KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Globalisasi ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah PPKn yang berjudul Makalah Globalisasi ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Globalisasi ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Globalisasi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, November 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini sedang marak penggunaan jejaring sosial atau lebih dikenal dengan Facebook. Situs sosial ini merupakan salah satu media social network yang sangat terkenal. Dengan Facebook, Anda dapat berinteraksi dengan berbagai macam orang di seluruh dunia. Dengan fasilitas Internet, Anda dapat mengatasi jarak jauh menjadi dekat serta dapat digunakan berkomunikasi antarwarga suatu negara dengan warga negara lain yang saling berjauhan. Internet merupakan salah satu bentuk kemajuan perkembangan teknologi komunikasi. Selain perkembangan di bidang teknologi, saat ini juga terjadi perubahan gaya hidup di sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa makan restoran di McDonald atau di Kentucky Fried Chicken (KFC) lebih enak dan bergengsi daripada makan di restoran padang atau di Warteg merupakan bukti dari proses lokalisasi dari kebiasaan yang datang dari Amerika Serikat. Adanya kecenderungan saat menonton bioskop sambil makan popcorn dan minum soft drink, juga menjadi contoh dari proses lokalisasi terhadap kebiasaan-kebiasaan yang datang dari budaya luar.
Kedua contoh di atas muncul akibat adanya pengaruh asing yang masuk dan memengaruhi pola/gaya hidup masyarakat Indonesia. Gejala inilah yang biasa dikenal dengan istilah globalisasi. Globalisasi seakan berubah menjadi ideologi baru dalam tatanan dunia sekarang ini. Semua masyarakat dunia telah memakluminya. Karakteristik masyarakat dunia yang super sibuk, serba cepat, berbudaya konsumtif, dan hedonis merupakan pengaruh adanya globalisasi. Globalisasi juga berpengaruh besar terhadap perubahan perilaku kehidupan masyarakat di suatu negara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Globalisasi ini adalah sebagai berikut:
- Apa pengertian globalisasi?
- Bagaimana sejarah dan proses globalisasi?
- Apa saja ciri-ciri globalisasi?
- Apa saja aspek globalisasi?
- Apa saja dampak globalisasi?
- Bagaimana menyikapi dampak globalisasi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Globalisasi ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui pengertian globalisasi.
- Untuk mengetahui sejarah dan proses globalisasi.
- Untuk mengetahui ciri-ciri globalisasi.
- Untuk mengetahui aspek globalisasi.
- Untuk mengetahui dampak globalisasi.
- Untuk mengetahui cara menyikapi dampak globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata globe atau global yaitu dunia atau bola dunia. Globalisasi dapat diartikan sebagai hal-hal atau kejadian secara umum dan keseluruhan, yang terkait dengan dunia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi merupakan proses masuk ke ruang lingkup dunia. Di dalamnya mencakup kebijakan nasional yang memperlakukan seluruh dunia sebagai lingkungan yang layak diperhitungkan. Istilah globalisasi berasal dari kata “global”, artinya secara umum dan keseluruhan, taksiran secara bulat, secara garis besar. Istilah ini akan melibatkan kesadaran masyarakat dunia adalah kontinuitas lingkungan yang terkonsentrasi sebagai suatu kesatuan yang utuh. Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi juga dipandang sebagai suatu proses sosial, proses sejarah, atau proses alamiah yang akan mampu membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terkait dan terikat satu sama lain, sehingga mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan koeksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Globalisasi juga didefinisikan sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain sebetulnya adalah suatu kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya (adidaya) praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil (lemah) akan makin tidak berdaya karena mereka tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti politik, sosial-budaya dan agama. Pemikiran Theodore Levitte yang tertuang dalam bukunya yang berjudul “Who Coined the Therm Globalization is Dead” (1985), menjadikan ia orang yang pertama kali menggunakan istilah globalisasi pada tahun 1985.
