KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Keragaman Sosial Budaya di Indonesia ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Sosiologi yang berjudul Makalah Keragaman Sosial Budaya di Indonesia ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Keragaman Sosial Budaya di Indonesia ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Keragaman Sosial Budaya di Indonesia ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, November 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keragaman sosial budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman sosial budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut.
Dengan jumlah penduduk 200 juta orang di mana mereka tinggal tersebar dipulau-pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia.
Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian sosial budaya?
- Apa saja unsur-unsur keragaman sosial budaya?
- Apa faktor penyebab keragaman sosial budaya?
- Apa contoh keragaman sosial budaya di Indonesia?
- Bagaimana keragaman sosial budaya di Indonesia?
- Apa masalah yang timbul akibat keragaman sosial budaya?
- Apa manfaat keragaman sosial budaya?
- Bagaimana peran masyarakat dalam menjaga sosial budaya di Indonesia?
B. Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian sosial budaya?
- Untuk mengetahui unsur-unsur keragaman sosial budaya?
- Untuk mengetahui faktor penyebab keragaman sosial budaya?
- Untuk mengetahui contoh keragaman sosial budaya di Indonesia?
- Untuk mengetahui keragaman sosial budaya di Indonesia?
- Untuk mengetahuimasalah yang timbul akibat keragaman sosial budaya?
- Untuk mengetahui manfaat keragaman sosial budaya?
- Untuk mengetahui peran masyarakat dalam menjaga sosial budaya di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosial Budaya
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti budi atau akal. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah cultural-determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai super organik.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
B. Unsur-unsur Keragaman Sosial Budaya
1. Suku Bangsa dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran, tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya.
2. Agama dan keyakinan
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan pancaindra. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah:
- Berfungsi edukatif: ajaran agama secara hukum berfungsi menyuruh dan melarang.
- Berfungsi penyelamat.
- Berfungsi sebagai perdamaian.
- Berfungsi sebagai social control.
- Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas.
- Berfungsi transformatif.
- Berfungsi sublimatif.
3. Ideologi dan politik
Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental.
4. Tata krama
Tata krama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “adat, sopan santun, basa basi”. Pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Seperti norma agama dan norma kesopanan.
5. Kesenjangan ekonomi dan sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat, pangkat, dan strata sosial.
C. Faktor Penyebab Keragaman Sosial Budaya
Ada 3 (tiga) faktor utama yang mendorong terbentuknya keberagaman budaya Indonesia sebagai berikut:
1. Latar belakang historis
Dalam perjalanan sejarah menyebutkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunani (wilayah Cina Bagian Selatan). Sebelum tiba di Nusantara mereka berhenti di berbagai tempat dan menetap dalam jangka waktu yang lama, bahkan mungkin hingga beberapa generasi. Selama bermukim di tempat-tempat tersebut, mereka melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Mereka mengembangkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan-keterampilan khusus sebelum melakukan perjalanan. Dengan perbedaan pengalaman dan pengetahuan telah menyebabkan timbulnya perbedaan suku bangsa dengan budaya yang beraneka ragam di Indonesia.
2. Perbedaan kondisi geografis
Perbedaan-perbedaan kondisi geografis telah melahirkan berbagai suku bangsa dan keberagaman budaya Indonesia. Hal itu berkaitan dengan: pola kegiatan ekonomi, perwujudan kebudayaan yang ada contohnya: nelayan, pertanian, kehutanan, dan perdagangan. Sehingga mereka akan mengembangkan corak kebudayaan yang khas dan cocok dengan lingkungan geografis mereka tanpa mengganggu kebudayaan yang lainnya.
3. Keterbukaan terhadap kebudayaan luar
Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Pengaruh asing pertama yaitu ketika orang-orang India, Cina, dan Arab di susul oleh bangsa Eropa. Bangsa tersebut datang membawa kebudayaan yang beraneka ragam.
Daerah-daerah yang relatif terbuka, khususnya daerah pesisir paling cepat mengalami perubahan. karena:
- Dengan semakin banyaknya sarana dan prasarana transportasi;
- Hubungan antar kelompok semakin intensif; dan
- Semakin sering mereka melakukan pembauran.
Sementara daerah-daerah yang terletak jauh dari pantai umumnya tidak banyak terpengaruh budaya luar, sehingga kebudayaannya berkembang dengan corak khas. Contoh: Jakarta salah satu contoh kota pelabuhan, memiliki corak kebudayaan yang cukup beragam yaitu dengan adanya Budaya Betawi memiliki sedikit budaya Cina, Arab, dan India. Hal ini diakibatkan oleh beragamnya orang yang datang/singgah di kota ini sehingga terjadinya pembauran kebudayaan.
