KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Pertumbuhan Ekonomi ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Ekonomi yang berjudul Makalah Pertumbuhan Ekonomi ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Pertumbuhan Ekonomi ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Pertumbuhan Ekonomi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, Oktober 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produk suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi sering disamaartikan dengan pembangunan ekonomi, keduanya menekankan pada kenaikan PDB. Namun, pertumbuhan ekonomi hanya menekankan kenaikan PDB tanpa membandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Contoh: pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan sarana seperti jembatan, mesin-mesin, dan sarana listrik.
Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan pembangunan yang belum terpecahkan, seperti: tingkat pengangguran tetap tinggi, pembagian pendapatan tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, pelayanan kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja bergelut dengan kemiskinan, yang terjadi bukan trickle down tapi trickle up. Keadaan ini memprihatinkan, banyak ahli ekonomi pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan ekonomi. Jadi akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan ekonomi di mana pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada sektor ekonomi. Pendirian industri-industri baru dan meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam sektor industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah melalui pembangunan di bidang sarana dan prasarana, seperti penambahan ruas jalan.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian pertumbuhan ekonomi?
- Bagaimana teori-teori tentang pertumbuhan ekonomi?
- Apa saja ciri-ciri pertumbuhan ekonomi?
- Bagaimana strategi pertumbuhan ekonomi?
- Bagaimana pertumbuhan ekonomi dan kenaikan produktivitas?
- Bagaimana permintaan agregatif dan pertumbuhan ekonomi?
- Apa aspek hubungan ekonomi internasional dalam pertumbuhan ekonomi?
- Apa saja faktor-faktor pertumbuhan ekonomi?
- Apa saja faktor-faktor penghambat pertumbuhan ekonomi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan produk domestik bruto dari suatu negara atau daerah. Pengertian lain pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Cara mengukur pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan, misalnya untuk ukuran nasional, gross national product (GNP), tahun yang sedang berjalan dengan tahun sebelumnya.
B. Teori-teori tentang Pertumbuhan Ekonomi
1. Teori Pertumbuhan Austria (Aliran Historis)
a. Friedrich List (1789-1846)
Menurut Friedrich List dalam bukunya “Das Nationals System der Politischen Ekonomi” (1841), perkembangan ekonomi sebenarnya tergantung pada peranan pemerintah, organisasi swasta dan lingkungan kebudayaan. Friedrich List berpendapat bahwa kemajuan perekonomian suatu masyarakat diukur menurut kemajuan teknik atau cara produksinya”. Menurut Friedrich List, perkembangan ekonomi dibagi melalui beberapa fase yaitu:
1) Masa berburu atau mengembara
Pada masa ini peradaban masih sangat sederhana, manusia memenuhi kebutuhan hidupnya tergantung pada alam, mereka hidup secara berkelompok, dan berpindah-pindah dari suatu daerah ke daerah lainnya, yang dapat memberikan kehidupan bagi mereka.
2) Masa beternak dan bertani
Pada masa ini mereka mulai hidup menetap, bercocok tanam, dan beternak. Mereka mulai menanam berbagai jenis tumbuhan yang mereka dapatkan dari tempat lain, dan mulai mencoba memelihara hasil buruannya yang masih hidup, sehingga tidak sepenuhnya tergantung pada alam.
3) Masa bertani dan kerajinan
Pada masa ini peradaban mulai meningkat sehingga kebutuhan mereka bertambah, meningkatnya kebutuhan ini mendorong mereka untuk berusaha memperluas lahan pertanian dan berusaha membuat kerajinan-kerajinan tangan untuk mengisi waktu senggangnya setelah bertani. Kehidupan masyarakat berkembang dengan adanya pertanian, industri, dan perdagangan.
