KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Lembaga Sosial ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Sosiologi yang berjudul Makalah Lembaga Sosial ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Lembaga Sosial ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Lembaga Sosial ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, Oktober 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sistem sosial, lembaga sosial memiliki peranan yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok manusia baik lahir maupun batin, maka kehadiran lembaga sosial mutlak diperlukan terutama dalam rangka mengendalikan dan mengatur aktivitas-aktivitas baik individu maupun kolektif dalam kemasyarakatan. Tanpa adanya lembaga sosial, maka manusia tidak akan dapat menentukan arahnya sendiri, karena tidak ada batas-batas wilayah norma yang mengikatnya. Dengan adanya lembaga sosial, manusia dapat hidup teratur, tertib, dan tidak dapat berbuat semaunya sendiri karena ada norma yang mengikatnya. Tiap-tiap lembaga sosial memiliki norma yang berbeda-beda sesuai dengan jenis lembaga sosialnya, dan mengikat pula pada lingkup masyarakat yang memiliki hubungan dengannya. Dalam pembahasan ini, akan ditampilkan lembaga-lembaga yang sangat fundamental bagi kelangsungan hidup manusia, yaitu: lembaga keluarga, lembaga agama, lembaga ekonomi, lembaga pendidikan, dan lembaga politik.
Manusia selain sebagai individu juga merupakan makhluk sosial yang mempunyai hasrat untuk senantiasa bergaul dengan sesamanya dalam suatu kelompok atau masyarakat. Hasrat tersebut merupakan naluri yang telah dimiliki sejak manusia dilahirkan. Di samping itu, manusia juga memiliki hasrat agar pergaulan hidup berlangsung dengan tertib dan teratur. Oleh karena itu manusia membutuhkan semacam norma, aturan-aturan, atau lembaga yang berfungsi untuk mengatur pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat. Lembaga menunjuk pada suatu bentuk, sekaligus juga mengandung pengertian yang abstrak mengenai norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi ciri lembaga tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Lembaga Sosial ini adalah sebagai berikut:
- Apa pengertian lembaga sosial?
- Apa tujuan dan fungsi lembaga sosial?
- Apa ciri-ciri umum lembaga sosial?
- Bagaimana tumbuhnya lembaga sosial?
- Apa saja tipe-tipe lembaga sosial?
- Bagaimana hubungan antar lembaga sosial?
- Apa yang dimaksud dengan lembaga total dan lembaga dominan?
- Apa jenis-jenis lembaga sosial?
- Apa peran dan fungsi lembaga sosial?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Lembaga Sosial ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui pengertian lembaga sosial.
- Untuk mengetahui tujuan dan fungsi lembaga sosial.
- Untuk mengetahui ciri-ciri umum lembaga sosial.
- Untuk mengetahui tumbuhnya lembaga sosial.
- Untuk mengetahui tipe-tipe lembaga sosial.
- Untuk mengetahui hubungan antar lembaga sosial.
- Untuk mengetahui lembaga total dan lembaga dominan.
- Untuk mengetahui jenis-jenis lembaga sosial.
- Untuk mengetahui peran dan fungsi lembaga sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Sosial
Dalam bahasa sehari-hari, penggunaan konsep atau istilah lembaga sosial, sering dikacaukan dengan istilah institut atau badan sosial. Untuk lebih jelas akan disajikan letak perbedaan kedua istilah tersebut. Lembaga adalah sistem norma atau aturan-aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan badan atau institut merupakan kelompok orang terorganisasi yang bertugas melaksanakan aktivitas tersebut. Sebelum membahas lebih lanjut, pengertian mengenai lembaga sosial atau institusi sosial, maka agar tidak membingungkan perlu dibedakan antara istilah lembaga atau institusi dengan istilah organisasi atau badan. Jika ada istilah lembaga atau lembaga pendidikan keguruan, maka badan atau organisasinya adalah Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jika ada istilah lembaga atau lembaga agama, maka badan atau organisasinya adalah Institut Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Buddha, dan lain-lain. Bedakan konsep antara universitas dengan Universitas Pendidikan Indonesia.
