KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Kerusakan Lingkungan Akibat Ulah Manusia ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Geografi yang berjudul Makalah Kerusakan Lingkungan Akibat Ulah Manusia ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Kerusakan Lingkungan Akibat Ulah Manusia ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Kerusakan Lingkungan Akibat Ulah Manusia ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, Oktober 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari muka bumi. Baik dalam lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Muka bumi adalah tempat atau lingkungan yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Dewasa ini kerusakan lingkungan terjadi dimana-mana termasuk di Indonesia. Kerusakan lingkungan tersebut meliputi gangguan pada berbagai ekosistem yang menyebabkan kerusakan keanekaragaman varietas (variety diversity) dan keanekaragaman jenis (species diversity). Pada akhirnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung, manusia yang sangat tergantung pada kelestarian ekosistem akan berlaku kurang bijaksana terhadap lingkungan untuk memenuhi segala kebutuhannya.
Kerusakan lingkungan, khususnya di Indonesia, telah terjadi pada berbagai tempat dan berbagai tipe ekosistem. Misalnya, pada ekosistem pertanian, pesisir, dan lautan. Salah satu akibat dari kerusakan lingkungan adalah ancaman kepunahan satwa liar. Selain itu berbagai kerusakan lingkungan di ekosistem pertanian telah banyak terjadi baik pada ekosistem pertanian sawah maupun ekosistem pertanian lahan kering non-padi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
- Bagaimana kerusakan lingkungan akibat ulah manusia?
- Apa saja faktor-faktor kerusakan lingkungan akibat ulah manusia?
- Apa saja jenis-jenis kerusakan lingkungan akibat ulah manusia?
- Bagaimana dampak kerusakan lingkungan akibat ulah manusia?
- Bagaimana upaya dalam pelestarian lingkungan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerusakan Lingkungan Akibat Ulah Manusia
Proporsi kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia sebetulnya jauh lebih besar dibandingkan dengan kerusakan yang disebabkan oleh alam. Bentuk kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia di antaranya pencemaran sungai oleh limbah industri, penebangan hutan secara massal dan ilegal, dan sebagainya. Penebangan-penebangan hutan untuk keperluan industri, lahan pertanian, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang luar biasa. Kerusakan lingkungan yang terjadi menyebabkan timbulnya lahan kritis, ancaman terhadap kehidupan flora dan fauna, dan kekeringan.
Pencemaran lingkungan dapat terjadi terhadap air, tanah, dan udara. Pada umumnya, pencemaran air dan tanah terjadi karena pembuangan limbah-limbah industri dan biasanya terjadi di perkotaan. Adapun pencemaran udara terjadi karena hasil pembakaran bahan bakar. Kasus-kasus pencemaran perairan telah sering terjadi karena pembuangan limbah industri ke dalam tanah, sungai, danau, dan laut. Kebocoran-kebocoran pada kapal-kapal tanker dan pipa-pipa minyak yang menyebabkan tumpahan minyak ke dalam perairan menyebabkan kehidupan di tempat itu terganggu, banyak ikan-ikan yang mati, tumbuh-tumbuhan yang terkena genangan minyak pun akan musnah pula.
Masyarakat yang mempunyai mata pencarian menangkap ikan seperti nelayan terimbas pula dampak negatifnya, yaitu berkurangnya jumlah tangkapan ikan yang mereka peroleh. Masalah lain yang muncul adalah perladangan hutan secara liar oleh penduduk. Akibatnya keanekaan flora dan fauna hutan menurun drastis, serta manfaat hutan bagi manusia pun terganggu bahkan hilang sama sekali.
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, sering kali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
B. Faktor-faktor Kerusakan Lingkungan Akibat Ulah Manusia
Penggundulan hutan merupakan salah satu contoh kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pertanian ladang berpindah. Tempat yang ditinggalkan menjadi kurang subur dan ditumbuhi alang-alang. Akibatnya saat musim hujan akan terjadi proses pengikisan tanah permukaan yang intensif.
1. Perikanan
Cara penangkapan ikan yang salah, sepeti menggunakan pukat harimau juga menyebabkan kian berkurangnya jenis-jenis ikan tertentu didaerah perairan. Terlebih lagi jika menggunakan bahan peledak, tidak hanya ikan yang mati tetapi larva dan ikan kecil lainnya ikut mati.
2. Teknologi dan Industri
Penggunaan traktor memang mempermudah dan mempercepat pembajakan sawah, namun ada hal lain yang terbawa seperti sisa bahan bakar, buangan oli, dsb. Hal tersebut biasa merusak lingkungan.
C. Jenis-jenis Kerusakan Lingkungan Akibat Ulah Manusia
1. Kerusakan Sungai
- Pembuangan limbah industri ke perairan.
- Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai, seperti air cucian, air bekas MCK.
- Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
- Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke perairan.
- Penggunaan racun dan bahan peledak.
- Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai.
- Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas pantai.
