikasi), pemasaran (marketing), kemasan (desain), dan ilmu yang lainnya.

Perencanaan produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai estetika, keunikan (craftmanship), keterampilan, dan efisiensi. Sementara dalam pemenuhan fungsinya lebih menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat fisik (fisiologis), misalnya: benda-benda pakai, perhiasan, furnitur, sandang, dan sebagainya. Perencanaan produk kerajinan harus memperhatikan unsur estetika dan ergonomis. 6. Syarat-syarat Perencanaan Produksi Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen struktural dan fungsional. Komponen struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari: bahan (material), mesin dan peralatan, tenaga kerja modal, energi, informasi, tanah dan lain-lain. Sedangkan komponen fungsional terdiri dari supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan, yang kesemuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi.

Suatu sistem produksi selalu berada dalam lingkungan sehingga aspek-aspek lingkungan seperti perkembangan teknologi, sosial dan ekonomi, serta kebijakan pemerintah sangat mempengaruhi keberadaan sistem produksi itu. Produk kerajinan umumnya diproduksi ulang atau diperbanyak dalam skala home industry. Oleh karena itu, dibutuhkan persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dalam proses perancangannya.

a. Menentukan Bahan atau Material Produksi

Pada karya seni kerajinan, seorang pengrajin harus mampu menghubungkan bentuk dan fungsi sehingga karya yang dihasilkan dapat memenuhi fungsi, sementara bentuknya tetap indah. Pemilihan bahan/material dalam pembuatan karya kerajinan sangat terkait dengan sasaran pasar, karena material akan mendukung nilai bentuk, kenyamanan terutama dalam menggunakan benda terapan dan juga akan mempengaruhi kualitas dari barang tersebut.

Bentuk selalu bergantung pada sentuhan keindahan (estetika) karena itu dalam penciptaannya, seorang pengrajin harus menguasai unsur-unsur seni rupa seperti garis, bentuk, warna, komposisi dan lain-lain.

b. Menentukan Teknik Produksi

Mewujudkan sebuah produk kerajinan haruslah menggunakan cara atau teknik tertentu sesuai dengan bahan dasar kerajinan. Penguasaan teknik dalam berkarya kerajinan akan menentukan kualitas produk kerajinan yang dibuat. Beberapa jenis kerajinan memiliki alat dan ketrampilan khusus untuk mewujudkannya. Teknik produksi kerajinan disesuaikan dengan bahan, alat dan cara yang digunakan.

7. Alat dan Bahan yang Dibutuhkan dalam Memproduksi Kerajinan dari Limbah Berbentuk Bangun Datar

Beberapa karya kerajinan memiliki peralatan khusus yang tidak dipergunakan pada jenis karya lainnya. Tetapi ada juga alat atau bahan yang dipergunakan hampir di semua proses berkarya kerajinan. Alat-alat tulis (gambar) misalnya, adalah peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan hampir seluruh jenis karya kerajinan, terutama saat membuat rancangan karya kerajinan tersebut. Beberapa alat yang digunakan dalam berkarya kerajinan antara lain:

  1. Pensil, yaitu alat yang biasanya digunakan untuk membuat sketsa.
  2. Spidol, biasanya dibuat dengan berbagai warna dan ukuran.
  3. Komputer, untuk kepentingan merancang karya dengan teknik digital. Karena kemajuan teknologi, saat ini semua fungsi alat yang dipergunakan dalam berkarya kerajinan relatif dapat dilakukan oleh komputer. Walaupun demikian, perlu disadari betul bahwa komputer hanyalah alat bantu. Karya kerajinan bagaimanapun juga membutuhkan kepekaan rasa yang sulit dihasilkan oleh program komputer. Kepekaan rasa adalah kompetensi unik dan khas yang hanya dimiliki manusia, berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.

Bahan berkarya kerajinan adalah material habis pakai yang digunakan untuk mewujudkan karya kerajinan tersebut. Ada bahan yang berfungsi sebagai bahan utama (medium) dan ada pula sebagai bahan penunjang. Ketika membuat karya kerajinan hiasan dari bahan limbah kertas, maka kertas bekas sebagai bahan utamanya serta cat dan lem sebagai bahan penunjang.