Agar lebih jelas lagi dalam menarik kesimpulan mengenai definisi tentang lembaga sosial tersebut, maka perlu dipelajari beberapa pengertian lembaga sosial tersebut menurut para ahli Sosiologi sebagai berikut.
1. Teori P.B. Harton dan C.L. Hunt
Secara teoritis, Harton dan Hunt menjelaskan bahwa lembaga sosial adalah suatu sistem norma yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan kemasyarakatan yang berguna bagi kehidupan manusia. Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa, lembaga sosial dapat pula diartikan sebagai keseluruhan tata kelakuan atau kebiasaan yang berkaitan dengan kebutuhan pokok manusia.
2. Teori Bruce J. Cohen
Menurut Cohen, yang dimaksud dengan lembaga sosial adalah suatu sistem pola sosial yang tersusun secara rapi dan bersifat permanen, memuat perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu dalam rangka memuaskan atau memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam kehidupannya.
3. Koentjaraningrat
Hal senada disampaikan oleh Koentjaraningrat yang menjelaskan bahwa, lembaga sosial adalah suatu sistem norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalam kehidupannya.
Berdasarkan teori dan konsep tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, lembaga sosial adalah suatu sistem norma tentang aktivitas masyarakat yang bersifat terarah dalam rangka melangsungkan kehidupan bermasyarakat dan memenuhi segala kebutuhan pokok manusia. Pengertian ini berbeda dengan badan atau organisasi yang berarti sekelompok orang yang membentuk suatu badan atau organisasi yang berperan dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan aktivitas masyarakat tersebut. Lembaga sosial merupakan sistem norma tentang aktivitas masyarakat yang bersifat terarah dalam rangka melangsungkan kehidupan bermasyarakat dan memenuhi segala kebutuhan pokok manusia.
B. Tujuan dan Fungsi Lembaga Sosial
Sebagaimana telah dikemukakan di muka, tujuan lembaga sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia atau melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Lembaga sosial memiliki beberapa fungsi yang sangat fundamental, yakni sebagai berikut.
- Lembaga sosial berperan dalam memberi arahan dan pedoman kepada warga masyarakat untuk dapat menyelaraskan diri dengan norma yang berlaku dalam masyarakat dalam mencapai atau memenuhi kebutuhan pokoknya.
- Lembaga sosial berfungsi sebagai stabilisator dan dinamisator dalam kehidupan bermasyarakat, dalam rangka untuk mengembangkan kualitas proses sosial.
- Lembaga sosial memiliki fungsi kontrol atau social control terhadap aktivitas-aktivitas kemasyarakatan.
- Lembaga sosial merupakan sarana yang efektif untuk menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, dan menjaga integritas kepribadian bangsa.
- Lembaga sosial berfungsi sebagai dinamisator dalam mengembangkan kehidupan bermasyarakat.
C. Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial
J.L. Gillin dan J.P. Gillin di dalam tulisannya yang berjudul General Feature of Social Institution, telah menguraikan beberapa ciri umum lembaga sosial, yakni sebagai berikut.
- Lembaga sosial merupakan suatu organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Lembaga sosial terdiri dari adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur kebudayaan lainnya, secara langsung ataupun tidak langsung yang tergabung dalam satu unit fungsional.
- Suatu lembaga sosial memiliki tingkat kekekalan. Lembaga sosial biasanya berumur lama dan suatu kepercayaan akan menjadi bagian dari lembaga sosial setelah melewati waktu yang relatif lama, sehingga masyarakat dapat menganggapnya sebagai suatu himpunan norma yang merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia secara wajar.
- Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan yang hendak dicapai. Tujuan lembaga sosial adalah bagi masyarakat tertentu dan golongan masyarakat yang bersangkutan, sebaliknya fungsi lembaga sosial tersebut yaitu peranan lembaga dalam sistem sosial dan kebudayaan masyarakatnya. Contoh: lembaga perbudakan, ternyata bertujuan untuk mendapatkan tenaga yang semurah-murahnya, tetapi dalam kenyataannya ternyata sangat mahal.
- Lembaga sosial mempunyai alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, seperti bangunan, peralatan, dan sebagainya sebagai penunjang pencapaian tujuan.