Arus globalisasi semakin lama semakin meningkat dan menyeluruh kepada setiap aspek kehidupan sehari-hari. Globalisasi telah berubah menjadi gaya hidup baru kosmopolitan yang ditandai oleh berbagai kemudahan hubungan dan terbukanya berbagai macam informasi yang akan memungkinkan individu mengikuti gaya-gaya hidup baru yang disenangi. Globalisasi dewasa ini telah berubah menjadi kekuatan yang terus meningkat serta mampu menciptakan aksi dan reaksi dalam segenap kehidupan manusia di bumi. Globalisasi akan menciptakan dunia yang terdiri dari negara-negara terbuka untuk saling berhubungan terutama dengan ditunjang teknologi informasi yang sedemikian canggih. Topangan teknologi informasi ini pada gilirannya akan mampu merubah segi-segi kehidupan, baik kehidupan material maupun spiritual. Berikut ini terdapat beberapa pengertian tentang globalisasi oleh para ahli:
1. Pengertian Globalisasi Menurut Selo Sumardjan
Dalam bukunya yang berjudul “Konflik-konflik Sosial di Indonesia” (2002), beliau berpendapat bahwa globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama.
2. Pengertian Globalisasi Menurut Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye
Dalam bukunya yang berjudul “After the Cold War” (1993), mereka berpendapat bahwa globalisasi yakni saling berhubungan, integrasi, dan saling keterkaitan antar masyarakat dan negara-negara seluruh dunia.
3. Pengertian Globalisasi Menurut Emanuel Richter
Dalam bukunya yang berjudul “Politische System and Comparative Politics” (1998), dia menuliskan bahwa globalisasi ialah suatu jaringan kerja global yang secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpecah-pecah ataupun terisolir ke dalam ketergantungan dan peraturan dunia.
4. Pengertian Globalisasi Menurut Lodge
Dalam bukunya yang berjudul “The Impact of Globalization” (1996), Lodge mendefinisikan globalisasi sebagai suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia bisa menjangkau satu dengan yang lain atau saling berhubungan dalam semua aspek kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi, maupun lingkungan hidup.
B. Sejarah dan Proses Globalisasi
Pada penghujung abad ke-20, umat manusia dihadapkan pada gejala baru, yaitu globalisasi. Globalisasi merupakan proses yang panjang dalam sejarah dan telah mengalami enam tahapan sebagai berikut.
1. Globalisasi Tahap Embrional (1500-1800)
Pada bulan September 1522, Sevilla telah berada di Spanyol, setelah melakukan pelayaran yang mengelilingi bumi untuk pertama kalinya. Ia memberikan bukti secara eksklusif bahwa bumi itu bulat dengan rute-rute lautan untuk mempermudah pelayaran keliling.
2. Globalisasi Tahap Pertumbuhan (1810-1870)
Setelah tahun 1700-an, Eropa Barat telah keuntungan yang tidak merata dan kaum pedesaan yang miskin memperoleh hasil yang sangat kecil. Apalagi dengan diperkukuh oleh gelombang imperialisme abad ke-19.
3. Globalisasi Tahap Take Off (1870-1920)
Selama tahun 1870-an, beberapa kawasan dunia boleh dikatakan mempunyai kedudukan yang sebanding dalam gambaran ekonomi dunia. Cina, India, dan Ottoman Empire memainkan peranan ekonomi penting bersama Eropa Timur. Hal ini hampir sama dengan fenomena ekonomi global saat ini, di mana posisi kunci dari aktor-aktor ekonomi dan politik terletak pada garis segitiga antara Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat
4. Globalisasi Tahap Perjuangan Hegemoni (1920-1960)
Akhirnya, dampak dari Perang Dunia I dan depresi besar setelah itu serta digabungkan dengan gelombang nasionalisme yang mulai marak di negara-negara dunia ketiga, mulai menggerogoti Eropa. Akibatnya, kepemimpinan ekonomi global beralih ke tangan Amerika Serikat yang mulai mendominasi ekonomi global setelah Perang Dunia II. Namun, perusahaan-perusahaan multinasional belakangan ini telah membantu memperluas ekonomi global di luar kemampuan lembaga-lembaga politik, nasional, dan internasional.
