KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Pengangguran ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Sosiologi yang berjudul Makalah Pengangguran ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Pengangguran ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Pengangguran ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Indonesia, November 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengangguran tidak terlepas dari jenis-jenis permasalahan makro ekonomi yang berdampak besar dan cara mengatasinya pun relatif sulit. Pengangguran adalah isu makro yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan masalah yang paling berat. Bagi kebanyakan orang, kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis. Jadi, tidaklah mengejutkan jika pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan mereka sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu menciptakan lapangan kerja.
Para ekonom mempelajari karakteristik pengertian pengangguran untuk mengidentifikasi penyebabnya dan untuk membantu memperbaiki kebijakan publik yang mempengaruhi pengangguran. Sebagian dari kebijakan tersebut seperti program pelatihan kerja, dan membantu orang mendapatkan pekerjaan. Kebijakan lainnya seperti asuransi pengangguran serta membantu mengurangi kesulitan yang dialami para pengangguran. Akan tetapi, tetap saja kebijakan yang dilakukan malah akan memunculkan pengangguran lainnya. Misalnya undang-undang yang menetapkan upah minimum yang tinggi cenderung akan meningkatkan pengangguran di kalangan angkatan kerja yang kurang terdidik dan kurang berpengalaman.
B. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan pengangguran?
- Bagaimana analisis terhadap pengangguran?
- Apa saja jenis-jenis pengangguran?
- Apa saja faktor penyebab pengangguran?
- Bagaimana dampak pengangguran terhadap ekonomi suatu negara, masyarakat, dan individu yang mengalaminya?
- Bagaimana upaya pemerintah dalam menanggulangi pengangguran?
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian, analisis, jenis, penyebab, dampak, dan upaya penanggulangan pengangguran.
D. Manfaat
Agar para siswa dapa memahami masalah pengangguran dan sebagai pencegahan bagai siswa untuk masa yang akan datang supa tidak menjadi pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran sering kali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah sosial lainnya.
B. Analisis Pengangguran
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Jumlah pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta tidak didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau keengganan untuk menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk mendapatkan lapangan kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja. Sebenarnya, kalau seseorang menciptakan lapangan kerja, menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk diri sendiri akan berdampak positif untuk orang lain juga, misalnya dari sebagian hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk membantu orang lain walau sedikit saja.
C. Jenis-jenis Pengangguran
1. Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi tiga macam:
a. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)
Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b. Pengangguran Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
2. Berdasarkan Penyebab Terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi sembilan macam:
a. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran yang disebabkan adanya kesulitan mempertemukan antara pihak yang membutuhkan tenaga kerja dengan pihak yang memiliki tenaga kerja (angkatan kerja).
b. Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)
Pengangguran struktural (structural unemployment) adalah pengangguran yang disebabkan oleh penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
c. Pengangguran Teknologi (Technology Unemployment)
Pengangguran teknologi (technology unemployment) adalah pengangguran yang disebabkan perkembangan/pergantian teknologi. Perubahan ini dapat menyebabkan pekerja harus diganti untuk bisa menggunakan teknologi yang diterapkan.
d. Pengangguran Kiknikal
Pengangguran kiknikal adalah pengangguran yang disebabkan kemunduran ekonomi yang menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua pekerja yang ada. Contoh penyebabnya, karena adanya perusahaan lain sejenis yang beroperasi atau daya beli produk oleh masyarakat menurun.
e. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat siklus ekonomi yang berfluktuasi karena pergantian musim. Umumnya pada bidang pertanian dan perikanan. Contohnya adalah para petani dan nelayan.
f. Pengangguran Setengah Menganggur
Pengangguran setengah menganggur adalah pengangguran di saat pekerja yang hanya bekerja di bawah jam normal (sekitar 7-8 jam per hari).