- Lembaga sosial memiliki lambang-lambang atau simbol sebagai ciri khasnya. Lambang-lambang tersebut dapat terwujud dalam tulisan, gambar, dan sebagainya yang menggambarkan hakikat kelompok tersebut. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi dari lembaga tersebut. Contoh, selembar kain berukuran panjang lebar 3 : 2, yang terdiri dari dua warna merah dan putih di bagian bawah, serta dipancang pada tiang. Lagu Indonesia Raya merupakan contoh-contoh dari lembaga politik.
- Lembaga sosial mempunyai tradisi tertulis maupun tidak tertulis. Tradisi tertulis maupun tradisi lisan itu mampu merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku, dan sebagainya. Dengan tradisi tersebut, masyarakat bisa mengerti dan memahami tujuan diadakannya lembaga tersebut. Contoh: tata tertib sekolah yang disusun secara tertulis.
- Lembaga sosial merupakan sistem pola-pola perilaku yang tersusun atau berstruktur. Pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku tersebut terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Dalam pengertian tersebut, lembaga terdiri atas adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung tergabung dalam satu fungsi.
- Lembaga sosial mencakup kebutuhan dasar (basic need). Kebutuhan dasar ini meliputi sejumlah nilai material, mental, dan spiritual yang pengadaannya harus terjamin dan tidak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor kebutuhan atau kerelaan seseorang, misalnya mengenai sandang, pangan, perumahan, kelangsungan keturunan, dan lain sebagainya.
- Lembaga sosial merupakan cara bertindak yang mengikat. Seluruh komponen yang diperlukan sebagai suatu norma atau aturan dipandang oleh semua pihak yang berkepentingan sebagai suatu bentuk cara hidup dan bertindak mengikat.
D. Tumbuhnya Lembaga Sosial
Kehidupan sosial atau masyarakat menginginkan adanya suatu keteraturan, keharmonisan dalam berinteraksi dan berkomunikasi untuk memenuhi sejumlah kebutuhan dasar manusia (basic need) bahkan sampai pada pemuasannya. Tanpa adanya lembaga sosial yang mengatur kehidupan masyarakat tidak akan terkendali dengan banyaknya penyimpangan-penyimpangan individu yang bertindak sesuai dengan kehendak bebasnya. Proses pertumbuhan lembaga sosial didahului dengan tumbuhnya suatu norma dalam kehidupan masyarakat, mula-mula norma masyarakat tidak disengaja namun lama-kelamaan norma tersebut tumbuh atau terbentuk secara sadar. Adapun norma-norma tersebut dapat dikenal dalam empat bentuk, yaitu cara, kebiasaan, tata kelakuan, dan adat-istiadat. Masing-masing pengertian tersebut mempunyai dasar yang sama merupakan norma-norma kemasyarakatan yang memberikan petunjuk bagi perilaku dalam bermasyarakat.
Lembaga sosial dalam suatu masyarakat terdiri dari suatu kompleks tindakan berinteraksi yang menyebabkan terwujudnya pola-pola sosial dalam masyarakat. Adapun manusia yang melakukan tindakan interaksi itu biasanya menganggap dirinya berada dalam satu kedudukan sosial tertentu dan juga dikonsepsikan untuknya norma-norma yang menata seluruh tindakan tadi. Suatu tindakan interaksi sosial dapat disebut lembaga sosial, apabila merupakan:
- Suatu tata kelakuan baku yang berupa norma-norma atau adat-istiadat tertulis maupun tidak tertulis.
- Suatu kelompok manusia yang menjalankan kegiatan bersama dan saling berhubungan sesuai dengan norma tersebut, dan terdapat suatu pusat kegiatan yang bertujuan memenuhi.
- Suatu pusat kegiatan yang bertujuan memenuhi seperangkat kebutuhan tertentu yang dipahami oleh anggota masyarakat.
E. Tipe-tipe Lembaga Sosial
Untuk mengetahui berbagai macam tipe dari lembaga sosial, maka kita dapat mengacu pada teori J.L Gillin dan J.P. Gillin yang mengelompokkannya ke dalam beberapa tipe sebagai berikut.