2. Kerusakan Terumbu Karang
Pada saat sekarang ini sudah banyak laporan atas dasar rusaknya terumbu karang, terumbu karang yang memanjang di lautan adalah keajaiban bawah air dengan warna yang berpendar berbentuk fantastis telah dicampur tangani oleh tangan-tangan kotor manusia. Berbagai macam tekanan termasuk lumpur akibat penggundulan hutan dan polusi pantai akibat padatnya pengunjung pantai, yang mencekik mereka, dan pengambilan berlebihan oleh para pencari karang, nelayan, dan turis yang merusak dan mengurasnya.
3. Kerusakan Hutan
Bencana alam banjir datang saat musim penghujan. Air yang meluap dari sungai sampai terkena banjir merugikan harta bahkan jiwa. Masalah yang datang ketika kemarau adalah kekeringan, semua masalah itu terjadi karena kerusakan hutan. Hutan yang masih alami mempunyai pohon-pohon yang lebat dan perakaran yang baik dapat menyerap air ketika hujan datang dan menyimpannya dalam tanah di celah-celah perakaran, secara perlahan melepasnya melalui aliran sungai.
Fungsi hutan dalam mengendalikan fluktuasi debit air sungai sehingga saat hujan lebat tidak lebat dan pada saat kemarau tidak kekeringan. Hutan berfungsi dalam proses hidrologi mengatur tata air dan menjaga ketersediaan air bagi makhluk hidup. Kerusakan hutan adalah berkurangnya luasan areal hutan karena kerusakan ekosistem hutan, pengertian ini sering juga disebut degradasi hutan.
4. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran didefinisikan sebagai suatu gejala masuknya zat-zat atau komponen lain ke dalam lingkungan atau ekosistem alami sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu. Macam-macam pencemaran lingkungan antara lain:
a. Pencemaran Air
Air merupakan kebutuhan vital yang sehari-hari dikonsumsi manusia dan makhluk hidup lainnya. Jika tercemar, air tidak akan dapat digunakan lagi oleh makhluk hidup, baik untuk keperluan rumah tangga, industri maupun pertanian. Jika kita menggunakan air yang tercemar, hal tersebut akan menyebabkan munculnya berbagai jenis penyakit, bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan rasa, bau, dan warna. Pencemaran air dapat disebabkan oleh beberapa kegiatan, misalnya kegiatan rumah tangga, pertanian, dan industri.
b. Pencemaran Udara
Asap tersusun atas partikel-partikel kecil karbon dan tar yang berasal dari pembakaran batu bara di pusat-pusat pembangkit tenaga listrik atau di rumah-rumah. Di dalam tar mengandung terkandung bahan-bahan kimia penyebab kanker. Kabut asap adalah kabut tipis yang terjadi di kota-kota dengan iklim tertentu. Kabut asap mengiritasi mata dan paru-paru, serta merusakkan tumbuhan. Kabut asap terbentuk ketika cahaya matahari dan ozon di udara bereaksi dengan oksida nitrogen serta hidrokarbon dari gas buangan kendaraan bermotor.
Karbon monoksida dihasilkan oleh gas buangan mobil dan truk. Jika tertutup, karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin dalam darah membentuk senyawa yang stabil yaitu Carboxyhemoglobin (HbCO). Karbon dioksida dibutuhkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Gas karbon dioksida yang ada di udara selain berasal dari proses alam, seperti respirasi makhluk hidup, dekomposisi bahan organik, fermentasi, pelapukan batuan, dan pengaruh magma di permukaan tanah, juga berasal dari bekas pembakaran manusia.
c. Pencemaran Tanah
Tanah merupakan substansi yang menyusun kerak bumi. Mineral-mineral yang terkandung dalam tanah menjadi sumber kehidupan tumbuhan. Yang dimaksud dengan pencemaran tanah adalah suatu dampak limbah rumah tangga, industri dan penggunaan pestisida yang berlebihan pada tanah. Pestisida adalah substansi yang digunakan untuk mengontrol organisme yang mengganggu tanaman hasil usaha manusia yang terlibat dalam penyebaran penyakit.
d. Pencemaran Suara
Pencemaran suara menimbulkan efek psikologis dan kesehatan bagi manusia, antara lain, meningkatkan detak jantung, penurunan pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing damaged), susah tidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres. Pencemaran suara adalah tingkat kebisingan yang memiliki kekuatan > 80 desibel. Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, mesin kereta api, mesin jet pesawat, dan instrumen musik.
D. Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Ulah manusia
Kerusakan lingkungan akan mengganggu berbagai aspek kehidupan manusia, di antaranya adalah terganggunya keanekaragaman hayati yang meliputi flora dan fauna. Dewasa ini tercatat berbagai jenis satwa liar di Indonesia yang kondisinya sangat mengkhawatirkan karena kerusakan habitat satwa dan adanya perburuan liar. Salah satu fauna yang hampir punah adalah Banteng Jawa (Bos javanicus), kendati satwa ini telah dilindungi undang-undang di Indonesia, berdasarkan peraturan perlindungan binatang liar 1931, namun nasib kelangsungan satwa ini belum dapat dijamin.
