Makalah Wirausaha Produk Grafika

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Wirausaha Produk Grafika ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Wirausaha Produk Grafika ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Wirausaha Produk Grafika ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Wirausaha Produk Grafika ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, November 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan grafika juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi cetak. Teknologi cetak memungkinkan gambar yang sama dibuat berulang-ulang. Teknologi cetak pada awalnya menggunakan acuan cetak berupa papan kayu yang diukir dan dicetakkan pada permukaan kain dan kertas. Teknik tersebut digunakan di China pada Dinasti Han sekitar 206 Sebelum Masehi hingga 220 Masehi. Artefak sebagai hasil karya tertua yang menggunakan teknologi papan kayu berukir tersebut dikenal dengan nama The Pure Light Dharani Sutra, yang diperkirakan dibuat pada tahun 704 Masehi di Korea. Pada sekitar tahun 1040, Bi Seng di China membuat inovasi berupa acuan cetak yang berupa huruf yang dapat disusun sesuai dengan kalimat yang akan dicetak, yang terbuat dari keramik. Pada abad ke-13 di Korea, muncul inovasi berupa huruf acuan cetak yang terbuat dari logam.

Pada tahun 1433, Johannes Guttenberg, seorang pandai besi di Jerman, membuat inovasi berupa penggunaan mekanik untuk menekan acuan cetak terhadap kertas. Teknologi mekanik tekan ulir ini serupa dengan mekanik yang digunakan pada pengolahan hasil pertanian pada masa itu. Mesin cetak Guttenberg juga menggunakan acuan cetak berupa huruf-huruf yang dapat disusun terbuat dari logam serupa dengan yang dikembangkan di Korea pada abad ke-13.

Teknologi pencetakan terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Teknologi elektronika dan informatika menjadi dasar dari perkembangan teknik cetak digital yang kita kenal saat ini. Gambar atau grafis dibuat pada komputer dalam format digital lalu dicetak dengan printer. Cetak digital dapat diaplikasikan pada berbagai permukaan seperti kertas, kain, dan keramik. Kualitas hasil cetak digital bervariasi bergantung pada kualitas printer dan permukaan bahan yang dicetak.

Teknologi grafika menghasilkan produk grafika. Produk grafika terdiri atas teks dan gambar yang tersusun membentuk informasi atau keindahan. Produk grafika dapat berupa karya desain atau karya seni. Baik karya desain maupun karya seni pada umumnya menyampaikan informasi atau pesan sekaligus keindahan. Karya desain grafis dihasilkan oleh profesi desainer grafis, menyampaikan informasi dan pesan dengan jelas. Pada karya desain grafis, teks dan gambar dibuat agar saling menguatkan pesan yang akan disampaikan.

Salah satu contoh karya desain grafis misalnya poster kampanye Cinta Lingkungan. Pada poster tersebut, terdapat teks berupa ajakan untuk mencintai lingkungan agar tetap lestari. Gambar pada poster tersebut menggambarkan kondisi lingkungan yang rusak dan kondisi lingkungan yang lestari. Pesan yang disampaikan melalui desain grafis yang memadukan teks singkat dengan gambar lebih efektif dalam menyampaikan pesan. Pada karya seni grafis, pesan yang disampaikan pada umumnya tersirat melalui perumpamaan yang dihadirkan melalui gambar atau teks yang ada pada karya tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah tentang Wirausaha Produk Grafika ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana perencanaan usaha produk grafika?
  2. Bagaimana perancangan produk grafika?
  3. Bagaimana produksi produk grafika?
  4. Bagaimana kemasan produk grafika?
  5. Bagaimana penghitungan biaya produksi produk grafika?
  6. Bagaimana pemasaran langsung produk grafika?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Wirausaha Produk Grafika ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui perencanaan usaha produk grafika.
  2. Untuk mengetahui perancangan produk grafika.
  3. Untuk mengetahui produksi produk grafika.
  4. Untuk mengetahui kemasan produk grafika.
  5. Untuk mengetahui penghitungan biaya produksi produk grafika.
  6. Untuk mengetahui pemasaran langsung produk grafika.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perencanaan Usaha Produk Grafika

Bidang teknologi grafika memiliki beragam peluang usaha. Peluang usaha pada bidang teknologi grafika dapat dilihat dari kebutuhan yang ada di wilayah setempat, melihat ketersediaan bahan dan material yang ada maupun dengan melihat usaha grafika yang sudah ada di wilayah sekitar kita. Sumber daya usaha yang dibutuhkan untuk wirausaha produk grafika adalah bahan baku atau material, teknik dan alat, serta keterampilan.