1. Dari Segi Fungsi
Lembaga sosial memiliki fungsi nyata dalam masyarakat. Fungsi-fungsi tersebut dapat berbentuk hal-hal sebagai berikut:
- Operative Institutions, merupakan lembaga sosial yang berperan dalam menghimpun pola-pola yang diperlukan untuk mencapai tujuan masyarakat yang bersangkutan. Misalnya lembaga industri.
- Regulative Institutions, merupakan lembaga sosial yang bertujuan untuk memantau tata kelakuan yang terdapat dalam masyarakat. Contohnya, lembaga hukum seperti kejaksaan, pengadilan, dan lain-lain. Jumlah lembaga yang ada dalam masyarakat akan tergantung dari masyarakat itu sendiri. Makin besar dan kompleks suatu masyarakat, semakin berkembang atau bertambah pula jumlah lembaga yang timbul di dalamnya.
2. Dari Segi Sistem Nilai
- Basic Institutions, yakni lembaga sosial yang berperan dalam memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contohnya, keluarga.
- Subsidiary Institutions, yakni lembaga sosial yang berhubungan dengan masalah-masalah sekunder. Contohnya, rekreasi.
3. Dari Segi Penerimaan Masyarakat
- Aproved Institutions, merupakan lembaga sosial yang diterima keberadaannya oleh masyarakat. Contohnya, sekolah.
- Unsactioned Institutions, merupakan lembaga sosial yang ditolak keberadaannya oleh masyarakat. Misalnya, kelompok preman, penodong, dan lain sebagainya.
4. Dari Segi Perkembangan
- Cresive Institutions, yakni lembaga sosial yang keberadaannya tidak disengaja tumbuh dari adat-istiadat masyarakat. Contohnya, lembaga perkawinan dan kepemilikan.
- Enacted Institutions, yakni lembaga sosial yang dibentuk dengan sengaja dalam rangka mencapai tujuan tertentu dalam masyarakat. Contohnya, lembaga pendidikan.
5. Dari Segi Penyebaran
- General Institutions, merupakan lembaga sosial yang bersifat universal. Contohnya, lembaga agama.
- Restricted Institutions, merupakan lembaga sosial yang hanya dikenal oleh masyarakat tertentu saja. Contohnya, sekte dan sistem kepercayaan tertentu.
F. Hubungan Antar Lembaga Sosial
Dalam masyarakat yang heterogen terdapat berbagai jenis lembaga sosial di mana satu sama lain saling berhubungan dan saling melengkapi dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sebagai contoh masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia merupakan satu kesatuan dari struktur yang terdapat dalam masyarakat, yang terdiri dari berbagai macam lembaga sosial, stratifikasi sosial, nilai dan norma sosial, dan kelompok-kelompok sosial.
Pada masyarakat Indonesia akan terlihat berbagai macam lembaga sosial yang ada, seperti halnya lembaga pendidikan, keluarga, rekreasi, politik, ekonomi, dan lain sebagainya. Hubungan antara lembaga sosial dalam masyarakat tidak selalu sejalan dan serasi. Ketidakcocokan antara berbagai lembaga sosial dapat kita lihat dalam kehidupan masyarakat. Misalnya kebiasaan merokok. Norma dalam lembaga kesehatan menekankan untuk menghindari kebiasaan merokok tersebut karena berdampak pada masalah kesehatan. Tetapi berbeda dengan lembaga ekonomi yang justru menekankan norma yang berbeda. Berkembangnya industri rokok, berarti akan berdampak pada peluasan lapangan kerja, peningkatan penerimaan pajak oleh negara, dan pembangunan sekolah serta rumah sakit oleh pemerintah sebagai konsekuensi dari pajak yang diterima.
Sebagaimana penjelasan di muka, bahwa terbentuknya lembaga sosial adalah karena adanya kebutuhan pokok masyarakat yang menuntut adanya wahana sebagai upaya pemenuhan. Oleh karena itu, lembaga sosial bukanlah suatu hal yang tetap atau langgeng, melainkan akan berubah sesuai dengan bertambahnya kebutuhan masyarakat. Dalam hubungan antar-lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat adakalanya perubahan yang sifatnya cepat tidak dapat diikuti oleh lembaga lain, dan hal ini akan berdampak pada adanya kesenjangan budaya (culture lag). Perkembangan yang cepat dalam media massa, terutama media elektronik yang menyebabkan banyaknya penyimpangan sosial, hal ini tidak disertai dengan pendidikan moral yang dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan dan lembaga keluarga. Akibatnya, terjadi ketimpangan sosial yang semakin jauh dari apa yang diharapkan tentang tatanan sosial.
