KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Flora dan Fauna ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah IPA yang berjudul Makalah Flora dan Fauna ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Flora dan Fauna ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Flora dan Fauna ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, Oktober 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, di mana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang menetap, memiliki dinding sel yang terdiri atas selulosa dan sumber bahan makanan dari gas dan air, melalui bantuan klorofil dalam cahaya. Tumbuhan di permukaan bumi sebagai obyek kajian bagi ahli geografi tumbuhan.
Proses migrasi pada tumbuhan di pengaruhi faktor kemampuannya berevolusi, kemampuannya dalam menyesuaikan dirinya untuk mempertahankan hidupnya, melakukan persebaran untuk tumbuh dan hidup seperti spora yang terbang di tiup angin, dan sifat yang dimiliki kosolitnes mempunyai kemampuan menyebar secara luas. Dalam suatu wilayah tertentu selalu terjadi populasi satu spesies dengan spesies lainya senantiasa terjadi suatu interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian terjadilah suatu kehidupan komunitas atau kelompok suatu kehidupan. Jenis-jenis fauna tertentu dipengaruhi keberadaannya oleh keadaan tumbuh-tumbuhan.
Sedangkan tumbuh-tumbuhan dipengaruhi oleh iklim. Keadaan fauna di tiap-tiap daerah atau bioma, tergantung pada kemungkinan-kemungkinan yang dapat diberikan daerah tersebut untuk memberi makan. Iklim berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap penyebaran fauna. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian flora dan fauna?
- Apa manfaat flora dan fauna bagi kehidupan manusia?
- Di mana saja persebaran flora dan fauna di dunia?
- Apa penyebab kerusakan flora dan fauna?
- Bagaimana upaya pelestarian flora dan fauna?
C. Tujuan
- Agar siswa mengetahui pengertian flora dan fauna?
- Agar siswa mengetahui manfaat flora dan fauna bagi kehidupan manusia?
- Agar siswa mengetahui persebaran flora dan fauna di dunia?
- Agar siswa mengetahui penyebab kerusakan flora dan fauna?
- Agar siswa mengetahui upaya pelestarian flora dan fauna?
D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah supaya siswa memiliki kesadaran tentang pentingnya flora dan fauna bagi kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Flora
Flora, dari bahasa latin, alam tumbuhan atau nabatah adalah khazanah segala macam jenis tanaman atau tumbuhan. Biasanya ditulis di depan nama geografis. Misalnya, nabatah Jawa, nabatah Asia atau nabatah Australia. Untuk hewan hal ini disebut fauna/alam hewan. Alam tumbuhan dan hewan berarti semua khazanah kehidupan tanpa mikroba. Flora, fauna dan bentuk-bentuk kehidupan yang lain semisal fungi, semuanya dikelompokkan sebagai biota. Pada sisi yang lain, kelompok-kelompok bakteria, alga, dan beberapa macam jasad renik yang lain, juga acap disebut flora; sehingga dikenal adanya flora bakteria, flora alga, flora pohon dan lain-lain.
Flora berbeda, namun sering dikelirukan, dengan vegetasi; di mana flora secara ringkas berisi (daftar) kekayaan jenis tetumbuhan, sedangkan vegetasi berarti kelompok-kelompok tetumbuhan yang berinteraksi membentuk suatu komunitas tertentu (misalnya hutan, sabana, padang rumput, dan lain-lain).
1. Klasifikasi Flora
Pengelompokan tetumbuhan ke dalam flora biasanya didasarkan pada wilayah, perioda, lingkungan tertentu, atau iklim. Wilayah-wilayah yang berbeda secara geografis, misalnya pegunungan dibandingkan dataran, biasa memiliki flora yang berbeda. Flora juga bisa merujuk ke perioda waktu tertentu; flora fosil, misalnya, memuat jenis-jenis tetumbuhan yang didapati dalam bentuk fosil dari kurun waktu sejarah yang tertentu. Flora yang lain, dipengertiankan berdasarkan lingkungan, keadaan atau sifat yang khusus. Misalnya:
a. Flora Asli
Flora asli ialah (daftar) tetumbuhan yang asli, yang hidup di suatu wilayah tertentu.
b. Flora Tanaman (Pertanian dan Hortikultura)
Flora tanaman (pertanian dan hortikultura) mencakup melulu tetumbuhan yang ditanam atau dibudidayakan manusia.