Wirausaha produk grafika dapat dimulai dengan melihat potensi bahan baku, potensi teknik dan keterampilan yang ada di daerah tersebut. Bahan yang dibutuhkan untuk produk grafika adalah bidang datar yang akan dicetak, pewarna dan alat cetak. Alat cetak yang dibutuhkan bergantung pada teknik cetak yang akan dipakai. Ada 5 jenis teknik cetak berdasarkan prinsipnya, yaitu seperti berikut.

1. Cetak Tinggi

Pada jenis teknik cetak tinggi, zat pewarna ditempatkan pada permukaan tertinggi dari bidang pencetak (acuan cetak). Bidang pencetak dapat berupa balok kayu, karet, logam atau bahan lainnya yang diberi gambar atau tulisan. Gambar atau tulisan tersebut diukirkan pada satu permukaan bidang. Warna dioleskan pada permukaan bahan yang sudah diukir lalu dicetakkan pada permukaan kertas atau bahan datar lainnya.

Tinta yang tercetak pada kertas sesuai dengan gambar pada permukaan tertinggi dari ukiran bidang cetakan. Gambar yang dihasilkan akan berupa gambar kebalikan (reverse) dari gambar pada acuan cetak. Contoh dari cetak tinggi adalah stempel. Teknik cetak yang termasuk dalam jenis teknik cetak tinggi di antaranya cukil kayu dan cap. Cetak tinggi merupakan prinsip yang digunakan pada awal teknik cetak digunakan di China dengan acuan cetak papan kayu hingga mesin cetak Guttenberg.

2. Cetak Dalam

Pada jenis teknik cetak dalam, zat pewarna ditempatkan pada permukaan terdalam dari bidang pencetak (acuan cetak). Bidang pencetak dapat berupa balok kayu, karet, logam atau bahan lainnya yang diberi gambar atau tulisan. Gambar atau tulisan tersebut diukirkan pada satu permukaan bidang. Warna dimasukkan pada rongga pahatan bahan yang sudah diukir lalu dicetakkan pada permukaan kertas, plastik tipis, aluminium foil dan material datar lainnya.

Tinta yang tercetak pada kertas akan berupa gambar timbul sesuai dengan gambar pada rongga ukiran bidang cetakan. Gambar yang dihasilkan akan berupa gambar kebalikan (reverse) dari gambar pada bidang acuan cetak. Contoh dari cetak tinggi adalah pencetakan gambar pada uang kertas. Teknik cetak yang termasuk dalam jenis teknik cetak dalam di antaranya rotogravure dan etsa.

3. Cetak Datar

Pada jenis teknik cetak datar, bidang pencetak atau bidang acuan cetak berupa permukaan datar yang memiliki dua jenis lapisan permukaan. Satu jenis lapisan mengikat tinta, sedangkan satu jenis lapisan lainnya tidak mengikat tinta. Bidang yang bertinta akan menjadi bidang pencetak (acuan cetak). Gambar yang dihasilkan akan berupa gambar kebalikan (reverse) dari bidang acuan cetak. Contoh dari produk grafika dengan teknik cetak datar adalah koran dan majalah.

Pencetakan offset dapat menggunakan 1 tinta hitam saja untuk menghasilkan cetakan dengan nuansa hitam dan abu-abu atau 3 warna dan hitam untuk hasil cetakan berwarna seperti majalah. Pada pencetakan berwarna, cetak ofset memiliki 4 buah acuan cetak, yaitu acuan cetak untuk warna biru (cyan), merah (magenta), kuning (yellow), dan hitam (disebut key) atau dikenal dengan CMYK.

4. Cetak Saring

Cetak tinggi, cetak dalam, dan cetak datar pada prinsipnya mengaplikasikan tinta pada bidang acuan cetak dan kemudian memindahkan tinta dari bidang acuan cetak ke permukaan kertas atau permukaan datar lainnya. Berbeda dengan ketiga jenis teknik cetak tersebut, cetak saring mengaplikasikan tinta langsung pada permukaan bidang datar. Gambar dihasilkan dengan memberikan lapisan penghalang tinta sesuai gambar yang diinginkan. Berbeda pula dengan teknik cetak tinggi, cetak dalam dan cetak datar yang menghasilkan gambar terbalik (reverse), cetak saring menghasilkan gambar yang sama dengan acuan cetaknya.