4) Masa kerajinan, industri, dan perdagangan
Pada masa ini masyarakat telah berubah, kerajinan yang semula hanya sebagai sampingan, lambat laun menjadi sebuah kawasan industri kerajinan dan sudah mulai ditukarkan dengan hasil pertanian di suatu tempat tertentu/pasar. Pada masa inilah akhirnya timbul perdagangan yang dilakukan oleh para pedagang.
b. Bruno Hildebrand
Menurut Bruno Hildebrand perkembangan ekonomi bukan didasarkan pada “cara produksi” tetapi didasarkan pada “cara distribusi. Bruno mengemukakan 3 sistem distribusi yaitu:1) Perekonomian barter.2) Perekonomian uang.3) Perekonomian kredit.
c. Werner Sombart (1863-1942)
Werner Sombart membagi perkembangan perekonomian menjadi:
1) Zaman perekonomian tertutup
Zaman perekonomian tertutup dibagi menjadi dua macam yaitu perekonomian desa dan perekonomian feodal dan tuan tanah.
2) Zaman kerajinan dan pertukaran
Zaman ini ditandai adanya pembagian kerja yang masing-masing mengerjakan pekerjaannya dan sifatnya masih kekeluargaan.
3) Zaman Kapitalis
Zaman Kapitalis dibagi menjadi zaman kapitalis purba, zaman kapitalis madya, zaman kapitalis raya, dan zaman kapitalis akhir.
d. Menurut Karl Bucher (1847-1930)
Menurut Karl Bucher pertumbuhan ekonomi masyarakat dilihat dari hubungannya antara produsen dan konsumen dalam mendistribusikan hasil produksinya sampai ke tangan konsumen. Karl Bucher membagi perkembangan perekonomian ke dalam:
1) Rumah tangga tertutup
Kehidupan masyarakat pada masa ini proses pertukaran belum ada, masyarakat menghasilkan barang terbatas hanya untuk lingkungannya sendiri (produksi untuk kebutuhan sendiri).
2) Rumah tangga kota
Pada rumah tangga kota pertukaran sudah meluas, masyarakat mulai mengenal pertukaran hasil produksi. Hasil produksi kota biasanya dikerjakan dalam bentuk gilda yaitu suatu ikatan di antara para produsen sejenis, hubungan antara para pekerja dan pimpinan masih bersifat kekeluargaan, produksinya pun dikerjakan atas dasar pesanan.
3) Rumah tangga bangsa
Rumah tangga bangsa atau perekonomian nasional di mana peran pedagang menjadi semakin penting, produksi tidak lagi didasarkan atas pesanan, tetapi sudah berorientasi untuk mendapatkan keuntungan, di dalam rumah tangga bangsa sistem gilda sudah hilang.
4) Rumah tangga dunia
Di dalam rumah tangga dunia ruang lingkup pasar mencakup pasar internasional. Sistem perekonomian tidak terbatas hanya di dalam negeri, tetapi sudah sampai ke luar negeri.
2. Teori Klasik
a. Adam Smith
Adam Smith selain merupakan ekonom pertama yang banyak menumpahkan perhatian kepada masalah ekonomi, juga terkenal sebagai pelopor pembangunan ekonomi dan kebijakan laissez-faire. Pendapat Adam Smith dituangkan dalam teori yang disebut The Invisible Hands (Teori Tangan-tangan Gaib). Dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation (1776), ia mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi jangka panjang secara sistematis. Proses pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith dibedakan menjadi dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk.
1) Pertumbuhan output total
Menurut Adam Smith ada tiga unsur pokok sistem produksi yaitu sumber daya alam yang tersedia (faktor produksi tanah); sumber daya manusia (jumlah penduduk); dan stok barang modal. Menurut Smith jika sumber daya alam ini belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan persediaan barang modal yang ada memegang peranan dalam pertumbuhan output. Akan tetapi jika semua sumber daya alam tersebut telah digunakan secara penuh, maka pertumbuhan output tersebut akan berhenti. Sumber daya manusia (jumlah penduduk) akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari suatu masyarakat, dalam proses pertumbuhan output.
