Makalah Penyakit Menular Seksual (PMS)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Penyakit Menular Seksual (PMS) ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Penyakit Menular Seksual (PMS) ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Penyakit Menular Seksual (PMS) ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Penyakit Menular Seksual (PMS) ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, April 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit menular seksual (PMS), adalah infeksi yang umumnya menyebar melalui aktivitas seksual, terutama hubungan seks melalui vagina, seks anal, dan seks oral. Biasanya, pada awalnya PMS tidak menimbulkan gejala. Istilah PMS semakin banyak digunakan, karena memiliki cakupan pada orang yang mungkin terinfeksi dan menginfeksi orang lain dengan tanda-tanda kemunculan penyakit. PMS juga dapat ditularkan melalui jarum suntik, kelahiran, dan menyusui. Infeksi PMS telah diketahui selama ratusan tahun lamanya.

Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanya hubungan seksual melalui alat kelamin. Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang dapat benar-benar disebut sebagai “seks aman”. Satu-satunya yang betul-betul “seks aman” adalah abstinensi. Hubungan seks dalam konteks hubungan monogami di mana kedua individu bebas dari PMS juga dianggap “aman”. Kebanyakan orang menganggap berciuman sebagai aktivitas yang aman. Sayangnya, sifilis, herpesو dan penyakit-penyakit lain dapat menular lewat aktivitas yang nampaknya tidak berbahaya. Semua bentuk lain kontak seksual juga berisiko.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa pengertian penyakit menular seksual (PMS)?
  2. Apa saja jenis-jenis penyakit menular seksual (PMS)?
  3. Apa dampak penyakit menular seksual (PMS)?
  4. Bagaimana upaya penanggulangan penyakit menular seksual (PMS)?
  5. Apa saja faktor penghambat proses pencegahan penyakit menular seksual (PMS)?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, belum dapat disembuhkan.

Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviksو dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.

B. Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)

1. Klamidia

Klamidia adalah PMS yang sangat berbahaya dan biasanya tidak menunjukkan gejala; 75% dari perempuan dan 25% dari pria yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali.

2. Gonore

Gonore adalah salah satu PMS yang sering dilaporkan, 40% penderita akan mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) jika tidak diobati, dan hal tersebut dapat menyebabkan kemandulan.

3. Hepatitis B

Vaksin pencegahan untuk penyakit Hepatitis B sudah ada, tapi sekali terkena penyakit ini tidak dapat disembuhkan, dapat menyebabkan kanker hati.

4. Herpes

Gejala penyakit herpes yaitu terasa nyeri dan dapat hilang timbul; dapat diobati untuk mengurangi gejala.

5. HIV/AIDS

HIV/AIDS dikenal pertama kali pada tahun 1984, AIDS adalah penyebab kematian ke enam pada laki-laki dan perempuan muda. Virus ini fatal dan menimbulkan rasa sakit yang cukup lama sebelum kemudian meninggal.

6. Human Papilloma Virus (HPV) dan Kutil kelamin

Human Papilloma Virus (HPV) dan kutil kelamin adalah PMS yang paling sering menyerang, 33% dari perempuan memiliki virus ini, yang dapat menyebabkan kanker serviks dan penis serta nyeri pada kelamin.

7. Sifilis

Sifilis jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak dan hati yang serius.

8. Trikomoniasis

Trikomoniasis dapat menyebabkan keputihan yang berbusa atau tidak ada gejala sama sekali. Pada perempuan hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur.

C. Dampak Penyakit Menular Seksual (PMS)

Perempuan di bawah usia 16 tahun yang pernah melakukan hubungan seks bebas akan beresiko tinggi terkena kanker serviks, beresiko tertular penyakit menular seksual (PMS), mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) yang bisa menyebabkan kemandulan. Terjadinya KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga tindakan aborsi yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen, bahkan berujung pada kematian.

Dampak psikologis yang sering kali terlupakan ketika terkena PMS adalah akan selalu muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya bantuan, bingung, stres, benci pada diri sendiri, benci pada orang yang terlibat, takut tidak jelas, insomnia (sulit tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan, kehilangan konsentrasi, depresi, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri, mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi, sulit mempertahankan hubungan/komunikasi dengan sesama. Seorang remaja akan semakin nekat atau membangkang dan tidak patuh lagi pada orang tua, terlibat konfrontasi dengan sanak saudara lainnya, melemahkan perekonomian, produktivitas menurun, kondisi fisik dan mental yang menurun karena takut akan hukuman Tuhan.

D. Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS)

1. Penanggulangan PMS terhadap Diri Sendiri

Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit menular seksual adalah:

a. Bersikap Setia dengan Pasangan

Yang menjadi penyebab dari PMS adalah karena berganti-ganti pasangan. Berganti-ganti pasangan merupakan salah satu tren yang saat ini sudah mewabah di masyarakat kota besar. Pemikiran-pemikiran seperti itulah yang mendorong seseorang untuk terjun pada dunia hitam bernama pergaulan bebas. Pencegahan PMS adalah dengan menghindari pergaulan bebas dan bersikap setia dengan pasangan sah atau halal. Ingatlah akan dampak yang akan diterima ketika keinginan untuk melakukan penyimpangan tersebut ada. Dengan cara bersikap setia pada pasangan merupakan salah satu antisipasi agar banyak orang yang terhindar dari PMS.

b. Memastikan Jarum Suntik yang Kita Pakai Steril

Pencegahan PMS yang berikutnya adalah dengan cara memastikan jarum suntik yang kita pakai steril dan tidak pernah dipakai oleh orang yang mengidap PMS. Selain tertular lewat hubungan seksual, PMS juga ditularkan melalui jarum suntik yang habis dipakai oleh pengidap PMS. Sebagai pasien, kita berhak bertanya kepada dokter apakah jarum suntik yang dipakai steril. Jangan segan-segan untuk meminta jarum suntik yang steril karena hal tersebut adalah hak kita sebagai pasien.

c. Menjaga Kesehatan Organ Intim

Pencegahan penyakit menular seksual berikutnya adalah berusaha untuk tetap membersihkan organ intim dan menjaga kesehatannya. Kadang-kadang kita mungkin sering sembrono dengan membiarkan begitu saja atau dibersihkan ala kadarnya atas organ intim kita. Padahal tentunya organ intim membutuhkan penanganan dan perawatan khusus. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Itu sebabnya pencegahan PMS merupakan langkah yang paling tepat daripada mengobati. Pencegahan artinya waspada sedangkan mengobati berarti memperbaiki sesuatu yang sudah rusak.

d. Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh

Perkuat sistem kekebalan tubuh dengan gaya hidup sehat, konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan tinggi vitamin C/D/E, rutin berolahraga, dan pola hidup yang teratur.

e. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan

Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin bila termasuk aktif secara seksual dan terindikasi melakukan hubungan seks tidak aman.

2. Pencegahan PMS terhadap Keluarga

Keluarga menjadi salah satu kelompok tempat yang paling efektif dalam penanggulangan PMS. Memberikan pemahaman akan dampak yang diakibatkan oleh PMS di dalam keluarga memberikan pengertian pengaruh yang sangat besar. Keluarga harus menganggap masalah PMS menjadi hal yang penting sehingga keharmonisan berumah tangga dapat terjaga dan terhindar dari PMS. Beberapa hal yang dapat dilakukan di keluarga:

  • Pencegahan non-seksual dapat dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan donor darah sehingga darah akan terbebas dari HIV/AIDS.
  • Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit HIV/AIDS, PMS sangat penting. Hindari seks bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.

3. Penanggulangan PMS terhadap Masyarakat

  • Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit PMS sangat penting. Hindari seks bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.
  • Memberikan penyuluhan akan bahayanya penyakit PMS untuk itu mereka harus mengerti akan arti pentingnya pencegahan PMS.
  • Memberitahu bagaimana cara-cara dalam pencegahan PMS.
  • Memberitahukan akan arti pentingnya pencegahan PMS.
  • Memberikan kesadaran akan arti pentingnya sikap setia.
  • Memberikan kesadaran apa akibat bila berganti-ganti pasangan.
  • Memberikan kesadaran apa akibat bila tidak bisa menjaga kebersihan organ intim.

E. Faktor Penghambat Proses Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Adapun hal-hal yang bisa menghambat proses pencegahan penyakit menular seksual adalah:

  1. Banyaknya masyarakat yang belum terlalu yakin akan pengetahuan mengenai PMS. Mereka masih menganggap bahwa PMS adalah penyakit biasa yang tidak berisiko.
  2. Banyak profesi-profesi yang melibatkan hal-hal yang bersifat vulgar dan profesi tersebut tidak bisa dibabat habis bahkan makin bertambah dari waktu ke waktu.
  3. Masyarakat yang kurang mendukung pelaksanaan program tersebut karena kurangnya pengetahuan dan terbatasnya pendidikan.
  4. Banyak orang-orang yang masih menyepelekan masalah penyakit menular seksual.
  5. Banyak orang yang masih berpikiran bahwa PMS bisa disembuhkan sehingga mereka masih menganggap PMS bukanlah masalah yang serius.
  6. Banyak orang-orang yang baru sadar akan kesalahannya ketika mereka berbuat salah atau dengan kata lain menyesal kemudian dan tidak ada gunanya.
  7. Kurang adanya motivasi yang kuat dari beberapa kelompok masyarakat untuk mencegahnya.
  8. Sesungguhnya pencegahan penyakit menular seksual merupakan langkah yang tepat bila seseorang ingin hidupnya terhindar dari masalah PMS.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit menular seksual atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Beberapa penyakit menular seksual: klamidia, gonore, hepatitis B, herpes, HIV/AIDS, human papilloma virus (HPV), kutil kelamin, sifilis, dan trikomoniasis.

Tindakan penanggulangan yang harus dilakukan terhadap penyakit menular seksual dapat dilaksanakan oleh diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Memberikan pemahaman dan pengetahuan menjadikan landasan terpenting dalam penanggulangan penyakit menular seksual.

B. Saran

Penderita penyakit menular seksual sebaiknya tidak melakukan hubungan seks hingga penyakit dinyatakan sembuh oleh dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan penyakit kepada pasangan.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Standar Isi Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Luc Montagnier. (1985). AIDS. Jakarta: PT. Temprint.

Download Contoh Makalah Penyakit Menular Seksual (PMS).docx