g. Pengangguran Keahlian
Pengangguran keahlian adalah pengangguran yang disebabkan karena tidak adanya lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahlian. Pengangguran jenis ini disebut juga pengangguran tidak kentara dikarenakan mempunyai aktivitas berdasarkan keahliannya tetapi tidak menerima uang. Contohnya adalah anak sekolah (siswa) atau mahasiswa. Mereka adalah ahli pencari ilmu, tetapi mereka tidak menghasilkan uang dan justru harus mengeluarkan uang atau biaya, misalnya harus membeli paket buku LKS atau membayar biaya kursus yang diselenggarakan oleh sekolahnya sendiri. Contoh lainnya adalah (misalnya) seorang pelatih pencak silat yang tidak meminta gaji dari organisasinya. Pengangguran tidak kentara ini, juga bisa disebut sebagai pengangguran terselubung.
h. Pengangguran Total
Pengangguran total adalah pengangguran yang benar-benar tidak mendapat pekerjaan, karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak adanya peluang untuk menciptakan lapangan kerja.
i. Pengangguran Unik
Pengangguran unik adalah pekerja yang menerima gaji secara rutin tanpa pemotongan, tetapi di tempat kerjanya hanya sering diisi dengan bercerita sesama pekerja karena minimnya pekerjaan yang harus dikerjakan. Hal ini disebabkan karena tempat kerjanya kelebihan tenaga kerja. Pengecualian untuk pegawai atau petugas pemadam kebakaran atau penanggulangan bencana alam. Pegawai atau petugas seperti demikian tenaganya harus disimpan dan dipersiapkan secara khusus jika ada pelatihan atau simulasi atau harus diterjunkan pada situasi sebenarnya.
D. Penyebab Pengangguran
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pengangguran dalam perekonomian suatu negara adalah:
1. Turunnya Output dan Pengeluaran Total
Jika output dan pengeluaran total menurun, maka permintaan terhadap tenaga kerja sangat rendah. Ini artinya sama dengan terjadi peningkatan pengangguran. Hal ini terjadi ketika kemampuan ekonomi suatu negara lebih rendah dari kemampuan yang seharusnya dicapai. Ketika siklus perekonomian sedang menurun, maka para pencari pekerjaan dipaksa untuk menganggur karena terlalu banyaknya tenaga kerja yang ingin bekerja, namun pekerjaan itu tidak tersedia. Pengangguran yang disebabkan oleh turunnya output dan pengeluaran total ini disebut dengan pengangguran cyclical.
2. Tidak Sebandingnya Penawaran dengan Permintaan Pekerja
Ketidaksebandingan dapat terjadi karena permintaan terhadap satu jenis tenaga kerja meningkat, sedangkan permintaan untuk jenis lainnya menurun, sementara penawaran tidak cukup mampu menyesuaikannya. Para pekerja tidak diperkerjakan bukan karena sedang mencari perkerjaan yang paling cocok dengan keahlian mereka, namun pada tingkat upah berlaku, penawaran tenaga kerja melebihi permintaannya. Ketika terjadi perubahan struktur agraris ke struktur industri, maka permintaan tenaga kerja tidak serta merta dapat dipenuhi oleh penawaran tenaga kerja. Pengangguran yang disebabkan oleh tidak sebandingnya penawaran dengan permintaan pekerja disebut pengangguran struktural.
3. Waktu yang Dibutuhkan untuk Mencari Pekerjaan
Para pekerja memiliki preferensi serta kemampuan yang berbeda, dan pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda. Mencari pekerjaan yang tepat membutuhkan waktu dan usaha. Hal ini cenderung mengurangi tingkat perolehan kerja. Pekerjaan yang berbeda membutuhkan keahlian yang berbeda dan memberikan upah yang juga berbeda. Para penganggur mungkin tidak menerima atau menolak pekerjaan ini. Dan mencari pekerjaan lainnya yang lebih cocok dengan keahlian dan upahnya.
Ketika sebagian pekerja ingin berpindah atau bergeser atau mencari pekerjaan yang lebih baik dengan meninggalkan pekerjaan lamanya, maka pekerja ini untuk sementara menganggur. Para pekerja ini mencoba mencari pekerjaan dengan upah dan keahlian yang lebih cocok. Para pekerja ini menganggur sambil mencari pekerjaan, dan dengan sukarela meluangkan waktu untuk mencari perkerjaan yang cocok. Pengangguran yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan disebut pengangguran friksional.