5. Globalisasi Tahap Ketidakpastian (1960-1990)
Pada masa sejak periode perang dunia kedua berakhir hingga tahun 1970-an, ekonomi dunia didominasi oleh Amerika Serikat. Sekarang, meskipun produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat masih tetap paling besar, tetapi sekitar 45% dari PDB dunia merupakan peran dari Uni Eropa, Jepang, dan negara-negara industri baru di Asia Tenggara dan Timur (Korea, Taiwan, dan Singapura) serta Cina sebagai motor penggerak ekonomi.
6. Globalisasi Tahap Kebudayaan Global (Setelah 1990)
Banyak pendapat mengatakan bahwa proses globalisasi merupakan proses kehidupan yang serba luas dan tidak terbatas (mendunia) sehingga pengaruhnya dapat mengubah tatanan kehidupan bangsa seperti di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Keenam tahapan itu merupakan akibat dari revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi. Revolusi ilmu pengetahuan dengan segala perwujudannya telah mendorong meluasnya budaya global dengan ciri mobilitas tinggi dan arus informasi yang tidak terbendung.
C. Ciri-ciri Globalisasi
1. Ciri-ciri Globalisasi Menurut Thomas L. Friedman
Menurut Thomas L. Friedman, seperti yang tertuang dalam bukunya yang berjudul “The Lexus and the Olive Tree” (1999), globalisasi mempunyai dimensi ideologi, yaitu kapitalisme dan dimensi ekonomi (pasar bebas). Selain itu, juga memiliki dimensi teknologi, yaitu teknologi informasi yang telah menyatukan dunia. Oleh karena itu, menurut Thomas L. Friedman, kita harus mengenakan “baju baru” atau “software” yang cocok untuk dapat mengikuti arus globalisasi. Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
- Perubahan dalam konstelasi ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam (HP), televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa perkembangan komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
- Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
- Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang mode cara berpakaian (fashion), literatur, dan makanan.
- Meningkatnya masalah bersama, misalnya di bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional.
2. Ciri-ciri Globalisasi Menurut Martin Khor
Menurut Martin Khor, seperti yang tertuang dalam bukunya yang berjudul “Rethinking Globalization” (2001), terdapat dua ciri utama globalisasi, yaitu sebagai berikut.
- Dalam globalisasi terdapat peningkatan konsentrasi dan monopoli berbagai sumber daya dan kekuatan ekonomi oleh perusahaan-perusahaan transnasional (multinasional). Perusahaan transnasional adalah sebuah perusahaan yang menghasilkan barang atau melayani pasar di lebih dari satu negara.
- Globalisasi dalam kebijakan dan mekanisme pembuatan kebijakan nasional, yang meliputi bidang-bidang sosial, ekonomi, budaya, dan teknologi yang tadinya berada dalam yurisdiksi suatu pemerintah dan masyarakat dalam suatu wilayah negara bangsa, sekarang bergeser menjadi di bawah pengaruh atau proses badan-badan internasional atau perusahaan besar serta pelaku ekonomi dan keuangan internasional.
D. Aspek Globalisasi
Globalisasi adalah suatu perkembangan yang tidak bisa dielakkan ataupun dicegah. Kemajuan-kemajuan di bidang teknologi komunikasi yang menghasilkan media massa yang canggih mempermudah terjadinya globalisasi. Teknologi informasi dan komunikasi telah menghubungkan manusia seluruh dunia menjadi satu sistem komunikasi. Teknologi telah memperlancar terbentuknya budaya dunia, yakni budaya yang dianut oleh seluruh umat manusia di dunia ini. Budaya tersebut bisa saja berasal dari salah satu bangsa atau ras. Namun, proses globalisasi menjadikannya budaya semua orang diperkenalkan secara sistematis dan intensif ke seluruh pelosok dunia.