Acuan cetak pada cetak saring dapat berupa stensil (pola gambar) yang diletakan di antara kertas dengan screen atau dengan mencetakkan gambar acuan pada screen. Teknik cetak saring pada umumnya menggunakan screen. Maka, teknik ini dikenal dengan sebutan screen printing. Cetak saring dikenal pula dengan sebutan sablon. Teknik cetak saring dengan menggunakan stensil dapat dilakukan tanpa screen, yaitu dengan langsung menyemprotkan pewarna pada bidang datar yang sudah dilapisi stensil (pola gambar). Teknik tersebut serupa dengan teknik yang digunakan pada lukisan prasejarah cetakan tangan pada gua.

5. Cetak Digital

Cetak digital adalah proses cetak yang terjadi tanpa bidang acuan cetak. Proses pada pencetakan digital diatur dan dilakukan secara digital dengan menggunakan komputer. Cetak digital dikenal juga dengan sebutan digital printing. Mesin yang digunakan untuk cetak digital adalah printer.

B. Perancangan Produk Grafika

Proses perancangan produk grafika diawali dengan melihat kebutuhan pasar atau identifikasi masalah yang dapat memanfaatkan produk grafika sebagai solusinya seperti kemasan makanan, kartu ucapan, gambar pada kaos atau stiker. Identifikasi masalah dilanjutkan dengan pembuatan gambar atau sketsa ide. Ide terbaik kemudian dikembangkan menjadi produk grafika yang akan dibuat, dilanjutkan dengan persiapan produksi dan proses produksi. Produksi adalah membuat produk hasil rekayasa sehingga siap dijual.

1. Identifikasi Masalah

Perancangan produk bertujuan untuk menemukan solusi dari sebuah permasalahan, dalam hal ini produk grafika. Produk grafika bertujuan untuk memberikan informasi dan keindahan. Maka, permasalahan adalah masalah kebutuhan informasi dan keindahan. Proses perancangan diawali dengan mengidentifikasi permasalahan informasi yang dibutuhkan dan informasi yang akan diberikan. Contoh-contoh masalah dengan solusi produk grafika.

  • Produk pangan khas daerah dihasilkan oleh industri kecil menengah. Produk tersebut hanya dikemas oleh plastik bening dan tidak memiliki label. Pembeli tidak mengetahui produk apakah itu, apa rasanya, bagaimana cara mengonsumsinya, dan kapan batas tanggal pemakaiannya. Produk pangan khas daerah tersebut membutuhkan produk grafika berupa kemasan atau label yang dapat memberikan informasi sekaligus daya tarik bagi konsumennya.
  • Pada kegiatan olahraga, seragam tim sepakbola atau cabang olahraga lain biasanya membutuhkan nomor punggung. Pertandingan olahraga juga membutuhkan papan nilai yang berisi angka-angka. Angka pada nomor punggung maupun angka pada papan nilai merupakan produk grafika.
  • Kata-kata yang indah seperti puisi atau kata-kata bijak yang berisi motivasi biasanya dibuat pajang di dinding, sebagai kartu ucapan atau menjadi sebuah buku. Pajangan dinding, kartu ucapan maupun buku merupakan produk grafika.
  • Kegiatan pertunjukan musik dan tari membutuhkan poster untuk mengumumkan tema, waktu dan tempat dari acara tersebut. Pertunjukan musik dan tari juga memerlukan tiket masuk. Poster dan tiket merupakan salah satu produk grafika.

2. Mencari Solusi dengan Curah Pendapat

Langkah selanjutnya adalah mencari ide sebagai solusi dari masalah tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah melalui curah pendapat (brainstorming) yang dilakukan dalam kelompok. Pada proses brainstorming ini, setiap anggota kelompok harus membebaskan diri untuk menghasilkan ide-ide yang beragam dan sebanyak-banyaknya. Beri kesempatan juga untuk munculnya ide-ide yang tidak masuk akal sekalipun. Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam sketsa.

Kunci sukses dari tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada perasaan takut salah, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat, saling menghargai pendapat teman, boleh memberikan ide yang merupakan perkembangan dari ide sebelumnya, dan jangan lupa mencatat setiap ide yang muncul. Ide meliputi bentuk, gambar dan teks, warna, komposisi dan teknik apa yang akan digunakan.