Bahan untuk berkarya kerajinan dari bahan bekas dapat dikategorikan menjadi bahan alami dan bahan sintetis. Bahan baku alami adalah material yang bahan dasarnya berasal dari alam. Bahan-bahan ini dapat digunakan secara langsung tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Bahan baku olahan adalah bahan-bahan alam yang telah diolah melalui proses industri tertentu menjadi bahan baru yang memiliki sifat dan karakter khusus. Berdasarkan sifat materialnya, bahan berkarya kerajinan ini dapat juga dikategorikan ke dalam bahan keras dan bahan lunak, bahan cair dan bahan padat, dan sebagainya.

8. Proses Produksi Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Pembuatan produk kerajinan dapat mengembangkan apresiasi terhadap karya dan budaya bangsa sehingga kita akan bangga terhadap keanekaragaman budaya bangsa. Pembuatan produk kerajinan dapat melatih ketekunan bekerja, dengan banyak berlatih kita akan berani unjuk kerja dan unjuk hasil kerja, akhirnya akan memiliki sikap mental kreatif dan inovatif. Dengan demikian, akan terbentuk percaya diri, punya keberanian dan tidak ragu-ragu untuk bertindak sesuai dengan keyakinan dan perencanaannya, serta mampu berpikir kritis. Sikap mental demikian itu akan membentuk menjadi sikap mental produktif, kreatif, dan berani menghadapi resiko.

Dalam proses produksi kerajinan seorang pengrajin harus memperhatikan 3 hal, yaitu:

a. Bentuk

Yang dimaksud bentuk pada produk kerajinan adalah wujud fisik. Bentuk ini selalu bergantung pada sentuhan keindahan. Karena itu pula dalam proses penciptaan seorang pengrajin harus menguasai unsur-unsur seni seperti garis, tekstur, warna, ruang, bidang, dan sebagainya. Selain itu seorang pengrajin harus menguasai prinsip-prinsip seni seperti irama, keseimbangan, kesatuan, harmonisasi, kontras dan sebagainya.

b. Fungsi

Dalam pembuatan produk kerajinan seorang pengrajin harus mampu menghubungkan bentuk dengan fungsi sehingga karya yang dihasilkan dapat memenuhi fungsinya sementara bentuknya tetap indah. Dalam pembuatan produk kerajinan harus benar-benar memperhatikan aspek kenyamanan.

c. Bahan

Pengetahuan, pemahaman dan penguasaan terhadap bahan harus dimiliki seorang pengrajin. Dengan adanya pemahaman terhadap bahan ia akan mampu menemukan teknik pengolahannya. Dengan teknik yang tepat akan dihasilkan karya kerajinan secara optimal karena setiap bahan selalu memiliki karakter yang berbeda-beda. Tanah liat berbeda karakternya dengan lilin. Semen berbeda karakternya dengan gips. Bahkan setiap jenis kayu memiliki karakter sendiri-sendiri.

Setiap bahan memerlukan teknik penggarapan yang berbeda-beda. Karakter-karakter setiap bahan tersebut pada umumnya ditentukan oleh susunan unsur-unsur pembentuknya. Seorang pengrajin harus mampu memadukan aspek bentuk, fungsi, dan bahan agar hasilnya optimal. Ketiga aspek tersebut saling berkait dan bekerja sama.

9. Pengemasan Produk Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Kemasan dapat diartikan sebagai wadah atau pembungkus yang berguna mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas atau yang dibungkusnya.

a. Tujuan Pengemasan Produk Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Tujuan pengemasan produk kerajinan adalah sebagai berikut.

  • Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan.
  • Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen.
  • Kemasan dapat mendukung program pemasaran.
  • Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk lainnya.
  • Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin.
b. Manfaat Pengemasan Produk Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Manfaat pengemasan produk kerajinan adalah sebagai berikut.

  • Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
  • Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya (ciri pembeda produk).
  • Kemasan yang menarik dapat memikat dan menarik perhatian konsumen (menambah daya tarik produk).
  • Kemasan dapat menambah nilai jual produk.
c. Jenis Bahan Kemasan Produk Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Jenis bahan kemasan produk kerajinan, sebagai berikut.