D. Contoh Keragaman Sosial Budaya
Kebudayaan dibagi menjadi dua yakni kebudayaan jasmani dan kebudayaan rohani. Kebudayaan jasmani dapat dirasakan, dilihat, dan diraba. Sebagai contoh keragaman sosial budaya adalah alat musik tradisional, pakaian adat, dan arsitektur bangunan. Sedangkan contoh keragaman sosial budaya rohani adalah kebudayaan yang hanya bisa dirasakan namun tidak dapat diraba dan dilihat contohnya kepercayaan dan ideologi. Contoh keragaman sosial budaya di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Keragaman suku bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial lainnya karena memiliki ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul dan tempat asal dan kebudayaannya. Ciri suku bangsa, antara lain bersifat tertutup dari kelompok lain, memiliki nilai-nilai dasar yang tercermin dalam kebudayaan, memiliki komunikasi dan interaksi. Suku bangsa yang terkenal di Indonesia adalah Suku Jawa (Pulau Jawa), Batak dan Nias (Sumatera Utara), Minangkabau (Sumatera Barat), Sunda (Jabar), Betawi (DKI Jakarta), Suku Madura dan Tengger (Jatim), Dayak (Kalimantan), Sasak dan Sumbawa (NTB), Bugis dan Toraja (Sulsel), Sentani dan Asmat (Papua). Selain itu di Indonesia juga terdapat etnis Cina yang terbagi menjadi Cina Peranakan dan Cina Totok.
2. Keragaman bahasa
Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi baik lewat tulisan, lisan ataupun gerakan. Fungsi budaya secara umum adalah alat berekspresi, komunikasi dan adaptasi sosial. Contoh bahasa Aceh (Aceh), Batak (Sumut), Minangkabau (Sumbar), Betawi (DKI Jakarta), Sunda (Banten dan Jabar), Jawa (Jateng, Jatim dan DIY).
3. Rumah adat
Setiap suku di Indonesia memiliki rumah adat yang berbeda dengan suku yang lainnya. Seperti contoh Rumah adat Bolon (Sumut), Gadang (Sumbar), Joglo (Jawa), Lamin (Kaltim), Tongkonan (Sulsel dan Sulbar), dan Honai (Papua).
4. Pakaian tradisional
Pakaian adat dipakai pada acara khusus. Contoh pakaian adat antara lain: Blangkong dan Baju Beskap (Jawa Tengah), Baju Surjan dan blangkon (Yogyakarta), baju teluk belangan dan daster (Riau), Ulos dan Sabe-sabe (Sumut).
5. Senjata tradisional
Saat ini senjata tradisional dipakai sebagai pelengkap dalam pakaian adat. Contoh Rencong (Aceh), Keris (Jawa), Mandau (Kalimantan), Badik (Betawi), Celurit (Madura) Badik (Sulsel), Jenawi (Riau) dan Trisula (Sumsel).
6. Makanan khas
Contoh: Gudeg (Yogyakarta), Rendang (Padang), Pempek (Palembang), Rujak Cingur (Surabaya), Ayam Betutu (Bali), Pepeda (Maluku dan Papua).
7. Upacara adat
Upacara adat berhubungan dengan adat istiadat dan kepercayaan suatu masyarakat. Contoh: Upacara Kasodo (Tengger), Lompat batu (Nias), Grebeg Suro (Solo), Ngaben (Bali).
8. Kesenian
Bentuk-bentuk kesenian antara lain: Tarian Tradisional, contoh tarian tradisional: Saudati dan Saman (Aceh), Serampang dua belas dan Tor-tor (Sumut), Piring dan Payung (Sumbar), Gending Sriwijaya (Sumsel), Topeng, Ondel-ondel dan Ronggeng (DKI Jakarta), Jaipon dan Merak (Jabar), Serimpi, Bambangan Cakil dan Gandrung (Jateng), Jaran Kepang, Jejer Remong, Ketek Ogleng (Jatim), Kecak dan Pendet (Bali) Alat Musik Tradisional, Contoh Tambo (Aceh), Anglung (Jabar), Gamelan (Jawa), Sasando (NTT dan NTB), Kolintang ( Sulut dan Gorontalo), Tifa (Papua), Babun (Kalsel).
Seni Pertunjukan contoh: Ketoprak dan Wayang (Jateng), Ludrok (Jatim), Lenong (DKI Jakarta) dan Mamanda (Kalsel) Lagu Daerah Contoh: Bungong Jeumpa (Aceh), Ayam den lapeh (Sumbar), Soleram (Riau), Injit-injit semut (Jambi), Jali-jali (DKI), Bubuy Bulan dan Dadali (Jabar), Gundul Pacul, Gambang Suling dan Lir-ilir (Jateng), Pitik Tukung (Yogyakarta), Karapan Sapid an Tanduk Majeng (Jatim), Desaku, Potong bebek, anak kambing saya (NTT), Indung-indung (Kaltim), Ampar-ampar pisang (Kalsel), O ina ni keke (Sulut), burung kaka tua (Maluku) dan Apuse (Papua) Cerita Rakyat contoh: Malinkundang (Minangkabau), Sangkuriang (Jabar), Kleting Kuning dan Keong Mas (Jateng).