Persediaan barang modal menurut Smith, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan output, dan merupakan unsur produksi yang sangat menentukan tingkat output. Adam Smith adalah penganjur laissez-faire dan free trade. Menurut Smith, potensi pasar akan dapat dicapai secara maksimum, jika setiap warga masyarakat diberi kebebasan seluas- luasnya untuk melakukan kegiatan ekonominya. Namun demikian, jika pasar tidak tumbuh secepat pertumbuhan modal, maka tingkat keuntungan akan segera merosot dan akhirnya akan mengurangi gairah para pemilik modal untuk melakukan akumulasi modal, dan dalam jangka panjang tingkat keuntungan akan menurun yang akhirnya akan mencapai tingkat keuntungan minimal.
2) Pertumbuhan penduduk
Menurut Adam Smith, jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsisten (tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup). Jika tingkat subsisten jumlah kelahiran akan meningkat karena orang-orang akan kawin muda. Sebaliknya jika tingkat upah lebih rendah dari tingkat upah subsisten, maka jumlah penduduk akan menurun. Menurut Adam Smith, permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh persediaan barang modal dan tingkat output masyarakat. Sedangkan permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh persediaan barang modal dan tingkat output masyarakat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan persediaan barang modal dan laju pertumbuhan output.
b. David Ricardo (1772-1823)
Proses Pertumbuhan menurut David Ricardo diungkapkan dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political Economy and Taxation (1917). Ciri-ciri perekonomian menurut Ricardo adalah:1) Jumlah tanah terbatas.2) Tenaga kerja meningkat atau menurun tergantung pada tingkat upah.3) Akumulasi modal terjadi jika tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik modal berada di atas tingkat keuntungan minimal.4) Sepanjang waktu terjadi kemajuan teknologi.5) Dominannya sektor pertanian.
3. Teori Neo Klasik
a. Sollow Swan
Robert Sollow dan Trevor Swan dikenal sebagai ekonom yang menjadi perintis dalam mengembangkan teori Neo-Klasik. Teori pertumbuhan neoklasik ini berkembang sejak tahun 1950-an. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi.
b. Keynesian (Harrod-Domar)
Teori Harrod-Domar itu merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian dapat tumbuh dan berkembang secara mantap (steady growth). Menurutnya, agar pendapatan nasional naik perlu dilakukan investasi secara besar-besaran. Alasannya adalah, investasi yang diperlukan lebih besar daripada pendapatan yang akan diraih. Misalnya diperlukan kenaikan modal Rp 3,00 untuk menghasilkan (kenaikan) output total sebesar Rp 1,00. Hubungan antar tambahan investasi dan tambahan pendapatan tersebut disebut rasio modal-output (Capital Output Ratio, disingkat COR), yaitu 3 berbanding 1.
c. Schumpeter
Teori Schumpeter dikemukakan pada tahun 1934 dan diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul The Theory of Economic Development. Selanjutnya Schumpeter menggambarkan teorinya tentang proses pembangunan dan faktor utama yang menentukan pembangunan dalam bukunya Business Cycle yang diterbitkan pada tahun 1939. Menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah proses inovasi yang dilakukan oleh para inovator atau wiraswasta (entrepreneur). Menurut Schumpeter ada lima macam kegiatan yang dimasukkan sebagai inovasi yaitu:1) Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru.2) Memperkenalkan cara berproduksi baru.3) Memperkenalkan produk baru.4) Pembukaan pasar-pasar baru.5) Adanya perubahan organisasi industri menuju efisiensi.
4. Teori Modern
Menurut teori modern (Walt Whitman Rostow, dalam bukunya “The Stages of Economic Growht”) tahun 1960, tingkatan pertumbuhan ekonomi sebagai berikut:
- Masyarakat tradisional (the traditional society) masa kehidupan sangat sederhana. Produksi hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
- Pra syarat lepas landas (the pre-condition for take off).
- Masa transisi, persiapan menuju kemajuan. Lepas landas (the take off) ada perubahan sangat pesat: peningkatan investasi, sektor industri berkembang pesat, tercipta kerangka poleksosbud yang menjamin pertumbuhan ekonomi.
- Dorongan menuju kedewasaan (the drive to maturity), ciri-cirinya, struktur tenaga kerja mengalami perubahan, kepemimpinan perusahaan bersifat profesional.