Bagi kehidupan bangsa Indonesia, masuknya pengaruh asing dalam era globalisasi ini sudah tidak dapat dibendung lagi. Komunikasi antar bangsa di dunia menjadi semakin intens. Kemajuan teknologi dan sistem informasi bangsa-bangsa lain pun cenderung semakin meningkat. Hal tersebut membawa konsekuensi pengaruh yang luas. Bangsa Indonesia tidak dapat menutup diri atau menerapkan politik pintu tertutup dalam era globalisasi. Jika politik pintu tertutup dilaksanakan, justru akan merugikan bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus melakukan politik pintu terbuka dengan melakukan seleksi yang benar sehingga dapat menguntungkan bangsa Indonesia.
Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang menghuni Nusantara (sebelum bangsa Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi. Pada hakikatnya bangsa Indonesia atau bangsa-bangsa lain berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak dari luar. Gambaran di atas menunjukkan bahwa pengaruhi dunia luar adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu ditakutkan. Pengaruh tersebut selamanya mempunyai dua sisi, yaitu positif dan negatif.
Jadi, bangsa Indonesia harus dapat mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia (SDM-nya) agar mampu menyeleksi masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Adanya aspek positif dan negatif dari globalisasi sangat bergantung pada negara yang menerimanya. Bangsa Indonesia tidak akan mendapatkan segi positif dari globalisasi apabila tidak mampu menyiapkan diri dengan baik. Sebaliknya, kita akan mampu menghindari aspek-aspek negatif dari globalisasi apabila kita juga mampu mempersiapkan diri dengan baik pula.
E. Dampak Globalisasi
Menurut Baharuddin Darus dalam buku “Ilmu Sosial Dasar” karya Abu Ahmadi (1991), konfigurasi (wujud) globalisasi meliputi beberapa bidang di antara teknologi, hukum, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi budaya, agama. Berikut akan dijabarkan dampak dari globalisasi itu.
1. Dampak Globalisasi di Bidang Hukum
Globalisasi telah meningkatkan interdependensi antar negara. Salah satu bentuknya adalah berlakunya standar-standar baku internasional di berbagai bidang kehidupan, melemahnya ikatan primordial, nasional dan etnosentrisme. Globalisasi telah menghilangkan batas-batas kenegaraan dan ada lagi negara yang mengklaim bahwa ia menganut suatu sistem hukum secara absolut. Telah terjadi proses saling mempengaruhi antar sistem hukum. Sistem hukum Eropa Kontinental di Indonesia misalnya, mengalami proses saling mempengaruhi dengan sistem hukum Anglo Saxon.
Indonesia pun tidak terlepas dari pengaruh globalisasi hukum. Fenomena ini tampak pada aspirasi masyarakat yang menghendaki adanya perubahan, keterbukaan, keadilan, dan demokrasi. Kecenderungan perubahan di bidang hukum yang dipengaruhi oleh globalisasi adalah diratifikasinya beberapa perangkat konvensi hukum internasional menjadi hukum nasional Indonesia. Hal ini membawa konsekuensi membuka pintu terhadap pengawasan internasional dan menginternasionalkan masalah nasional (dalam negeri). Walaupun demikian, Indonesia tetap mempunyai sistem hukum sendiri yang mengakomodasi nilai-nilai hidup dalam masyarakat.
2. Dampak Globalisasi di Bidang Sosial Budaya
Globalisasi memberikan peluang terjadinya migrasi secara besar-besaran dengan blok budaya berbeda. Beragam budaya, etnis, ras, warna kulit membawa perubahan masing-masing sehingga muncul pluralisme dan mulkulturalisme. Aspek-aspek positif dapat diambil dari globalisasi budaya. Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk di antaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan sub sistem dari kebudayaan.
Efek globalisasi terhadap budaya nampak antara lain pada budaya konsumsi. Coca Cola dan McDonald’s atau makanan siap saji lainnya yang diiklankan melalui televisi di berbagai belahan dunia dikonsumsi dan dinikmati oleh penduduk di berbagai belahan dunia. Hal ini mempengaruhi budaya konsumsi di kalangan masyarakat di berbagai penjuru dunia. Meskipun demikian, tradisi-tradisi masyarakat terus menguat di era ini, seperti berdoa (istigasah), selamatan, dan dakwah. Dengan berbagai kondisi seperti itu, disadari atau tidak, di era globalisasi ini terdapat kenyataan yang tidak dapat dimungkiri, yaitu terdapat pertarungan peradaban atau pertarungan antara budaya Barat dengan Timur. Sepertinya, budaya Baratlah yang menjadi pemenang dari pertarungan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari indikasinya bahwa remaja masa kini begitu menggandrungi budaya impor yang datangnya dari Barat.
3. Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik. Munculnya globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas geografi dari kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional dan regional. Dengan demikian, banyak negara yang terlibat menjadi satu proses global atau mendunia mengikuti kekuatan pasar global sehingga tidak ada kondisi dari pemerintah.
Begitu pula dengan kedaulatan pemerintahan negara dalam menentukan kegiatan ekonomi negara, secara perlahan mulai terbuka dan aturan-aturan menghilang. Komunikasi dan transportasi semakin canggih dan murah, lalu lintas semakin bebas, penggunaan secara penuh keunggulan komparatif dan kompetitif, serta metode produksi dan perakitan dengan organisasi manajemen yang semakin efisien. Proses globalisasi diwujudkan dalam bentuk perdagangan bebas tanpa hambatan. Globalisasi ekonomi merupakan pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam sebuah sistem ekonomi global. Segenap aspek perekonomian, pasokan dan permintaan, bahan mentah informasi dan transportasi, tenaga kerja keuangan, distribusi, serta kegiatan pemasaran menyatu dan terintegrasi serta terjalin dalam hubungan saling ketergantungan yang berskala dunia.
Perjanjian internasional di Marekash, Maroko, pada bulan April 1994 telah menghasilkan kesepakatan internasional yang disebut General Agreement on Tariff and Trade (GATT). GATT menjadi tonggak awal dimulainya era globalisasi bidang ekonomi. Sebagai tindak lanjut, pada tahun 1995 dibentuk suatu organisasi pengawasan dan kontrol perdagangan global yang dikenal dengan World Trade Organization (WTO). Selanjutnya, disusun dengan pembentukan blok-blok ekonomi, seperti di ASEAN dibentuk Asean Free Trade Area (AFTA) yang dimulai sejak tahun 2003, di negara-negara Asia-Pasifik dibentuk Asia Pacific Economic Corporation (APEC) sejak bulan November tahun 1989, di kawasan Eropa dibentuk Single European Market (SEM) dengan berlakunya mata uang Eropa yaitu Euro, serta di negara-negara Atlantik Utara dibentuk North America Free Trade Area (NAFTA).
4. Dampak Globalisasi di Bidang Politik
Globalisasi mempengaruhi aplikasi kekuasaan, hubungan internasional, kedaulatan negara, dan organisasi internasional. Termasuk di dalamnya adalah perbatasan antar negara tetangga atau bentuk perjanjian-perjanjian atau traktat internasional. Misalnya, hubungan Indonesia dan Malaysia yang semula bersahabat, sempat berselisih paham karena masalah TKI ilegal, penyelundupan kayu logging oleh warga Malaysia, serta lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan dari wilayah Indonesia dan kini menjadi bagian kedaulatan Malaysia.
5. Dampak Globalisasi di Bidang Agama dan Kepercayaan
Proses globalisasi yang imanen dan berdimensi global dapat menyentuh tradisi agama yang mempunyai kekuatan norma, nilai, dan makna yang memberikan dasar etika bagi kehidupan masyarakat. Tarawih di Masjidil Haram pada bulan suci Ramadhan yang ditayangkan sebuah televisi di Indonesia lebih memberikan nuansa religius bagi pemirsanya dan cenderung memberikan motivasi pemirsa untuk melaksanakan tarawih di bulan suci Ramadhan. Namun demikian, akibat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dapat pula menyebabkan terjadinya pergeseran nilai, budaya, dan agama. Pengaruh negatif yang mungkin terjadi dapat membuat orang mencari alternatif spiritual lain untuk pemaknaan makna hidupnya. Sesungguhnya, alternatif ini dapat berasal dari filsafat dan sumber-sumber lainnya yang dirangkum sedemikian rupa untuk mengembangkan sistem atau ajaran baru yang dianutnya sendiri. Bahkan bisa jadi berujung terhadap penistaan dan penodaan terhadap agama-agama yang ada.