9. Keragaman religi
Di Indonesia terdapat enam agama yang diakui oleh negara yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Setiap agama memiliki hari raya masing-masing seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha (Islam), Natal (Kristen), Paskah (Katolik), Nyepi (Hindu), Waisak (Budha) dan Capgome (Konghucu). Setiap agama memiliki lembaga keagamaan sendiri yaitu MUI (Islam), PGI (Kristen), KWI (Katolik), PHDI (Hindu), Walubi (Budha) dan Matakin (Konghucu).
E. Keragaman Sosial Budaya di Indonesia
Keragaman budaya adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut. Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu.
Interaksi sosial antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok suku bangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang Gujarat dan pesisir Jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Di sisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang di mana mereka tinggal terbesar di pulau-pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan.
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bias dikatakana bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaan Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan di bandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu.
F. Masalah yang Timbul Akibat Keragaman Sosial Budaya
1. Konflik
Konflik merupakan proses sosial disosiatif yang memecah kesatuan dalam masyarakat. Meskipun demikian, tak selamanya konflik itu negatif. Misalnya dari konflik tentang perbedaan pendapat dalam diskusi. Dari konflik pendapat tersebut dapat memperjelas hal-hal yang sebelumnya tidak jelas, menyempurnakan hal-hal yang tidak sempurna, bahkan kesalahan dapat diperbaiki dengan cara-cara kritis dan santun. Berdasarkan tingkatannya, ada dua macam konflik yaitu konflik tingkat ideologi atau gagasan dan konflik tingkat politik. Berdasarkan jenisnya ada tiga, yaitu konflik rasial, konflik antar suku, dan konflik antar agama.
Pada era reformasi sekarang ini, dampak negatif akibat adanya keragaman sosial budaya sebagai berikut:
- Menimbulkan krisis ekonomi dan moneter yang berkepanjangan dan sulit diatasi;
- Menimbulkan konflik antareit dan golongan politik;
- Menimbulkan konflik antarsuku bangsa, antar golongan, atau antar kelas sosial;
- Menimbulkan perubahan sosial budaya yang lebih cepat.
2. Integrasi
Integrasi adalah saling ketergantungan yang lebih rapat dan erat antar bagian dalam organisme hidup atau antar anggota di dalam masyarakat sehingga terjadi penyatuan hubungan yang dianggap harmonis.
- Faktor pendorong integrasi.1) Tingginya tingkat kesadaran akan integrasi dan partisipasi;2) Adanya pengawasan yang intensif dan efektif;3) Terwujudnya asas keadilan sosial dan asas-asas sub solidaritas/power sharing secara efektif;4) Adanya ancaman dan tekanan dari pihak luar;5) Adanya simbol persatuan.
- Faktor penghambat integrasi1) Berkembangnya paham kedaerahan;2) Berkembangnya paham stratifikasi sosial atau kelompok;3) Berkembangnya anggapan bahwa agama dan kepercayaan tertentu yang paling benar;4) Berkembangnya anggapan bahwa kebudayaan tertentu yang paling tinggi dibanding dengan kebudayaan yang lain.
3. Disintegrasi
Disintegrasi atau disorganisasi merupakan suatu keadaan yang tidak serasi pada setiap bagian dari suatu kesatuan. Agar masyarakat dapat berfungsi sebagai organisasi harus ada keserasian antar bagian-bagiannya.
4. Reintegrasi
Reintegrasi atau reorganisasi dapat dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai baru telah melembaga dalam diri warga masyarakat. Berikut ini merupakan pengaruh kemajemukan Indonesia terhadap potensi politik.
- Hubungan suku bangsa;
- Hubungan antar penganut agama;
- Hubungan dengan penduduk pendatang.
G. Manfaat Keragaman Sosial Budaya
Tidak semua negara memiliki keragaman sosial budaya seperti yang dimiliki oleh negara Indonesia. Dengan demikian, keberagaman sosial budaya memberikan manfaat bagi bangsa kita. Beberapa manfaat keragaman sosial budaya di Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Identitas Bangsa kepada Dunia Internasional
Salah satu manfaat keragaman sosial budaya yaitu, adanya sosial budaya yang beraneka ragam di Indonesia menjadikan ciri tersendiri untuk bangsa. Di mana ragam budaya yang begitu banyak hanya ada di Indonesia. Di mana negara lain boleh juga memiliki budaya, mungkin hanya beberapa. Namun tidak seperti Indonesia yang memilikinya dengan beraneka ragam. Sehingga akan menjadikan ragam budaya ini sebagai ciri khusus di mata internasional.