G. Lembaga Total dan Lembaga Dominan
Masyarakat merupakan tatanan dari deretan peran-peran lembaga sosial yang ada. Perubahan suatu masyarakat berarti adanya kesempatan berpindah dari naungan lembaga sosial yang satu ke lembaga sosial yang lain. Namun demikian, tidak semua warga masyarakat memiliki kesempatan tersebut untuk berpindah pada lembaga sosial lain. Ada sebagian warga masyarakat yang keseharian hidupnya berada dalam satu lembaga sosial dalam kurun waktu yang panjang. Misalnya, seorang penderita sakit jiwa yang terdaftar sebagai pasien rumah sakit jiwa tersebut, semenjak terdaftar pada rumah sakit tersebut aktivitas keseharian dengan lembaga yang lain terhenti. Begitu pula seorang pengusaha yang melakukan tindak pidana berat, maka aktivitasnya pada lembaga ekonomi terhenti karena harus berada dalam waktu lama di lembaga pemasyarakatan.
H. Jenis-jenis Lembaga Sosial
1. Lembaga Keluarga
Lembaga keluarga adalah lembaga yang sifatnya universal, artinya seluruh masyarakat dunia mengenal akan lembaga tersebut. Dalam kajian sosiologi, keluarga merupakan salah satu bentuk masyarakat dalam kesatuan sosial terkecil yang berfungsi untuk melangsungkan eksistensi kemasyarakatan melalui fungsi reproduksi dan sosial. Lembaga keluarga tidak terlepas dari masalah seks yang diatur melalui perkawinan, pemeliharaan anak, kekerabatan, pemenuhan kebutuhan pokok, pencapaian tujuan, dan pembinaan masalah kekeluargaan. Kelangsungan hidup dalam keluarga, akan sangat tergantung dari partisipasi seluruh anggota keluarga untuk membinanya. Ayah berfungsi sebagai kepala keluarga yang berperan sebagai pemimpin dalam aktivitas keluarga. Ibu berperan sebagai pengayom, pembina anak-anak, dan sebagai tempat untuk bertukar pikiran di antara anggota keluarga. Begitu pula dengan anggota keluarga yang lain, seperti anak dan kerabat yang menjadi satu unit keluarga juga memiliki kewajiban untuk ikut menjaga kehormatan keluarga dan juga kelangsungan keluarga.
2. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang mengurusi atau menangani masalah proses sosialisasi, yang bertujuan untuk mengantarkan seseorang pada satu kebudayaan yang dinamis sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang kompleks. Dengan demikian, lembaga pendidikan memiliki peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan tujuan pendidikan secara substansial
3. Lembaga Politik
Lembaga politik adalah suatu badan yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang, berkaitan dengan kehidupan politik, menyangkut tujuan dari keseluruhan masyarakat agar tercapai suatu keteraturan dan tata tertib kehidupan dalam bermasyarakat.
4. Lembaga Sosial Keagamaan
Lembaga sosial keagamaan adalah sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan mempersatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas moral yang dinamakan umat. Dalam konsep Sosiologi, agama merupakan gejala sosial yang umum, yang dimiliki oleh seluruh masyarakat di dunia tanpa kecuali. Agama merupakan salah satu aspek dalam kehidupan sosial dan bagian dari sistem sosial suatu masyarakat. Dengan demikian, agama merupakan suatu pandangan hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan individu maupun kelompok.
5. Lembaga Sosial Ekonomi
Lembaga ekonomi adalah lembaga sosial yang mengurusi masalah ekonomi berupa kebutuhan atau kesejahteraan materiil, yakni dalam hal mengatur kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi baik berupa barang maupun jasa yang diperlukan oleh masyarakat dalam rangka melangsungkan kehidupannya secara wajar.