1) Kemasan Kertas

Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum ditemukannya plastik dan aluminium voil. Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh, dan penggunaannya yang luas. Kelemahan kemasan kertas adalah sifatnya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. Berikut contoh kemasan dari bahan kertas.

2) Kemasan Kayu

Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui oleh manusia dan secara tradisional digunakan untuk mengemas berbagai macam produk padat seperti barang antik dan emas, keramik, dan kain. Di negara-negara yang mempunyai sumber kayu alam dalam jumlah banyak, kayu merupakan bahan baku dalam pembuatan palet, peti atau kotak kayu. Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk pembuatan kemasan juga banyak menimbulkan masalah karena makin langkanya hutan penghasil kayu.

Desain kemasan kayu tergantung pada sifat dan berat produk, konstruksi kemasan, bahan kemasan dan kekuatan kemasan. Penggunaan kemasan kayu baik berupa peti, tong kayu atau palet sangat umum di dalam transportasi berbagai komoditas dalam perdagangan internasional. Pengiriman produk kerajinan seperti keramik sering dibungkus dengan peti kayu agar dapat melindungi keramik dari resiko pecah. Kemasan kayu umumnya digunakan sebagai kemasan tersier untuk melindungi kemasan lain yang ada di dalamnya. Dalam mendesain kemasan kayu, diperlukan proses alternatif dan bahan-bahan teknik yang tepat untuk membuat kemasan yang lebih ekonomis.

3) Kemasan Plastik

Kemasan yang paling banyak kita temui adalah kemasan plastik. Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal adalah polietilen, polipropilen, poliester , nilon dan vinil film. Enam puluh persen penjualan plastik yang ada di dunia menggunakan kemasan plastik polistiren, polipropilen, polivinil klorida dan akrilik. Produk kerajinan banyak menggunakan kemasan plastik jenis akrilik. Akrilik adalah nama kristal termoplastik yang jernih dengan nama dagang Lucie, Barex dan Plexiglas. Beberapa sifat akrilik adalah: kaku dan transparan, penahan yang baik terhadap oksigen dan cahaya, titik leburnya rendah. Akrilik banyak digunakan sebagai bahan pelapis untuk bahan keras, dan dahulu digunakan untuk gigi palsu dan kacamata. Berikut contoh kemasan dari bahan plastik.

C. Perhitungan Titik Impas (Break Event Point) Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Dalam kegiatan usaha, seorang wirausahawan selalu memperhitungkan adanya titik impas atau Break Even Point (BEP). Analisis BEP adalah suatu teknis analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, dan volume kegiatan. Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan biaya variabel, dan volume penjualannya hanya cukup menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Sebaliknya, perusahaan akan memperoleh keuntungan, apabila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.

BEP merupakan keterkaitan antara jumlah unit yang dihasilkan dan volume yang terjual (pada sumbu X), dan antara pendapatan dari penjualan atau penerimaan dan biaya (pada sumbu Y). BEP terjadi jika pendapatan dari penjualan (TR) berada pada titik keseimbangan dengan total biaya (TC). Sedangkan biaya tetap (FC) adalah variabel yang tidak berubah meskipun jumlah volume yang dihasilkan berubah. Kurva BEP dapat dilihat pada gambar berikut agar dapat lebih jelas mengenai perpotongan antara garis penerimaan dan biaya total.

a. Break Even Point (BEP) Penjualan dalam Unit

Break even point volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan pada perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Rumus perhitungan BEP unit seperti berikut.

BEP Unit = FC / (P-VC)

Keterangan:

BEP = Break Even Point (Titik Impas)

Q = Quantities (Produksi)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

VC = Variable Cost (Biaya Variabel)

P = Harga Produk

b. Break Even Point (BEP) Rupiah

Break Even Point rupiah menggambarkan total penerimaan produk dengan kuantitas produk pada saat BEP.