6. Dampak Globalisasi di Bidang Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi yang didukung dengan menggunakan teknologi dapat dilakukan dengan mudah dan efektif. Teknologi informasi dan komunikasi memberikan efektivitas dan efisiensi yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Proses komunikasi melalui media massa, seperti radio, televisi, surat kabar, dan film yang didukung dengan teknologi canggih dapat mengatasi jarak antara penyampai pesan dan penerima pesan. Media-media massa tersebut dapat dipergunakan untuk berkomunikasi antar warga dan menciptakan saling pengertian dan kerja sama antar bangsa. Sebagai contoh, barang yang ditawarkan melalui iklan televisi atau surat kabar relatif mudah dinilai orang. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa teknologi komunikasi melalui media massa terutama televisi dan surat kabar di era globalisasi mampu mempengaruhi pola pikir individu dan masyarakat. Industri pariwisata di suatu negara yang ditawarkan melalui media meningkatkan arus wisatawan. Pernyataan seorang elite politik yang disiarkan melalui radio atau ditayangkan melalui televisi dan dimuat di media surat kabar dapat dengan cepat direspons oleh publik dengan cepat.
F. Menyikapi Dampak Globalisasi
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, harus dapat menerima munculnya globalisasi sebagai suatu kenyataan. Globalisasi merupakan tahap perkembangan dari kenyataan tahapan sejarah manusia. Jadi, jika menghindar dari suatu kenyataan tersebut merupakan tindakan yang tidak tepat. Hal ini dikarenakan, pilihan itu justru akan berlawanan dengan semangat modernisasi yang menuju ke arah kedinamisan dan perubahan. Negara perlu turun tangan menyelesaikan masalah-masalah internasional dan peduli terhadap permasalahan internasional. Kepedulian ini merupakan bukti bahwa suatu bangsa adalah bagian tidak terpisahkan dari bangsa lain dalam pergaulan internasional. Bentuk-bentuk kepedulian suatu bangsa dapat dinyatakan dengan cara-cara berikut ini.
- Pemerintah mengutuk atau mengecam segala bentuk tindak penindasan dan eksploitasi suatu bangsa terhadap bangsa lain. Misalnya, mengecam Israel yang telah melakukan tindakan semena-mena kepada bangsa Palestina tanpa menghiraukan seruan-seruan internasional.
- Pemerintah membentuk forum-forum bersama, baik berskala regional atau internasional, guna memperkukuh posisi dalam memberi resolusi, tekanan, dan tuntutan terhadap masalah-masalah internasional. Misalnya, Indonesia masuk dalam ASEAN dan AFTA.
- Pemerintah menunjukkan dan memberikan rasa simpati terhadap perjuangan melawan penindasan hak asasi manusia. Misalnya, pemerintah Indonesia memberikan simpati dan dukungan moril terhadap perjuangan rakyat Tibet dalam menentang pendudukan China atas wilayah Tibet.
- Pemerintah melakukan langkah kebijakan yang mengarah kepada pemenuhan asas-asas demokrasi, hak asasi manusia, keterbukaan, pelestarian lingkungan hidup, dan pasar global.
- Pemerintah mengirimkan tenaga sukarelawan dan tenaga medis ke daerah-daerah konflik di luar negeri. Misalnya, pengiriman tenaga medis ke Afganistan pasca perang tahun 2002.
- Pengiriman pasukan perdamaian atau pemeliharaan keamanan (Pasukan Garuda) dalam koordinasi Dewan Keamanan PBB ke wilayah-wilayah konflik.