- Masa konsumsi tinggi (the high mass consumption) pada masa ini masyarakat sudah mulai berubah pada masalah-masalah yang terkait dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat, bukan lagi masalah produksi.
C. Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi modern adalah pertanda penting di dalam kehidupan perekonomian. Prof. Simon Kuznets menunjukkan enam ciri pertumbuhan ekonomi modern yang muncul dalam analisa yang didasarkan pada produk nasional dan komponennya, penduduk, tenaga kerja dan sebangsanya. Dari keenam ciri itu, dua di antaranya yaitu kuantitatif yang berhubungan dengan pertumbuhan produk nasional dan pertumbuhan penduduk, yang dua berhubungan dengan peralihan struktural dan dua lagi dengan penyebaran internasional. Kita akan membahas satu persatu ciri-ciri pertumbuhan ekonomi. yaitu sebagai berikut:
1. Laju Pertumbuhan Penduduk dan Produk Per Kapita
Pertumbuhan ekonomi modern, yang sebagaimana terungkap dari pengalaman negara maju sejak akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19, ditandai dengan laju kenaikan produk per kapita yang tinggi dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat. Laju kenaikan yang luar biasa itu paling sedikit sebesar lima kali untuk penduduk dan paling sedikit sepuluh kali untuk produksi.
Professor Kuznets menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk di tiga belas negara tidak termasuk Perancis, pada masa modern yaitu lebih tinggi daripada masa pra-modern. Kecuali Perancis yang pertumbuhan penduduknya sebesar 2,5 persen per dasawarsa, laju pertumbuhan penduduk bergerak di sekitar 6 sampai 7 persen untuk Inggris, Swedia, Jerman Barat, Jepang dan Belanda, serta 19-24 persen untuk Kanada, Amerika Serikat, dan Australia.
2. Peningkatan Produktivitas
Pertumbuhan ekonomi modern terlihat dari semakin meningkatnya laju produk per kapita terutama sebagai akibat adanya perbaikan kualitas input yang meningkatkan suatu efisiensi atau produktivitas per unit input. Hal ini bisa dilihat dari semakin besarnya masukan sumber tenaga kerja dan modal atau semakin meningkatnya efisiensi atau kedua-duanya. Kenaikan efisiensi berarti penggunaan output yang lebih besar untuk setiap unit input. Menurut Kuznets, laju kenaikan produktivitas ternyata bisa menjelaskan hampir keseluruhan pertumbuhan produk per kapita di negara maju. Bahkan kendati dengan beberapa penyesuaian untuk menampung biaya dan input yang tersembunyi, pertumbuhan produktivita tetap bisa menjelaskan lebih dari separuh pertumbuhan dalam produk per kapita.
3. Laju Perubahan Struktural yang Tinggi
Perubahan struktural dalam pertumbuhan ekonomi modern mencakup peralihan dari kegiatan pertanian ke non-pertanian, dari industri ke jasa, perubahan dalam skala unit-unit produktif, dan peralihan dari perusahaan perseorangan menjadi perusahaan terhadap hukum serta perubahan status kerja buruh.
4. Urbanisasi
Pertumbuhan ekonomi modern ditandai pula dengan semakin banyaknya penduduk negara maju yang berpindah dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Inilah yang disebut urbanisasi. Urbanisasi pada umumnya adalah produk industrialisasi. Skala ekonomi yang muncul dalam usaha non agraris sebagai hasil perubahan teknologi mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dan penduduk secara besar-besaran dari pedesaan ke daerah perkotaan. Karena sarana teknis transportasi, komunikasi dan organisasi berkembang menjadi lebih efektif, maka terjadilah penyebaran unit-unit skala optimum. Semua proses ini memengaruhi pengelompokan penduduk berdasarkan status sosial dan ekonomi serta mengubah pola dasar peri kehidupan.
5. Ekspansi Negara Maju
Pertumbuhan negara maju kebanyakan tidak sama. Pada beberapa bangsa, pertumbuhan ekonomi modern terjadi lebih awal daripada bangsa yang lain. Hal ini sebagian besar diakibatkan perbedaan latar belakang sejarah dan masa lalu. Ketika ilmu dan pengetahuan modern mulai berkembang.