I. Peran dan Fungsi Lembaga Sosial
1. Peran dan Fungsi Lembaga Keluarga
Lembaga keluarga memiliki fungsi mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat, seperti melanjutkan keturunan/reproduksi. Keluarga merupakan fokus umum dari pola lembaga sosial. Hampir dalam setiap masyarakat, keluarga merupakan pusat kehidupan secara individual, di mana di dalamnya terdapat hubungan yang intim dalam derajat yang tinggi. Dalam hal melaksanakan fungsi sosial kemasyarakatan, lembaga keluarga memiliki peranan penting untuk memperoleh pengakuan eksistensinya dari masyarakat. Artinya, keluarga berfungsi baik bagi kelangsungan keluarganya sendiri, maupun secara kemasyarakatan. Pada dasarnya, lembaga keluarga memiliki fungsi pengaturan hubungan biologis, reproduksi, sosialisasi, afeksi, ekonomi, kontrol, proteksi, penentu kedudukan dan status, dan fungsi perlindungan.
2. Peran dan Fungsi Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi strategis untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Berdasarkan Teori Harton dan Hunt, lembaga pendidikan memiliki dua fungsi, yakni fungsi manifes dan fungsi laten pendidikan.
3. Peran dan Fungsi Lembaga Politik
Sebagai lembaga politik, setiap negara menyelenggarakan fungsinya sebagai negara. Adapun fungsi negara adalah sebagai berikut:
- Melaksanakan penertiban dan keamanan negara, di mana untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah terjadinya disintegrasi bangsa maka negara harus berperan melaksanakan penertiban.
- Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
- Menegakkan keadilan yang dilaksanakan melalui badan peradilan.
4. Peran dan Fungsi Lembaga Agama
Dalam kehidupan sosial, lembaga agama memiliki peranan yang besar dalam membentuk identitas kemasyarakatan. Agama tidak hanya menyangkut hubungan manusia dengan Tuhannya saja, tetapi juga menyangkut hubungan antara sesama manusia. Dalam menjalin hubungan yang baik antar sesama manusia, maka diperlukan norma-norma yang berlandaskan pada agama. Begitu pula dengan lembaga agama sebagai suatu lembaga, memberikan kontribusi yang besar terhadap penerapan agama dengan sebaik-baiknya. Secara implisit, fungsi lembaga agama ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
- Sebagai pedoman umat manusia untuk berhubungan secara baik dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia.
- Mendorong terciptanya norma-norma yang baik dalam masyarakat.
- Memberikan kekuatan moral untuk mencari identitas diri dalam masyarakat.
- Mengendalikan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
- Mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Menciptakan kedamaian dan ketenteraman dalam masyarakat.
5. Peran dan Fungsi Lembaga Ekonomi
Ekonomi adalah segi yang vital dalam menunjang kehidupan masyarakat di suatu daerah. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan yang harus didapat oleh individu dalam mempertahankan hidupnya. Masyarakat yang memiliki tingkat kenyamanan pasti memiliki sistem perekonomian yang sempurna yaitu ada keseimbangan antara kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Oleh karena itu untuk menjaga tingkat kesempurnaan maka dibentuknya lembaga ekonomi. Peran dan fungsi lembaga ekonomi dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
- Menjaga kestabilan kegiatan ekonomi dalam masyarakat.
- Mengusahakan terpenuhinya kebutuhan hidup setiap individu dalam masyarakat.
- Mengatur pendistribusian kebutuhan dalam masyarakat.
- Menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang bersifat ekonomi dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lembaga sosial merupakan suatu sistem norma tentang aktivitas masyarakat yang bersifat terarah dalam rangka melangsungkan kehidupan bermasyarakat dalam memenuhi segala kebutuhan pokok manusia. Adapun tujuan lembaga sosial yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia atau melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Lembaga sosial memiliki beberapa fungsi yang sangat strategis, yaitu berperan dalam memberi arahan dan pedoman kepada warga masyarakat untuk dapat menyelaraskan diri dengan norma yang berlaku dalam masyarakat dalam mencapai kebutuhan pokoknya, sebagai stabilisator dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai fungsi kontrol atau social control terhadap aktivitas-aktivitas kemasyarakatan, sarana yang efektif untuk menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, dan sebagai stabilisator dan dinamisator dalam mengembangkan kehidupan bermasyarakat secara normal.