c. Flora Gulma
Flora gulma yakni (daftar) jenis-jenis tetumbuhan yang tidak diinginkan tumbuh di lahan pertanian atau tempat lain, yang disusun dan dipelajari dalam kaitannya dengan upaya memberantas atau mengendalikan tumbuhan tersebut. Kini, flora serupa ini bisa dibedakan lebih lanjut atas jenis-jenis tumbuhan pengganggu (gulma); jenis-jenis invasif; serta jenis-jenis asing (eksotik). Satu contohnya adalah jenis-jenis yang dimuat dalam Weeds of Rice in Indonesia.
2. Publikasi Flora
Flora yang berada di suatu wilayah atau perioda waktu tertentu biasa didokumentasi dan diterbitkan dalam suatu publikasi atau serial publikasi yang disebut flora; pemberian huruf besar (kapitalisasi) di awal kata adalah untuk membedakan kedua pengertian itu. Sebagai contoh, Flora of Java Backer berisikan pertelaan aneka jenis flora yang hidup di pulau Jawa. Sementara serial Flora Malesiana diterbitkan semenjak tahun 1950 oleh Nationaal Herbarium Nederland, mencakup seri tumbuhan berbiji dan tumbuhan paku yang menjadi kekayaan kawasan Malesia.
Selain daftar jenis-jenis tetumbuhan, flora biasanya memuat pemerian setiap jenisnya, ilustrasinya (jika ada), dan kunci dikotomi untuk mencandra (mengenali) jenis-jenis tersebut. Juga lain-lain informasi yang dianggap penting dan terkait erat dengan keberadaan jenis tersebut di wilayah yang dipertelakan. Beberapa jenis flora yang lain memiliki cakupan yang lebih terbatas.
The Mountain Flora of Java (kini diterjemahkan sebagai Flora Pegunungan Jawa), yang diterbitkan pertama kali pada 1972, membahas aneka jenis tumbuhan yang menghuni wilayah-wilayah pegunungan pulau Jawa. Akan tetapi di samping itu, buku ini juga membahas aneka aspek ekologi vegetasi yang melingkungi kekayaan flora tersebut. Buku yang lebih sederhana, flora, untuk sekolah di Indonesia, diterjemahkan dari sebuah Schoolflora berbahasa belanda dan diperuntukkan bagi para pelajar; karena itu, meskipun tidak lengkap, buku ini cukup akurat untuk mencandra.
B. Pengertian Fauna
Fauna, dari bahasa latin, atau alam hewan artinya adalah khazanah segala macam jenis hewan yang hidup di bagian tertentu atau periode tertentu. Istilah yang sejenis untuk tumbuhan adalah flora/nabatah. Nabatah, alam hewan dan bentuk kehidupan lain seperti fungi dalam suatu kesatuan disebut biota. Penulisan nabatah dan alam hewan biasanya ditulis di depan nama geografis, misalnya alam hewan peralihan, alam hewan Asia atau alam hewan Australia.
1. Subdivisi Fauna
a. Epifauna
Epifauna adalah hewan yang hidup di atas permukaan sedimen atau tanah.
b. Infauna
Infauna adalah hewan akuatik yang hidup di dasar substratum, bukan di permukaannya. Biasanya, hewan infauna semakin jarang ditemukan seiring bertambahnya kedalam air dan jaraknya dari garis pantai.
c. Mikrofauna
Microfauna adalah hewan mikroskopik atau sangat kecil (biasanya termasuk hewan-hewan protozoa dan hewan yang sangat kecil, seperti rotifera).
d. Makrofauna
Macrofauna adalah organisme darat atau laut yang panjang tubuhnya lebih dari atau sama dengan satu milimeter.
e. Megafauna
Megafauna adalah hewan besar pada tempat dan zaman tertentu. Misalnya, megafauna Australia.
f. Meiofauna
Meiofauna adalah hewan invertebrata perairan berukuran kecil yang hidup di air tawar dan air laut (asin). Istilah Meiofauna diartikan sebagai kumpulan organisme yang lebih besar dari mikrofauna, tetapi lebih kecil dari makrofauna. Organisme ini bisa melewati saringan berukuran 1 mm, tetapi tidak dapat melewati saringan berukuran 45 μm (ukuran dapat berbeda-beda berdasarkan researcher).
g. Mesofauna
Mesofauna adalah hewan invertebrata daratan berukuran besar, seperti arthropoda, cacing tanah, dan nematoda.
h. Lain-lain
Meliputi avifauna, yang berarti “fauna unggas” dan piscifauna (atau ichthyofauna), yang berarti “fauna ikan”.