6. Arus Barang, Modal, dan Orang Antarbangsa
Arus barang, modal, dan orang antarbangsa kian meningkat sejak kuartal kedua abad ke-19 sampai Perang Dunia I tetapi mulai mundur pada perang dunia I dan berlanjut sampai akhir perang dunia II. Tapi demikian sejak awal tahun lima puluhan terjadilah peningkatan dalam arus barang, modal dan antarbangsa.
D. Strategi Pertumbuhan Ekonomi
1. Industrialisasi Versus Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga kerja dan secara relatif menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam investasi pada pembuatan jalan, saluran dan fasilitas pengairan, dan pengembangan teknologinya. Kenaikan produktivitas sektor pertanian memungkinkan perekonomian dengan menggunakan tenaga kerja lebih sedikit menghasilkan kuantitas output bahan makanan yang sama. Dengan demikian sebagian dari tenaga kerja dapat dipindahkan ke sektor industri tanpa menurunkan output sektor pertanian. Di samping itu pembangunan atau kenaikan produktivitas dan output total sektor pertanian akan menaikkan pendapatan di sektor tersebut.
2. Strategi Impor Versus Promosi Ekspor
Strategi industrialisasi via substitusi impor pada dasarnya dilakukan dengan membangun industri yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor. Alternatif kebijakan lain adalah strategi industrialisasi via promosi ekspor. Kebijakan ini menekankan pada industrialisasi pada sektor-sektor atau kegiatan produksi dalam negeri yang mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat memproduksinya dengan biaya rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar internasional. Strategi ini secara relatif lebih sukar dilaksanakan karena menuntut kerja keras agar bisa bersaing di pasar internasional.
3. Perlunya Disertifikasi
Usaha mengadakan disertifikasi bagi negara-negara pengekspor utama minyak dan gas bumi merupakan upaya mempertahankan atau menstabilkan penerimaan devisanya.
E. Pertumbuhan Ekonomi dan Kenaikan Produktivitas
Sementara negara-negara miskin berpenduduk padat dan banyak hidup pada taraf batas hidup dan mengalami kesulitan menaikkannya, beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, negara-negara Eropa Barat, Australia, Selandia Baru, dan Jepang menikmati taraf hidup tinggi dan terus bertambah. Pertambahan penduduk berarti pertambahan tenaga kerja serta berlakunya hukum pertambahan hasil yang berkurang mengakibatkan kenaikan output semakin kecil, penurunan produk rata-rata serta penurunan taraf hidup.
Sebaliknya kenaikan jumlah barang-barang kapital, kemajuan teknologi, serta kenaikan kualitas dan keterampilan tenaga kerja cenderung mengimbangi berlakunya hukum pertambahan hasil yang berkurang. Penyebab rendahnya pendapatan di negara-negara sedang berkembang adalah berlakunya hukum penambahan hasil yang semakin berkurang akibat pertambahan penduduk sangat cepat, sementara tak ada kekuatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi berupa pertambahan kuantitas dan kualitas sumber alam, kapital, dan kemajuan teknologi.
F. Permintaan Agregatif dan Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat PNN kesempatan kerja penuh pada tahun 1998 A sebesar 26 triliun rupiah dan skedul permintaan agregatifnya adalah C+I+C1 hingga tingkat PNN kesempatan kerja penuh dapat dicapai karena sama dengan tingkat pendapatan keseimbangannya. Misalkan terjadi pertumbuhan kapasitas produksi akibat adanya pertambahan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi hingga tingkat PNN kesempatan kerja penuh pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 1998 B menjadi 27 triliun rupiah atau kenaikan sebesar kira-kira 4% dalam output riil.
Agar potensi produksi total dapat direalisasikan maka permintaan agregatif harus naik dengan laju pertumbuhan yang cukup untuk memelihara tingkat kesempatan kerja penuh. Karenanya permintaan agregatif harus bergeser ke atas menjadi C+I+C2. Bila tidak atau naik secara lebih kecil maka kenaikan kapasitas produksi tak dapat direalisasikan dan dimanfaatkan.