BEP Rupiah = FC / (1-VC/TR)

Keterangan:

BEP = Break Even Point (Titik Impas)

TR = Total Revenue (Penerimaan)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

VC = Variable Cost (Biaya Variabel)

D. Strategi Promosi Produk Hasil Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Untuk mengomunikasikan usaha kerajinan yang telah diproduksi perlu disusun strategi yang disebut dengan strategi promosi. Promosi tidak hanya berhubungan dengan produk, harga produk, dan pendistribusian produk, tetapi berkait pula dengan mengomunikasikan produk ini kepada konsumen agar produk dikenal dan pada akhirnya dibeli. Promosi pada hakikatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, Tjiptono (2001: 219).

Menurut Sistaningrum (2002: 98) promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi “konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang. Konsumen aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan. Dan konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang.

Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu barang. Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu mengenai barang yang dihasilkan untuk konsumen. Segala kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan dengan menarik minat konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli di perusahaan tersebut.

Tujuan dari promosi penjualan sangat beraneka ragam yakni merangsang permintaan, meningkatkan hasrat konsumen untuk mencoba produk, membentuk goodwill, meningkatkan pembelian konsumen, juga bisa mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak serta meminimalisir perilaku berganti-ganti merek, atau mendorong konsumen untuk mencoba pembelian produk baru. Tujuan lainnya adalah untuk mendorong pembelian ulang produk, dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru.

Dalam promosi kita tidak hanya sekedar berkomunikasi ataupun menyampaikan informasi, tetapi juga menginginkan komunikasi yang mampu menciptakan suasana/keadaan di mana para pelanggan bersedia memilih dan memiliki produk. Dengan demikian, promosi yang akan dilakukan haruslah selalu berdasarkan atas beberapa hal sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Secara umum tujuan dari promosi penjualan sebagai berikut.

  1. Meningkatkan permintaan dari para pemakai industri dan/atau konsumen akhir.
  2. Meningkatkan kinerja perusahaan.
  3. Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan.

E. Laporan Kegiatan Usaha Kerajinan dari bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Laporan kegiatan usaha merupakan kegiatan yang berhubungan dengan setiap kejadian, lancar tidaknya kegiatan usaha, apakah ada kemajuan atau kemunduran. Seorang pimpinan perusahaan akan mengetahui semua kejadian dalam perusahaannya dan dapat mengendalikan jalannya perusahaan dengan melihat laporan kegiatan usaha. Laporan kegiatan usaha dibuat dan disusun secara sistematis, cermat, dan logis. Penyusunan laporan kegiatan usaha, merupakan penyampaian informasi tentang maju mundurnya pengelolaan usaha, sehingga akan tercipta komunikasi antara yang melaporkan dengan pihak yang diberi laporan. Penyusunan laporan kegiatan usaha, hendaknya bersifat komunikatif, jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak.

Tujuan penyusunan laporan kegiatan usaha adalah untuk memberi keterangan tentang masalah kegiatan usaha sehingga dapat diketahui oleh pemimpin/bagian yang menyusun laporan kegiatan usaha. Dengan kata lain penyusunan laporan kegiatan usaha ialah untuk mengetahui posisi tenaga kerja, keuangan, peralatan, bahan baku, produksi, pemasaran, penjualan, pendistribusian, promosi, likuiditas, solvabilitas, dan rehabilitasi usaha.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum ada dua macam limbah yaitu jenis limbah organik dan jenis limbah anorganik yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik adalah limbah yang bisa dengan mudah diuraikan atau mudah membusuk, sedangkan limbah anorganik adalah jenis limbah yang berwujud padat, sangat sulit atau bahkan sulit untuk di uraikan atau tidak bisa membusuk.

Limbah berbentuk bangun datar adalah limbah yang berbentuk bangun yang berdimensi dua, yaitu bahan limbah yang memiliki sisi panjang dan lebar sehingga tidak mempunyai ruang. Limbah berbentuk bangun datar dapat berupa bidang beraturan seperti lingkaran, segi empat, segi tiga, dan bidang tidak beraturan.

Menganalisis peluang usaha pada produk kerajinan dimaksudkan untuk menemukan peluang dan potensi usaha yang dapat dimanfaatkan, serta untuk mengetahui besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa lama usaha tersebut dapat bertahan. Analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, threat) adalah suatu kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Analisis ini didahului oleh proses identifikasi faktor eksternal dan internal untuk menentukan strategi yang terbaik, kemudian dilakukan pembobotan terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan tingkat kepentingan.

Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikatagorikan atas enam tipe sumber daya (6M), yaitu: man (manusia), money (manusia), material (fisik), machine (teknologi), method (metode), market (pasar). Perencanaan administrasi usaha kerajinan, pada dasarnya terdiri dari perizinan usaha, surat-menyurat, pencatatan transaksi barang/jasa, pencatatan transaksi keuangan, dan pajak pribadi serta pajak usaha. Pemasaran sebagai proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya

Merencanakan jenis usaha adalah merencanakan kegiatan yang dijalankan oleh setiap perusahaan baik besar maupun kecil untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Analisis kebutuhan pasar produk kerajinan diarahkan pada kondisi pemasaran, tingkat berapa produk akan di jual, mutu produk apa saja yang akan dijual, kepada siapa produk akan dijual, dan jalur pemasaran yang bagaimana yang digunakan. Manfaat produk kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun datar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat produk kerajinan sebagai benda pakai dan manfaat produk kerajinan sebagai benda hias.

Perencanaan produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai estetika, keunikan (craftmanship), keterampilan, dan efisiensi, sementara dalam pemenuhan fungsinya lebih menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat fisik (fisiologis). Bahan berkarya kerajinan adalah material habis pakai yang digunakan untuk mewujudkan karya kerajinan tersebut. Ada bahan yang berfungsi sebagai bahan utama (medium) dan ada pula sebagai bahan penunjang.

Tindakan pemeriksaan dan pengendalian usaha adalah untuk membandingkan standar kualitas dengan hasil proses dan berusaha menemukan sebab-sebab penyimpangan kualitas yang terjadi. Hasil analisa ini menjadi pedoman untuk melakukan tindakan perbaikan ke arah kualitas yang semestinya harus dicapai, dapat juga merupakan peningkatan kualitas yang mungkin dilaksanakan. Kemasan dapat diartikan sebagai wadah atau pembungkus yang berguna mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas atau yang dibungkusnya.

Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan di mana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. Analisa break even point memberikan penerapan yang luas untuk menguji tindakan-tindakan yang diusulkan dalam mempertimbangkan alternatif-alternatif atau tujuan pengambilan keputusan yang lain. Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu mengenai barang yang dihasilkan untuk konsumen.

B. Saran

Dengan membaca makalah tentang Wirausaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar ini, diharapkan dapat mengembangkan jiwa kewirausahaan, khususnya dalam memanfaatkan bahan limbah berbentuk bangun datar menjadi produk kerajinan yang bernilai estetika dan dapat mendatangkan keuntungan.

DAFTAR PUSTAKA

Adams, Steven. 1987. The Arts & Crafts Movement. London: Chartwell Books Inc.

Baynes, Ken. 1976. About Design. London: Design Council Publication.

Bastomi, Suwadji. 2000. Seni Kriya Seni. Semarang: UNNES Press.

Bengkel Kriya Kayu. Buku Paket Kriya Kayu. Yogyakarta: PPPG Kesenian Yogyakarta.

Bennet N.B. Silalahi, Dr., MA, Rumondang B. Silalahi, MPH. 1995. Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Birch Paul, Brian Clegg. 1996. Business Creativity. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Brealy, Mryers, Marcus. 2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan III. Jakarta: Balai Pustaka.

Dharsono. 1995. Pengetahuan Seni Rupa. Surakarta: STSI.

Drucker, Peter F. 1996. Inovasi dan Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.

Eisner, Elliot. W. 1972. Education Artistic Vision. New York: The Macmillan Co.

Tedjasutisna, H. Ating. 2008. Memahami Kewirausahaan SMK Kelas XI. Bandung: Armico.

Hendro. 2010. Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Kao, John. 1998. Entrepreneurship, A Wealth Creativity and Organization: Text, Cases, and Reading. Englewood Cliff. New Jersey: Prentice Hall.

Download Contoh Makalah Wirausaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar.docx