Makalah Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul Makalah Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, April 2024
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terletak dalam posisi silang yang strategis dilihat dari kedudukan geografisnya. Di posisi silang mobilitas dunia tersebut, Indonesia banyak mendapat keuntungan yang didapat dalam perkembangannya. Namun tidak hanya itu, pengaruh-pengaruh negatif dan penetrasi ideologi asing yang datang dari luar.

Tidak hanya ideologi liberalisme dari bangsa barat atau komunisme dari Rusia atau China tetapi masih banyak yang lain dan itu kurang sesuai dengan kepribadian bangsa. Hal itu tentunya akan menjadi ancaman tantangan yang langsung dan tidak langsung dapat membahayakan identitas integritas bangsa. Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai pulau dengan keanekaragaman suku, bangsa, budaya, dsb.

Oleh karena itu, untuk bertahan mempertahankan kelangsungan hidup bangsa harus kita miliki ketahanan nasional untuk tetap menggalang persatuan dan kesatuan untuk menangkal masuknya pengaruh-pengaruh negatif yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:

  1. Apa yang menjadi ancaman integrasi nasional di bidang ideologi?
  2. Kenapa liberalisme menjadi ancaman integrasi nasional di bidang ideologi?
  3. Apa akibat dari ancaman integrasi nasional di bidang ideologi?
  4. Bagaimana strategi mengatasi ancaman integrasi nasional di bidang ideologi?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi

Pancasila sebagai sebuah ideologi bangsa Indonesia masih rawan terhadap berbagai ancaman. Salah satunya dari paham komunisme yang bersembunyi di balik semboyan demokrasi. Upaya sejumlah pihak untuk mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis telah berulang kali terjadi di Indonesia terhitung sejak 1926, 1946, 1948, dan 1965. Beruntung setiap aksinya, Indonesia berhasil diselamatkan Tuhan YME dan keteguhan masyarakat menjalankan Pancasila sehingga upaya tersebut gagal. Meski tidak lagi muncul sebagai sebuah partai karena tidak diperbolehkan lagi, namun ideologi komunis hingga kini masih ada dan berkembang di Indonesia.

Dalam penafsiran demokrasi misalnya, kelompok tersebut menganggap semua hal bisa dibentuk termasuk mewujudkan ideologi komunis. Semua cara mereka lakukan untuk itu, meski tidak seluruhnya nyata tapi sangat terasa keberadaannya. Karenanya, peran negara sangat penting dengan memegang teguh undang-undang. Paham komunisme seperti penyakit menular yang terus menyebarkan pengaruhnya. Hal ini harus dicegah, bila tidak maka banyak yang akan menjadi korban. Berdasarkan penelitian literatur yang dilakukannya dalam kurun waktu 74 tahun, penyebaran paham komunis di 76 negara telah membunuh 120 juta manusia. Artinya, sebanyak 4.500 orang per hari dibunuh. Tidak ada ideologi di dunia seperti itu, Hitler saja kalah karena cuma 1/3. Ini bukan ideologi tapi penyakit menular.

Pelarangan ini tidak bisa dikatakan melanggar hak asasi manusia sebab, negara harus menjamin keselamatan rakyatnya. Di Italia, partai fasis dilarang. Begitu juga di Jerman yang melarang paham Nazi dan komunis. Negara punya tanggung jawab menjelaskan dampak dari paham komunis kepada generasi penerus bangsa. Salah satunya melalui pendidikan. Kurangnya pemahaman generasi muda terhadap paham komunis, karena belum maksimalnya sistem pendidikan yang ada.

Bukan hanya paham komunisme yang harus diwaspadai, tapi juga kapitalisme dan liberalisme. Paham tersebut memengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat tanpa disadari. Hal itu dapat dilihat dari perubahan perilaku dan sikap nasionalisme. Ancaman terhadap ideologi Pancasila akan selalu datang dalam bentuk beragam. Kalau komunisme jadi ancaman maka kapitalisme dan imperialisme juga adalah musuh bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia belum sepenuhnya terbebas dari pengaruh paham lainnya, misalnya pengaruh liberalisme. Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung mengarah pada kehidupan liberal yang menekankan pada aspek kebebasan individual. Sebenarnya, liberalisme yang disokong oleh Amerika Serikat tidak hanya memengaruhi bangsa Indonesia, akan tetapi hampir semua negara di dunia. Hal ini sebagai akibat dari era globalisasi.

Globalisasi ternyata mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa manusia ke arah kemajuan dan kemakmuran. Tidak jarang hal ini memengaruhi pikiran masyarakat Indonesia untuk tertarik pada ideologi tersebut. Akan tetapi, pada umumnya, pengaruh yang diambil justru yang bernilai negatif, misalnya gaya hidup yang diliputi kemewahan, pergaulan bebas, dan sebagainya. Hal tersebut tentu saja apabila tidak diatasi akan menjadi ancaman bagi kepribadian bangsa Indonesia yang sesungguhnya.

B. Contoh Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi

Ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi adalah ancaman yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan pemikiran masyarakat suatu negara sehingga akan mengancam terhadap dasar falsafah negara yaitu Pancasila. Contoh ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi adalah liberalisme.

Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mengusahakan suatu masyarakat yang dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu, pembatasan kekuasaan, khususnya dari pemerintah dan agama, perlindungan dan penegakan hukum, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, yang di dalamnya hak-hak kaum minoritas dijamin. Dalam masyarakat modern, kaum liberal lebih menyukai demokrasi liberal dengan pemilihan umum yang terbuka dan adil, di mana semua warga negara mempunyai hak yang sederajat oleh hukum dan mempunyai kesempatan yang sama untuk berhasil.