G. Aspek Hubungan Ekonomi Internasional dalam Pertumbuhan Ekonomi
1. Perluasan Perdagangan
Negara-negara maju telah berkembang merupakan sumber atau penyuplai barang-barang kapital. Di samping itu mereka juga merupakan pasar yang luas dan cukup besar yang membeli ekspor hasil-hasil pertanian, pertambangan, bahan mentah, ataupun barang-barang manufaktur oleh negara-negara sedang berkembang. Penurunan harga di pasar dunia akan bahan-bahan mentah produk pertanian ataupun hasil pertambangan akan sama seperti halnya turunnya harga minyak bumi ataupun harga tembaga di pasaran internasional.
2. Aliran Penanaman Modal (Investasi) Asing
Aliran kapital atau investasi asing dari luar negeri baik oleh sektor pemerintah maupun swasta asing dapat merupakan suplemen atau pelengkap bagi usaha pemecahan lingkaran setan kemiskinan. Penanaman modal asing banyak bergerak di sektor eksplorasi sumber alam berupa pertambangan, kehutanan, perikanan, dan juga di sektor manufakturing. Swasta asing yang melakukan investasi umumnya merupakan perusahaan besar multinasional.
3. Bantuan Luar Negeri Berupa Hadiah dan Pinjaman
Bantuan asing bisa diberikan secara langsung atau melalui lembaga keuangan internasional. Contoh bantuan langsung berupa hadiah atau pinjaman yang diberikan oleh US-AID (United State Agency for International Development), suatu lembaga bantuan luar negeri pemerintah Amerika Serikat, atau dari badan-badan luar negeri yang serupa dari negara-negara maju telah berkembang lainnya.
H. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi
1. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembangunan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampuan sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud di antaranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan, dan kekayaan laut.
2. Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan di antaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan di antaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
I. Faktor-faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi
1. Korupsi
Korupsi akan mempersulit pembangunan karena akan membuat kekacauan dan tidakefisienan dalam pembelanjaan.
2. Laju inflasi
Inflasi akan berdampak pada menurunnya indeks kepercayaan konsumen karena masyarakat cenderung mengurangi belanja karena berhati-hati terhadap risiko kenaikan harga tinggi.
3. Tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga akan mempengaruhi investasi.
4. Kenaikan harga bahan bakar minyak
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional karena dampak kebijakan tersebut menimbulkan “multiplier effect” menyeluruh terhadap perekonomian.
5. Situasi keamanan yang tidak kondusif
Ada beberapa pandangan untuk menciptakan kondisi ekonomi yang kokoh dibutuhkan stabilitas politik dan keamanan. Investor yang pada saat ini dianggap sebagai salah satu yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak akan mau menanamkan modalnya (investasi jangka pendek maupun jangka panjang) jika keamanan tidak stabil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah permasalahan setiap negara. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu faktor yang menentukan pembangunan ekonomi baik dinegara maju maupun dinegara berkembang. Semakin baik pertumbuhan ekonomi suatu negara maka semakin baik pula pembangunan ekonomi di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Terdapat banyak faktor yang mendorong dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi mempunyai tiga komponen. pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; yang kedua, teknologi maju adalah faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; yang ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya suatu penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia bisa dimanfaatkan secara tepat. Teknologi modern misalnya, tidak cocok dengan corak/kehidupan desa, pola keluarga besar, usaha keluarga dan buta huruf.
B. Kesimpulan
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah permasalahan setiap negara. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu faktor yang menentukan pembangunan ekonomi baik dinegara maju maupun dinegara berkembang. Semakin baik pertumbuhan ekonomi suatu negara maka semakin baik pula pembangunan ekonomi di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Terdapat banyak faktor yang mendorong dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Sumitro, Djoyohadikusumo. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.
Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu ekonomi, Edisi 1. Jogyakarta: BPFE.
Wold Bank. 2000. The Quality of Growth, Kualitas Pertumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
George Soule. 1994. Pemikiran Para Pakar Ekonomi Terkemuka, terjemahan T. Gilarso. Jogjakarta: Penerbit Kanisius.