Kerusakan habitat asli Banteng Jawa terjadi di Hutan Pangandaran, Jawa Barat, dan terus berlangsung di beberapa tempat lain sehingga fauna ini hampir tidak memiliki habitatnya lagi. Jenis mamalia langka lainnya, yaitu Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) mengalami nasib yang serupa. Hal ini diakibatkan oleh maraknya aksi pembabatan hutan, pemasangan perangkap berat, dan pemburuan diam-diam yang terjadi di wilayah hutan Sumatera Barat. Sehingga hal ini sangat mengancam terhadap keselamatan satwa langka yang telah dilindungi undang-undang itu.
Jenis-jenis burung di alam tak luput juga dari gangguan manusia. Sebut saja misalnya Jalak Putih Bali, jenis-jenis burung Cendrawasih dan Gelatik Jawa. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang merupakan burung endemis di Bali Barat dan telah dilindungi undang-undang di Indonesia, nasibnya terus terancam akibat gangguan yang cukup serius dan tak henti dari ulah manusia, yaitu adanya perburuan liar dan perusakan habitat sebagai tempat tinggalnya di daerah-daerah hutan. Perburuan liar banyak dilakukan oleh penduduk, karena jenis burung itu laku dijual mahal di pasar-pasar burung di kota sehingga para pemburu liar ini mendapat penghasilan yang cukup besar dari memperdagangkan burung itu. Gangguan populasi burung tersebut juga diperberat lagi oleh perusakan habitat melalui penebangan kayu secara liar yang dilakukan penduduk untuk kebutuhan kayu bakar rumah tangganya atau untuk dijual.
Nasib serupa juga menimpa berbagai jenis burung Cendrawasih di Irian Jaya (Papua) yang kini terancam punah akibat kerusakan hutan yang merupakan habitat burung tersebut. Penyebab lainnya adalah perburuan liar secara besar-besaran oleh orang yang tidak bertanggung jawab, yang menjerat burung malang tersebut dengan menggunakan jaring di udara. Jaring-jaring biasanya dipasang dengan diikatkan pada ranting-ranting kayu persis pada wilayah lalu lintas burung di udara. Sehingga ribuan ekor jenis-jenis burung Cendrawasih, kakaktua hitam, kakaktua putih dan nuri dapat ditangkap dan kemudian diselundupkan ke kota-kota untuk diperjualbelikan.
Uraian di atas menunjukkan betapa besar dan luasnya kerusakan lingkungan yang mengancam pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan. Selain fauna Indonesia yang mulai punah akibat kerusakan lingkungan, keanekaragaman hayati lain yang terganggu adalah flora asli Indonesia. Banyak spesies pohon yang di tebang untuk keperluan pembangunan dan digunakan sebagai keperluan rumah tangga, contohnya seperti Pelalar atau Meranti Jawa (Dipterocarpus littoralis) yang telah punah, dulunya tanaman ini merupakan tanaman endemis Nusakambangan. Tanaman tersebut dieksploitasi besar-besaran untuk keperluan konstruksi pembangunan dan diperjual belikan di pasaran sehingga dapat berakibat pula pada kepunahan tanaman. Akibat dari penebangan liar ini lingkungan alam yang awalnya seimbang menjadi tidak seimbang bahkan banyak warga Indonesia yang tidak mengetahui lagi tanaman Meranti Jawa.
E. Upaya Pelestarian Lingkungan
Usaha-usaha pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian bumi tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup. Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara lain meliputi hal-hal berikut ini:
- Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
- Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri.
- Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
- Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991.
- Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini.
- Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang.
- Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.
- Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul, serta melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga.
- Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan.
- Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-besaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bumi sebagai bagian yang mutlak dari kehidupan manusia memiliki tiga unsur penting yaitu unsur hayati (biotik), unsur sosial budaya, dan unsur fisik (abiotik). Urgensi lingkungan hidup bagi kehidupan manusia dapat sebagai tempat tinggal, tempat mencari makan, tempat beraktivitas dan sebagai tempat hiburan. Tetapi semuanya itu tidak dapat di lakukan jika lingkungan itu rusak, baik faktor dari alam maupun faktor dari manusia sendiri. Untuk itu kita harus melakukan berbagai upaya agar lingkungan kita bersih dan layak ditempati.
Kerusakan lingkungan akan mengganggu berbagai aspek kehidupan manusia, di antaranya adalah terganggunya keanekaragaman hayati yang meliputi flora dan fauna. Dewasa ini tercatat berbagai jenis satwa liar di Indonesia yang kondisinya sangat mengkhawatirkan karena kerusakan habitat satwa dan adanya perburuan liar.
Usaha-usaha pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian bumi tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup.
B. Saran
Diharapkan peran serta berbagai pihak untuk melestarikan lingkungan sekitar, agar kita dapat memiliki lingkungan yang bersih dan layak untuk ditempati.
DAFTAR PUSTAKA
http://bayu-jaellani.blogspot.co.id/2013/04/kerusakan-lingkungan-dan-dampaknya.html
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4072
https://amiroelspesga.wordpress.com/2011/11/10/makalah-kerusakan-lingkungan-hidup.html
http://baginikmat.blogspot.co.id/2015/11/makalah-kerusakan-lingkungan-hidup.html
http://tri-chem-edu.blogspot.co.id/2012/01/akibat-kerusakan-lingkungan.html.