3. Rasionalisasi

Rasionalisasi adalah proses mengevaluasi ide-ide yang muncul dengan beberapa pertimbangan teknis, di antaranya:

  • Material dan bahan saja yang akan digunakan?
  • Teknik apa yang akan digunakan untuk produksi?
  • Bagaimana proporsi dan ukuran yang sesuai untuk produk tersebut agar sesuai dengan kebutuhan?

Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang memastikan bahwa rancangan yang dibuat dapat berfungsi baik dan dapat diproduksi. Perhatikan sketsa-sketsa yang telah dibuat. Pilih ide-ide yang dianggap baik dan potensial untuk produk grafika yang akan dibuat. Kembangkan ide-ide ini dengan rasional, dan tuangkan ke dalam sketsa-sketsa selanjutnya. Tentukan desain akhir dari produk grafika yang akan dibuat.

C. Produksi Produk Grafika

Pada tahap perancangan dilanjutkan dengan tahap produksi grafika. Kelancaran produksi ditentukan pula oleh cara kerja yang memperhatikan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja dibuat berdasarkan bahan, alat dan proses produksi yang digunakan. Pada produksi grafika, pada umumnya, menggunakan bahan kimia yang dapat berbahaya bagi kulit dan pernafasan, maka pekerja harus menggunakan sarung tangan dan masker. Selain alat keselamatan kerja, yang tak kalah penting adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan keselamatan kerja.

Produksi grafika diawali dengan tahap persiapan. Persiapan terdiri dari persiapan bahan, alat dan tempat kerja, termasuk alat keselamatan kerja yang dibutuhkan. Pada produksi grafika dengan menggunakan teknik sablon, peralatan yang dibutuhkan adalah screen dan rakel, sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah cat dan pengencer cat. Cat yang dibutuhkan bergantung dari desain dan teknik pewarnaan yang digunakan. Teknik sablon dapat menggunakan teknik blok warna yang menggunakan acuan cetak sejumlah warna yang diinginkan. Teknik lain adalah serupa dengan ofset ialah menggunakan prinsip CMYK, yaitu 3 warna dan hitam. Oleh karena itu, menggunakan 4 acuan cetak.

Tahap berikutnya adalah pembuatan acuan cetak. Acuan cetak dibuat bergantung pada desain dan teknik yang dipilih. Pada penggunaan teknik sablon dengan acuan cetak pada screen beremulsi, dipersiapkan screen beremulsi sejumlah warna yang diinginkan. Setiap warna dibuat film tersendiri. Setiap film kemudian dibuatkan screen beremulsi sesuai gambar pada film.

D. Kemasan Produk Grafika

Kemasan untuk produk berfungsi untuk melindungi produk kerusakan serta memberikan kemudahan membawa dari lokasi produksi hingga sampai ke konsumen. Kemasan juga berfungsi untuk menambah daya tarik, dan sebagai identitas atau brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh pemilihan material, bentuk, warna, teks dan grafis yang tepat. Material yang digunakan untuk membuat kemasan beragam bergantung dari produk yang akan dikemas. Produk yang mudah rusak harus menggunakan kemasan yang memiliki material berstruktur.

Pemilihan material juga disesuaikan dengan identitas atau brand dari produk tersebut. Daya tarik dan identitas, selain ditampilkan oleh material kemasan, juga dapat ditampilkan melalui bentuk, warna, teks dan grafis. Pengemasan dapat dilengkapi dengan label yang memberikan informasi teknis maupun memperkuat identitas atau brand. Gambar serta tulisan pada kemasan dan label kemasan yang memberikan informasi dan daya tarik, merupakan produk grafika. Produk grafika selain kemasan dan label, yang akan dijual seperti kartu ucapan, buku puisi, atau kaos olahraga perlu dikemas untuk melindungi produk tersebut dari kerusakan dan membuatnya menjadi lebih menarik.

E. Penghitungan Biaya Produksi Produk Grafika

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya produksi barang. Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Metode penghitungan Biaya Produksi adalah seperti pada tabel berikut ini.

Biaya bahan baku Rp. ………………………

Biaya tenaga produksi Rp. ………………………

Biaya overhead Rp. ……………………… +

Biaya Produksi Rp. ………………………

F. Pemasaran Langsung Produk Grafika

Pemasaran langsung adalah promosi dan penjualan yang dilakukan langsung kepada konsumen tanpa melalui toko. Penjualan langsung merupakan hasil dari promosi langsung yang dilakukan oleh penjual terhadap pembeli. Pemasaran dapat dilakukan dengan promosi dan demo penggunaan produk kepada calon konsumen.