- Pemerintah mengirimkan bantuan makanan dan obat-obatan ke daerah yang dilanda kelaparan dan kekeringan ke daerah-daerah konflik atau bekas konflik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Globalisasi dapat diartikan mendunia. Maksudnya, komunikasi antarbangsa penuh keterbukaan dan jarak antarnegara menjadi makin dekat karena kemajuan iptek yang sangat cepat. Dalam era keterbukaan dan globalisasi sekarang ini bangsa Indonesia harus mempunyai ketahanan nasional yang tangguh dan menyiapkan sumber daya manusianya sehingga tidak menjadi korban globalisasi. Bangsa Indonesia harus mampu bekerja sama dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia dengan berwawasan persatuan dan kesatuan nasional serta dapat menyeleksi masuknya pengaruh budaya asing yang bersifat negatif sehingga tidak merusak kehidupan bangsa Indonesia. Aspek-aspek positif dan negatif dari era globalisasi di Indonesia antara lain mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam.
Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia merupakan penuntun dan sikap perilaku bangsa Indonesia baik dalam hubungannya secara vertikal dengan tuhan yang maha esa maupun secara horizontal dengan sesama manusia dan negaranya, Pancasila memberi petunjuk kepada bangsa Indonesia tentang yang benar dan yang tidak benar, yang adil dan tidak adil, dan seterusnya. Dampak pengaruh era keterbukaan dan globalisasi bagi bangsa Indonesia cuku p luas dapat bersifat positif dan negatif. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus dapat memilah-milah dan menyeleksinya dengan cermat agar tidak merugikan bahkan merusak kehidupan bangsa Indonesia. Institusi keuangan yang kuat dibantu dengan penggunaan perdagangan di bidang jasa-jasa yang lebih besar harus diprioritaskan dan diperkuat sebelum memasuki pasar modal internasional.
Dalam era globalisasi muncul berbagai isu internasional, seperti demokrasi, hak asasi manusia, transparansi. Lingkungan hidup, dan pasar global. Apa yang terjadi di suatu negara terkait dengan masalah di atas telah menjadi masalah internasional dan perhatian masyarakat internasional. Suatu negara tidak dapat lagi menutup diri dari perhatian masyarakat internasional dalam rangka mengatasi masalah di atas. Bahkan, isu-isu internasional dijadikan persyaratan dalam mengadakan hubungan kerja sama dengan negara lain. Teknologi komunikasi informasi telah memudahkan manusia dalam bertindak dan berhubungan dengan manusia lain. Teknologi komunikasi informasi memberikan kemudahan dan manfaat besar yang sebelumnya tidak banyak dinikmati manusia. Di negara-negara maju orang telah terbiasa dengan penggunaan teknologi komunikasi informasi tersebut.
Globalisasi juga memunculkan aktor selain negara di dalam pergaulan internasional. Aktor selain negara tersebut adalah lembaga-lembaga non negara, seperti perusahaan multinasional, organisasi internasional, dan berbagai lembaga swadaya masyarakat. Aktor non negara sangat aktif dalam menjalin hubungan dan kerja sama melintasi batas-batas negara bahkan mampu menekan negara-negara dalam lingkungan pergaulan internasional. Peranan yang dilakukan organisasi non pemerintah adalah dapat menciptakan opini internasional atas suatu kasus yang terjadi di negara. Opini negatif internasional yang terbentuk dapat merugikan nama baik suatu bangsa. Substansi globalisasi adalah ideologi yang menggambarkan proses interaksi yang sangat luas dalam berbagai bidang ekonomi, politik, sosial, teknologi, dan budaya.
B. Saran
Menghadapi globalisasi di segala bidang kehidupan, bangsa Indonesia harus segera meningkatkan sumber daya manusianya, meningkatkan keimanan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta mengamalkan Pancasila sebagai pandangan hidup dan kepribadian bangsa. Dengan demikian, pengaruh yang bersifat negatif dari era globalisasi terhadap pola kehidupan bangsa Indonesia dapat dicegah ataupun dapat diminimalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Khor, Marttin. 2003. Rethinking Globalization. Jakarta: Zed Books.
Friedman, Thomas. 1999. The Lexus and The Olive Tree. Amsterdam: Van der Werff.
Lodge. 1996. The Impact of Globalization. London: Cambridge University Press.
Naisibitt, John dan Patricia Aburdence. 1999. Megatrend 2000. New York: William Morrow and Company.
Pain, Cochrane A. 2000. A Globalizing Society. London: Routledge Ltd.