4. Perubahan Teknologi
Teknologi selalu berkembang dan ini membutuhkan tenaga kerja yang mampu menyesuaikan perkembangan teknologinya. Sebagian perkerjaan memang digantikan oleh mesin yang membutuhkan operator lebih sedikit. Sehingga jumlah tenaga kerja untuk suatu pekerjaan yang dapat digantikan oleh mesin tersebut menjadi berkurang. Teknologi telah mampu membuat mesin yang dapat menggantikan sebagian pekerjaan manusia. Dengan kata lain, perkembangan teknologi telah mengurangi kesempatan para pencari kerja yang tidak mampu mengadaptasi perkembangan ilmu dan teknologinya.
E. Dampak Pengangguran
1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian Suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengangguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
a. Masyarakat tidak Dapat Memaksimalkan Tingkat Kemakmuran yang Dicapainya
Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
b. Pendapatan Nasional yang Berasal dari Sektor Pajak Berkurang
Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
c. Tidak Menggalakkan Pertumbuhan Ekonomi
Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.
2. Dampak Pengangguran Terhadap Masyarakat dan Individu yang Mengalaminya
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
- Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian.
- Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan.
- Pengangguran dapat meningkatkan angka kriminalitas.
- Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
- Pengangguran dapat meningkatkan angka kemiskinan.
F. Upaya Penanggulangan Pengangguran
1. Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP)
Untuk menanggulangi pengangguran maka dilakukan Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) dengan mengerahkan semua unsur-unsur dan potensi di tingkat nasional dan daerah untuk menyusun kebijakan dan strategi serta melaksanakan program penanggulangan pengangguran. Salah satu tolok ukur kebijakan nasional dan regional haruslah keberhasilan dalam perluasan kesempatan kerja atau penurunan pengangguran dan setengah pengangguran.
Gerakan tersebut dicanangkan dalam satu Deklarasi GNPP yang diadakan di Jakarta 29 Juni 2004. Dalam deklarasi itu ditegaskan, bahwa untuk itu, sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan Koordinasi Perluasan Kesempatan Kerja.
Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam kesepakatan GNPP tersebut, menunjukkan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa terhadap masalah ketenagakerjaan, utamanya upaya penanggulangan pengangguran. Menyadari bahwa upaya penciptaan kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak pemerintah baik pusat maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Oleh karena itu, dalam penyusunan kebijakan dan program masing-masing pihak, baik pemerintah maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya.
2. Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran
Masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 Pasal 27 Ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu:
- Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS, dan pihak lainnya.
- Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.
- Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur seperti PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT. Jamsostek). Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus secara teknis dan rinci.
- Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
- Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi ke berbagai negara untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan Pariwisata Berkelanjutan dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.
- Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh: PT. Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL Indonesia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
- Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisir pernikahan pada usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.
- Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh pemerintah pusat dan daerah.
- Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi. Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.
- Segera mengembangkan Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Indonesia dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Dapat dipastikan bahwa ternyata pengangguran berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, masyarakat dan kehidupan sosial. Karena pengangguran memberikan dampak negatif langsung bagi perekonomian, dan lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan nasional yang akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
B. Saran
Sebaiknya pemerintah dan masyarakat bisa saling berkontribusi satu sama lain agar pengangguran dan dampak pengangguran berkurang, salah satunya dengan berusaha dan serius untuk mengatasi pengangguran itu sendiri, membuka lapangan pekerjaan, dan cara-cara lainnya untuk mengatasi pengangguran itu.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan.1997. Matematika Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers.
Baridwan, Zaki. 1984. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPEE.
Budiono, Dr. 2002. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPEE.
Chotib, Dzazuli, Suharmo, Tri, Abubakar, Catio. 2007. Ekonomi. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
Muliawati, Weni. 2007. Ekonomi untuk Siswa Kelas XI SMA-MA. Bandung: Acarya Media Utama.
Ritonga, MT, dkk. 2007. Ekonomi untuk SMA Kelas XI. Jakarta : PT. Phibeta Aneka Gama.