2. Sebagai Ikon Pariwisata yang Menarik
Biasanya kalau mendengar kata wisata, mungkin banyak di antara kita yang berasumsi adalah sebuah tempat yang indah. Dengan melestarikan budaya yang dimiliki setiap daerah di Indonesia akan dapat menjadikan tambahan wisata atau bahkan menjadi ikon tersendiri sebagai pariwisata yang berbeda dengan negara lain. Sehingga akan mempunyai daya tarik sendiri bagi wisatawan mancanegara maupun lokal.
3. Sebagai Mata Pencarian Warga Setempat
Ketika para warga dari setiap wilayah yang memiliki kebudayaan unik melestarikannya maka kebudayaannya akan tetap ada. Adanya kebudayaan yang masih bagus dapat mendatangkan wisatawan asing maupun domestik. Sehingga dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang dikelola dengan baik. Dari obyek wisata itulah yang digunakan sebagai mata pencaharian.
4. Menambah Pendapatan Negara
Dengan adanya keragaman budaya yang dapat mendatangkan banyak wisatawan akan menambah pendapatan negara apabila dikelola dengan baik oleh pemerintah. Sehingga keragaman budaya menjadi obyek wisata khusus bagi negara serta dapat menambah jumlah obyek wisata yang ada. Bisa dipastikan bertambahnya obyek wisata yang bagus dapat menambah pula pendapatan bangsa.
H. Peran Masyarakat dalam Menjaga Keragaman Budaya
Peran masyarakat dalam menjaga keragaman dan keselarasan budaya antara lain sebagai berikut:
- Mengembangkan sikap saling menghargai terhadap nilai-nilai dan norma sosial yang berbeda-beda dari anggota masyarakat, tidak mementingkan kelompok, ras, etnik, atau kelompok agamanya;
- Meninggalkan sikap primordialisme terutama yang menjurus pada sikap etnosentrisme dan ekstremismu (berlebih-lebihan);
- Menegakkan supremasi hukum yang artinya suatu peraturan formal harus berlaku pada semua warga negara tanpa memandang kedudukan sosial, ras, etnik, dan agama yang mereka anut;
- Mengembangkan rasa nasionalisme terutama melalui penghayatan wawasan berbangsa dan bernegara namun menghindari sikap chauvimisme yang akan mengarah pada sikap ekstrem dan menutup diri akan perbedaan yang ada dalam masyarakat;
- Menyelesaikan semua konflik dengan cara yang akomodatif melalui mediasi, kompromi, dan adikasi;
- Mengembangkan kesadaran sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan bersama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang merupakan puncak tertinggi dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional sendiri memiliki banyak bentuk karena pada dasarnya berasal dari jenis dan corak yang beraneka ragam, namun hal itu bukanlah menjadi masalah karena dengan hal itulah bangsa kita memiliki karakteristik tersendiri.
Untuk memelihara dan menjaga eksistensi kebudayaan bangsa kita, kita bisa melakukan banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba dan seminar-seminar yang bernafaskan kebudayaan nasional sehingga akan terjagalah kebudayaan kita dari keterpurukan karena persaingan dengan budaya luar. Dan dalam menyikapi keberagaman yang ada kita harus bisa bercermin pada inti kebudayaan kita yang beragam itu karena pada dasarnya segalanya bertolak pada ideologi Pancasila.
Contoh keragaman sosial budaya Indonesia adalah suku bangsa bahasa, rumah adat, pakaian tradisional, senjata tradisional, makanan khas, upacara adat, kesenian, dan keragaman religi. Beberapa manfaat keragaman sosial budaya di Indonesia, yaitu sebagai identitas bangsa kepada dunia internasional, sebagai ikon pariwisata yang menarik, sebagai mata pencarian warga setempat, dan menambah pendapatan negara.
Untuk menghadapi dampak negatif keberagaman budaya tentu perlu dikembangkan berbagai sikap dan paham yang dapat menangkis kesalahpahaman dan membangun benteng saling pengertian. Gagasan yang menarik untuk diangkat dalam konteks ini adalah mulkulturalisme dan sikap toleransi dan empati.
B. Saran
- Peran pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat mengakomodasikan apresiasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda beda.
- Peran masyarakat meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Koentjaraningrat. (2010). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Sudarmi, Sri dan Waluyo. (2008). Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wijayanti, Diatmika., et.al. (2013). Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VII Semester 2. Klaten: Intan Pariwara.