Sistem penjualan langsung dapat berupa penjualan satu tingkat (single level marketing) atau multi tingkat (multilevel marketing). Penjualan satu tingkat merupakan cara yang paling sederhana untuk menjual produk secara langsung. Wirausahawan langsung memasarkan dan menjual kepada konsumen tanpa membutuhkan toko atau pramuniaga. Pemasaran produk grafika dapat dilakukan dengan cara pemesanan. Konsumen dapat melihat, mengenali dan mencoba contoh produk, serta memesannya. Produk grafika akan diproduksi berdasarkan pesanan dan dikirimkan kepada konsumen sesuai waktu yang dijanjikan.

Produsen selain menjual produknya sendiri, dapat membentuk kelompok penjual yang akan memasarkan dan menjualkan produknya secara langsung kepada konsumen. Kelompok penjual dapat terdiri dari beberapa tingkatan. Sistem dengan beberapa tingkat kelompok penjual, disebut dengan multilevel marketing Produk Perusahaan memiliki usaha di bidang penjualan langsung (direct selling) baik yang menggunakan single level maupun multilevel marketing wajib memiliki Surat Izin Usaha Penjualan Langsung yang dikeluarkan oleh BKPM sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32 Tahun 2008.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Grafika atau dalam bahasa Inggrisnya graphics adalah presentasi visual pada suatu permukaan yang bertujuan untuk memberikan informasi atau keindahan. Jadi, pengertian grafika adalah gambar dan teks yang ditampilkan pada bidang datar, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau keindahan. Pada saat ini, produk grafika telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dalam bentuk poster, buku, iklan, gambar pada kemasan makanan, tanda petunjuk jalan, dan lain-lain.

Grafika sudah ada sejak zaman dahulu berupa lukisan gua prasejarah. Di Sulawesi Selatan, Maluku, Kalimantan dan Papua, terdapat lukisan gua prasejarah yang berasal dari ribuan tahun Sebelum Masehi. Lukisan prasejarah ini berupa cap tangan, gambar manusia dan gambar hewan di antaranya babi hutan yang terpanah, babi rusa, anoa, ikan serta benda-benda seperti sampan, kapak dan mata bajak. Lukisan gua prasejarah serupa itu juga terdapat di Perancis Selatan yang dibuat 14.000 Sebelum Masehi dan di Bhumbetka Rock Shelters di India yang dibuat pada awal 7000 Sebelum Masehi.

Dari lukisan gua prasejarah tersebut, dapat diperoleh informasi tentang kegiatan manusia pada masa itu. Teknik yang digunakan berupa torehan langsung, cap dan stensil. Lukisan tersebut juga memanfaatkan warna merah, hitam dan putih yang berasal dari pewarna alam. Artinya, manusia pada masa itu membuat lukisan tidak hanya untuk menyampaikan informasi, tetapi juga untuk menyampaikan nilai estetik dan keindahan. Grafis berupa lukisan gua prasejarah memberikan informasi atau dapat disebut juga dengan bahasa gambar. Bahasa tulisan yang juga merupakan bagian dari grafika, berkembang di beberapa tempat di dunia diperkirakan pada sekitar 4.000 tahun sebelum masehi.

B. Saran

Carilah ide produk grafika yang akan dibuat. Pencarian ide dapat dilakukan dengan curah pendapat (brainstorming) dalam kelompok. Rencanakan proses produksi, jumlah bahan dan alat serta kebutuhan tempat kerja berdasarkan target produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddi, R. 1999. Kajian tentang Daya Saing Pedagang Eceran Kecil. Jakarta: Badan Litbang Koperasi dan PKM RI.

Soedirman, Suma’mur. 2014. Kesehatan Kerja dalam Perspektif Hiperkes & Keselamatan Kerja. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tambunan, T. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta: Penerbit LP3ES.

Werdhaningsih, Hendriana. 2017. Prakarya dan Kewirausahaan Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester 2. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Yuyun dan Gunarsa, D. 2011. Cerdas Mengemas Produk Makanan dan Minuman. Bogor: Agro Media Pustaka.

Download Contoh Makalah Wirausaha Produk Grafika.docx