C. Persebaran Flora dan Fauna di Dunia
Wilayah persebaran flora dan fauna pertama kali diperkenalkan oleh Sclater (1858) dan kemudian dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace (1876). Ada beberapa faktor alam yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna di dunia yang bersifat menghambat. Yaitu faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan keadaan di bumi, misalnya perairan (sungai, danau, laut), daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir, dll), iklim (suhu, tekanan udara, kelembaban, dll). Alfred Russel Wallace mengelompokkan persebaran fauna di dunia menjadi 6 wilayah, yaitu:
1. Zona Australis
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia baru, Papua, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, platipus, terdapat juga beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cenderawasih, kasuari, kakaktua, dan kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular piton.
2. Zona Ethiopian
Wilayah flora dan fauna meliputi benua Afrika dari sebelah selatan Gurun Sahara, Madagaskar, dan Asia Barat. Hewan yang khas daerah ini adalah gajah afrika, badak afrika, gorila, babon, simpanse, jerapah, mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, dan mamalia pemakan serangga yaitu trenggiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah kuda nil yang hanya terdapat di sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda nil namun lebih kecil. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah Oriental seperti golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.
3. Zona Neartik
Wilayah flora dan fauna meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah kalkun liar, tikus berkantung, bison, muskox, caribou, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Paleartik seperti kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.
4. Zona Neotropik
Wilayah flora dan fauna meliputi kawasan Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropis dan bagian selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya ikan piranha dan belut listrik di sungai Amazon, ilama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna vertebrata karena jenisnya yang sangat beragam dan spesifik seperti beberapa jenis monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.
5. Zona Asiatis
Tersebar di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Fauna Indonesia yang masuk di wilayah ini hanya di Indonesia bagian barat. Hewan yang khas ini adalah harimau, orang utan, gibon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilope, berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau.
6. Zona Paleartik
Wilayah flora dan fauna sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Rusia, daerah sekitar kutub utara sampai pegunungan Himalaya, kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik dan benua Afrika paling utara. Beberapa jenis fauna paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu, panda di cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa, kucing kutub, beruang kutub. Binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain, kelinci, berbagai spesies anjing, kelelawar, bajing dan kijang telah menyebar ke wilayah lain.
D. Manfaat Flora dan Fauna bagi Kehidupan Manusia
1. Manfaat Flora
Tumbuhan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia karena tumbuh-tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri. Manusia mendapatkan makanan dari tumbuh-tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Manusia dan hewan tidak akan dapat hidup jika tidak mengonsumsi makanan yang dihasilkan tumbuhan. Tumbuhan di permukaan bumi juga bermanfaat untuk mencegah erosi tanah. Dengan adanya berbagai tumbuhan penutup permukaan tanah, maka sebagian besar air hujan akan meresap ke dalam tanah sehingga menjadi cadangan air tanah pada musim kemarau. Dalam bidang kesehatan tumbuhan sebagai sumber obat-obatan seperti kina, jahe, mengkudu. Antibiotik yang sangat penting bagi dunia kedokteran ternyata juga diproduksi dari berbagai macam lumut, bakteri ganggang.
2. Manfaat Fauna
Manfaat penggunaan hasil hewan sebagai bahan makanan, sapi dan kerbau berguna pula sebagai penarik bajak. Hal ini merupakan manfaat secara langsung. Sering juga binatang itu memberikan manfaat secara tidak langsung. Contohnya ular merupakan pemangsa tikus sehingga keberadaan ular dapat mengendalikan populasi tikus.
E. Penyebab Kerusakan Flora dan Fauna
Kerusakan flora maupun fauna dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya adanya perusahaan atau pencemaran lingkungan menyebabkan terganggunya kelestarian flora dan fauna itu. Sebagaimana diketahui bahwa setiap hewan dan tumbuhan menurut syarat tertentu untuk dapat hidup dan tumbuh. Bila persyaratan itu tidak dapat terpenuhi maka spesies pasti akan mati. Kerusakan habitat ini dapat disebabkan oleh proses alamiah dan ulah manusia. Proses alamiah yang terjadi dapat berupa perubahan kemampuan adaptasi terhadap kondisi lingkungan.