Menjelang tahun 1930-an, liberalisme mulai berkembang tidak hanya meliputi kebebasan berpolitik saja, tetapi juga mencakup kebebasan-kebebasan di bidang lainnya; misalnya ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Tahun 1941, Presiden Franklin D. Roosevelt mendeklarasikan empat kebebasan, yakni kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech), kebebasan beragama (freedom of religion), kebebasan dari kemelaratan (freedom from want), dan kebebasan dari ketakutan (freedom from fear).

Menurut Syamsuddin Arif, Ph.D, Liberalisme dapat berkembang ke segala aspek kehidupan. Di zaman Pencerahan, kaum intelektual dan politisi Eropa menggunakan istilah liberal untuk membedakan diri mereka dari kelompok lain. Sebagai adjektif, kata ‘liberal’ dipakai untuk menunjuk sikap anti feodal, anti kemapanan, rasional, bebas merdeka (independent), berpikiran luas lagi terbuka (open-minded) dan, oleh karena itu, hebat (magnanimous).

  1. Dalam politik, liberalisme dimaknai sebagai sistem dan kecenderungan yang berlawanan dengan dan menentang ‘mati-matian’ sentralisasi dan absolutisme kekuasaan. Munculnya republik-republik menggantikan kerajaan-kerajaan konon tidak terlepas dari liberalisme ini.
  2. Di bidang ekonomi, liberalisme merujuk pada sistem pasar bebas dimana intervensi pemerintah dalam perekonomian dibatasi jika tidak dibolehkan sama sekali. Dalam hal ini dan pada batasan tertentu, liberalisme identik dengan kapitalisme.
  3. Di wilayah sosial, liberalisme berarti emansipasi wanita, penyetaraan gender, pupusnya kontrol sosial terhadap individu dan runtuhnya nilai-nilai kekeluargaan. Biarkan wanita menentukan nasibnya sendiri, sebab tak seorang pun kini berhak dan boleh memaksa ataupun melarangnya untuk melakukan sesuatu.
  4. Dalam urusan agama, liberalisme berarti kebebasan menganut, meyakini, dan mengamalkan apa saja, sesuai kecenderungan, kehendak dan selera masing-masing. Bahkan lebih jauh dari itu, liberalisme mereduksi agama menjadi urusan privat.

Bagi bangsa Indonesia, terutama Pancasila, liberalisme merupakan ancaman. Pendapat J. Kartini Soedjendro, “Dunia yang menghadirkan gerak globalisasi dan universalitas nilai-nilai liberalisme telah menciptakan perubahan yang begitu besar dalam tata cara pergaulan internasional.” Dampaknya telah dirasakan oleh semua negara di dunia termasuk Indonesia. Atas kenyataan ini sikap politik yang harus diambil suatu bangsa sangat bergantung dari ideologi yang dianut.

Bagi bangsa Indonesia, liberalisme jelas merupakan ideologi yang dapat mengancam kelangsungan kebangsaan Indonesia karena secara material, di dalamnya terkandung nilai-nilai sosial-politik yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sikap politik bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita, berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

C. Akibat dari Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi

Ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi dapat berakibat antara lain:

  1. Melemahnya pemahaman masyarakat tentang ideologi bangsa yaitu Pancasila, sehingga mengakibatkan perilaku masyarakat tidak mencerminkan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,
  2. Timbulnya gerakan separatis karena perbedaan ideologi, serta
  3. Rusaknya etika dan moral bangsa.

D. Strategi Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi

Untuk mengatasi ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi, dapat dilakukan dengan:

  1. Memahami lebih dalam arti penting Pancasila sebagai ideologi negara,
  2. Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat dari hal-hal yang kecil hingga yang besar,
  3. Meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi usaha pemecah belahan dari luar,
  4. Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas, dan
  5. Menyebarkan dan memasyarakatkan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ancaman integrasi nasional di bidang ideologi adalah ancaman yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan pemikiran masyarakat suatu negara sehingga akan mengancam terhadap dasar falsafah negara yaitu Pancasila.

Bagi bangsa Indonesia, terutama Pancasila, Liberalisme merupakan ancaman. Dunia yang menghadirkan gerak globalisasi dan universalitas nilai-nilai liberalisme telah menciptakan perubahan yang begitu besar dalam tata cara pergaulan internasional. Dampaknya telah dirasakan oleh semua negara di dunia termasuk Indonesia. Atas kenyataan ini sikap politik yang harus diambil suatu bangsa sangat bergantung dari ideologi yang dianut.

Bagi bangsa Indonesia, liberalisme jelas merupakan ideologi yang dapat mengancam kelangsungan kebangsaan Indonesia karena secara material, di dalamnya terkandung nilai-nilai sosial-politik yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sikap politik bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita, berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

B. Saran

  1. Sebagai warga negara Indonesia kita harus benar-benar memahami falsafah negara kita yaitu Pancasila.
  2. Jangan mudah terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran orang barat yang berbeda ideologinya dengan kita. Karena etika dan moral bangsa kita berbeda.
  3. Kita harus pintar-pintar menyeleksi media masa dan partai politik.

DAFTAR PUSTAKA

Nuh, Mohammad. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

http://softilmu.blogspot.com/2013/12/pengertian-dan-fungsi-ideologi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi

http://blogcintailmu.blogspot.co.id/2016/11/bahaya-komunis-dan-liberalis-terhadap.html

http://fahimahalkayyis.blogspot.co.id/2015/05/ancaman-integrasi-nasional-dalam-bidang.html

Download Contoh Makalah Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi.docx