Lembaga keluarga merupakan satuan sosial yang paling dasar dan terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Lembaga keluarga juga memiliki peran serta yang cukup besar dalam menjaga kelangsungan kehidupan bermasyarakat. Lembaga keluarga memiliki fungsi pengaturan hubungan biologis, reproduksi, sosialisasi, afeksi, ekonomi, kontrol, dan proteksi. Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang mengurusi atau menangani masalah proses sosialisasi yang tujuannya adalah untuk mengantarkan seseorang pada satu kebudayaan yang dinamis. Berdasarkan Teori Harton dan Hunt, lembaga pendidikan memiliki dua fungsi, yakni fungsi manifes dan fungsi laten pendidikan sebagai fungsi sosial. Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang mengurusi masalah proses sosialisasi yang tujuannya untuk mengantarkan seseorang pada kebudayaan yang dinamis.
Kemudian lembaga politik menurut Schoerl, lembaga politik merupakan badan yang mengatur dan memelihara tata tertib untuk mendamaikan pertentangan dan untuk memilih pemimpin yang berwibawa. Lembaga politik memiliki fungsi-fungsi, yakni membentuk norma-norma kenegaraan berupa undang-undang yang disusun oleh legislatif, melaksanakan norma tersebut yang telah disepakati, memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, keamanan, dan lain sebagainya, mempertahankan kedaulatan suatu negara dari serangan bangsa lain, menumbuhkan kesiapan untuk menghadapi berbagai kemungkinan bahaya, menjalankan diplomasi untuk berhubungan dengan bangsa lain, dan lain sebagainya.
Sedangkan lembaga agama, merupakan lembaga yang mengatur tata tertib dan Berketuhanan Yang Maha Esa. Fungsi lembaga agama adalah sebagai pedoman umat manusia untuk berhubungan secara baik dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia, mendorong terciptanya norma-norma yang baik dalam masyarakat, memberikan kekuatan moral untuk mencari identitas diri dan masyarakat, mengendalikan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dan menciptakan kedamaian dan ketenteraman dalam masyarakat.
Dalam tataran praktis, lembaga ekonomi merupakan suatu lembaga sosial yang mengurusi masalah kebutuhan yang bersifat materiil, yakni mengatur kegiatan yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi yang berupa barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat untuk keperluan hidupnya. Proses produksi meliputi bercocok tanam, beternak, perikanan, berburu dan meramu, dan kegiatan industri. Sedangkan kegiatan distribusi meliputi distribusi reprositas, redistribusi, dan pertukaran pasar. Selanjutnya, kegiatan konsumsi adalah perilaku masyarakat dalam menggunakan barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
B. Saran
Hubungan antara lembaga sosial tertentu dengan lembaga sosial yang lain tidak selalu sejalan. Apabila tidak disadari secara arif, maka akan menimbulkan konflik antar-lembaga sosial tersebut. Untuk mengatasi hal demikian, maka diperlukan komunikasi antar-lembaga sosial yang saling berseberangan sehingga ditemukan solusi yang paling tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Bokker S.J, J.W.M. 1989. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.
Charles P, Loomis. 1960. Sosial System. New York: Nostrand Company.
Dhavamony, Mariasusai. 1995. “Phenemenology of Religion”, alih bahasa A. Sudiarja, dkk., Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Kanisius.
Horton, B. Paul dan Chester L. Hunt. 1990. Sosiologi Edisi 6. Jilid I dan II. Jakarta: Erlangga.
J.C. Bruce. 1972. Sosiologi Suatu Pengantar. Alih Bahasa: Sahat Simamoro. Jakarta: Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. 1982. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Maran, Rafael Raga. 2001. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rineka Cipta.
Nasikun, J.J. 1992. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.
Shadily, Hasan. 1993. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekanto, Soerjono. 1983. Beberapa Teori Sosiologi tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: Rajawali Press.
Suadah. 2005. Sosiologi Keluarga. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Sukanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.