Kerusakan yang disebabkan oleh ulah manusia biasanya terjadi dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya atau keinginannya manusia untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya sehingga manusia mengeksploitasi flora dan fauna tanpa pertimbangan yang matang. Di sisi lain luas hutan dari tahun ke tahun juga berkurang. Penyebab berkurangnya luas hutan adalah penebangan kayu, bencana alam, konversi hutan menjadi lahan pertanian atau perkebunan perkembangan proyek-proyek pertambangan dan penyakit tanaman.
F. Upaya Pelestarian Flora dan Fauna
Flora dan fauna adalah kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan sangat berguna bagi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya di bumi. Untuk melindungi binatang dan tanaman yang dirasa perlu dilindungi dari kerusakan maupun kepunahan, dapat dilakukan beberapa macam upaya manusia dengan Undang-Undang, yaitu seperti:
1. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hewan/binatang yang hampir punah. Contoh: harimau, komodo, tapir, orangutan, dan lain sebagainya.
2. Cagar Alam
Pengertian/pengertian cagar alam adalah suatu tempat yang dilindungi baik dari segi tanaman maupun binatang yang hidup di dalamnya yang nantinya dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan di masa kini dan masa mendatang. Contoh: cagar alam Ujung Kulon, cagar alam Way Kambas, dsb.
3. Perlindungan Hutan
Perlindungan hutan adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hutan agar tetap terjaga dari kerusakan. Contoh: hutan lindung, hutan wisata, hutan buru, dan lain sebagainya.
4. Taman Nasional
Taman nasional adalah perlindungan yang diberikan kepada suatu daerah yang luas yang meliputi sarana dan prasarana pariwisata di dalamnya. Taman Nasional Lorentz, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Gunung Leuser, dll.
5. Taman Laut
Taman laut adalah suatu laut yang dilindungi oleh undang-undang sebagai teknik upaya untuk melindungi kelestariannya dengan bentuk cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata, dsb. Contoh: Taman Laut Bunaken, Taman Laut Taka Bonerate, Taman Laut Selat Pantar, Taman Laut Togean, dan banyak lagi contoh lainnya.
6. Kebun Binatang/Kebun Raya
Kebun raya atau kebun binatang yaitu adalah suatu perlindungan lokasi yang dijadikan sebagai tempat obyek penelitian atau objek wisata yang memiliki koleksi flora dan atau fauna yang masih hidup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Flora, dari bahasa Latin, alam tumbuhan atau nabatah adalah khazanah segala macam jenis tanaman atau tumbuhan. Fauna, dari bahasa Latin, atau alam hewan artinya adalah khazanah segala macam jenis hewan yang hidup di bagian tertentu atau periode tertentu. Istilah yang sejenis untuk tumbuhan adalah flora/nabatah.
Kerusakan flora maupun fauna dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya adanya perusahaan atau pencemaran lingkungan menyebabkan terganggunya kelestarian flora dan fauna itu. Sebagaimana diketahui bahwa setiap hewan dan tumbuhan menurut syarat tertentu untuk dapat hidup dan tumbuh. Bila persyaratan itu tidak dapat terpenuhi maka spesies pasti akan mati. Kerusakan habitat ini dapat disebabkan oleh proses alamiah dan ulah manusia. Untuk melindungi binatang dan tanaman yang dirasa perlu dilindungi dari kerusakan maupun kepunahan, dapat dilakukan beberapa macam upaya manusia dengan undang-undang.
B. Saran
Melakukan usaha-usaha pelestarian flora dan fauna bukan merupakan sekedar usaha, namun menjadi sebuah tindakan yang akan mempertahankan manfaat dari alam kepada manusia sendiri terkhusus di lingkungan sekitar tempat beraktivitas maupun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Fauna
https://id.wikipedia.org/wiki/Flora
http://fuhednabilaufa1419.blogspot.co.id/2014/09/manfaat-flora-dan-fauna-di-indonesia.html
http://thekingslau.blogspot.co.id/2016/08/faktor-penyebab-kerusakan-flora-dan.html